30
E. Pengamatan
Menurut WHO 2005, setiap perlakuan diamati pada 11 interval waktu yaitu pada menit ke-5, ke-10, ke-20, ke-40, ke-60, ke-120, ke-240, ke-480, ke-
1440, ke-2880, dan ke-4320 setelah diberi perlakuan dengan menghitung jumlah larva yang mati disetiap interval waktu pengamatan tersebut. Dan
jumlah larva yang mati di setiap menitnya dikalkulasikan.
F. Analisis Data
Hasil pengamatan yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan ANOVA, agar dapat mengetahui adanya perbedaan rata-rata kematian larva nyamuk di
setiap perlakuan yang diberikan. Kemudian dilakukan uji lanjut dengan BNT Beda Nyata Terkecil karena ada perbedaan kematian larva nyamuk pada
setiap perlakuan.
Dilakukan uji dengan menggunakan analisis Probit untuk mengetahui nilai Lethal Concentration LC
50
dan LC
90
dan Lethal Time LT
50
dan LT
90
dari
ekstrak daun pepaya Carica papaya L..
V. KESIMPULAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Ekstrak daun pepaya Carica papaya L. dengan konsentrasi 0,6 efektif sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.
2. Nilai LC
50
ekstrak daun pepaya Carica papaya L. sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III adalah 0,9 pada menit ke-1440 ;
0,8 pada menit ke- 2880 dan ke-4320, sedangkan nilai LC
90
belum dapat dicapai dengan konsentrasi ekstrak daun pepaya yang digunakan.
3. Nilai LT
50
ekstrak daun pepaya Carica papaya L. sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III adalah 49,4 jam pada konsentrasi
0,8 dan 37,9 jam pada konsentrasi 1,0, sedangkan nilai LT
90
belum dapat dicapai dengan konsentrasi ekstrak daun pepaya yang digunakan
karena melebihi batas waktu pengamatan 72 jam.
48
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan agar :
1. Dilakukan penelitian dengan menggunakan bagian-bagian tumbuhan
lainnya dari tanaman pepaya Carica papaya L. seperti bunga, batang, biji dan buah.
2. Dilakukan penelitian dengan menggunakan metode pengekstrakan dan
pelarut yang berbeda untuk mendapatkan senyawa kimia lain yang berpotensi sebagai larvasida.
3. Dilakukan penelitian dengan menggunakan spesies nyamuk lainnya
sebagai bahan uji.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. 2010. Mengenal Makhluk yang Bernama “Nyamuk”. http:dhony
aditya .wordpress.com20101126mengenal-makhluk-yang-bernama- nyamuk. Diakses tanggal 22 November 2013.Pukul 14.34 WIB.
Alboneh, F. H. 2012. Uji Potensi Ekstrak Etanol Daun Pepaya Carica papaya Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Sp dengan Metode
listrik.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang. Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. UI Press.
Jakarta Anggraeni, D.S. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor
Aradilla, A.S. 2009.Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Etanol Daun Mimba
Azadira chtaindica terhadap Larva Aedes aegypti.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.
Ariyati, Tutik. 2013. Efektifitas Ekstrak Kulit Batang Pepaya Carica papaya L. sebagai Larvasida Nyamuk Aedes aegypti. Tesis.Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Jember. Borror, D.J., Tripelhorn,C.A., Johnson, N.F. 1989. An introduction to the study of
insects. Saunders College Publishing. USA. Chahaya, I. 2003. Pemberantasan Vektor Demam Berdarah di Indonesia. USU
digital library. DadangdanPrijono D. 2008.Insektisida Nabati :Prinsip, Pemanfaatan, dan
Pengembangan. Departemen Proteksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dalimarta, S danHembing, W. 1994.Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia jilid ke-3.PustakaKartini. Jakarta.
DepkesRI. 1986. Sediaan galenika.Departemen Kesehatan RI. Jakarta