Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya Matang (Carica papaya L.) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Culex sp

(1)

KARYA TULIS AKHIR

UJI POTENSI EKSTRAK BIJI PEPAYA MATANG (Carica papaya L.) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA Culex sp.

Oleh:

IIN MAI SYARAH 201110330311043

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

HASIL PENELITIAN

UJI POTENSI EKSTRAK BIJI PEPAYA MATANG (Carica papaya L.) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA Culex sp.

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh: Iin Mai Syarah 201110330311043

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir ini. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, karena atas kerja keras dan suri tauladan yang beliau berikan kita mampu menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.

Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya Matang (Carica papaya L.) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Culex sp.”, diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Mochammad Ma’roef, Sp.OG, dr. Rahayu, Sp.S, dan dr. Iwan Sis

Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Prof. dr. Hj Soebaktiningsih, DTM&H, M.Sc, Sp.ParK selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, memberi dorongan motivasi, nasihat, arahan, saran dan kesediaan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini.


(6)

vi

4. dr. Djaka Handaja, MPH., selaku dosen pembimbing II yang selalu memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, saran, kritik dan kesediaan waktunya demi kesempurnaan karya tulis akhir ini.

5. dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun saat ujian dan kesediaan waktunya di luar ujian sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sugeng Supriyadi dan Ibu Sri Maryati serta kakak Anisa Febriani, S.Kom, adik Adji Triyuwono, atas segala doa, dukungan, motivasi, dan semangat yang tidak henti-hentinya kepada penulis hingga terselesaikannya karya tulis akhir ini. Semangatku belajar untuk tercapainya cita-cita menjadi dokter tidak lain adalah karena kalian semua dan kupersembahkan karya tulis akhir ini untuk kalian.

7. Seluruh Staff TU dan Staff Lab Terpadu FK atas segala bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran.

8. Kepala dan seluruh Staff Laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Bapak A. Hasan Huda, SKM. M.Si, atas semua bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

9. UPT. Materia Medica Batu, tempat penulis melakukan proses ekstraksi dalam penelitian ini.

10.Teman-teman penulis, Ima, Nita, Tiara, Ulfa, Isla, Ocha, Intan sebagai partner dalam bimbingan karya tulis akhir ini. Gita, Rosi, Shafitri, Juwita, Fero, Putri, Dita sebagai teman yang selalu memberikan motivasi serta doa selama kuliah hingga saat ini. Teman-teman FK UMM 2011, TBMM


(7)

vii

Nurul Qolbi FK UMM PH 2013-2014, terima kasih atas dukungan, kebersamaan serta pembelajaran selama menempuh pendidikan dokter FK-UMM. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kemudahan hingga menjadi dokter yang barokah.

11.Anak-anak Ibu Bashori di Malang, Mbak Bunga, Mbak Mega, Mb Dian, Mb Atika, Mb Donna, yang selalu menemani sewaktu-waktu penulis mengalami kesulitan, terima kasih atas semua waktu dan bantuannya. 12.Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungan dan doanya dalam penyelesaian karya tulis ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf bila tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata, semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, Januari 2015


(8)

viii ABSTRAK

Iin, Mai Syarah. 2015. Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya Matang (Carica papaya L.) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Culex sp. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Prof. dr. Hj. Soebaktiningsih, DTM&H. M.Sc, Sp.ParK. Pembimbing: (II) dr. Djaka Handaja, MPH.

Latar belakang: Pengendalian penyakit filariasis masih menemui berbagai kendala. Penyakit ini diperantarai oleh nyamuk Culex sp. yang juga bertindak sebagai vektor biologis penyakit Chikungunya, dan Ensefalitis Jepang. Chikungunya termasuk penyakit yang berpotensi terjadi KLB. Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program pengendalian vektor di seluruh dunia. Penggunaan bahan kimia telah menimbulkan resistensi, sehingga perlu digunakan bahan alam yang aman bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar.

Tujuan: Mengetahui potensi ekstrak biji pepaya matang (Carica papaya L.) sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.

Metode: Penelitian ini bersifat true experiment. Digunakan 25 ekor larva Culex quinquefasciatus instar 3 dan 4 pada tiap air habitat larva yang diberi ekstrak etanol biji pepaya matang dengan 5 konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif dengan abate. Pengamatan dilakukan tiap jam selama 24 jam dengan 4 kali pengulangan.

Hasil Penelitian: Uji ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan jumah larva yang mati pada masing-masing perlakuan. Uji regresi linier didapatkan LC50 sebesar 4277,67 ppm dan LC90 sebesar dan 7611 ppm. Terjadi kematian larva Culex quinquefasciatus sebesar 21-80% akibat ekstrak biji pepaya.

Kesimpulan: Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) memiliki potensi sebagai larvasida terhadap larva Culex quinquefasciatus. Terjadi peningkatan kematian larva akibat penambahan konsentrasi ekstrak.

Kata kunci: Larva Culex sp. Larvasida, Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.), abate


(9)

ix ABSTRACT

Iin Mai Syarah. 2015. Potential Test of Ripe Papaya Seed Extract (Carica papaya L.) as Larvacides against Culex sp. Larvae. Final Project. Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Supervisor: (I)Prof. dr. Hj. Soebaktiningsih, DTM&H. M.Sc, Sp.ParK, (II)dr. Djaka Handaja, MPH. Background: There are still many problems in controlling filariasis. Transmission of filariasis mediated by Culex sp. mosquito, which also act as biological vectors for Chikungunya disease and Japanese Encephalitis. Chikungunya is one of potential disease outbreaks. Larvacide is a strategy used in many vector control programmes around the world. Chemical larvacide cause resistance, so it’s necessary to use natural plant that are safe for the human body and environment.

Objective: To analyze the potential of ripe papaya seed extract (Carica papaya L.) as larvicides against Culex sp. larvae.

Methode: This research was true experiment. Each 25 third and fourth instars Culex quinquefasciatus larvae, were exposed to the water habitat filled with ripe papaya seed extract in 5 different concentration, negative and positive control (abate). Four time repeated was done and observed every hour up to 24 hours observation.

Result: ANOVA test showed that there were significant differences of mortality each concentration. LC50 was in 4277,67 ppm and LC90 was in 7611 ppm. The ripe papaya seed extract cause Culex sp. larvae in 21-80% mortality.

Conclusion: The ripe papaya seed extract effective as larvacides against Culex quinqefasciatus larvae. The higher concentration of extract can cause more mortality of larvae.

Keyword: Larvae Culex sp., larvacides, ripe papaya seed extract (Carica papaya L.), abate


(10)

x DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. iv

ABSTRAK………... vii

ABSTRACT……….. viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR SINGKATAN…..……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

BAB I PENDAHULUAN……….……… 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 3

1.3 Tujuan………... 3

1.3.1 Tujuan Umum………. 4

1.3.2 Tujuan Khusus……… 4

1.4 Manfaat………. 4

1.4.1 Akademik……… 4

1.4.2 Bagi Masyarakat………. 4

1.4.3 Bagi Peneliti……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………..………. 6

2.1 Culex sp……….……… 6

2.1.1 Taksonomi Culex sp.……….. 6

2.1.2 Morfologi……… 6

2.1.2.1 Stadium Dewasa……… 6

2.1.2.2 Stadium Telur……….…… 8

2.1.2.3 Stadium Larva……… 9

2.1.2.4 Stadium Pupa (Kepompong)……….. 10

2.1.3 Siklus Hidup Culex sp………. 10

2.1.4 Kepentingan Medis Culex sp.…………...……….. 12

2.1.4.1 Filariasis………. 12


(11)

xi

2.1.4.3 Ensefalitis Jepang………... 16

2.1.5 Pengendalian Populasi Nyamuk Culex sp.………. 19

2.1.5.1 Secara Kimia………... 19

2.1.5.2 Secara Biologi………. 19

2.1.5.3 Secara Mekanik………... 20

2.1.6 Tempat Perindukan Nyamuk Culex sp……… 20

2.2 Buah Pepaya……….. 21

2.1.1 Klasifikasi……… 21

2.1.2 Habitat dan Penyebaran………... 21

2.1.3 Morfologi Tumbuhan……….. 22

2.1.4 Kandungan Biji Pepaya……….. 23

2.1.4.1 Alkaloid………. 24

2.1.4.2 Saponin……….. 25

2.1.4.3 Flavonoid……… 25

2.1.4.4 Tanin……….. 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS………..………….. 27

3.1 Kerangka Konsep………. 27

3.2 Hipotesis………...……… 29

BAB IV METODE PENELITIAN………. 30

4.1. Rancangan Penelitian………... 30

4.2. Lokasi dan Tempat Penelitian……….………. 30

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……….……….. 30

4.3.1 Populasi……….………. 30

4.3.2 Sampel……….………... 30

4.4. Variabel Penelitian……….…….. 32

4.5 Definisi Operasional……… 32

4.6 Bahan dan Alat Penelitian………... 33

4.6.1 Bahan Penelitian……… 33

4.6.1.1 Bahan-bahan Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya………. 33

4.6.1.2 Bahan-bahan Uji Potensi Larvasida Ekstrak Biji Pepaya… 33 4.6.2 Alat Penelitian………... 33


(12)

xii

Pepaya………...… 33

4.6.2.2 Alat-alat yang Digunakan Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya terhadap Larva Nyamuk Culex sp………. 34

4.7 Cara Kerja………. 35

4.7.1 Diagram Alur Kerja Penelitian………... 35

4.7.2 Persiapan Penelitian………...………… 37

4.7.2.1 Ekstraksi dan Evaporasi Biji Pepaya……….... 37

4.7.2.2 Persiapan Larutan Stok dan Larutan Perlakuan……… 39

4.7.2.3 Persiapan Sampel……….. 41

4.7.2.4 Pengamatan……… 42

4.8 Pengumpulan Data……… 42

4.9 Analisis Data………. 42

BAB V HASIL PENELITIAN & ANALISIS DATA…...……… 43

5.1 Hasil Penelitian………..………... 43

5.2 Analisis Data………. 46

5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas Data……….. 46

5.2.2 Uji Korelasi dan Regresi……… 47

5.2.3 Analisis Data Jumlah Larva Culex sp. yang Mati dengan Uji One-way ANOVA………... 50

5.2.4 Hasil Uji Lanjut Tukey………...…… 50

BAB VI PEMBAHASAN……… 53

BAB VII KESIMPULAN & SARAN……..…...……….. 60

7.1 Kesimpulan…..…………..………... 60

7.2 Saran……….. 60

DAFTAR PUSTAKA……… 61


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Fitokimia Biji Pepaya Matang dan Muda……….. 25

Tabel 5.1 Prosentase rata-rata jumlah larva Culex sp. yang mati dalam beberapa konsentrasi ekstrak biji pepaya……….. 43

Tabel 5.2 Jumlah larva Culex sp. yang mati selama 24 jam………. 44

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas………. 45

Tabel 5.4 Hasil Uji Homogenitas………...…………... 46

Tabel 5.5 Hasil Uji Korelasi Pearson……… 46

Tabel 5.6 Hasil Uji Oneway Anova……….. 49


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Nyamuk Dewasa Culex sp... 6

Gambar 2.2 Telur Culex sp... 8

Gambar 2.3 Telur Culex sp. (Egg Raft) ... 8

Gambar 2.4 Larva Culex sp. ... 9

Gambar 2.5 Pupa Culex sp…... 10

Gambar 2.6 Siklus Hidup Culex sp. ... 10

Gambar 2.7 Siklus Hidup Filaria…... 12

Gambar 2.8 Tumbuhan Pepaya... 20

Gambar 2.9 Biji Pepaya... 22

Gambar 5.1 Grafik Rata-rata Jumlah Larva yang Mati pada Jam ke 24... 43


(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

cAMP : Cyclic Adenosine Monophosphate. DBD : Demam Berdarah

DDT : Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane ELISA : Enzyme-Linked Immunosorbent Assay HI : hemagglutiantion inhibition

Ig M : Imunogloblulin M IgG : Imunoglobulin G KLB : Kejadian Luar Biasa LC50 : Lethal Concentration 50% LC90 : Lethal Concentration 90% ml : mililiter

mm : millimeter nm : nanometer ppm : Part per million RNA : Ribonucleic Acid Sig : Significance sp. : species

SPSS : Statistical Product and Service Solutions

um : micrometer


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penelitian……….. 66

Lampiran 2 Hasil Analisis Data………. 69

Lampiran 3 Surat Keterangan Proses Ekstrak Biji Pepaya………... 74

Lampiran 4 Surat Keterangan Determinasi……… 75

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian……… 76

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian di Surabaya……….. 77

Lampiran 7 Lembar Konsultasi Tugas Akhir……… 78


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Aan Yudha Nugraha. 2011. Perkembangan Lanjut Embrio Nyamuk (Culex sp.) Dengan Pemberian Efek Teratogen Berupa Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Karya Tulis Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jambi.

Afolabi, IS. G.D. Marcus, T.O. Olanrewaju, and V. Chizea. 2011. Biochemical Effect of Some Food Processing Methods on The Health Promoting Properties of Under-Utilizied Carica papaya Seed. Journal of Natural Products Vol.4. pp: 17-24.

Agus Kardinan. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Ahmad Hasan Huda. 2002. Studi Komunitas Nyamuk Tersangka Vektor Filariasis di Daerah Endemis Desa Gondanglegi Kulon, Malang, Jawa Timur: Institut Pertanian Bogor, Bandung.

Anies. 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Aniszewksi, T. 2007. Alkaloids - Secrets of Life:: Aklaloid Chemistry, Biological

Significance, Applications and Ecological Role. Elsevier, New York. pp: 213-214.

Aziz Alimul Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta. pp: 80.

Chavez, P., T. Gonzales, I. Rodriguez, and S. Gallegos. 2009. Antifungal Activity in Ethanolic Extracts of Carica papaya L. cv. Maradol Leaves and Seeds. Indian J Microbiol 51 (1) pp: 54-60.

Cheeke, P.R. 1989. Toxicants of Plant Origin: Glycosides Volume 2. CRC Press. pp: 121-127.

Christine Hendrie. 2009. Prevalensi IgG4 dengan Brugia Rapid pada Anak Sekolah Dasar setelah 5 tahun Program Eliminasi di daerah Brugia timori, Pulau Alor, NTT. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cirilo & F. Iemma. 2012. Antioxidants Polymers: Synthesis, Properties, and

Applications. John Wiley & Sons, New York. pp: 35.

Danis Alfiana Hardani, Nur Hidayat & Ika Atsari Dewi. 2013. Ekstraksi Minyak Melati (jasminum sambac) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Derraik, J.G.B & D. Slaney. 2005. Container Aperture Size and Nutrient Preferences of Mosquitoes (Diptera: Culicidae) in The Auckland Region, New Zealand. Journal of Vector Ecology 30 (1): 73-82.


(18)

xviii

Dohrn, Martin. 2014. Egg Raft of Northern House Mosquito. http://imgarcade.com/1/mosquito-eggs/. 11 November 2014.

El Yahia. 2011. Postharvest Biology and Technology of Tropical and Subtropical Fruits. Elsevier Academic Press,New York.

Erren Mehidyastuti. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya (carica Papaya L.) Sebagai Larvasida Terhadap Mortalitas Larva Aedes Aegypti. Skripsi. Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

Fattorusso, E. & O. Taglialatela. 2008. Modern Alkaloids : Structure, Isolation, Synthesis and Biology. John Wiley & Sons, New York. pp: 16.

Geneung Patridina. 2012. Uji Potensi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Culex sp. Dengan Metode Elektrik. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Gordon, R.M. & M.M.J.Lavoipierre. 1976. Entomology for Students of Medicine 4th Printing.Blackwell Scientific Publications, Oxford London Edinburgh Melbourne. pp : 122-123.

Health Benefits. 2014. Papaya Seeds. http://www.papayaseeds.org/health-benefits/. 9 September 2014.

Henny Sesanti, Arsunan & H.Ishak. 2014. Potential Test of Papaya Leaf and Sees Extraxt (Carica Papaya) as Larvasides Against Anopheles Mosquito Larvae Mortality Sp. in Jayapura, Papua Indonesia. International Journal of Scientific and Research Publications, Vol 4, Issue 6, June.

Inderjit, K.M.M. Dakshini, C.L.Foy. 1999. Principles and Practices in Plant Ecology: Allelochemical Interaction. CRC Press, New York. pp: 430-432. Indriantoro Haditomo. 2010. Efek Larvasida Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium

aromaticum L.) Terhadap Aedes aegypti L. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Jane Soepardi. 2010. Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi Vol.1: 20-23. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI. Krishna, P.M. Patel, A. Jagruti. 2008. Review on Nutritional, Medicinal and Pharmacological Properties of Papaya (Carica papaya L.). Indian Journal of Natural Products and Resources Vol.7 (4), pp: 364-373.

Kovendan, K., K. Murugan. A.N. Kumar, S. Vincent, and J.S. Hwang. 2012. Bioefficacy of Larvacidal and Pupicidal Properties of Carica papaya (Caricaceae) Leaf Extract and Bacterial Insecticide, Spinosad, Against Chikungunya Vector, Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). PubMed. Vol. 110 (I): 2, pp: 669-678.

Leesch, J.G., & Fukuto. 1972. The Metabolism of Abate in Mosquito Larvae and Houseflies Pesticides. Bio Chem Press. Physiol. pp: 223-235.


(19)

xix

Luzon, 2010. Caricaceae : Carica papaya.

http://www.phytoimages.siu.edu/imgs/pelserpb/r/Caricaceae_Carica_papay a_20423.html. 9 September 2014.

Margo Utomo. 2010. Daya Bunuh Bahan Nabati Serbuk Biji Papaya Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti Isolat Laboratorium B2p2vrp Salatiga. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Masri Sembiring Maha. 2012. Japanese encephalitis. Bagian Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. CDK 193 Vol. 35 (5): 349-350.

Metcalf, C.L. & W.P. Flint. 1973. Insects That Affect The Health Of Man, In: Destructive and Useful Insects, Theit Habits And Control. McGraw-Hill, New York. pp : 998-1004.

Muljana. 2006. Bercocok Tanam Pepaya. Aneka Ilmu, Semarang.

Mustanir dan Rosnani. 2008. Isolasi Senyawa Bioaktif Penolak (Repellent) Nyamuk Dari Ekstrak Aseton Batang Tumbuhan Legundi (Vitex Trifolia). Bul. Littro. 19(2):174–180.

M. Fahmi. 2006. Perbandingan Efektivitas Abate dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Dalam Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Ndione, R.D., O.Faye, M. Ndiaye, A. Dieye and J.M. Afoutou. 2007. Toxic Effects of Neem Products (Azadirachta indica A.) on Aedes aegypti Linnaeus 1762 Larvae. Affrican Journal of Biotechnology 6 (24): 2846-2854.

NSW Arbovirus Surveillance & Vector Monitoring Program. 2014. Mosquito Photos Culex Adults & Larvae. http://medent.usyd.edu.au/arbovirus/mosquit/photos/mosquitophotos_culex .htm#top. 9 September 2014.

Okumu, F.O., B.G.J.Knols and U. Filinger. 2007. Larvicidal Effects of A Neem (Azadirachta indica) Oil Formulation on The Malaria Vector Anopheles gambiae. Malaria Journal 6:63. Biomed Central.

Palupi Widyastuti. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. EGC, Jakarta. pp : 70-77.

Paull, R.E. & O. Duarte. 2011. Tropical Fruits Vol.1 2nd Edition. CAB International, Cambridge. pp: 291-292.

Photomacrography. 2013. A Culex Mosquito Egg Raft & Irritating Flies. http://www.photomacrography.net/forum/viewtopic.php?p=131425&sid=4 705e3a1f4e82524eb308b105d2bfba7. 9 September 2014.


(20)

xx

Puji Pujiono. 2004. Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respons Bencana. Grasindo, Jakarta. pp: 80-88.

Preedy, V.R., R.R. Watson, and V.B. Patel. 2011. Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention. Academic Press. New York. pp: 858-862.

Rahmat Rukmana. 1995. Pepaya, Budidaya & Pasca Panen. Kanisius. Jakarta. Rawani, A., A. Ghosh, S. Lakar, & G. Chandra. 2012. Aliphatic Amide from

Seeds of Carica papaya as Mosquito Larvicide, Pupicide, Adulticide, Repellent, and Smoke Toxicant. Journal of Mosquito Research, Vol.2, No.2 : 8-18.

Rita Kusriastuti. 2012. Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya Edisi 2. Kementerian Kesehatan Republk Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.

Rogers, I.H., J.F. Manville and T. Sahota. 1973. Juvenile Hormone Analogs in Conifers. IIJuvenile Hormone Analogs in Conifers. 11. Isolation, Identification, and Biological Activity of cis -4-[l '(R)-5'-3'-oxohexyl]-cyclohexane-1-carboxylic Acid and (+)-4(R)-[l '(R)-5' Dimethyl-3'-0xohexyl]-lcyclohexene-1-carboxylicA cid from Douglas-fir Wood.Pacific Environment Institute, WestVancouver, B.C. pp: 1192-1119 Romoser & Stoffolano. 1998. The Science of Entomology 4th Edition.

McGraw-Hill, New York.

Saad, R., T. Pohyeen, J.Khan, L.Wenji, S.Sutan, J.A.Hameed, E.Yusuf & M.Fadh. 2014. Phytochemical Screening And Antioxidant Activity Of Different Parts From Five Malaysian Herbs. The Experiment, International Journal of Science and Technology Vol.19 (2): 1336-1347.

Sakthivadivel, M., P. Gunasekaran, M. Sivakumar. A. Samraj. S. Arivoli. & S. Tennyson. 2014. Evaluation of Solanum trilobatum L. (Solanaceae) Aerial Extract For Mosquito Larvicidal Activity Against The Filarial Vector Culex Quinquefasciatus Say (Diptera: Culicidae). Journal of Entomology and Zoology Studies; 2 (6) : 102-106.

Sheilla Margaretta, Swita Dewi Handayani, Nani Indraswati & Herman Hindarso. 2011. Ekstraksi Senyawa Phenolic Pandanus amaryllifolius roxb. Sebagai Antioksidan Alami. Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Vol.10 (1) : 21-30.

Singh, D.K. 2012. Pesticide Chemistry and Toxicology. Bentham Science Publishers. pp: 40-42.

Soebaktiningsih. 2008. Entomology Kedokteran. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.


(21)

xxi

Sopiyudin Dahlan. 2011. Hipotesis Korelatif. Dalam: M. Sopiyudin Dahlan (ed.), Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 3rd ed. Salemba Medika. Jakarta. pp. 169.

Sri Wulandari, Arnentis & Sri Rahayu. 2012. Potensi Getah Buah Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Albopictus. Jurnal Biogenesis Vol.9, Nomor 1. Universitas Riau Pekanbaru.

Sudjari, Soemardini, & B. Hadiyanto. 2006. Efek Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai Larvasida Culex sp. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Susanna, D., A. Rahman, E.T. Pawenang. 2003. Potensi Daun Pandan Wangi untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti.Artikel. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2(2):228-231.

Syarah Nandya Dinnarwika. 2012. Uji Potensi Ekstrak Etanol Daun Tomat (Solanum lycopersicum Linn.) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Culex sp. Dengan Metode Elektrik. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Taniawati Supali. 2010. Keberhasilan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Alor, Nusa tenggara Timur. Buletin Jendela Epidemiologi Vol.1: 20-23. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI.

Telussa, A.S. 2008. Pengaruh Dekok Daun Mint (Mentha arvensis var javanica) Sebagai Larvasida Nabati Nyamuk Anopheles sp di Pantai Balekambang, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.

Tjandra Yoga Aditama. 2010. Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Subdit Filariasis & Schistomiasis, Direktorat P2B2, Ditjen PP & PL. Jakarta. US USAF-PHSource(Public Health Information and Resources of United States

Air Force). 2014. The Blood Nematodes.

http://www.phsource.us/PH/PARA/Chapter_10.htm. 9 September 2014. WHO, 2005. Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito

Larvacides. WHO, Geneva.

WHO. 2006. Guidelines for Testing Mosquitos Adulticides for Indoor Residual Spraying and Treatment of Mosquitos Nets.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya, Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Wikimedia Commons. 2014. Culex mosquito life cycle fr.svg. http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Culex_mosquito_life_cycle_fr.sv g. 9 September 2014.


(22)

xxii

Wikipedia. 2014. Culex. http://en.wikipedia.org/wiki/Culex.9 September 2014. Wisnu Prasetya & Heni Prasetyowati. 2012. Daya Larvasida Ekstrak Biji Srikaya

(Annona Squamosa) Dengan Rentang Waktu Penyimpanan Yang Berbeda Terhadap Larva Culex Quinquefasciatus. Jurnal Aspirator 4 (I): 21-26. Loka Litbang P2B2 Ciamis.

Yulidar & Zain Hadifah. The Abnormalities of Larvae’s Morphology After Temefos Exposure in Phase Larvae Instar 3 (L3). Epidemiologi and Zoonosis Journal Vol.5, No. 1. pp: 23-28


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia masih menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan, karena timbulnya kembali beberapa penyakit menular (re-emerging diseases), sementara penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif juga mulai meningkat (Rita Kusriastuti, 2012).

Pengendalian berbagai penyakit menular sampai saat ini masih menemui kendala, salah satunya adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit filariasis atau kaki gajah yang harus dilakukan seluas wilayah kabupaten/kota. Penanganan telah dilakukan namun dikarenakan kendala yang ada mengakibatkan hasilnya belum maksimal, sehingga sampai dengan tahun 2009 penduduk beresiko tertular filariasis lebih dari 125 juta orang yang tersebar di 337 kabupaten/kota endemis filariasis dengan 11.914 kasus kronis yang dilaporkan dan diestimasikan prevalensi microfilaria 19%, kurang lebih penyakit ini mengenai 40 juta penduduk (Tjandra Yoga Aditama, 2010).

Nyamuk Culex sp. telah banyak dikenal masyarakat dan disebut sebagai penyebar filariasis (Syarah Nandya Dinnarwika, 2012). Geneung dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa nyamuk Culex sp. selain mengganggu manusia melalui gigitannya, juga bertindak sebagai vektor biologis dari penyakit Filariasis, Chikungunya, dan Japanese Encephalitis (Geneung Patridina, 2012).


(24)

Demam Chikungunya termasuk salah satu penyakit yang berpotensi KLB dengan penyebaran penyakit yang cepat, sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat dan menyebabkan menurunnya produktivitas pada orang yang terjangkit (Tjandra Yoga Aditama, 2010).

Pada tahun 2003 KLB Chikungunya terjadi di beberapa wilayah di pulau Jawa, NTB, dan Kalimantan Tengah. Tahun 2006 dan 2007 terjadi KLB di Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada beberapa provinsi dengan 149.526 kasus tanpa kematian (Tjandra Yoga Aditama, 2012).

Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program pengendalian vektor di seluruh dunia. Penggunaan insektisida sebagai larvasida dapat merupakan cara yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan pertumbuhan vektor tersebut (Okumu dkk, 2007). Upaya pengendalian vektor ini telah lama dilakukan, dan hampir semuanya menggunakan insektisida sintetis semenjak diperkenalkannya DDT pada tahun 1940. Penggunaan insektisida sintetis yang semakin meningkat beberapa dekade terakhir mengakibatkan kerugian seperti efek letal terhadap populasi nontarget, timbulnya resistensi pada insekta sasaran, serta residu sisa insektisida yang dapat mencemari lingkungan (Wisnu Satria & Heni Prasetyowati, 2012).

Ketertarikan untuk mengembangkan dan menggunakan insektisida yang alami, mudah didapatkan, serta aman bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar mulai dilirik sebagai bioinsektisida akhir-akhir ini karena sudah mulai ditinggalkannya pestisida kimia sintetik (Ndione dkk, 2007).


(25)

Salah satu tanaman yang memiliki sanyawa aktif adalah yang berasal dari famili Caricaceae yaitu spesies Carica papaya (pepaya). Tanaman ini sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan tanaman obat-obatan (Sri Wulandari dkk, 2012). Biji pepaya merupakan bagian yang mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, saponin, dan flavonoid (Erren Mehidyastuti, 2012). Saponin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan pada serangga. Flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik. (Indriantoro Haditomo, 2010). Sebelumnya telah dilakukan penelitian menggunakan ekstrak biji pepaya matang yang dimanfaatkan sebagai larvasida terhadap mortalitas larva Aedes aegypti dan larva Anopheles sp. Dalam kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa ekstrak biji papaya matang berpengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti maupun larva Anopheles sp.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian untuk membuktikan potensi larvasida ekstrak biji pepaya pada larva berbeda, yaitu larva Culex sp., dengan judul “Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya Matang (Carica papaya L.) sebagai Larvasida terhadap Larva Culex sp.”

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) berpotensi sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.?

1.3 Tujuan


(26)

Untuk mengetahui potensi ekstrak biji pepaya matang (Carica papaya) sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

 Untuk mengetahui potensi ekstrak biji pepaya matang (Carica papaya) pada berbagai konsentrasi yang memiliki daya bunuh terhadap larva Culex sp.

 Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) yang mampu membunuh 50% larva Culex sp. (LC50) dan 90% larva Culex sp. (LC90).

1.4 Manfaat

1.4.1 Akademik

Diharapkan dapat sebagai sumber informasi mengenai efektivitas ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) yang dapat digunakan sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada masyarakat bahwa biji papaya matang (Carica papaya) dapat digunakan sebagai larvasida terhadap larva Culex sp. sehingga dapat diaplikasikan untuk membasmi larva nyamuk Culex sp. dalam rangka menurunkan angka kejadian Filariasis, Chikungunya, dan Japanese Encephalitis, dapat disebarkan melalui penyuluhan, media informasi elektronik, serta penulisan artikel pada media cetak.


(27)

1.4.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau landasan bagi peneliti selanjutnya mengenai larvasida alami lainnya di Indonesia yang berpotensi sama pada nyamuk Genus yang berbeda.


(1)

xxii

Wikipedia. 2014. Culex. http://en.wikipedia.org/wiki/Culex.9 September 2014. Wisnu Prasetya & Heni Prasetyowati. 2012. Daya Larvasida Ekstrak Biji Srikaya

(Annona Squamosa) Dengan Rentang Waktu Penyimpanan Yang Berbeda Terhadap Larva Culex Quinquefasciatus. Jurnal Aspirator 4 (I): 21-26. Loka Litbang P2B2 Ciamis.

Yulidar & Zain Hadifah. The Abnormalities of Larvae’s Morphology After Temefos Exposure in Phase Larvae Instar 3 (L3). Epidemiologi and Zoonosis Journal Vol.5, No. 1. pp: 23-28


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia masih menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan, karena timbulnya kembali beberapa penyakit menular (re-emerging diseases), sementara penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif juga mulai meningkat (Rita Kusriastuti, 2012).

Pengendalian berbagai penyakit menular sampai saat ini masih menemui kendala, salah satunya adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit filariasis atau kaki gajah yang harus dilakukan seluas wilayah kabupaten/kota. Penanganan telah dilakukan namun dikarenakan kendala yang ada mengakibatkan hasilnya belum maksimal, sehingga sampai dengan tahun 2009 penduduk beresiko tertular filariasis lebih dari 125 juta orang yang tersebar di 337 kabupaten/kota endemis filariasis dengan 11.914 kasus kronis yang dilaporkan dan diestimasikan prevalensi microfilaria 19%, kurang lebih penyakit ini mengenai 40 juta penduduk (Tjandra Yoga Aditama, 2010).

Nyamuk Culex sp. telah banyak dikenal masyarakat dan disebut sebagai penyebar filariasis (Syarah Nandya Dinnarwika, 2012). Geneung dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa nyamuk Culex sp. selain mengganggu manusia melalui gigitannya, juga bertindak sebagai vektor biologis dari penyakit Filariasis, Chikungunya, dan Japanese Encephalitis (Geneung Patridina, 2012).


(3)

Demam Chikungunya termasuk salah satu penyakit yang berpotensi KLB dengan penyebaran penyakit yang cepat, sehingga dapat menimbulkan keresahan di masyarakat dan menyebabkan menurunnya produktivitas pada orang yang terjangkit (Tjandra Yoga Aditama, 2010).

Pada tahun 2003 KLB Chikungunya terjadi di beberapa wilayah di pulau Jawa, NTB, dan Kalimantan Tengah. Tahun 2006 dan 2007 terjadi KLB di Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada beberapa provinsi dengan 149.526 kasus tanpa kematian (Tjandra Yoga Aditama, 2012).

Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program pengendalian vektor di seluruh dunia. Penggunaan insektisida sebagai larvasida dapat merupakan cara yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan pertumbuhan vektor tersebut (Okumu dkk, 2007). Upaya pengendalian vektor ini telah lama dilakukan, dan hampir semuanya menggunakan insektisida sintetis semenjak diperkenalkannya DDT pada tahun 1940. Penggunaan insektisida sintetis yang semakin meningkat beberapa dekade terakhir mengakibatkan kerugian seperti efek letal terhadap populasi nontarget, timbulnya resistensi pada insekta sasaran, serta residu sisa insektisida yang dapat mencemari lingkungan (Wisnu Satria & Heni Prasetyowati, 2012).

Ketertarikan untuk mengembangkan dan menggunakan insektisida yang alami, mudah didapatkan, serta aman bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar mulai dilirik sebagai bioinsektisida akhir-akhir ini karena sudah mulai ditinggalkannya pestisida kimia sintetik (Ndione dkk, 2007).


(4)

Salah satu tanaman yang memiliki sanyawa aktif adalah yang berasal dari famili Caricaceae yaitu spesies Carica papaya (pepaya). Tanaman ini sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan tanaman obat-obatan (Sri Wulandari dkk, 2012). Biji pepaya merupakan bagian yang mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, saponin, dan flavonoid (Erren Mehidyastuti, 2012). Saponin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan pada serangga. Flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik. (Indriantoro Haditomo, 2010). Sebelumnya telah dilakukan penelitian menggunakan ekstrak biji pepaya matang yang dimanfaatkan sebagai larvasida terhadap mortalitas larva Aedes aegypti dan larva Anopheles sp. Dalam kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa ekstrak biji papaya matang berpengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti maupun larva Anopheles sp.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian untuk membuktikan potensi larvasida ekstrak biji pepaya pada larva berbeda, yaitu larva Culex sp., dengan judul “Uji Potensi Ekstrak Biji Pepaya Matang (Carica papaya L.) sebagai Larvasida terhadap Larva Culex sp.”

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) berpotensi sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.?

1.3 Tujuan


(5)

Untuk mengetahui potensi ekstrak biji pepaya matang (Carica papaya) sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

 Untuk mengetahui potensi ekstrak biji pepaya matang (Carica papaya) pada berbagai konsentrasi yang memiliki daya bunuh terhadap larva Culex sp.

 Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) yang mampu membunuh 50% larva Culex sp. (LC50) dan 90% larva Culex sp. (LC90).

1.4 Manfaat

1.4.1 Akademik

Diharapkan dapat sebagai sumber informasi mengenai efektivitas ekstrak biji papaya matang (Carica papaya) yang dapat digunakan sebagai larvasida terhadap larva Culex sp.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada masyarakat bahwa biji papaya matang (Carica papaya) dapat digunakan sebagai larvasida terhadap larva Culex sp. sehingga dapat diaplikasikan untuk membasmi larva nyamuk Culex sp. dalam rangka menurunkan angka kejadian Filariasis, Chikungunya, dan Japanese Encephalitis, dapat disebarkan melalui penyuluhan, media informasi elektronik, serta penulisan artikel pada media cetak.


(6)

1.4.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau landasan bagi peneliti selanjutnya mengenai larvasida alami lainnya di Indonesia yang berpotensi sama pada nyamuk Genus yang berbeda.