Garansi Bank Sebagai Bentuk Usaha.
Bukan Bank LKBB yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila
pihak yang dijamin cidera janji wanprestasi .”
Sementara menurut OP. Simorangkir, ”Garansi Bank artinya garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank komersial,
maksudnya bank menjamin si nasabah terjamin memenuhi kewajiban para pihak lain sesuai dengan persetujuan”. Pada Bank
garansi menurut Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan itu sendiri menganut pengertian mengenai bank garansi yaitu:
“Garansi Bank GB adalah jaminan yang diberikan oleh bank untuk kepentingan nasabah, yang dimaksudkan untuk
memberikan jaminan kepada penerima jaminan pihak ketiga bahwa bank akan memenuhi kewajiban nasabah kepada penerima
jaminan pihak ketiga apabila nasabah wanprestasi tidak memenuhi kewajiban kepada penerima jaminan pihak ketiga
sesuai dengan yang telah diperjanjikan
.”
Dengan demikian perlu disadari bahwa dengan memberikan GB, berarti bank telah membuat pengakuan atau janji secara
tertulis kepada penerima jaminan pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada penerima jaminan pihak ketiga
apabila nasabah wanprestasi dengan membayar sejumlah uang tertentu. Dalam hubungan transaksi ini, jelas bahwa dengan
pemberian GB, resiko yang dihadapi oleh penerima jaminan pihak ketiga diambil alih oleh bank.
Sebagai kompensasi atas kesanggupan mengambil alih resiko ini, bank harus mendapatkan fee provisi dan meminta
kontra garansi dari nasabah sebagai pihak yang dijamin oleh bank dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perhitungan bisnis. Di
samping kesadaran akan adanya resiko, hal selanjutnya yang paling mendasar untuk difahami yaitu bahwa resiko GB akan terjadi
apabila nasabah sebagai pihak yang dijamin oleh bank yang diberikan jaminan oleh bank melakukan perbuatan wanprestasi.
Dengan demikian analisis resiko harus diawali dengan menilai kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban kepada pihak
ketiga penerima jaminan yang mencakup aspek - aspek kualitatif seperti karakter dan manajemen dan aspek kuantitatif kondisi
finansial nasabah. Dengan memperhatikan pengertian di atas dapat dipahami
bahwa lahirnya BG didahului adanya proses transaksi antara nasabah dengan pihak ketiga penerima jaminan, sehingga GB
merupakan perjanjian accesoir dan perjanjian pokoknya yaitu transaksi antara nasabah dengan pihak ketiga penerima jaminan.