Peranan Pemerintah ANALISIS KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH, PDRB TERHADAP PAD DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Salah satu kelemahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan PAD adalah kelemahan dalam hal pengukuran penilaian atas pungutan daerah. Oleh karena itu,
untuk mendukung upaya peningkatan PAD perlu diadakan pengukuranpenilaian sumber-sumber PAD agar dapat di pungut secara berkesinambungan. Beberapa
indikator yang biasa digunakan untuk menilai pajak Devas, 1989 adalah :
a Hasil Yield
Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitannya dengan berbagai layanan yang dibiayainya, stabilitas dan mudah tidaknya memperkirakan besarnya hasil
itu, dan elastisitas hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk, dsb, juga perbandingan hasil pajak dengan biaya pungut.
b Keadilan Equity
Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenang-wenang. Pajak harus adil secara horisontal, yang berarti beban pajak haruslah sama antara
berbagai kelompok yang berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama. Pajak harus adil secara vertikal, yang berarti beban pajak harus lebih banyak di
tanggung oleh kelompok yang memiliki sumber daya yang lebih besar, dan pajak haruslah adil dari suatu daerah ke daerah lain kecuali memang suatu daerah
mampu memberikan fasilitas pelayanan sosial yang lebih tinggi.
c Daya guna ekonomi economic efficiency
Pajak hendaklah mendorong atau setidak-tidaknya menghambat penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif dalam kehidupan ekonomi, mencegah
jangan sampai pilihan konsumen dan pilihan produsen salah arah atau orang menjadi segan bekerja atau menabung dan memperkecil beban lebih pajak.
d Kemampuan melaksanakan ability to implement
Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan, dari sudut kemauan politik dan kemauan administratif.
e Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah suitability as a local
revenue source Ini berarti, haruslah jelas kepada daerah mana suatu pajak harus dibayarkan, dan
tempat pemungutan pajak sedapat mungkin sama dengan tempat akhir objek pajak. Pajak tidak mudah dihindari dengan cara memindahkan objek pajak dari
suatu daerah ke daerah lain. Pajak daerah hendaknya tidak mempertajam perbedaan-perbedaan antar daerah dari segi potensi ekonomi masing-masing, dan
pajak hendaknya tidak menimbulkan beban yang lebih besar dari kemampuan tata usaha pajak daerah.
Dalam UU. No.28 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang pajak dan retribusi daerah
menetapkan bahwa :
1. Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara