pembelajaran selesai dilaksanakan, para siswa diberi tugas untuk menulis beberapa pertanyaan tentang topik yang dipelajari secara individu untuk dibahas
pada pertemuan berikutnya. Sebelum pertemuan ditutup siswa diberi kesempatan untuk merefleksi materi atau bertanya tentang kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Pada akhir pertemuan guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Pada pertemuan kedua siklus kedua, tindakan yang dilakukan pada kegiatan awal guru mengucapkan salam siswa berdoa, mengecek kehadiran siswa. Guru
mengadakan apersepsi tentang pertemuan siklus kedua. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi pelajaran
sebelumnnya, kemudian siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Masing-masing siswa mengadakan tanya jawab secara berpasangan berdasarkan
hasil pertanyaan yang dibuat di rumah secara bergantian untuk memperdalam materi sebelumnya. Setelah selesai dan mencari solusi terbaik tentang menulis
cepen siswa diberi tugas secara individu untuk menulis cerpen tentang topik cerita yang mereka pilih sendiri, guru mengarahkan yang berkaitan dengan
kemampuan siswa. Para siswa membuat konsep karangan cerpen, setelah berkonsultasi dengan teman satu timnya atau kelompoknya dan kepada guru
mengenai gagasan-gagasan mereka dan rencana pengaturan. Setelah pekerjaan selesai, hasil tulisan siswa dikumpulkan. Guru dan kolaborator melakukan
wawancara kepada siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran selama berlangsung, dan menutup pembelajaran dengan salam.
3.6.3 Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan dengan melaksanakan pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran baik aktivitas guru maupun siswa dengan
menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan. Hal ini dilakukan untuk melihat aktivitas siswa pada saat tindakan berlangsung. Obeservasi dilakukan
bersama dengan teman sejawat sebagai kolaborator dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnnya. Setiap akhir siklus peneliti dan
kolabator mengadakan wawancara dengan siswa dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang proses pembelajaran yang
menggunakan teknik kolaborasi tipe Dyadic Essay.
3.6.4 Refleksi Reflecting
Merefleksi berarti merenungkan hal-hal yang telah terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi mengenai kekurangan atau hal yang ingin dilakukan berdasarkan
kekurangan yang terjadi ke dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan demikian, hasil
yang diperoleh dapat diamati lebih cermat dan rinci apa yang sudah dilakukan dan hasil yang diperoleh secara bijaksana.
Berdasarkan hasil refleksi dapat ditentukan apa yang harus dilakukan untuk perbaikan yang lebih sempurna , menyusun perencanaan baru, dan menerapkan
tindakan baru pula. Hasil analisis refleksi digunakan untuk merencanakan pada siklus berikutnya. Jika tindakan tidak berhasil maka diubah dan diperbaiki atau
mungkin dihentikan. Namun, tindakan yang berhasil dilanjutkan pada kegiatan
pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapattercapai secara maksimal sesuai dengan harapan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Aksan, H. 2011. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa. Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Arman. 2010.Panduan Menulis Cerpen. Bandar Lampung: Dewan Kesenian Lampung.
Badudu, J. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Barkley, E., K. Patricia Cross, Claire H. 2012. Collaboratif Learning Techniques. Bandung:
Nusa Media. Chaer, A. 2002. Psikolingustik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan, M.D. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro. Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Aditama.
Dananjaya, U. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Depdiknas . 1999. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnaka.
Jakarta: Depdikbud. ------------ 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Gustira, Y.D. 2012. Kemampuan Menulis Narasi Berdasarkan Tek Drama
Siswa Kelas VII SMPN 3 Gedongtataan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Huda, M. 2011. Cooperatiif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, E. B.. 2008. Contextual Teaching Learning. Bandung: MLC. Keraf, G. 1993. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende:
Nusa Indah. -------------- .2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Kusumah, E., Yeti Mulyati, Puji Santoso. 2008. Menulis 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Muhadjir, N. 1999. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Rusminto, N. E. 2009. Analisis Wacana Bahasa Indonesia.
Bandarlampung.: Universitas Lampung. Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Asing. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Silberman, M. 2013. Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.
Slavin, R. E.2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Indah.
Stanton. 2013. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiarto, E. 2013. Cara Menulis Pantun, Puisi, dan Cerpen. Yogyakarta: Khitah Publishing.
Sumarjo, J. dan Saini K. M. 1998. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia. Suyanto, E. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung: Universitas
Lampung. Suparno dan M. Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka. Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. ---------------2009. Strategi Pengajaran Bahasa dan Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Angkasa. Tarigan, D. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:
Angkasa. Thahar, H. E. 2008. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Wahyuni, S. 2012. Asesment Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara
Widyamartaya. 1991. Menulis Narasi dan Deskripsi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Zaimar, O. K. S. 2009. Telaah Wacana. Jakarta: Intercultural Institut.