Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 77
B. Raja Pasenadi Kosala
Pasenadi adalah raja Negeri Kosala dengan ibu kota Savathi. Ia adalah ipar dari Raja Bimbisara. Raja Pasenadi Kosala menjadi pengikut Buddha pada masa sangat
awal dari kepemimpinan Buddha, dan tetap setia menjadi pendukung Buddha hingga akhir hayatnya. Permaisurinya, Mallika, adalah seorang ratu yang bijaksana dan taat
pada ajaran Buddha.
Pada waktu pertama kali Raja bertemu dengan Buddha, Pasenadi
bertanya, “Bagaimana bisa Guru Gotama menyatakan bahwa telah mencapai
Penerangan Sempurna, sedangkan Guru Gotama masih muda, baik dalam usia
maupun dalam kebhikkhuan?”
Buddha menjawab, “Raja yang agung, terdapat empat hal yang tidak
boleh dianggap remeh dan dipandang rendah karena mereka masih muda.”
Setelah mendengar penjelasan Buddha, Raja Pasenadi Kosala mengerti
bahwa Buddha memang benar-benar seorang guru yang bijaksana, dan ia
memutuskan untuk menjadi pengikut- Nya.
Sumber: iyadav.com
Gambar 4.6 Raja Pasenadi menemui Buddha
Ayo, Mengamati
Amati Gambar 4.6 Bacalah dengan cermat
materi pada bab ini Bagaimana peran Raja
Pasenadi terhadap agama Buddha? Keteladanan
apa yang dapat kamu ambil setelah
mempelajari kisah Raja Pasenadi Kosala?
Tahukah kamu, Raja Pasenadi Kosala?
Tahukah kamu?
Ada empat hal yang tidak bisa dipandang remeh, yaitu: 1 seorang prajurit kerajaan;
2 seekor ular; 3 api; dan 4 seorang bhikkhu suci. Seorang prajurit muda yang
dibuat marah sekali akan bisa dengan kejam melukai orang lain. Gigitan seekor ular
meskipun itu ular kecil, bisa mematikan. Api yang kecil bisa menjadi api yang amat
besar yang dapat menghanguskan gedung- gedung dan hutan. Meskipun seorang
bhikkhu muda, ia telah mencapai kesucian”.
Tidak untuk diperjual
belikan
78 Kelas VIII SMP
Raja Pasenadi rajin mengunjungi Buddha untuk meminta nasihat. Suatu hari ketika berbicara kepada Buddha, ia menerima kabar bahwa istrinya, Ratu Mallika,
telah melahirkan seorang putri. Raja tidak gembira mendengar kabar itu karena menginginkan seorang putra. Buddha berkata:
“Sebagian wanita adalah lebih baik daripada pria, O Raja. Ada wanita-wanita yang bijaksana, baik, yang menghormati ibu mertuanya, seperti dewa, dan yang tulus
dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Mereka suatu hari mungkin melahirkan anak laki-laki yang berani yang dapat memerintah kerajaan.”
Buddha mengatakan bahwa orang terkasih yang kita cintai dapat mendatangkan dukacita dan ratapan, penderitaan, kesedihan, dan kepatahan hati.”
“Mallika,” kata Raja, “sungguh mengagumkan, sungguh menakjubkan begitu jauh Buddha dapat melihat melalui pengertian-Nya”.
Ketika Raja Kosala kalah perang dengan keponakannya dan harus mundur ke ibu kota Savatthi, Buddha berkomentar kepada para murid-Nya bahwa
bukan yang menang maupun yang kalah yang akan merasakan kedamaian: “Kemenangan membiakkan kebencian
Yang kalah hidup dalam kesakitan Kebahagiaan hidup yang damai diperoleh dari
melepaskan kemenangan dan kekalahan.” Dalam peperangan berikutnya, kedua raja bertempur dan Raja Kosala tidak
saja menang, tetapi ia juga berhasil menangkap Raja Ajatasattu hidup-hidup bersama semua pasukan gajah, kereta, kuda, dan prajuritnya. Raja Kosala
berpikir akan melepaskan keponakannya, tetapi tidak untuk kuda-kuda, gajah, dan yang lain-lainnya. Ia menginginkan kepuasan dari menahan harta benda
ini sebagai hadiah bagi kemenangannya.
Mendengar hal ini, Buddha mengatakan kepada para murid-Nya bahwa akan lebih bijaksana bagi Raja Kosala untuk tidak menahan benda apa pun
bagi dirinya. Kebenaran dari pernyataan ini masih tetap diterapkan di dunia peperangan modern:
“Seseorang mungkin bisa merampas semuanya. Bilamana orang lain merampas balik, ia yang terampas akan merampas balik. Roda Perbuatan terus
berputar dan membuat seseorang yang dirampas menjadi merampas.” Raja Pasenadi Kosala bertarung dalam banyak peperangan dengan
keponakannya ,yaitu Raja Ajatasattu. Ia dikalahkan sekali dan di lain waktu ia menang. Raja Pasenadi Kosala akhirnya wafat dalam usia 80 tahun ketika
putranya memberontak terhadapnya.
Tidak untuk diperjual
belikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 79
Ayo, Merangkum
Tidak untuk diperjual
belikan
80 Kelas VIII SMP
Temukan, keteladanan apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari kisah Raja Pasenadi Kosala?
C. Raja Bimbisara