Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual

E. Sistematika Penulisan

Peneliti dalam melakukan penulisan skripsi ini, menggunakan sistematika berikut:

I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang dari permasalahan yang diselidiki, masalah yang dijadikan fokus studi, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual yang dipergunakan, serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pengertian tindak pidana korupsi serta bahasan tentang korupsi dan teori – teori penyalahgunaan wewenang dalam jabatan.

III. METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metode yang menjelaskan mengenai langkah- langkah yang digunakan dalam pendekatan masalah, metode pengumpulan data yang merupakan penjelasan tentang darimana data itu diperoleh dan pengolahan data serta metode analisis dan pembahasan. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan jawaban dari permasalahan tentang pembuktian unsur penyalahgunaan wewenang dalam jabatan serta kendala pembuktian unsur penyalahgunaan wewenang dalam jabatan.

V. PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Istilah tindak pidana berasal dari bahasa Belanda yaitu Strafbaar feit dan delic yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai peristiwa pidana, perbuatan pidana, perbuatan yang dapat dihukum, perbuatan yang boleh dihukum. Pengertian tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar aturan tersebut. Dapat juga dikatakan tindak pidana atau perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, perlu diketahui dan diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu 1 . Selanjutnya mengenai korupsi, sebuah istilah yang cukup dikenal orang dimana – mana termasuk di Indonesia dan pada Tahun 1957 gejala sosial ini mendapat istilah resmi dalam hukum pidana. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yang artinya corruptio, kata corruptio berasal dari bahasa latin corrumpere. Dari bahasa latin itulah turun kebanyak negara eropa seperti ✁ ✂✄☎ ✆✝✞✟✂✠ ✡ ☛☞✌ ✍ ✎ ✏ ✎ ✑ ✡ ✒ ✓ ✎ ✑ ✎ ✓ ✎ ✑ ✡ ☛ ☞✏ ✎ ✑ ✔ ✔ ✍ ✑ ✔ ✎ ✑ Jawab dalam Hukum Pidana ✠ Yogyakarta. Diesrede UGM.1993. hlm. 54.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465/PID.SUS/2010/PN.Psp)

0 68 154

KAJIAN TERHADAP PEMBUKTIAN UNSUR PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM JABATAN PADA TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Putusan No. 12Pid.SUSTPK2014PTTK)

1 5 42

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465/PID.SUS/2010/PN.Psp)

0 12 154

TINDAK PIDANA KORUPSI BERUPA PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM JABATAN OLEH TIM PEMERIKSA PEKERJAAN PADA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN SIJUNJUNG (Putusan No. 18/PID.B/TPK/2013/PN/PDG).

0 0 25

TINDAK PIDANA KORUPSI PENYALAHGUNAAN WEWENANG DANA PENGAMANAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (STUDI PUTUSAN NOMOR: 19/Pid.Sus/PT.TPK.Smg.).

0 0 3

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465 PID.SUS 2010 PN.Psp)

0 0 8

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465 PID.SUS 2010 PN.Psp)

0 0 1

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465 PID.SUS 2010 PN.Psp)

0 0 20

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465 PID.SUS 2010 PN.Psp)

0 0 27

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465 PID.SUS 2010 PN.Psp)

0 0 4