Latar Belakang Masalah ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENCULIKAN BAYI DI RUMAH SAKIT

ruang perawatan anaknya agar mengambil KTP korban sehingga penculik tersebut bisa melancarkan aksinya. Sementara itu penculikan bayi yang terjadi di RSHS Bandung dilakukan oleh seorang perempuan berkacamata, mengenakan kerudung dan mengaku sebagai dokter dengan mengenakan jas putih. Pelaku sudah ada dan memantau korban sebelum dan setelah korban melahirkan. Pelaku yang diketahui bernama Desi Ariani tersebut memberitahu korban agar ke kamar mandi untuk membasuh darah yang tersisa dikakinya sehingga pelaku dapat dengan leluasa mengambil bayi korban. Peristiwa-peristiwa tersebut sangatlah memprihatinkan karena pada hakikatnya anak tidak dapat melindungi diris endiri dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian mental, fisik, sosial dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan terutama anak yang masih tergolong bayi. Anak harus dibantu oleh orang lain dalam melindungi dirinya, mengingat situasi dan kondisinya, anak perlu mendapatkan perlindungan agar tidak mengalami kerugian, baik mental,fisik maupun sosial. 7 Anak terutama yang masih tergolong bayi haruslah diberikan perlindungan sebagaimana yang diatur dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On The Right of The Child Konvensi Tentang Hak-Hak Anak yang didalamnya memuat prinsip non diskriminasi non discriminations, kepentingan terbaik untuk anak the best interest of the child, hak-hak untuk 7 RikaSaraswati. 2009. HukumPerlindunganAnak. Bandung: PT CitraAdityaBakti, hlm.1. hidup, bertahan hidup dan pengembangan diri the rights to life, survival, and development, dan menghargai pendapat anak respect to the view of child. 8 Prinsip-prinsip tersebut juga terdapat dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dibentuk oleh pemerintah agar hak-hak anak dapat diimplementasikan di Indonesia. Namun, hingga keluarnya undang-undang perlindungan anak dan sampai sekarang, kesejahteraan dan pemenuhan hak anak masih jauh dari apa yang diharapkan, 9 terlihat dari meningkatnya kasus penculikan bayi yang terjadi di rumah sakit setiap tahunnya. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak Komnas PA, pada 2009 Komnas PA menerima 102 pengaduan anak hilang dari masyarakat dan sebanyak 22 orang diantaranya hilang di Rumah Sakit, klinik bersalin, dan Puskesmas. Penculikan bayi kembali meningkat manjadi 110 kasus, dimana 26 diantaranya terjadi di Rumah Sakit, klinik bersalin, dan Puskesmas di tahun 2010. 10 Sepanjang tahun 2011, Komnas PA menerima pengaduan 120 kasus anak hilang, 35 diantaranya hilang dari Rumah Sakit, klinik maupun Puskesmas. 11 Pada 2012 angkanya meningkat menjadi 182 kasus, dan penculikan bayi di rumah sakit, klinik, dan puskesmas kembali mengalami peningkatan menjadi 37 anak. 12 Sepanjang tahun 2013, Komnas PA telah menerima laporan sebanyak 39 kasus 8 Tri Andrisman. 2013. Hukum Peradilan Anak. Bandar Lampung: Universitas Lampung, hlm. 13- 14. 9 RikaSaraswati, loc.cit. 10 Artikel berita http:wandahamidah.blog.detik.com, akses 24 Oktober 2014, 14:50 WIB. 11 Artikel berita http:komnaspa.wordpress.com, akses 24 Oktober 2014, 15:00 WIB. 12 Artikel berita http:pshk.or.id, akses 17 Oktober 2014, 12:43 WIB. terkait kasus penculikan bayi yang terjadi di rumah sakit, puskesmas, maupun klinik bersalin atau pun tempat lainnya. 13 Peningkatan kasus penculikan bayi yang terjadi di rumah sakit adalah hal yang sangat memprihatinkan karena setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 28 H Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 dan secara khusus diatur di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Setiap orang khususnya pasien di rumah sakit harus menerima pelayanan kesehatan sesuai standar yang berlaku baik dari segi mutu pelayanan, tenaga kesehatan, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi, alat dan teknologi kesehatan sampai dengan standar operasional prosedur keamanaan rumah sakit. Kasus penculikan bayi di rumah sakit pun semakin memprihatinkan manakala masih saja ada kasus yang belum terungkap, artinya pelaku penculikan bayi tersebut masih bebas berkeliaran di luar sana. Sebut saja kasus penculikan bayi yang terjadi di RSIA Siti Zahroh, Bekasi pada September 2012 silam. Hingga saat ini kasus penculikan bayi yang menimpa pasangan Jaja-Syfah tersebut belum terkuak. Diduga penculik dari bayi mereka adalah sindikat penculikan bayi dan sampai saat ini bayi dari pasangan tersebut tidak juga ditemukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui faktor penyebab dan upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit, oleh karena itu penulis hendak melakukan penelitian yang hasilnya akan dijadikan 13 Artikel berita http:www.news.liputan6.com, akses 17 Oktober 2014, 12:36 WIB. skripsi dengan judul “Analisis Kriminologis Kejahatan Penculikan Bayi di Rumah Sakit”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: a. Apakah yang menjadi faktor penyebab kejahatan penculikan bayi di rumah sakit? b. Bagaimanakah upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya kajian dari ilmu hukum, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada kajian bidang kriminologi, yaitu pada faktor penyebab dan upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit. Sedangkan ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bandar Lampung dengan narasumber Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang, Polisi unit PPA Polresta Bandar Lampung, Koordinator Program Lembaga Avdokasi Anak LAdA di Bandar Lampung, serta Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan pokok bahasan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui faktor penyebab kejahatan penculikan bayi di rumah sakit. b. Untuk mengetahui upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan pokok bahasan tersebut, maka kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan hukum pidana khususnya di bidang kajian hukum kriminologi yang berhubungan dengan faktor penyebab dan upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran di bidang ilmu hukum kepada aparat penegak hukum dalam melaksanakan kajian terhadap kejahatan penculikan bayi di rumah sakit. Selain itu juga berguna sebagai bahan bacaan, dan sumber informasi serta bahan kajian lebih lanjut bagi yang membutuhkan.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis merupakan susunan dari beberapa anggapan, pendapat, cara, aturan, asas, keterangan sebagai satu kesatuan logis yang menjadi landasan, acuan, dan pedoman untuk mencapai tujuan dalam penelitian atau penulisan. 14 Kerangka teoritis menurut Soerjono Soekanto adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil-hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi yang dianggap relevan oleh peneliti. 15 a. Teori Penyebab Kejahatan Faktor-faktor penyebab suatu kejahatan adalah komponen-komponen yang melatarbelakangi suatu kejahatan dapat terjadi. Teori kriminologi dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang terkait dengan kejahatan dan penyebab kejahatan, yaitu: 1. Teori Sendiri The Self Theories Perilaku kriminalitas terjadi karena pertimbangan akan dirinya sendiri berdasarkan berbagai permintaan atau keinginan pribadi. Penyimpangan perilaku sebagai sesuatu yang muncul dari ketidaklayakan yang 14 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT Citra Aditya, hlm. 73. 15 Soerjono Soekanto. 1986. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Press, hlm. 124. dihipotesiskan agar terjadi di antara bayangan sendiri dan berbagai permintaan atau keinginan pribadi seperti aspirasi dan harapan-harapan. 16 2. Teori Kesempatan Opportunity Theory Richard A. Cloward dan Lloyd E. Ohlin berpendapat bahwa munculnya kejahatan dan bentuk-bentuk perilakunya bergantung pada kesempatan, baik kesempatan patuh norma maupun kesempatan penyimpangan norma. 17 3. Teori Pembelajaran Sosial Social Learning Theory Pendekatan social learning berpegang pada asumsi bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengalaman kemasyarakatan disertai nilai-nilai dan pengharapannya dalam hidup bermasyarakat. 18 Menurut Abdul Syani 19 , secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan. Pertama adalah faktor yang berasal dari dalam diri si pelaku faktor internal, yaitu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kejahatan yang timbul dari dalam diri pelaku itu sendiri yaitu faktor keinginan. Kedua adalah faktor yang berasal dari luar diri pelaku yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kejahatan faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan dan ekonomi. b. Teori Penanggulangan Kejahatan Menurut G. P. Hoefnagels yang dikutip oleh Barda Nawawi, penanggulangan ditetapkan dengan cara: 16 Abintoro Prakoso, op.cit, hlm. 119. 17 Ibid. 18 Ibid. 19 Abdul Syani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung: Ramadja Karya, hlm. 44.