2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.2.1 Kerangka Pemikiran
Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 13, adalah: “Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan”. PAD ini merupakan sumber penerimaan daerah yang dikelola dan dipungut
oleh pemerintah daerah sendiri berdasarkan potensi, jenis dan tariff pungutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 3, PAD
bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah sebagai
perwujudan desentralisasi. Dalam upaya meningkatkan PAD dilarang: a. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi; dan b. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas
penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan eksporimpor. PAD merupakan pendapatan daerah yang berasal dari sumber-sumber
penerimaan murni daerah. PAD dipergunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk itu, PAD harus diupayakan agar selalu meningkat seiring
dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam sejarah pemerintahan daerah di Indonesia, sejak Indonesia merdeka sampai saat ini pajak daerah dan
retribusi daerah telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Akan tetapi, secara umum untuk kabupatenkota, besarnya kontribusi dari pajak
daerah dan retribusi daerah terhadap APBN sangat bervariatif sesuai potensi yang dimiliki daerah masingmasing.
Dana alokasi umum menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 adalah : “DAU adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
”. Dana alokasi umum DAU diberikan pemerintah pusat untuk membiayai
kekurangan dari pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD-nya. DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. DAU terdiri dari:
a. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Propinsi b. Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten Kota
Dana alokasi umum DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupatenkota. Besaran DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari Pendapatan Dalam Negeri
PDN Netto yang ditetapkan dalam APBN. Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah
kabupatenkota ditetapkan sesuai dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupatenkota.
Belanja modal menurut Halim adalah : “Belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun
anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
pemeliharaan”. 2004:73
Belanja modal dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara teoritis ada
tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni membangun sendri, menukarkan dengan aset tetap lain, dan membeli. Namun, untuk kasus
dipemerintahan biasanya cara yang dulakukan dengan cara membeli. Proses pembelian yang dilakukan umumnya dilakukan melalui sebuah proses lelang atau
teneder yg cukup rumit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mulia Andirfa 2009 dengan judul
pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain- lain pendapatan yang sah terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dan hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, PAD, dana perimbangan, lain-lain pendapatan yang sah mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
pengalokasian anggaran belanja modal. Adapun persamaan judul variabel independen yang digunakan penulis sama yaitu pendapatan asli daerah, selain itu varibel
dependen yang digunakan penulis sama yaitu tentang belanja modal. Dan adapun perbedaan judul varibel independen yang digunakan penulis yang berbeda yaitu
tentang dana alokasi umum.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh David Harianto, Priyo Hari Adi 2007 dengan judul Hubungan antara dana alokasi umum, belanja modal, pendapatan
asli daerah dan pendapatan perkapita dan hasil penelitiannya menunjukan bahwa DAU sangat berpengaruh terhadap belanja modal. Sayangnya kontribusi dari DAU
terhadap belanja modal masih kurang efektif akibat pembangunan yang terjadi di daerah kurang merata. Adapun persamaan judul variabel independen yang digunakan
penulis sama yaitu dana alokasi umum dan pendapan asli daerah. Dan adapun perbedaan judul variabel dependen yang digunakan penulis berbeda yaitu tentang
belanja modal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Rahmawati 2010 dengan
judul Pengaruh pendapatan asli daerah PAD dan dana alokasi umum DAU terhadap alokasi belanja daerah dan hasil penelitiannya diperoleh bahwa Pendapatan
Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap alokasi belanja daerah. Pemerintah Daerah yang memiliki PAD dan DAU tinggi maka pengeluaran
untuk alokasi belanja daerahnya juga semakin tinggi. Adapun persamaan judul Variabel independen yang digunakan penulis sama yaitu dana alokasi umum dan
pendapan asli daerah. Dan adapun perbedaan judul varibel dependen yg digunakan penulis berbeda yaitu tentang belanja modal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diah Ayu Kusumadewi dan Arief Rahman 2004 dengan judul Flypaper effect pada dana alokasi umum DAU dan
pendapatan asli daerah PAD terhadap belanja daerah pada kabupatenkota di indonesia dan hasil penelitiannya melalui regresi berganda, diketahui bahwa PAD dan
DAU secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah. Sehingga dapat dikatakan, pemerintah daerah dalam melakukan belanja
tahun berjalan dipengaruhi oleh jumlah PAD dan DAU yang diperoleh pada tahun yang sama. Adapun persamaan judul variabel independen yang digunakan penulis
sama yaitu dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah. Dan adapun perbedaan
judul varibel dependen yang digunakan penulis berbeda yaitu tentang belanja modal.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumedang
Benanja barang dan
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Laporan Realisasi Anggaran
Belanja Daerah Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah Anggaran
Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi
Umum
Belanja pegawa
Belanja Langsung
Belanja Tidak Langsung
Belanja Modal
Hipotesis
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.2.2 Hipotesis