Penalitian Heru Setiautama 2008 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu

29 Tabel 2.1 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu No. Peneliti dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan 1 Rini Restu Rakhmawa ti Budi Hermana 2005. ”Evaluasi Kinerja Keuangan Bank Dalam Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia: Perbandinga n Kredit Bermasalah, Kecukupan Modal, Likuiditas dan Rentabilitas ” Variabel : Non Performing Loan NPL ,rasio Return On Asset ROA, rasio biaya operasional BOPO, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Earning Assets to Total Assets Ratio EATAR. Alat anlisis: Analisis regresi, uji t dan analisis diskriminat. Bank-bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia dari hasil analisis menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, begitupun dengan CAR terhadap EATAR Sama-sama meneliti pengaruh NPL terhadap ROA Penelitian Rini Restu Rakhmawati dan Budi Hermana menggunakan analisis diskriminat sedangkan penelitian ini hanya sampai uji t. 2 Syahril Tri Saptarini 2006 ”Analisis Pengaruh Pinjaman Variabel Bebas X: Non Performing Loan NPL dan Capital Adequacy PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk periode 2001-2005 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pinjaman macet NPL jauh lebih mempengaruhi Sama-sama menggunaka n rasio NPL sebagai variabel bebas Penelitian Syahril Tri Saptarini variabel terikatnya ROE sedangkan penelitian ini 30 Macet PM dan Rasio kecukupan modal RKM Terhadap Pengembali an Ekuitas PE Bank Syariah Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk” Ratio CAR Variabel Terikat Y: Return On Equity ROE Alat anlisis: Analisis korelasi pengembalian ekuitas ROE dibanding rasio kecukupan modal CAR. variabel terikatnya ROA 3 Heru Setiautama 2008 Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Laba Pada PT. BNI Persero Tbk. Per Mar 2002 – Mar 2009 Variabel Bebas X: Pengaruh Kredit Bermasalah Variabel Terikat Y: Laba Alat anlisis: Analisis Korelasi Dan Uji t Pada PT. BNI Persero Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa kredit bermasalah berpengaruh negatif secara signifikan terhadap laba Sama- sama meneliti kredit bermasalah, , terhadap profitabilitas Peneliti Heru Setiautama juga meneliti Pengaruh Kredit Bermasalah terhadap laba Per Mar 2002 – Mar 2009 di BNI sedangkan peneliti sekarang hanya meneliti NPL dan Profitabilitas pada BTPN. 4 Iman Gozali Pengaruh CAR Capital Adequacy Ratio , FDR Financing Variabel Bebas X: Pengaruh CAR Capital Adequacy Ratio , FDR Financing to Bank Syariah Mandiri Januari: 2004 – Oktober: 2006 Bahwa tingkat profitabilitas bank syariah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada NPL, CAR, FDR, BOPO terhadap profitabilitas Peneliti Iman meneliti CAR, FDR, BOPO, NPL sedangkankan Peneliti sekarang meneliti CAR dan NPL 31

2.5 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk pada tahun 2005 mengalami penurunan yang tajam. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio perbankan yang berhubungan dengan rasio profitabilitas. ROA return on asset, rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan, karena rasio ini mengidentifikasikan berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya. Penurunan dan kenaikan rasio-rasio keuangan tersebut dikarenakan jumlah kredit bermasalah non performing to Deposit Ratio BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPL Non Performing Loan terhadap Profitabilita s Bank Syariah Mandiri Januari: 2004 – Oktober: 2006 Deposit Ratio BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPL Non Performing Loan Variabel Terikat Y: Profitabilitas kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sector riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank terhadap profitabilitas bank. 32 loan mengalami penaikan dan penurunan, jumlah NPL sangat berpengaruh terhadap pendapatan bank karena aktifitas penyaluran kredit merupakan aktifitas utama dari bank untuk menghasilkan keuntungan. Seperti yang dikemukakan oleh Dahlan Siamat 2004:165 : ”Penggunaan dana bank untuk penyaluran kredit mencapai 70-80 dari volume usaha bank, oleh karena itu maka penyaluran kredit memberikan pendapatan yang sangat besar bagi bank”. Resiko kredit termasuk didalamnya non performing loan. Non performing loan NPL adalah kredit bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu telah disepakati dalam perjanjian. Hal ini juga dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 31 revisi 2000 yang menyebutkan bahwa : kredit non performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat Sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kurang lancar, diragukan, dan macet. Selain itu As. Mahmoedin 2001: 3 juga mengatakan, Kredit bermasalah merupakan kredit dimana debiturnya tidak dapat memenuhi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya mengenai pembayaran bunga, pengembalian pokok pinjaman, peningkatan agunan dan sebagainya.