Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA

PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

IKA PUTERI YUNIDA GINTING S.

082101184

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

DIPLOMA III KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : IKA PUTERI YUNIDA GINTING S.

NIM : 082101184

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk MEDAN

Tanggal: …... 2010 Dosen Pembimbing

(Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si) NIP. 19760214 200501 1 002

Tanggal: …... 2010 Ketua Program Studi D-III Keuangan

(Prof. DR. Paham Ginting, M.Sc) NIP. 19530519 198403 1 001

Tanggal: …... 2010 Dekan

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Program Studi Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda Nasrun, SH. dan Ibunda Novida Sitompul, S.H. atas cinta dan kasih sayang serta dukungan yang tidak henti-hentinya dilimpahkan kepada penulis. Kepada kedua adikku tersayang, terima kasih banyak atas dukungan, kasih sayang, dan perhatian yang selama ini selalu kakak terima.

Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, SE., M.Sc. sebagai Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si. sebagai Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pemikiran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu para staf pengajar serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Pimpinan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh staf. 6. Untuk teman-teman yang selalu memberi dukungan saya ucapkan terima

kasih banyak.

7. Terlebih untuk seseorang yang merupakan salah satu Anugerah Terindah dalam hidupku, terima kasih banyak untuk segalanya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan tugas akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat berguna bagi banyak pihak. Dan penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis juga para pembaca.

Medan, Nopember 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 5

1.Tujuan Penelitian ... 5

2.Manfaat Penelitian ... 6

D. Rencana Penulisan ... 7

1.Jadwal Survei /Observasi... 7

2.Rencana Isi... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk. MEDAN ... 9

A. Sejarah Perusahaan ... 9

B. Jenis Usaha ... 12

C. Layanan Perbankan Bank Tabungan Pensiunan Nasional ... 17

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 19

E. Uraian Tugas (Job Description) : ... 20

F. Kinerja Usaha Terkini ... 22

BAB III PEMBAHASAN... 26


(6)

B. Jenis-Jenis Kredit ... 27

C. Fungsi Kredit ... 31

D. Syarat-Syarat Pemberian Kredit ... 33

E. Bentuk Jaminan Dalam Penyaluran Kredit ... 36

F. Analisis Kredit ... 38

G. Prosedur Pemberian Kredit ... 44

H. Keputusan Atas Permohonan Kredit ... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... vii LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan……….7 Tabel 1.2 Penyaluran Kredit PT. BTPN Tbk. Medan………40 Tabel 1.3 Jumlah Kredit Macet Pada PT. BTPN Tbk. Medan………..42


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peranan Bank dalam mendukung kegiatan usaha kecil dan menengah sangatlah besar. Perbankan bekerja untuk membantu dan mendorong bergeraknya roda kegiatan ekonomi. Perkembangan dunia perbankan merupakan bagian utama dari sisi keuangan kita yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah dalam mengintensifkan sistem perkreditan bagi masyarakat.

Jasa yang diberikan oleh bank adalah jasa lalu lintas peredaran uang. Melalui bank kita dapat memperoleh kredit atau pinjaman berupa uang untuk memulai dan menjalankan usaha kecil dan menengah.

Tujuan dari Perbankan Indonesia yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa dunia Perbankan tidak terlepas dari upaya Pembangunan Nasional Negara kita.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang di maksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit


(10)

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Dari definisi tersebut diketahui bahwa fungsi bank adalah memberikan jasa-jasa dalam lalu-lintas peredaran uang salah satunya dengan cara memberikan kredit.

Selanjutnya peran bank dalam mendukung kegiatan bisnis pasti akan sangat besar pula. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bank menyalurkan kredit kepada masyarakat. Penyaluran kredit oleh bank dibutuhkan oleh para pengusaha kecil, pengusaha menengah, dan juga pengusaha yang telah memiliki modal dalam menjalankan usahanya.

Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari dunia bisnis di Indonesia untuk memacu laju pergerakan perekonomian Negara, maka dalam hal ini Pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi dari perbankan Indonesia. Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 (diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) tentang Bank di Indonesia yang terdiri dari dua jenis yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka semakin besar pula jumlah investasi kredit yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi. Dengan adanya penjualan kredit yang dilakukan maka akan timbul kemungkinan resiko yang dihadapi oleh perusahaan diantaranya resiko kredit macet yang diikuti


(11)

dengan munculnya berbagai pembiayaan baru yang satu diantaranya adalah penambahan pegawai yang bertugas mengurus dan mengawasi administrasi kredit. Saat semua masalah ini bermunculan maka secara otomatis akan menghambat kelancaran operasional perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan penjualan kredit perusahaan harus memperhatikan unsur “ 5C ” (The five C of

credit ) yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.

Pertama, yang harus diketahui dalam konsep ini adalah perusahaan harus mengetahui karakteristik (character) dari pelanggan, sehingga perusahaan yakin dalam pemberian kredit.

Kedua, perusahaan harus mengetahui kapasitas (capacity) atau kemampuan dalam pelunasan pembayaran atas kredit yang diberikan tersebut.

Ketiga, perusahaan harus mengetahui jumlah dana atau modal (capital) yang dimiliki perusahaan yang melakukan pinjaman. Dalam hal ini mengetahui seberapa besar jumlah modal yang dibutuhkan dalam permintaan kredit, apakah sesuai dengan kemampuan si calon debitur dalam melakukan pembayaran terhadap kredit yang diberikan.

Keempat, jaminan (collateral) yang dijadikan sebagai pengganti apabila si pelanggan tidak melakukan pembayaran kredit.

Kelima, kondisi (condition) pelanggan yang melakukan pembelian kredit dalam menjalankan operasional perusahaan dengan baik. Dengan memperhatikan kelima konsep ini, maka perusahaan selalu selektif dalam hal melakukan pemberian kredit kepada pelanggan (costumer).


(12)

Oleh karena kredit yang diberikan oleh bank mengandung banyak resiko maka dibutuhkan suatu pengelolaan dan pengaturan dalam pemberian kredit agar tingkat resiko yang ditanggung oleh bank bias diminimalisir.

Akhir-akhir ini perbankan di Indonesia mengalami kesulitan dalam menghadapi kredit bermasalah karena kondisi ekonomi yang belum pulih dari krisis global yang sedang berlangsung saat ini.

Tentu banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah tersebut ditambah lagi dengan perubahan dalam bentuk kebijakan pemerintah atau justru peraturan bank sendiri yang telah ditetapkan sebelumnya, serta pengaruh dari keadaan sosial politik yang kurang baik dan tidak mendukung keamanan nasional, misalnya dalam menetapkan tingkat suku bunga per periode tertentu berdasarkan kondisi yang disebutkan tadi. Begitupun dengan masalah yang dihadapi para pelaku ekonomi dan masyarakat yang sangat mengandalkan kredit dalam mengembangkan usaha mereka.

Perkreditan merupakan tulang punggung di dalam usaha perbankan. Bila diamati dalam neraca, maka portofolio perkreditan merupakan kelompok earning

asset yang mendominasi sisi aktiva dalam neraca. Oleh karena itu pengelolaan

kredit harus sebaik mungkin mengingat kredit merupakan aset utama dan sekaligus sebagai sumber pendapatan utama bagi bank.

Kelancaran pemberian kredit sangatlah tergantung pada peranan bank itu sendiri maupun kesadaran dari pihak nasabah untuk menyelesaikan kreditnya sebagaimana yang telah disepakati. Dengan adanya prosedur pemberian kredit


(13)

yang efisien dan efektif diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana yang dibutuhkan baik oleh perusahaan maupun masyarakat luas.

Dari uraian di atas dapat dipahami dengan sangat jelas betapa pentingnya peranan kredit yang di berikan oleh bank untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Atas dasar inilah penulis memilih “ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk. MEDAN” sebagai judul tugas akhir.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan pokok dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit yang disalurkan dan jaminan yang diterima bank.

b. Untuk mengetahui kebijakan pemberian kredit dan pertimbangan-pertimbangan atau syarat-syarat pelepasan kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan.


(14)

c. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan kredit, kualitas kredit yang diberikan.

d. Untuk mengetahui masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pemberian kredit bank.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Untuk lebih memperdalam pengetahuan penulis tentang prosedur pemberian kredit dalam dunia perbankan, dan juga berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan spendidikan di program Diploma Tiga Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Penulisan ini berguna sebagai salah satu bahan masukan bagi yang membutuhkannya

c. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar kiranya dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam pemberian kredit bagi nasabah di masa yang akan datang.

d. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi dan yang dapat digunakan sebagai referensi oleh pihak lain yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang prosedur pemberian kredit.


(15)

D. RENCANA PENULISAN 1. Jadwal survei /observasi

Penelitian dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan. Agar lebih jelas jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah ini.

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan

NO. KEGIATAN

MINGGU KE

1 2 3

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan

Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Nopember s/d 25 Nopember 2010 di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan Jl. Putri Hijau No. 20 Medan 2011.

2. Rencana isi

Agar pembahasan Tugas Akhir ini dilaksanakan secara sistematis dan terarah maka Penulis membagi luas pembahasan tugas akhir ini dalam empat (4) bab yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan dengan judul tugas akhir yang dimaksud dengan tujuan agar penulisan tugas akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:


(16)

Bab ini berisikan antara lain : latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survei, dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan, jenis usaha yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan, struktur organisasi dan personalia, job description, dan kinerja usaha terkini pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian kredit, jenis-jenis kredit, fungsi kredit, syarat-syarat pemberian kredit, bentuk jaminan dalam penyaluran kredit, analisis kredit, prosedur pemberian kredit, dan keputusan atas permohonan kredit.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab yang terakhir, penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang telah dilaksanakan yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan di masa mendatang.


(17)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan

A. Sejarah Perusahaan

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) didirikan di Bandung pada 5 Februari 1958 dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer yang awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL). Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yaitu membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun pensiunan sipil yang pada masa itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir.

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan ijin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL.


(18)

Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status bank hanya ada dua, yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat maka pada tahun 1993 status Bank Tabungan Pensiunan Nasioanal diubah dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank Tabungan Pensiunan Nasional tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.

Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank Tabungan Pensiunan Nasional memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif karena target pasar Bank Tabungan Pensiunan Nasional adalah para pensiunan.

2008 merupakan tahun penting bagi BTPN. Berbagai pengembangan dan pencapaian signifikan dilakukan. Pada 12 Maret 2008 BTPN sukses melakukan go public dengan melepas saham milik pemerintah c.q. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 28,39%.


(19)

Pada 14 Maret 2008, TPG Nusantara, S.a.r.l. mengakuisisi 71,6% saham BTPN, sehingga menjadi pemegang saham utama.

Selain terus mengembangkan bisnis inti di pangsa pasar pensiun yang telah menjadi tulang punggung selama 50 tahun, pada akhir 2008 BTPN telah mengembangkan usahanya di pangsa pasar Usaha Mikro Kecil dan Unit Usaha Syariah, dengan membuka 46 cabang “btpn l mitra usaha rakyat” di seluruh Indonesia dan 2 Cabang Syariah di Bandung dan Jakarta.

Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank Tabungan Pensiunan Nasional bekerja sama dengan PT Taspen sehingga Bank Tabungan Pensiunan Nasional tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen” yaitu Pembayaran Tabungan Hari Tua, Pembayaran Jamsostek, dan Pembayaran Uang Pensiun.

Kini, BTPN dikenal sebagai bank publik skala menengah bereputasi prima dan salah satu bank dengan kinerja keuangan terbaik di Indonesia, yang telah meraih berbagai pengakuan dalam bentuk penghargaan dari lembaga-lembaga terkemuka dan terpercaya.

VISI Bank Tabungan Pensiunan Nasional :

Menjadi bank mass market terbaik*, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia.


(20)

MISI Bank Tabungan Pensiunan Nasional :

a. Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.

B. Jenis Usaha

Komitmen jajaran manajemen dalam pengembangan bidang usaha Bank Tabungan Pensiunan Nasional juga telah diwujudkan dengan menetapkan berbagai kebijakan, antara lain peningkatan dalam bidang teknologi informasi yang diyakini akan mampu mendukung percepatan dalam mencapai layanan perbankan real-time & on-line.

Sejalan dengan misi Bank Tabungan Pensiunan Nasional, secara berkesinambungan telah dilaksanakan program-program sebagai upaya dalam mengembangkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin luas. Bank Tabungan Pensiunan Nasional tidak hanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan tetapi juga menyalurkan pinjaman. Adapun produk-produk yang diberikan oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional yaitu :

a. Bisnis Pendanaan, yaitu : 1. Tabungan

 BTPN Taseto Premium

Tabungan yang dirancang khusus untuk nasabah perorangan, dengan tingkat pengembalian investasi yang


(21)

optimal karena setara dengan deposito BTPN Tabungan Citra Plus.

 BTPN Taseto Bisnis

Tabungan yang dirancang khusus untuk nasabah perusahaan, dengan tingkat pengembalian investasi yang optimal karena setara dengan deposito.

 BTPN Tabungan Citra

Merupakan tabungan yang memberikan kenyamanan bertransaksi.

2. Deposito

 BTPN Deposito Berjangka

Simpanan berjangka dengan pilihan periode penempatan dana yang fleksibel, memberikan rasa aman serta tingkat pengembalian investasi yang optimal dan relatif lebih tinggi.

 BTPN Deposito Bonus

Simpanan berjangka yang memberikan tingkat pengembalian optimal, dengan tambahan bonus dalam bentuk cash back.

 BTPN Deposito Fleksi

Simpanan berjangka yang dapat dicairkan kapan saja, bebas pinalti, dan tetap mendapatkan bunga sesuai dengan periode pencairannya.


(22)

3. Giro

Rekening giro ini dapat dimiliki oleh nasabah pererongan atau badan usaha dengan jasa giro yang menarik. BTPN Giro adalah mitra bisnis yang dapat diandalkan untuk mendukung kelancaran transaksi usaha secara efektif dan efisien.

b. Bisnis Pensiun, yaitu:

1. BTPN Tabungan Citra Pensiun

Pembayaran gaji pensiunan awal bulan di BTPN merupakan moment yang dinanti sebagian para pensiunan, kemudahan bertransaksi dalam pengambilan gaji melalui Tabungan Citra Pensiun dengan persyaratan yang mudah yaitu setoran awal nol dan saldo harian nol dirasakan manfaatnya oleh pensiunan karena opersional pengambilan gaji tidak ditentukan hanya untuk awal bulan namun sebulan penuh.

Manfaat lainnya bagi Sahabat pensiunan adalah tersedianya ruang tunggu yang luas yang dirancang khusus bagi pensiunan yang menunggu saat pengambilan uang. Fasiltias ruang tunggu tersebut dilengkapi pula dengan air conditioner, televisi serta snack gratis pada awal bulan yang memberikan nuasa kekeluargaan seperti di rumah kedua pensiunan.

2. Kredit Pensiun

Mudah dan fleksibel merupakan salah satu keunggulan fasilitas pinjaman BTPN kepada Sahabat pensiunan, dalam


(23)

mewujudkan rencana besar pensiunan dibatasi oleh gaji yang diterima oleh karena itu BTPN hadir memberikan solusi yang memudahkan Sahabat Pensiunan untuk meminjam sesuai kebutuhan yang direncanakan.

c. Bisnis Usaha Mikro dan Kecil

BTPN mulai masuk ke segmen UMK pada akhir tahun 2008, seiring dengan masuknya manajemen baru. Bisnis ini dirancang untuk melayani Usaha Mikro & Kecil yang membutuhkan kredit antara Rp 2 juta hingga Rp 500 juta. Produk Bisnis Usaha Mikro dan Kecil yaitu: 1. BTPN Mitra Usaha Rakyat

Menawarkan ‘kesempatan untuk tumbuh’ dalam 1 (satu) paket: paketmu. Produk paketmu terdiri dari Modal untuk Tumbuh dan Kapasitas untuk Tumbuh. Modal untuk Tumbuh menawarkan kelebihan-kelebihan yang unik seperti proses kredit yang mudah dan cepat, tambahan pinjaman, cicilan yang fleksibel di masa sulit, gratis asuransi jiwa kredit, nasabah dapat menyetor dan tarik tunai di tempat usaha. Kapasitas untuk Tumbuh memberikan program pelatihan, informasi pengembangan usaha, dan micro business

franchise. Di lantai dasar setiap kantor cabang, btpn | mitra usaha

rakyat menyediakan rumah komunitas dimana program pelatihan, seminar, dan pertemuan komunitas dilakukan.

d. Bisnis Syariah, yaitu: 1. Gadai Emas


(24)

Fasilitas pembiayaan kepada nasabah berdasarkan prinsip

Qardh dengan jaminan barang berupa emas.

2. Pembiayaan Syariah

Fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip Mudharabah, atau Murabahah ataupun Musyarakah yang bersifat retail yang diberikan kepada pengusaha berskala menengah maupun kecil untuk pembiayaan barang-barang kebutuhan modal kerja dan atau investasi dengan tujuan membantu kelancaran dan pengembangan usaha.

3. Multi Jasa

Fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip Ijarah yang ditujukan bagi pegawai aktif dalam pembelian/penyewaan atas manfaat suatu barang atau jasa, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan pariwisata.

4. Multi Guna

Fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah kepada pegawai aktif dalam pembiayaan barang-barang seperti pembelian alat-alat/perabot rumah tangga, elektronik.

5. Giro

Nasabah sebagai pemilik dana yang dititipkan kepada bank dapat mengambil dananya kapan saja (On Call), untuk itu tidak ada imbalan yang dipersyaratkan.


(25)

Simpanan nasabah pada Bank (Mudharib), dimana hasil keuntungan pengelolaan dana akan langsung diberikan kepada pemilik dana dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

7. Tabungan Citra Pensiun

Nasabah pensiun sebagai pemilik dana melakukan simpanan pada Bank (Mudharib), dimana hasil keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan dana akan langsung diberikan kepada pemilik dana dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

8. Deposito

Nasabah sebagai pemilik dana melakukan simpanan pada bank (Mudharib), dimana hasil keuntungan yang diperoleh dalam pengelolaan dana akan langsung diberikan kepada pemilik dana dalam bentuk bagi hasil (Nisbah) yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

C. Layanan Perbankan Bank Tabungan Pensiunan Nasional 1. ATM

Layanan perbankan ini merupakan kemudahan bagi para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan 24 jam sehari, berupa penarikan tunai dan informasi saldo rekening, pemindah bukuan dan


(26)

perubahan PIN. Saat ini nasabah lebih leluasa menggunakan kartu ATM di lebih dari 12.600 mesin ATM dalam ATM jaringan bersama.

2. PAYMENT POINT BAGI PARA PENSIUNAN

Bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya untuk kemudahan para nasabah pensiunan dalam melakukan transaksi.

3. PAYMENT POINT UNTUK PEMBAYARAN TAGIHAN

Bertujuan untuk menambah jaringan pelayanan dalam pembayaran tagihan listrik, air minum, dan penerimaan pembayaran pajak.

4. PAYROLL SERVICE

Layanan ini merupakan salah satu wujud dari visi dan misi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan untuk menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian. Bentuk layanannya berupa kemudahan dalam pembayaran uang pensiun maupun gaji para pegawai yang masih aktif di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI, Polri, dan Perusahaan Swasta.

Fokus penelitian tentang penyaluran dana pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. yaitu berupa penyaluran kredit akan di bahas oleh penulis pada Bab III.


(27)

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Indonesia masing-masing memiliki stuktur organisasi yang berbeda-beda. Demikian juga dengan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan yang memiliki struktur organisasi yang melibatkan seluruh sumber daya yang ada dan bertangung jawab terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang diharapkan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan

Sumber PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan Direktur Utama Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Manajemen Resiko Kepatuhan SDM Hukum Direktur Operasional Operasi Teknologi Informasi Keuangan Umum Treasury Perencana Perusahaan Direktur Bisnis Kredit Pensiunan Institusi Keuangan & Sektor Publik Kredit Individual Proses Kredit &Administrasi Hubungan Kelembagaan Manajemen Aset khusus Perencanaan & Pengembangan Bisnis Syariah Sekretaris Audit Internal


(28)

E. Uraian Tugas (Job Description) : a. Direktur Utama

1. Direksi bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya operasional Bank.

3. Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien. 4. Memantau serta mengelola risiko yang dihadapi Bank.

5. Memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas. 6. Mengelola sumber daya manusia, menjaga profesionalisme. 7. Menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh

kepada para Pemegang Saham di dalam RUPS. b. Direktur Bisnis

1. Menyusun kebijakan dan strategi pencapain target.

2. Meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait dengan proses pemberian fasilitas kredit.

3. Mengevaluasi dan memutus kredit atas permohonan pemberian fasilitas kredit individual sesuai dengan Batas Wewenang Memutus Kredit (BWMK).

c. Kredit Pensiun

1. Meningkatkan penyaluran kredit pensiun.

2. Meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait dengan proses pemberian fasilitas kredit pensiun kepada nasabah.


(29)

3. Mengevaluasi kredit atas permohonan pemberian fasilitas kredit pensiun.

d. Kredit Individual

1. Meningkatkan penyaluran kredit individual.

2. Meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait dengan proses pemberian fasilitas kredit individual.

3. Mengevaluasi permohonan pemberian fasilitas kredit individual. b. Divisi Hubungan Kelembagaan

1. Membantu dan memelihara hubungan baik dengan semua nasabah deposito / tabungan, dengan cara yang sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan tetap bekerja optimal dalam pencapaian budget yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Mengatur hubungan antar bagian dalam PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan.

3. Menjaga hubungan antar bagian daqlam perusahaan c. Perencanaan & Pengembangan Bisnis

1. Menyusun perencanaan & menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan

2. Berperan dalam pembuatan produk-produk Pensiunan Nasional Tbk. Medan

d. Institusi Keuangan & Sektor Publik

1. Menetapkan nilai-nilai pelayanan terhadap nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.


(30)

2. Mengelola keuangan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

3. Memberi informasi kepada nasabah yang datang mengenai produk jasa perusahaan dengan lengkap dan benar.

e. Proses Kredit & Administrasi

1. Menganalisis permohonan kredit dari nasabah.

2. Melakukan pembayaran atas persetujuan kredit yang telah disetujui oleh Direktur Bisnis.

f. Manajemen Aset Khusus

1. Mengelola aset-aset perusahaan.

2. Bertanggung jawab atas aset perusahaan yang telah disediakan. 3. Mengelola aset-aset khusus yang dimiliki PT.Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk.

4. Bertanggung jawab atas pencapaian budget yang telah ditetapkan perusahaan

g. Unit Syariah

1. Mengembangkan produk-produk syariah untuk melayani nasabah inti PT. PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Medan.

2. Melayani pelaku usaha mikro dan kecil.


(31)

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Increasing the Quality of Human Resource)

Bank Tabungan Pensiunan Nasional menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan kegiatan usaha Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja Bank Tabungan Pensiunan Nasioanal. Sebagai langkah penting dalam pembinaan sumber daya manusia adalah menetapkan budaya perusahaan yaitu melakukan internalisasi niliai-nilai perusahaan yang wajib dilakukan oleh setiap karyawan. Nilai perusahaan yang harus dijadikan landasan kerja adalah: menjunjung tinggi integritas, bekerja secara profesional, serta memegang amanah tanggung jawab. Dengan trilogi nilai perusahaan yakni integrity,

profesionalism & responsibility, karyawan akan mampu memberikan

kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan profesionalisme kerja telah dilaksanakan berbagai pelatihan perbankan secara intensif sebagai berikut: Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan


(32)

menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yaitu “Inhouse application SAID inter-branch (SAID IB)” dan “Core Banking System” (CBS)

Misys, ini telah diterapkan sebagai pilot project di setiap Kantor

Cabang. Dengan sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank Tabungan Pensiunan Nasional telah dapat melayani transaksi dengan menggunakan ATM melalui kerjasama jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, khususnya dalam hal proses perkreditan, saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system.

2. Mewujudkan Layanan Prima (Creating First-class Service)

Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan

realtime on-line, Bank Tabungan Pensiunan Nasional telah menerapkan

2 (dua) sistem core banking, yaitu “Inhouse application SAID

inter-branch (SAID IB)” dan “Core Banking System” (CBS) Misys. Dengan

sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank Tabungan Pensiunan Nasional sudah dapat melayani transaksi dengan menggunakan ATM. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman dan perkreditan saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan

originating system. Kedua layanan tersebut direncanakan akan dapat


(33)

Tabungan Pensiunan Nasianal yang diperkuat dari aspek teknis (hardware dan software). Bank Tabungan Pensiunan Nasional telah menyusun kebijakan dan prosedur pengamanan (security procedure &

policy) untuk mengatur aspek-aspek operasional pengamanan.

Disamping itu, secara rutin juga dilakukan security audit oleh pihak eksternal Bank Tabungan Pensiunan Nasional yang juga telah menggunakan infrastruktur terkini untuk firewall system yang dikelola tersendiri dan pengamanan melalui Virtual Private Network (PVN) untuk layer network.


(34)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credare” yang berarti kepercayaan, dan kepercayaanlah yang terkandung di dalam perkreditan antara si pemberi dan si penerima kredit. Kata kredit juga berasal dari bahasa asing lain, yaitu kata : Creat yang artinya Percaya dan Do yang artinya Menempatkan.

Jadi kedua suku kata itu digabung menjadi kata “creatdo” yang berarti menempatkan kepercayaan. Maka dengan demikian bila seseorang menerima kredit dari bank, berarti orang itu dipercaya oleh bank untuk menggunakan sejumlah uang sesuai dengan syarat-syarat dan perjanjian yang disepakati bersama dengan pihak bank.

Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.


(35)

Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dan pinjamannya tersebut. Adapun faktor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

a. Dari segi debitur

Yaitu si peminjam kredit akan membayar pinjamannya setelah sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.

b. Dari segi kreditur

Yaitu si pemberi kredit yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberikannya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.

B. Jenis-Jenis Kredit

Jika dilihat dari pengertian yang terkandung didalamnya, maka pada dasarnya kredit tersebut hanya satu macam saja. Adapun jenis-jenis kredit yaitu :

a. Menurut sifat pengguanan kredit 1. Kredit Konsumtif

Kredit ini dapat membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya karena kredit digunakan peminjam untuk memenuhi kebutuhan misalnya : makanan, pakaian dan sebagainya. 2. Kredit Produktif


(36)

Kredit ini digunakan si peminjam kredit untuk peningkatan usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Melalui kredit produktif ini suatu utiliti dari uang dan barang dapat terlihat dengan nyata, misalnya membeli mesin-mesin.

b. Menurut Kepercayaan Kredit 1. Kredit Eksploitas

Kredit ini merupakan modal kerja untuk kualitas dan kuantitas perusahaan. Kredit ini dipergunakan biasanya untuk membeli bahan-bahan baku dan biaya distribusi, upah buruh dan lain-lain.

2. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang dipergunakan untuk penanaman modal misalnya membeli mesin dan peralatan.

c. Menurut sektor penggunaan kredit 1. Sektor Pertanian dan peternakan 2. Sektor Perkebunan

3. Sektor Industri 4. SektorPerdagangan 5. sektor Jasa dan sebagainya d. Menurut jangka waktu kredit


(37)

Kredit Jangka Pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun dan dalam kredit ini termasuk untuk tanaman musiman berjangka waktu lebih dari satu tahun.

2. Menurut Jangka Menengah

Kredit yang berjangka waktu satu tahun hingga tiga tahun. 3. Kredit Jangka Panjang

Kredit yang berjangka waktu lebih dari lima tahun. e. Dilihat dari Segi Jaminan

Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah :

1. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. 2. Kredit tanpa jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.


(38)

Adapun jenis-jenis kredit yang diberikan oleh Bank Tabungan Pensiuanan Nasional adalah :

a. BTPN Kredit Pensiun

Mudah dan fleksibel merupakan salah satu keunggulan fasilitas pinjaman BTPN kepada Sahabat pensiunan, dalam mewujudkan rencana besar pensiunan dibatasi oleh gaji yang diterima oleh karena itu BTPN hadir memberikan solusi yang memudahkan Sahabat Pensiunan untuk meminjam sesuai kebutuhan yang direncanakan.

b. BTPN Mitra Usaha Rakyat

BTPN mulai masuk ke segmen UMK pada akhir tahun 2008, seiring dengan masuknya manajemen baru. Bisnis ini dirancang untuk melayani Usaha Mikro & Kecil yang membutuhkan kredit antara Rp 2 juta hingga Rp 500 juta.

Menawarkan ‘kesempatan untuk tumbuh’ dalam 1 (satu) paket: paketmu. Produk paketmu terdiri dari Modal untuk Tumbuh dan Kapasitas untuk Tumbuh. Modal untuk Tumbuh menawarkan kelebihan-kelebihan yang unik seperti proses kredit yang mudah dan cepat, tambahan pinjaman, cicilan yang fleksibel di masa sulit, gratis asuransi jiwa kredit, nasabah dapat menyetor dan tarik tunai di tempat usaha. Kapasitas untuk Tumbuh memberikan program pelatihan, informasi pengembangan usaha, dan micro business franchise. Di lantai dasar setiap kantor cabang, btpn | mitra usaha rakyat


(39)

menyediakan rumah komunitas dimana program pelatihan, seminar, dan pertemuan komunitas dilakukan.

C. Fungsi Kredit

Secara garis besar fungsi kredit dalam tata kehidupan perekonomian antara lain :

1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.

Kredit ini meningkatkan daya guna dari modal/uang, karena penabung yang mempunyai uang menabungkan uangnya di bank, baik berbentuk tabungan, maupun simpanan giro dan deposito. Selanjutnya uang tersebut dipinjamkan kepada para pengusaha dalam bentuk kredit untuk menigkatkan produktifitas. Jadi seluruh dana di bank tidaklah pasif, melainkan akan tersalur kepada usaha-usaha yang berguna, baik terhadap pengusaha maupun terhadap masyarakat.

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang, yaitu:

a. Para pengusaha yang biasa memproduksi barang-barang setengah jadi, dengan adanya fasilitas-fasilitas kredit produksinya dapat ditingkatkan menjadi barang yang siap untuk dipakai.

b. Dengan adanya fasilitas kredit tersebut para pengusaha akan dapat menyalurkan barang-barangnya, dari daerah yang kurang laku pemasarannya ke tempat yang laku pemasarannya.


(40)

Karena pada umumnya kredit yang diberikan oleh para kreditur kepada debitur adalah berupa rekening koran. Secara umum para pengusaha yang melakukan transaksi akan melakukannya dengan menggunakan cek, bilyet giro atau pemindahan bukuan,sehingga peredaran uang kartal atau uang giral secara otomatis akan berkembang. 4. Kredit merupakan alat Hubungan Internasional.

Pada umumnya Negara-Negara kaya atau yang lazim kita kenal dengan perekonomiannya yang kuat, selalu membantu Negara-negara yang sedang berkembang dalam rangka melaksanakan pembangunan di Negara yang sedang dilangsungkan. Bantuan yang dimaksud adalah berbentuk kredit yang pada umumnya mempunyai syarat-syarat yang lunak yakni dengan suku bunga yang relatif rendah dengan jangka waktu pemakaian yang cukup panjang. Dengan adanya kredit antara Negara maka hubungan diantara Negara donor dengan Negara yang sedang berkembang (penerima kredit) akan bertambah erat, khususnya yang menyagkut hubungan ekonomi dan perdagangan.

5. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan pemberian kredit dapat di arahkan kepada usaha-usaha antara lain :

a. Pengendalian inflasi b. Peningkatan ekspor


(41)

D. Syarat-Syarat Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Untuk menimbulkan suatu kepercayaan kepada nasabah, setelah dilakukan pendekatan antara pihak pemberi dan penerima kredit maka pihak bank sebagai pemberi kredit perlu untuk meneliti terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana serta siapa calon penerima kredit tersebut. Dalam hal ini dikenal formulasi yang lazim digunakan dalam menentukan penilaian kredit yaitu berpedoman pada formuladi 5 “C” yang antara lain adalah :

a. Character ( Watak/Kepribadian )

Character adalah sifat yang terdapat pada diri seseorang.

Pihak-pihak berusaha mencari data tentang kepribadian dan sifat dari pemohon. Karakter dari seseorang calon pemohon ini dapat diketahui dari :

1. Riwayat hidup 2. Cara/pola hidup

3. Saudara-saudara pemohon kredit 4. Pergaulan pemohon

5. Sikap, sifat pada masa yang lalu.

Hal ini merupakan ukuran tentang “Willingness to pay” yang artinya keamanan atau minat untuk membayar.


(42)

b. Capacity ( Kemampuan )

Capacity adalah kemampuan si pemohon kredit untuk

memperoleh kredit memanfaatkan dan membayarnya kembali. Kemampuan dalam hal menjalankan usahanya yang dalam hal ini diteliti tentang :

1. Pengalaman dalam bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya.

2. Pengalaman-pengalaman bisnis dalam menyesuaikan dengan kondisi perekonomian atau peraturan pemerintah serta dalam mengikuti perkembangan teknologi dan sistem dari perusahaan modern.

3. Bagaimana kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor usaha yang dijalankan.

Kapasitas ini merupakan ukuran dari “Ability to pay” yaitu kemampuan untuk membayar.

c. Capital ( Modal )

Adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan. Penyelidikan terhadap modal dari pemohon kredit tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal tersebut ditempatkan oleh si pemohon, cukuplah modal yang tersedia sehingga segala sumber-sumber produksi bergerak secara efisien dan efektif, diteliti juga apakah pengaturan modal itu berjalan baik sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


(43)

Adalah barang-barang yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang telah diterima. Jaminan kredit ini diperlukan agar kredit yang diberikan oleh bank terjamin pengembaliaanya baik dari usahanya maupun dari barang jaminan yang dicairkan bila pemohon kredit tidak mampu mengembalikan pinjaman kreditnya. Adapun syarat-syarat yang dapat dijadikan jaminan adalah :

1. Memiliki harga pasar

2. Tidak dalam keadaan sedang dijaminkan

3. Memiliki nilai yang cukup untuk jaminan kredit Harga dari suatu barang jaminan ditentukan oleh :

4. Sifat barang 5. Jenis barang

6. Stabilitas harga barang 7. Luasnya pasar

Suatu kredit yang diberikan dengan jaminan barang sering disebut dengan Hipotek sedangkan bank yang memberikan kredit jenis itu disebut dengan Bank Hipotek. Bank Hipotek memiliki kekuatan yuridis dalam menjual barang yang menjadi jaminan tanpa harus adanya proses pengadilan. Hal ini berbeda dengan bank umum, dimana bank umum harus melalui proses pengadilan yang berlaku. e. Condition of Economic ( Kondisi Ekonomi )

Adalah keadaan perekonomia secara keseluruhan. Dalam hal ini kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha si pemohon kredit perlu untuk diteliti. Artinya bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh kondisi perekonomiaan, keadaan perdagangan serta persaingan di linkungan


(44)

sektor usaha pemohon kredit perlu diketahui, sehingga bantuan kredit yang akan diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.

Adapun syarat-syarat kredit yang diberikan oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional adalah sebagai berikut :

8. SKEP Asli dan copy 3 lembar.

9. Karip / Kartu Peserta Pensiun Asli dan copy 3 lembar. 10.KTP Asli yang masih berlaku dan copy 3 lembar.

11.Carik Dapem / Surat Rekomendasi dari pengurus dana pensiun Asli dan copy 3 lembar.

12.Khusus Peminjam Baru ; Usia maksimum bagi peminjam baru 75 tahun.

13.Kartu keluarga

Keuntungan dan kemudahan yang didapatkan :

1. Jangka waktu pinjaman lebih panjang dan bervariasi (1-10 tahun ). 2. Suku bunga lebih ringan dan menarik.

3. Apabila peminjam meninggal dunia maka pinjaman dianggap lunas.

4. Bagi yang memperbaharui pinjaman akan mendapatkan pengembalian premi bila umur pinjaman masih 1/3 dari jangka waktu pinjaman asuransi pinjaman lama ( refund ).


(45)

Pada dasarnya yang memberikan kredit tentu menghendaki suatu jaminan berada ditangannya yang mudah dijadikan uang dapat menutupi pinjaman bila tidak dapat dilunasi oleh si peminjam kredit untuk dijadikan jaminan tidak senantiasa dapat memenuhi kehendak si pemberi kredit, baik karena bentuk atau sifat kekayaan itu maupun jumlah nominal nilai dari jaminan yang tidak mencukupi, maka timbullah beberapa macam jaminan yang dipakai untuk memenuhi syarat pemberian kredit.

Selanjutnya pihak bank sebagai pemberi kredit perlu kiranya untuk melakukan pengikatan atas barang jaminan itu. Dimana maksud untuk mengikat jaminan itu adalah memberi kekuatan hukum bagi bank sebagai pemberi kredit untuk dapat berbuat (menjual jaminan) sesuatu yang mudah dijalankan dengan asar legalitas hukum yang sah.

Adapun bentuk-bentuk jaminan dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang disalurkannya, yaitu :

1. Jaminan barang-barang yang tidak bergerak

Peningkatan jaminan yang dilakukan untuk barang-barang tidak bergerak yaitu dengan hipotik. Barang tidak bergerak atas hak tanah baik itu berupa hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, semuanya ini diikat dengan hipotik. 2. Jaminan barang-barang bergerak

Untuk jaminan yang terdiri dari barang bergerak didalam mengadakan ikatan dengan cara gadai sesuai dengan KUHP atau berdasarkan hak milik atau penyerahan hak milik (FEO yaitu Fiducere Eigendomz Overdracht). Yang dimaksud dengan FEO adalah suatu ikatan berdasarkan kepercayaan. Penyerahan


(46)

hak milik misalnya untuk mobil, kendaraan lain yang legalitasnya dibuktikan dengan surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi kepolisian yang dapat dijadikan jaminan yaitu dengan menahan surat-suratnya.

3. Jaminan Orang (borgiocht)

Jaminan yang dilakukan dengan orang, orang tersebut haruslah orang dipercaya sebagai jaminan. Jaminan tersebut berdasarkan faktor kepercayaan, baik dari pihak peminjam maupun dari pihak terjamin, dan faktor-faktor bonafiditas.

F. Analisis Kredit

Analisis kredit sering disebut juga dengan kredit memorandum yang merupakan suatu penilaian tertulis yang berisi segala informasi mengenai permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menganalisis permohonan kredit adalah :

1. Data permohonan atau calon debitur

Terdiri dari nama, alamat, nomor rekening, jenis kredit yang diminta, plafon kredit dan data-data calon debitur yang bersangkutan.

2. Analisis keuangan

Analisis keuangan merupakan gambaran keuangan dari penghasilan yang diterima dan juga pengeluarannya sehingga dapat diperoleh gambaran kemampuan pengembalian kredit yang bersangkutan.


(47)

Dalam menganalisa menajemen usaha debitur ditujukan untuk mengetahui jenis usaha, pangsa pasar, pengalaman usaha debitur sehingga accounting officer dapat memberikan pertimbangan yang akurat berdasarkan analisa tersebut.

Sebelum melakukan analisis kredit sebaiknya diadakan penyelidikan terlebih dahulu yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah, baik data intern ataupun ekstern.

c. Pemeriksaan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informal lebih laba yang diperoleh.

d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan.

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemberian kredit tidak boleh terlepas dari tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank berusaha memberikan manfaat seoptimal mungkin untuk memperlancar lalu lintas perekonomian dengan membantu masyarakat pada sektor riil.

Dapat dikatakan bahwa hal ini telah dicapai PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan. Dimana PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan berusaha menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kreditnya. Dalam penyaluran kreditnya PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan tidak mempersulit nasabahnya, hanya


(48)

di butuhkan 1-2 hari dalam pencairan dananya bila berkas sudah diajukan dan tidak ada masalah adminitrasi lainnya.

Di dalam menyalurkan kredit kepada calon nasabahnya PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan menetapkan target kepada tim marketingnya. Hal ini di gunakan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan untuk meningkatkan penyaluran kredit perusahaan dan juga untuk meningkatkan efektifitas tim marketing agar serius dalam memprospek calon nasabahnya. Berikut ini jumlah nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan Tahun 2008 s/d Tahun 2009 dapat di lihat pada table 3.1.

Tabel 3.1

Penyaluran Kredit PT. Bank BTPN Tahun 2008 s/d 2009

Pemohon Nominal Pemohon Nominal

Januari 976 26,034,000 1,360 28,685,700 Pebruari 966 24,473,000 1,837 36,701,530 Maret 893 23,661,000 1,376 29,328,500 April 976 26,034,000 905 20,431,900 Mei 966 24,473,000 997 22,579,400 Juni 893 23,661,000 1,266 32,769,500 Juli 1,236 28,021,000 768 19,127,400 Agustus 954 20,045,000 1,362 28,576,800 September 768 15,704,000 1,327 29,127,600 Oktober 805 18,244,000 664 15,793,300 Nopember 1,360 30,454,000 951 19,867,600 Desember 1,327 26,059,000 854 18,017,500

Tahun 2008 Tahun 2009

Sumber PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Medan

Terjadi peningkatan jumlah penyaluran kredit kepada nasabah pada tahun 2008 jumlah penyaluran kredit pensiun sebesar 12.120 dengan nominal


(49)

Setiap bulannya PT. BTPN Tbk Medan dapat menyalurkan kredit pensiun sebanyak 1.010 nasabah pada tahun 2008 dengan nominal rata-rata setiap bulan sebesar Rp. 23.905.250. Pada tahun 2009 PT. BTPN Tbk Medan dapat menyalurkan kredit pensiun sebanyak 1.139 nasabah setiap bulannya dengan nominal rata-rata setiap bulan sebesar Rp. 25.083.894.

Terjadi peningkatan penyaluran kredit pensiun pada PT. BTPN Tbk Medan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar Rp. 1.414.373.000.000. Hal ini menunjukan bahwa prosedur serta analisis penyaluran kredit yang diterapkan pada sistem perbankan pada PT. BTPN Tbk Medan sudah menuju ke arah yang baik. Terjadinya kenaikan jumlah pemohon kredit dikarenakan cara memprospek sangat meyakinkan nasabah dan memastikan bahwa kredit yang diberikan akan aman.artinya kredit dan bunganya akan dapat dibayar oleh nasabah sesuai dengan waktu yang disepakati. Terjadinya penurunan dikarenakan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk kurang memperhatikan prospek yang ditetapkan yaitu kurangnya kegiatan pengumpulan nama calon pemohon kredit (debitur) dan kurangnya persiapan rencana tahunan dan kebijaksanaan pemberian kredit kepada pemohon kredit.


(50)

Tabel 3.2

Jumlah Kredit Macet Pada PT. Bank BTPN Tbk Medan Tahun 2008 s/d 2009

Rekening Nominal Rekening Nominal

1. Lancar 303,355 Rp 4,677,355,898 288,472 Rp 5,486,294,459

4. Diragukan 671 Rp 7,643,661 1,022 Rp 14,848,238 5. Macet 2,447 Rp 16,881,083 1,733 Rp 25,026,812 3. K urang

Lancar 607 Rp 8,216,715 901 Rp 14,129,587

Tahun 2008 Tahun 2009

2. Perhatian

Khusus 9,231 Rp 150,080,595 8,909 Rp 142,650,903

Sumber PT. Bank Tabungan Pensiunan Tbk Medan

PT. BTPN Tbk Medan membagi-bagi golongan penyaluran kredit pensiunnya ke dalam 5 golongan :

1. Lancar

Merupakan tipe penyaluran kredit yang di bayar secara lancar oleh para nasabah PT. BTPN Tbk Medan.

Terjadi peningkatan kredit lancar dari tahun 2008 sampai dengan 2009 dengan nominal jumlah peningkatan sebesar Rp. 808.938.561 sedangkan pada jumlah rekening terjadi penurunan nasabah sebesar 74.883 rekening.

2. Perhatian Khusus

Yaitu tipe kredit yang mendapat perhatian khusus oleh PT. BTPN Tbk Medan karena telah terjadi penunggakan pokok pinjaman selama 90 hari.

Terjadinya penurunan tingkat kredit yang mendapat perhatian khusus oleh PT. BTPN Tbk Medan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009


(51)

Pada tahun 2008 jumlah rekening nasabah yang mendapatkan perhatian khusus sebesar 9.231 pada tahun 2009 nilai ini turun menjadi 8.909. Terjadi penurunan sebesar 322 jumlah rekening hal ini menunjukan bahwa kinerja PT. BTPN Tbk Medan semakin membaik tiap tahunnya.

3. Kurang Lancar

Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga artinya bisa jumlah pokok pinjaman kredit itu sendiri, bunganya saja atau kedua-duanya selama lebih dari 90 hari sampai dengan 180 hari.

Penulis mendapati terjadinya peningkatan kredit pensiun kurang lancar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 sebanyak 294 jumlah rekening dengan nominal sebesar Rp. 5.912.872.

4. Diragukan

Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga selama lebih dari 180 hari sampai dengan 270 hari.

Pada tahun 2008 terdapat 671 rekening yang diragukan oleh PT. BTPN Tbk Medan dan pada tahun 2009 terdapat 1. 022 rekening yang di ragukan oleh PT. BTPN Tbk Medan. Terjadi peningkatan kategori kredit yang di ragukan oleh PT. BTPN Tbk Medan sebesar 351 rekening. Terjadi peningkatan kategori kredit yang di ragukan pada PT. BTPN Tbk Medan sebesar Rp. 7.204.577.


(52)

Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga lebih dari 270 hari.

Penulis mendapati terjadinya penurunan tingkat kredit macet pada PT. BTBN Tbk Medan pada tahun 2009, hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin membaik dari tahun 2008 ke tahun 2009. Terjadi penurunan jumlah rekening kredit macet sebanyak 744 rekening, dengan jumlah nominal sebesar Rp. 8.145729.

G. Prosedur Pemberian Kredit

Nasabah yang datang ke bank untuk memperoleh kredit, tentu bank tidak langsung memberikan kreditnya begitu saja. Bank memerlukan informasi tentang data yang dimiliki calon penerima kredit. Daya yang dimaksud penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan nasabah, sehingga menumbuhkan kepercayaan bank untuk memberikan kredit.

Langkah-langkah penyusunan kredit sejak permohonan diajukan sampai dapat terealisasi tentunya harus melalui proses, syarat dan tata cara penyaluran kredtt untuk dapat menjadi debitur. Adapun proses dan

langkah yang dimaksud adalah : a. Pengajuan berkas-berkas

1. SKEP Asli dan copy 3 lembar.


(53)

3. KTP Asli yang masih berlaku dan copy 3 lembar.

4. Carik Dapem / Surat Rekomendasi dari pengurus dana pensiun Asli dan copy 3 lembar.

5. Khusus Peminjam Baru ; Usia maksimum bagi peminjam baru 75 tahun.

6. Kartu keluarga

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Disini petugas bank memeriksa berkas-berkas yang di ajukan oleh pemohon kredit tidak hanya kelengkapan saja tapi keaslian dokumen juga harus diperiksa secara teliti.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya.

c. Wawancara I

Pada PT. BTPN Tbk Medan proses wawancara langsung dilakukan anatara petugas bank dengan pemohon pada saat pemohon sudah menyiapkan dokumen serta syarat-syarat untuk meminjam dan proses penyelidikan kepada calon peminjam dilakukan dengan berhadapan langsung dengan calon peminjam. d. On The Spot

Setelah keaslian dokumen dan proses wawancara selesai petugas bank memerintahkan bagian survei,untuk mensurvei


(54)

tempat pembayaran gaji pensiun si pemohon kredit. Apakah benar pemohon kredit tersebut gajinya di bayarkan di tempat itu atau tidak.

e. Wawancara II

Pada wawancara kedua dilakukan perbaikan berkas apabila pada saat On The Spot dilaksanakan terdapat kekurangan.

f. Keputusan Kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya proses pengajuan kredit pada PT. BTPN Tbk Medan sangat mudah hanya membutuhkan waktu 1-2 hari saja.

Jika dokumen sudah lengkap maka petugas akan mengecek keaslian dan kebenarannya. Keeskan harinya kredit sudah bisa di cairkan.

g. Penandatangan Akad Kredit

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit.

h. Realisasi kredit

Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.


(55)

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan kredit pada PT. BTPN Tbk Medan yaitu 75% s/d 85% dari gaji pensiun si pemohon kredit.

H. Keputusan atas Permohonan Kredit

Keputusan yang dimaksud setiap tindakan dari pejabat bank berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa tindakan menolak, menyetujui dan mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Dalam hal ini pejabat bank akan memberikan tiga keputusan atas permohonan kredit yang diajukan calon nasabah yaitu :

1. Disetujui oleh bank, dimana dalam hal ini bank mengabulkan sebagian atau keseluruhan kredit dari calon nasabah atau nasabah.

2. Dipertimbangkan lebih lanjut oleh bank, dalam hal ini bank belum dapat memberikan jawaban yang pasti atas keputusan pimpinan dalam mempertimbangkan permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah. 3. Ditolak oleh bank, dimana dalam hal ini bank menolak permohonan

kredit yang diajukan oleh nasabah karena mungkin tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan bank setelah dilakukan penyelidikan dan analisa kredit oleh bank.


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka sebagai penutup dari tugas akhir ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dan disertai dengan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan perusahaan yang bersangkutan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas maka pada bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaimana diuraikan dibawah ini:

1. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa keuangan serta berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat.

2. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan bekerja dengan peraturan yang digariskan dari pusat dan memiliki struktur organisasi yang memakai sistem garis dan staf yaitu yang ditandai dengan adanya sistem pembagian pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya.

3. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan dalam menyalurkan fasilitas perkreditan lebih fokus terhadap penyaluran kredit pensiun, karena sebagian besar nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan adalah pensiunan.

4. Prosedur penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan cukup singkat sehingga banyak nasabah yan meminjam kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan yaitu hanya membutuhkan


(57)

waktu 1-2 hari jika berkas sudah diajukan dan tidak ada masalah administrasi lainnya.

5. Terjadi peningkatan penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan pada tahun 2009 dari tahun 2008.

6. Terjadi penurunan kredit macet pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan pada tahun 2009 dari tahun 2008.

B. Saran

1. Pihak PT. BTPN Tbk Medan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas penyaluran kredit pensiun karena sudah terjadi peningkatan penyaluran kredit pada tahun 2009.

2. Di dalam penyaluran kredit hendaknya tim marketing juga mensurvei tempat tinggal pemohon kredit, hal ini untuk mengurangi risiko kredit macet.

3. Masalah perkreditan selalu berorientasi untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu pegawai perbankkan PT. BTPN Tbk Medan dituntut untuk memiliki kemampuan. Kemampuannya adalah penyusunan perencanaan yang baik bagi usahanya agar dapat terus bersaing dengan bank-bank lain, serta harus selalu mampu menciptakan, mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk / jasa yang baru yang dibutuhkan masyarakat.


(58)

4. Melihat bahwa tugas bank sangat berat dalam menjalankan fungsi serta proses penyaluran kreditnya dan pengawasan kreditnya maka hendaknya personil pada PT. BTPN Tbk Medan yang bertugas dalam bagian perkreditan tetap dididik dan dibekali dengan berbagai keahlian, keterampilan, dan pengetahuan perkreditan, pengetahuan perbankan. Pengetahuan dalam bidang usaha serta pengetahuan lainnya yang dianggap penting dalam peningkatan keahlian dan kreatifitas.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Jopie, Jusuf. 2003. Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kasmir.1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-dasar dan Teknik Manajemen Kredit, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan : Bumi Aksara, Jakarta.


(60)

(1)

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan kredit pada PT. BTPN Tbk Medan yaitu 75% s/d 85% dari gaji pensiun si pemohon kredit.

H. Keputusan atas Permohonan Kredit

Keputusan yang dimaksud setiap tindakan dari pejabat bank berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa tindakan menolak, menyetujui dan mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Dalam hal ini pejabat bank akan memberikan tiga keputusan atas permohonan kredit yang diajukan calon nasabah yaitu :

1. Disetujui oleh bank, dimana dalam hal ini bank mengabulkan sebagian atau keseluruhan kredit dari calon nasabah atau nasabah.

2. Dipertimbangkan lebih lanjut oleh bank, dalam hal ini bank belum dapat memberikan jawaban yang pasti atas keputusan pimpinan dalam mempertimbangkan permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah. 3. Ditolak oleh bank, dimana dalam hal ini bank menolak permohonan

kredit yang diajukan oleh nasabah karena mungkin tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan bank setelah dilakukan penyelidikan dan analisa kredit oleh bank.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka sebagai penutup dari tugas akhir ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dan disertai dengan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan perusahaan yang bersangkutan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas maka pada bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaimana diuraikan dibawah ini:

1. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa keuangan serta berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat.

2. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan bekerja dengan peraturan yang digariskan dari pusat dan memiliki struktur organisasi yang memakai sistem garis dan staf yaitu yang ditandai dengan adanya sistem pembagian pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya.

3. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan dalam menyalurkan fasilitas perkreditan lebih fokus terhadap penyaluran kredit pensiun, karena sebagian besar nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan adalah pensiunan.

4. Prosedur penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan cukup singkat sehingga banyak nasabah yan meminjam kredit pada


(3)

waktu 1-2 hari jika berkas sudah diajukan dan tidak ada masalah administrasi lainnya.

5. Terjadi peningkatan penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan pada tahun 2009 dari tahun 2008.

6. Terjadi penurunan kredit macet pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Medan pada tahun 2009 dari tahun 2008.

B. Saran

1. Pihak PT. BTPN Tbk Medan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas penyaluran kredit pensiun karena sudah terjadi peningkatan penyaluran kredit pada tahun 2009.

2. Di dalam penyaluran kredit hendaknya tim marketing juga mensurvei tempat tinggal pemohon kredit, hal ini untuk mengurangi risiko kredit macet.

3. Masalah perkreditan selalu berorientasi untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu pegawai perbankkan PT. BTPN Tbk Medan dituntut untuk memiliki kemampuan. Kemampuannya adalah penyusunan perencanaan yang baik bagi usahanya agar dapat terus bersaing dengan bank-bank lain, serta harus selalu mampu menciptakan, mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk / jasa yang baru yang dibutuhkan masyarakat.


(4)

4. Melihat bahwa tugas bank sangat berat dalam menjalankan fungsi serta proses penyaluran kreditnya dan pengawasan kreditnya maka hendaknya personil pada PT. BTPN Tbk Medan yang bertugas dalam bagian perkreditan tetap dididik dan dibekali dengan berbagai keahlian, keterampilan, dan pengetahuan perkreditan, pengetahuan perbankan. Pengetahuan dalam bidang usaha serta pengetahuan lainnya yang dianggap penting dalam peningkatan keahlian dan kreatifitas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Jopie, Jusuf. 2003. Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kasmir.1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-dasar dan Teknik Manajemen Kredit, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan : Bumi Aksara, Jakarta.


(6)