Latar Belakang dan Masalah

5 dilakukan program intensifikasi melalui kegiatan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan klon baru yang berproduksi dan berkadar pati tinggi. Untuk memuliakan dan merakit varietas-varietas baru yang unggul, maka dibutuhkanlah pemuliaan tanaman. Dalam pemuliaan tanaman, dibutuhkan persilangan antara bunga jantan dan bunga betina yang berasal dari indukan yang memiliki sifat yang diharapkan. Namun, pemulia tanaman saat ini terkendala oleh umur tanaman untuk berbunga yang tidak sama antargenotipenya. Kondisi tersebut mengakibatkan pemulia tidak dapat melakukan persilangan dalam waktu yang cepat dan tepat. Fase berbunga ubikayu yang lambat dan tidak seragam antarklon merupakan pengaruh respon yang berbeda antarklon atas faktor lingkungan mengingat ubikayu membutuhkan fotoperiodik hari panjang yang lebih besar dari 13,5 jam terang dan suhu yang dibutuhkan kira- kira 24◦C Alves, 2002. Oleh karena itu, dilakukan pengaplikasian senyawa kimia paclobutrazol yang dapat menginduksi pembungaan tanaman ubikayu yang nantinya dapat berbunga pada waktu yang cepat. Paclobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh retardant yang berfungsi menghambat biosintesis giberelin Davies, 1995 sehingga pemberian zat tersebut menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif, menurunkan aktivitas enzim proteilitiks, menekan laju respirasi tetapi meningkatkan RNA, protein, sukrosa, pati, dan klorofil dan menstimulasi induksi bunga Mehouachi dkk., 1996. Aplikasi paclobutrazol dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu penyemprotan daun foliar spray, dituang ke tanah soil drench, dan injeksi pada batang injection. 6 Prinsip kerja paclobutrazol melalui daun adalah larutan paclobutrazol diserap daun melalui stomata dan akan ditranslokasikan ke seluruh tubuh yang terangkut bersamaan dengan hasil fotosintesis melalui jaringan floem. Selanjutnya, senyawa tersebut mencapai meristem sub apikal dan menghambat biosintesis giberelin dengan cara menghambat oksidasi ent-kaurene menjadi asam ent- kaurenoat Salisbury dan Ross, 1995. Hormon giberelin yang terhambat menyebabkan pengurangan kecepatan dalam pembelahan sel tanaman Wood, 1984 sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan menyebabkan hasil fotosintesis dapat dialokasikan untuk pertumbuhan generatif tanaman pembentukan bunga pada tanaman ubikayu sehingga memungkinkan dilakukannya persilangan antara genotipe-genotipe yang berbeda umur bunganya. 1.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan, dapat diajukan hipotesis, yaitu 1. Pemberian paclobutrazol dapat menekan pertumbuhan vegetatif tanaman ubikayu. 2. Pemberian paclobutrazol berpengaruh terhadap optimasi pembungaan tanaman ubikayu. 3. Terdapat kisaran volume paclobutrazol tertentu yang efektif menekan pertumbuhan vegetatif tanaman ubikayu dan merangsang pembentukan bunga. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Ubikayu

Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas : Dicotyledonae biji berkeping dua Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot esculenta Crantz. Sumber: Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2007 Tanaman ubikayu Manihot esculenta Crantz. merupakan tumbuhan berbatang lunak atau getas mudah patah. Tanaman ubikayu dewasa dapat mencapai tinggi 1 sampai 2 meter, walaupun ada beberapa kultivar yang dapat mencapai tinggi sampai 4 meter. Batang ubikayu berbentuk silindris dengan diameter berkisar 2 sampai 6 cm. Warna batang sangat bervariasi, mulai putih keabu-abuan sampai coklat atau coklat tua. Batang tanaman ini berkayu dengan bagian gabus pith yang lebar. Setiap batang menghasilkan rata-rata satu buku node per hari di 8 awal pertumbuhannya, dan satu buku per minggu di masa-masa selanjutnya. Setiap satu satuan buku terdiri dari satu buku tempat menempelnya daun dan ruas buku internode. Panjang ruas buku bervariasi tergantung genotipe, umur tanaman, dan faktor lingkungan seperti ketersediaan air dan cahaya. Ruas buku menjadi pendek dalam kondisi kekeringan dan menjadi panjang jika kondisi lingkungannya sesuai, dan sangat panjang jika kekurangan cahaya Ekanayake dkk., 1997. Susunan daun ubikayu pada batang phyllotaxis berbentuk 25 spiral. Lima daun berada dalam posisi melingkar membentuk spiral dua kali di sekeliling batang. Daun berikutnya atau daun ke enam terletak persis di atas titik awal spiral. Daun ubikayu terdiri dari helai daun lamina dan tangkai daun petiole. Panjang tangkai daun berkisar 5-30 cm dan warnanya bervariasi dari hijau ke ungu. Helai daun mempunyai permukaan yang halus dan berbentuk seperti jari. Jumlah jari bervariasi antara 3 dan 9 biasanya ganjil. Warna rangka helai daun hijau sampai ungu. Bentuk helai daun, terutama lebarnya, juga bervariasi Ekanayake dkk., 1997.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Ubikayu

Pada umumnya tanaman ubikayu ditanam di daerah yang relatif kering. Tapi sebenarnya tanaman ubikayuini dapat tumbuh di daerah antara 30 o lintang selatan dan 30 lintang utara. Suhu udara rata-rata lebih dari 18 C dengan curah hujan di atas 500 mmtahun. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubikayu antara 1.500 – 2.500 mmtahun. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubikayu antara 60- 65, dengan suhu udara minimal bagi tumbuhnya sekitar 10 o C Prihandana dkk.,