22
Gambar II.8. Pos Polisi Bojong Soang. Sumber: Dokumentasi Pribadi 15122015
Gambar II.9. Pengendara Berteduh Di Sisi Jalan. Sumber: Dokumentasi Pribadi 03052016
23
Gambar II.10. Pengendara Berhenti di zebra Cross. Sumber: Dokumentasi Pribadi 02052016
Gambar II.11. Pengendara Naik Trotoar Karena Jam Sibuk Kantor. Sumber: Dokumentasi Pribadi 02052016
24
II.8 Resume
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pengendara sepeda motor dapat disimpulkan bahwa pelanggar pengendara sepeda motor menginterpretasikan
berdasarkan pemikiranya sendiri bukan berdasarkan peraturan undang-undang tentang lalu lintas, karena tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa trotoar dapat
di gunakan pengendara sepeda motor jika tidak ada pejalan kaki.
II.9 Solusi yang Mengarah Pada Solusi Perancangan
Berdasarkan resume di atas maka perlu dilakukanya kampanye sosial terhadap pengendara sepeda motor yang masih merebut hak dari pejalan kaki yaitu trotoar
dan zebra cross. Masih banyaknya pengendara sepeda motor yang berkendara di atas trotoar dan kurangnya sosialisasi kepada pengendara sepeda motor mengenai
pentingnya menghargai pejalan kaki. Kampanye sosial ini mengedepankan hak pejalan kaki yang mempunyai hak menggunakan trotoar dan zebra cross, hal ini
dikuatkan juga oleh Danisworo 1991, trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang dibuat terpisah dari jalur kendaraan umum, biasanya terletak bersebelahan atau
berdekatan. Pengertian ini sesuai dengan Ogden 1996 yang menyatakan, footpath atau side walk berarti jalur pejalan kaki yang mengambil bagian dari jalan
kendaraan atau jalur yang terpisah khusus untuk pejalan kaki saja, tetapi ada jalur pejalan kaki yang digunakan bersama-sama dengan jalur sepeda. Shirvani 1985
menyatakan trotoar merupakan elemen perancangan Kota yang penting, yaitu membentuk hubungan antar aktivitas pada suatu lokasi. Trotoar merupakan
subsistem linkage dari jalur jalan suatu Kota. Trotoar akan semakin penting bila pejalan kaki adalah sebagai pengguna utama jalur tersebut bukan kendaraan
bermotor atau yang lainnya. Kedua pernyataan tersebut menjadi landasan untuk dibuat kampanye sosial bagi pengendara sepeda motor yang masih merebut hak
pejalan kaki.
25
BAB III . STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III. 1 Strategi Perancangan
Dalam perancangan media kampanye sosial ini diperlukan adanya strategi perancangan sebagai panduan agar media-media yang dihasilkan dapat mencapai
tujuan, target dan segmentasi dari program ini. Strategi komunikasi pada tema ini dilakukan dengan cara kampanye. Kampanye merupakan salah satu cara untuk
menyampaikan informasi yang pada akhirnya mampu merubah prilaku khalayak secara konkret dan terukur. Solusi berupa manipulasi foto tentang etika pengendara
sepeda motor terhadap hak pejalan kaki karena sejauh ini kampanye sosial yang dilakukan masih kurang efektif dalam mengurangi pelanggaran terhadap hak
pejalan kaki ini. Dengan adanya kampanye sosial menggunakan media foto atau gambar diharapkan para pengendara sepeda motor mengerti dan pelanggaranpun
berkurang.
III.1.1. Khalayak Sasaran
Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat ditentukan
oleh khalayak Cangara, 2010, h.157. Pengendara sepeda motor yang memiliki kesibukan di pagi maupun sore hari sangat
tepat menjadi khalayak sasaran karena pada pagi dan sore hari volume kendaraan di jalan raya bertambah, pengendara tersebut adalah pegawai kantor dan anak
sekolah.
III.1.2. Tujuan Komunikasi
Agar pengendara sepeda motor menghargai hak pejalan kaki dalam fasilitas yang diberikan untuk pejalan kaki..
Agar pengendara sepeda motor tidak menjadi egois karna menggunakan fasilitas pejalan kaki.