C. URAIAN MATERI POKOK 1. Pendahuluan
Mendiskusikan proses pembelajaran, biasanya akan terbayangkan pada empat dinding yang membatasi aktivitas pembelajaran. Dalam kasus ini tampak betapa
PBM disederhanakan sebagai aktivitas antara guru, murid, dan mata pelajaran. Lantas jika terjadi ketidakberhasilan PBM, maka secara mudah orang akan menunjuk satu
dari ketiga komponen tersebut sebagai penyebabnya. Pertanyaan yang muncul adalah, sesederhana itukah memposisikan satu komponen tertentu sebagai penyebab
kegagalan interaksi? Tidak perlukah dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk memahami situasi yang terjadi dalam kelas, sebagai satu komunitas sosial kecil yang
memiliki persoalan kompleks? Kedua pertanyaan minimal ini, setidaknya dapat dijadikan renungan, betapa
saat ini perhatian serius terhadap penelitian kelas tampak mengendur setelah sempat menguat pada dekade 1980-an. Jika selama ini telah dilaksanakan penelitian,
tampaknya standar penelitian yang digunakan bukan merupakan penelitian kelas, tetapi sebagai riset umum yang mengkaji salah satu komponen yang ada di kelas.
2. Definisi Penelitian Kelas
Firman, dkk. 1997 mengungkap bahwa penelitian kelas adalah suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar ketergantungan materi subyek,
pembelajar dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan logika internal dari tugas mengkonstruksi pengetahuan dari PBM.
Dengan bahasa yang lebih operasional Hopkin 1993 menjelaskan makna penelitian kelas sebagai aktivitas yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan mengajar, menguji asumsi teori-teori pendidikan dalam praktek atau
sebagai evaluasi dan implementasi sarana prasarana sekolah secara keseluruhan. Kedua definisi ini pada intinya menitikberatkan pada adanya usaha yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Adapun usaha-usaha yang dimaksud dalam term di atas, berwujud satu
penelitian yang memegang kaidah ilmiah. Artinya, jika ada satu persoalan pembelajaran yang terjadi di kelas, maka untuk menentukan aspek mana yang harus
ditingkatkan dan dibenahi bukan berdasarkan perkiraan emosional, namun lebih pada analisis berdasar pada sejumlah data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu. Tentu
saja dalam proses pengumpulan data ini guru dapat bekerja sama dengan teman sejawatnya, supervisornya, atau bahkan dengan siswa. Adapun bagaimana cara dan
dengan apa proses pengumpulan data serta bagaimana analisis data yang telah dikumpulkan tersebut akan dilakukan, tergantung pada kemampuan guru sebagai
peneliti kelas.
3. Tujuan Dasar Penelitian Kelas
Dari definisi yang di atas, secara tidak langsung dapat dipahami bahwa penelitian kelas mencoba mewujudkan keingintahuan peneliti secara utuh mengenai
apa yang terjadi di dalam kelas melalui observasi terhadap kegiatan PBM. Terminal akhir yang ingin dicapai adalah, suksesnya proses belajar mengajar di kelas. Dengan
begitu tujuan dari penelitian kelas secara tidak langsung adalah peningkatan proses belajar mengajar dengan cara pengembangan profesi dan peningkatan performance
guru serta mengurangi hambatan-hambatan yang ada dalam proses belajar mengajar di kelas melalui refleksi penglaman dan kemampuan yang dimilikinya. Hambatan-
hambatan tersebut ditemukan melalui serangkaian pengamatan sebagai rangkaian kegiatan penelitian kelas.
4. Penelitian Standar dan Penelitian Kelas