Contoh : test IQ yang dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang.
Terdapat 7 dimensi yang sering disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual.
Dimensi Deskripsi
Contoh pekerjaan
Kecerdasan angka Kemampuan melakukan
aritmatika dengan cepat dan akurat
Akuntan : menghitung pajak penjualan pada serangkaian
barang Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar
dan hubungan antara kata- kata
Manager pabrik : mengikuti kebijakan perusahaan pada
perekrutan Kecepatan persepsi
Kemampuan mengidentifikasi kemiripan
dan perbedaan visual secara tepat dan akurat
Penyelidik kebakaran : mengidentifikasi petunjuk
untuk mendukung tuntutan kebakaran secara sengaja
Penalaran induktif Kemampuan
mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah masalah
dan kemudian memecahkan masalah tersebut
Periset pasar :meramalkan permintaan untuk sebuah
produk pada periode waktu selanjutnya.
Penalaran deduktif Kemampuan menggunakan
logika dan menilai implikasi dari sebuah argumen
Pengawas : memilih antara 2 saran berbeda yang
ditawarkan oleh karyawan Visualisai spasial
Kemampuan membayangkan bagaimana
sebuah objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang
diubah Dekorator interior :
mendekorasi ulang sebuah kantor
Daya ingat Kemampuan menyimpan
dan mengingat pengalaman masa lalu
Tenaga penjual : mengingat nama-nama pelanggan
2. Kemampuan fisik
Adalah kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
Contoh : pekerjaan yang menuntut stamina, ketangkasan fisik, kekuatan kaki, atau bakat-bakat serupa yang membutuhkan manajemen untuk mengidentifikasi
kemampuan fisik seorang karyawan.
Sembilan kemampuan fisik dasar Faktor Kekuatan
1 Kekuatan dinamis Kemampuan menggunakan kekuatan otot secara berulang
atau terus menerus 2 Kekuatan tubuh
Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot menggunakan otot tubuh khususnya otot perut
3 Kekuatan statis Kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek
eksternal 4 Kekuatan eksplosif
Kemampuan mengeluarkan energy maksimum dalam satu atau serangkaian tindakan eksplosif
Faktor Fleksibilitas 5 Fleksibilitas luas
Kemampuan menggerakkan tubuh dan otot punggung sejauh mungkin
6 Fleksibilitas dinamis Kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang cepat dan berulang-ulang
Faktor Lainnya 7 Koordinasi tubuh
Kemampuan mengoordinasikan indakan secara bersamaan dari bagian-bagian tubuh yang berbeda
8 Keseimbangan Kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun
terdapat gaya yang mengganggu keseimbangan 9 Stamina
Kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang membutuhkan usaha berkelanjutan
KESESUAIAN ANTARA KEMAMPUAN DAN PEKERJAAN
Pada umumnya, pekerjaan menuntut hal yang berbeda-beda dari setiap individu dan setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dengan demikian, kinerja karyawan akan
meningkat bila terdapat kesesuaian yang tinggi antara kemampuan dan pekerjaannya. Kemampuan intelektual atau fisik atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan memadai bergantung pada perseyaratan kemampuan dari pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, seorang pilot pesawat terbang membutuhkan kemampuan visualisasi
spasial yang kuat; seorang petugas penjaga pantai membutuhkan kemampuan visualisasi spasial yang kuat dan koordinasi tubuh yang baik; eksekutif senior membutuhkan kemampuan
verbal yang baik; pekerja konstruksi di tempat tinggi membutuhkan kesimbangan yang baik; dan jurnalis membutuhkan kemampuan bernalar yang baik. Jadi, baik atau tidaknya kinerja
karyawan bergantung pada interaksi antara kemampuan karyawan dengan persyaratan kemampuan dari pekerjaan yang bersangkutan. Kita tidak dapat melihat dan menilai hanya dari
kemampuan karyawan atau hanya dari persyaratan kemampuan pekerjaan. Namun, jika tidak ada kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan, maka
kemungkinan akan gagal. Misalnya, kita dipekerjakan sebagai seorang pemroses kata, dan kita tidak memenuhi persyaratan dasar mengetik dengan keyboard, maka kinerja kita akan buruk
meskipun kita bersikap positif dan memiliki motivasi tinggi. Akan tetapi, apabila kemampuan yang dimiliki karyawan jauh melebihi persyaratan
kemampuan pekerjaan, maka prediksi kita bisa berbeda. Kinerja karyawan mungkin memadai, tetapi akan terdapat ketidakefisienan dan penurunan tingkata kepuasan karyawan.
Ketidakefisienan ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa bayaran cenderung mencerminkan tingkat keterampilan karyawan. Bila kemampuan seorang karyawan jauh
melampaui dari yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut, maka manajemen akan membayar lebih daripada yang harus dibayar, atau dengan kata lain biaya gaji yang harus
dikeluarkan menjadi bertambah besar tidak efisien. Kemampuan yang sangat jauh di atas dari yang diperlukan juga dapat mengurangi kepuasan kerja karyawan, terutama ketika keinginan
karyawan untuk menggunakan kemampuannya cukup kuat dan ia merasa frustasi dengan batasan pekerjaan tersebut.
KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK BIOGRAFIS
Dalam bagian ini, pada dasarnya ingin menemukan dan menganalisis variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi produktivitas, ketidakhadiran, perputaran karyawan, penyimpangan,
kewargaan, dan kepuasan karyawan. Apakah variabel-variabel tersebut berupa motivasi karyawan itu sendiri? Atau apakah berasal dari kekuasaan atau kultur organisasi? Variabel yang
demikian sulit dinilai karena tidak terdapat pengukuran yang pasti. Sebenarnya, untuk menilai karyawan akan bermanfaat jika dimulai dengan mengamati faktor-faktor yang mudah dikenali
dan tersedia. Sebagian besar data yang dapat diperoleh sebenarnya cukup berasal dari informasi di dalam arsip pribadi karyawan, yakni berupa karakter-karakter biografis.
Karakteristik biografis merupakan karakterisik perseorangan seperti usia, gender, ras, dan masa jabatan yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seorang.
. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan menjadi masalah yang lebih penting selama decade mendatang. Mengapa? Terdapat sedikitnya 3
alasan. Pertama, terdapat kepercayaan yang luas bahwa kinerja pekerjaan menurun seiring bertambahnya usia. Kedua, kenyataan bahwa angkatan kerja menua.
Ketiga, adalah perundang-undangan AS, yang dengan segala alasan, melarang perintah pensiun. Saat ini sebagian pekerja AS tidak harus pensiun pada usia 70.
Para pekerja lebih tua dipandang kurang memiliki fleksibilitas, sering menolak teknologi baru, tetapi memiliki kedisplinan lebih tinggi kehadiran.
Apakah persepsi terhadap para pekerja yang lebih tua? Beberapa orang melihat kualitas positif dari para pekerja yang lebih tua terhadap pekerjaan mereka,
khususnya dari segi pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas yang tinggi. Namun, sejumlah orang berpandangan negatif
terhadap para pekerja yang lebih tua. Menurut mereka, para pekerja yang lebih tua kurang fleksibel, dan cenderung menolak teknologi baru. Padahal, dengan
perkembangan teknologi saat ini yang pesat, perusahaan menghendaki karyawan yang mampu menyesuaikan diri dan mau terbuka terhadap perubahan.
Bagaimana pengaruhnya terhadap perputaran karyawan, ketidakhadiran, dan produktivitas? Semakin tua, semakin kecil kemungkinan untuk keluar dari
pekerjaan. Hal ini disebabkan seiring para pekerja menjadi lebih tua, mereka memiliki lebih sedikit peluang alternatif pekerjaan. Selain itu, para pekerja yang
lebih tua juga berkemungkinan lebih rendah untuk mengundurkan diri dibanding para pekerja yang lebih muda karena masa pengabdian yang panjang cenderung
memberikan gaji yang lebih tinggi, tunjangan liburan yang lebih panjang, dan tunjangan pensiunyang lebih menarik.
Namun, hal ini ternyata berbanding terbalik terhadap ketidakhadiran. Para pekerja yang lebih tua memiliki tingkat ketidakhadiran yang rendah atas hal yang
dapat dihindari dan memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi atas hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini mungkin disebabkan kondisi kesehatan yang lebih buruk
terkait usia dan periode pemulihan lebih lama yang dibutuhkan oleh para pekerja lebih tua bila mereka sakit.
Dilihat dari segi produktivitas, pada dasarnya baik para pekerja yang lebih tua maupun yang lebih muda adalah sama saja, tergantung dari motivasi kerja masing-
masing karyawan. Semakin tinggi motivasinya, semakin tinggi pula produktivitasnya. Namun, ada kecenderungan dimana para pekerja yang lebih tua
mungkin produktivitasnya lebih rendah dibandingkan para pekerja yang lebih muda terkait dengan penurunan kondisi fisik, seperti kecepatan, kelincahan,
kekuatan, dan koordinasi.
2. Gender