Bahan Makanan Unduh BRS Ini

4 Berita Resmi Statistik No. 500913Th. XVII, 1 September 2014 Di kota Bukittinggi pada bulan Agustus 2014 6 enam kelompok pengeluaran memberikan andilsumbangan inflasi antara lain: kelompok bahan makanan sebesar 0,78 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 pesen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,09 persen, sementara kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil deflasi dengan angka mendekati sebesar 0,00 persen. Tabel 4 AndilSumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Barat Kota Padang dan Kota Bukittinggi Agustus 2014 persen Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi Sumatera Barat Kota Padang Kota Bukittinggi 1 2 3 4 Umum 1.72 1.83 0.91 1. Bahan Makanan 0.65 0.64 0.78 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0.08 0.09 0.01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0.18 0.20 0.01 4. Sandang 0.01 0.01 0.01 5. Kesehatan 0.03 0.04 0.01 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0.26 0.28 0.09 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.50 0.57 0.00 Gambar 1 Perkembangan InflasiDeflasi Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Agustus 2014 2012=100 URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Agustus 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 2,49 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 118,87 pada bulan Juli 2014 menjadi 121,83 pada bulan Agustus 2014. Dari 11 sebelas subkelompok yang ada dalam kelompok ini, 7 tujuh -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transportasi Padang Bukittinggi Sumbar Berita Resmi Statistik No. 500913Th. XVII, 1 September 2014 5 subkelompok mengalami inflasi, 4 empat subkelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,62 persen, dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya sebesar 6,70 persen, dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,07 persen. Sementara deflasi terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 1,73 persen, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,41 persen, dan subkelompok daging dan hasil- hasilnya serta subkelompok lemak dan minyak masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,06 persen. Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,64 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah beras sebesar 0,36 persen, jengkol 0,11 persen, sepat siam dan daun singkong 0,05 persen, daun bawang dan jeruk sebesar 0,04 persen, buncis sebesar 0,03 persen, ketimun, layurbeledang, cumi-cumi, teri, nila, dan beberapa komoditi lainnya. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah ikan tongkol sebesar 0,11 persen, anak sala, tomat sayur dan tuna sebesar 0,02 persen, pepaya sebesar 0,01 persen, dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen. Di Kota Bukittinggi kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,20 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 117,56 pada bulan Juli 2014 menjadi 121,32 pada bulan Agustus 2014. Dari 11 sebelas subkelompok yang ada 8 delapan subkelompok mengalami inflasi, 2 dua subkelompok mengalami deflasi, dan 1 satu subkelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 11,69 persen, sayur-sayuran sebesar 9,13 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,67 persen. Deflasi terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,59 persen dan subkelompok buah-buahan sebesar 5,49 persen. Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,78 persen dengan komoditas penyumbang adalah beras sebesar 0,23 persen, bawang merah sebesar 0,15 persen, kentang sebesar 0,11 persen, cabai merah sebesar 0,10 persen, belut sebesar 0,07 persen, daging sapi dan ikan nila sebesar 0,05 persen, buncis sebesar 0,04 persen, cabe hijau, dencis, dan ketimun, kacang panjang, telur ayam ras, ikan tongkolambu-ambu, ikan mas, ikan asin belah, mujair sebesar 0,02 persen, pisang dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah jeruk sebesar 0,13 persen, daging ayam ras sebesar 0,08 persen, apel dan wortel sebesar 0,02 persen, bawang putih dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau