144
Buku Guru Kelas VII SMP
etika moral Khonghucu. Semua ini memberikan tuntunan tentang tata cara berperilaku dalam seluruh aspek kehidupan
dan keseharian manusia.
Sebagai sistem pendidikan ‘Budi Pekerti’, Di Zi Gui sangat universal dan dikenal oleh masyarakat luas. Tidak hanya
digunakan oleh kalangan internal umat Khonghucu tetapi dapat juga digunakan oleh pihak luar dari umat Khonghucu. Dewasa
ini Di Zi Gui sudah diadopsi oleh banyak pihak, hanya sayang mereka melupakan sumber asalnya bahkan terkesan sengaja
menghilangkan jejak sejarahnya.
Di Zi Gui yang sudah beredar banyak diartikan secara bebas dan susunan katanya sudah merupakan penjelasan, persepsi
penerjemah sangat dominan dan tendensius. Dalam kesempatan ini diangkat tiga tema penting terkait tema pembelajaran kita
saat ini yakni :
1. Hati-hati dan Sungguh-sungguh. 2. Rendah Hati.
3. Sederhana dan Suka Mengalah.
B. Hati-hati dan Sungguh-sungguh
Menyimak fenomena dan perkembangan di usia remaja, sikap hati-hati dan sungguh-sungguh menjadi sangat penting
untuk diperhatikan. Arus informasi yang begitu mudah diperoleh baik yang bersifat positif maupun negatif, menjadikan
kita sebagai remaja perlu membekali diri dengan ilter dalam diri untuk mampu memilah dan memilih.
Mengapa sikap hati-hati dan sungguh-sungguh perlu kita latih sejak usia muda?
Usia remaja adalah usia pencarian jati diri dan dalam tahapan peralihan menuju dewasa baik secara isik maupun
emosi. Keingintahuan dunia luar yang begitu tinggi, kebutuhan akan eksistensi dan penerimaan dirinya, pencarian model atau
igure yang diidolakan sangat berperan membentuk watak dan karakternya di masa depan.
Apa jadinya ketika kita akrab dengan pemabuk dan penjahat? Bandingkan pengaruh yang kita peroleh ketika akrab
dengan kawan yang berbudi dan memiliki pengetahuan yang luas. Dapatkah kalian merasakan perbedaan kedua hal di atas?
145
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Lalu bayangkan ketika kalian tiada kesungguhan dalam membina diri, menggampangkan dan menyepelekan segala
sesuatunya. Kira-kira karakter seperti apa yang akan kalian bentuk? Apakah dampak yang akan kalian rasakan dengan
karakter tersebut di masa depan? Nyamankah kita dengan karakter tersebut? Kalau boleh memilih, karakter seperti apakah
yang ingin kalian bentuk?
Perhatikan ayat berikut ini: Di dalam Kitab Sanjak tertulis: “Hati-hatilah, was-waslah seolah-olah berjalan di tepi jurang
dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es tipis.” Lunyu. VIII: 3
Kehati-hatian sangat diperlukan agar kita selamat dalam hidup ini. Hidup yang kita jalani seperti halnya seolah-olah
berjalan di tepi jurang dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es tipis; sangat mudah kita tergelincir ke dalam bahaya.
Berperilaku tidak hati-hati akan mengundang bahaya. Bergaul tidak hati-hati akan mengundang bahaya. Makan tidak hati-
hati akan mengundang bahaya. Dapatkah kita tidak bertindak hati-hati?
Zizhang berkata: “Seseorang yang memegang kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan Jalan Suci tetapi
tidak sungguh-sungguh: ia ada tidak menambah, dan ia tidak ada pun tidak mengurangi.” Lunyu. XIX: 2
Sungguh-sungguh adalah kondisi mental seseorang yang menaruh perhatian dan upaya secara intensif terhadap
suatu hal. Seseorang yang belajar sungguh-sungguh akan mencurahkan segenap perhatian dan upayanya terhadap apa
yang dipelajarinya.
Seseorang yang mencintai sungguh-sungguh akan mencurahkan segenap perhatian dan upaya kepada yang
dicintainya. Seseorang yang sungguh- sungguh ingin dipercaya oleh kawan dan
sahabatnya akan mencurahkan segenap perhatian dan upayanya agar bisa
dipercaya oleh kawan dan sahabatnya. Karena kesungguhan maka seseorang
akan mendapatkan buah dari apa yang diupayakannya.
PENTING:
“Untuk segala hal, persoalan utama- nya bukanlah mampu atau tidak
mampu, tetapi kesungguhanlah yang akan menentukan sebuah ke-
ber hasilan.”