R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 2
B. Dasar Hukum
Penyusunan Rencana Aksi Kinerja Provinsi Lampung Tahun 2015 merupakan implementasi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai
berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah; 4.
Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah; 6.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2015; 7.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Reviu atas Laporan Kinerja
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Aksi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2015 adalah sebagai bentuk akuntabilitas Penyelenggaraan pemerintahan
Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 dan Tolak Ukur pencapaian target Sasaran Pembangunan Provinsi Lampung Tahun 2015.
Tujuan penyusunan Rencana Aksi Kinerja Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 antara lain :
1. Menjalankan amanat
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 3
2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015
; 2.
Memberikan informasi kinerja yang terukur atas target kerja yang telah dibuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMD Tahun
2015-2019 dan telah dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015;
3. Sebagai upaya percepatan bagi Pemerintah Provinsi Lampung untuk
meningkatkan kinerja capaian sasaran yang diamanatkan dalam RPJMD 2015-2019.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Aksi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung meliputi sasaran strategis, indikator target kinerja tahun 2015 sebagaimana yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah RPJMD tahun 2015-2019 serta rencana aksi atas kinerja sasaran tahun 2015.
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
4
A.
KONDISI GEOGRAFI 1. GEOGRAFI
Daerah Provinsi Lampung meliputi areal seluas 3.528.835 ha termasuk pulau – pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatra, dan
dibatasi oleh :
a. Provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu, di sebelah Utara .
b. Selat Sunda disebelah Selatan.
c. Laut Jawa disebelah timur.
d. Samudera Hindia disebelah Barat.
Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan kota kembar Tanjung Karang dan Telukbetung memiliki wilayah yang
relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti pasar ikan telukbetung,
Tarahan, Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung, dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuan Maringgai
dan Ketapang. Disamping itu, kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal –kapal
nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Hindia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Raden Inten II , yaitu
nama baru dari Branti 8 km dari ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan lapangan terbang AURI terdapat di Menggala bernama Astra Ksetra.
Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada Kedudukan : Timur
– Barat berada antara : ° ’ –
° ’ Bujur Timur Utara
– Selatan berada antara : ° ’- ° ’ Lintang Selatan
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
5
2. TOPOGRAFI
Secara topografi daerah Lampung dapat dibagi 5 lima unit Topogafi antara lain sebagai berikut:
- Daerah topografis berbukit sampai bergunung.
- Daerah topografis berombak sampai bergelombang.
- Daerah dataran alluvial.
- Daerah dataran rawa pasang surut.
- Daerah river Basin.
Daerah topografis berbukit sampai bergunung :
Lereng – lareng yang curam atau terjal dengan kemiringan 25 , dan
ketinggian rata – rata 300 m diatas permukan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan
dengan puncak tonjolan – tonjolanya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung
Pesawaran, dan Gunung Rajabasa. Yang terakhir ini berlokasi di Kalinda dengan ketinggian rata
– rata 1.500 m. Puncak – puncak lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi, Sekincau yang terdapat di bagian Utara. Daerah tersebut umumnya ditutupi
oleh vegetasi hutan primer atau sekunder.
Daerah topogarafis berombak sampai bergelombang:
Ciri – ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit – bukit sempit,
kemiringannya antara 8 sampai 15 dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran
alluvial, vegetasi yang terdapat di daerah ini adalah tanaman –tanaman perkebunan
: Kopi, cengkeh, lada dan tanaman pertanian perladangan seperti : Padi, jagung, dan sayuran. Daerah tersebut meliputi daerah
–daerah : Kedaton di daerah kota Bandar Lampung, Gedong Tataan di Kabupaten Lampung Selatan, Sukoharjo dan pulau
Panggung di Kabupaten Tanggamus serta Kalirejo dan Bangun Rejo di Wilayah Kabupaten Lampung Tengah.
Daerah dataran Alluvial :
Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir down streeam dari sungai
–sungai yang besar seperti Way Sekampung, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji.
Ketinggian daerah ini berkisar antara 25 m sampai 75 m, dengan kemiringan 0
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
6
sampai 3 . Pada bagian pantai Sebelah Barat dataran Alluvial menyempit dan memanjang menurut arah Bukit Barisan.
Daerah dataran Rawa Pasang Surut :
Disepanjang pantai timur adalah merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m, pengendapan air menurut naiknya pasang air
laut.
Daerah River Basin:
Daerah Lampung terdapat 5 lima River Basin yang utama : -
River Basin tulang bawang. -
River Basin seputih. -
River Basin sekampung. -
River Basin semangka. -
River Basin jepara.
3. GEOLOGI
Punggung sebelah Barat Lampung adalah bagian dari Bukit Barisan yang merupakan geantiklinal dengan sinklinal yang terdapat disebelah timurnya.
Punggung pegunungan dari zaman kapur creteccus ini mengalami dekormas pada tertier terjadinya gejala-gejala patahan gaya vertikal sehingga terjadi fenomena
geologi seperti patahan semangka yang panjang menyusuri Way Semangka dan Teluk Semangka, gunung
–gunung api yang berbentuk opal tanggamus, Rindingan, Rebang dan lain-lain sekitarnya. Depresi Tektonik seperti lembah Suoh, Gedung
Surian dan way Lima yang ditutupi oleh sedimen –sedimen vulkanis dari celah
fisuves errupion. Pada bagian utara lapisan sedimen ini mengalamin peliputan di zaman Peistosin Tua yang menghasilkan Lapisanmembawa minyak bumi didalam
4 empat seri Lapisan Palembang. Lapisan Sedimen disebelah Timur ini umumnya tertutup pula oleh endapan
tufa massam bagian hasil dari debu gunung api di Bukit Barisan zaman peitosin yang membentuk dataran Peneplain dibagian Timur Lampung. Lapisan Palembang
yang terdapat di daerah Lampung yakni di daerah Menggala, Kotabumi dan Sukadana Yang ditandai dengan singkapan endapan tuffa massam Lapisan
Palembang adalah pengantar dari endapan minyak bumi.
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
7
Sukadana Bosalt yang merupakan Plateau diiringi dengan instruksi desit yang terjadi pada zaman Holassin. Singkapan plateau ini tidak merata, sebagian
ditutupi oleh Endapan alluvin seperti pasir Vulkanis, yang berasal dari debu –debu
gunung berapi. Data tentang endapan mineral di daerah Lampung belum banyak ditemukan sehinga potensi dari endapan bahan tambang ini tidakbelum banyak
diketahui. Dari literatur dan peta Geologi Daerah lampung dapat diinventaris adanya bahan
–bahan tambang endapan mineral diantaranya: -
Minyak Bumi. -
Uranium. -
Batubara muda brown coal. -
Mineral Besi. -
Emas dan Perak. -
Marmer. -
Sumber air panas dan gas bumi.
4. KLIMATOLOGI a.
Arus angin
Lampung terletak dibawah katulistiwa 5
O
lintang selatan beriklim tropis hummid dengan angin laut lembah yang bertiup dari samudra hindia dengan dua
musim angin setiap tahunnya. Dua musim yang dimaksud adalah :
a Nopember s.d. Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut.
b Juli s.d. Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara. Kecepatan angin
rata- rata 2 hingga 3 knot.
b. Temperatur
Rata-rata suhu minimum di Provinsi Lampung antara 21,3 C pada bulan
Agustus 2008 hingga 23,7 C pada bulan April. Sedangkan rata-rata suhu
maksimum berkisar antara 31,5 C hingga 34,0
C.
c. Kelembaban Udara
Dari stasiun meteorologi Raden Inten II Bandar Lampung, rata-rata kelembaban udara disekitar 69-81, dan ternyata kelembaban udara tertinggi
pada bulan Juni 2008.
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
8
B. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI
1. ADMINISTRASI PEMERINTAH
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang
–Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukota Tanjungkarang-
Telukbetung pada tanggal 18 Maret 1964. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 ibukota Tanjungkarang
– Telukbetung diganti namanya menjadi kotamadya BandarLampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983.
Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 15 lima belas Kabupatenkota , dengan luas masing-masing Kabkota sbb:
Tabel 3. Luas wilayah Kabupatenkota se provinsi Lampung
No. KabKota
Ibu Kota Luas Wilayah
Ha
2
1.
Lampung Selatan Kalianda
331.904
2.
Lampung Tengah Gunung Sugih
380.268
3.
Lampung Utara Kotabumi
272.587
4.
Lampung Barat Liwa
214.278
5.
Pesisir Barat Krui
290.723
6.
Tulang Bawang Menggala
319.632
7. Tanggamus
Kota Agung 302.064
8. Lampung Timur
Sukadana 532.503
9. Way Kanan
Blambangan Umpu 392.163
10. Bandar Lampung Bandar Lampung
19.296
11. Metro Metro
6.179
12. Pesawaran Gedong Tataan
224.351
13. Pringsewu
Pringsewu 62.500
14. Mesuji
Mesuji 218.400
15. Tulang
Bawang Barat
Panaragan Jaya 120.100
Jumlah 3.528.835
Sumber : Lampung Dalam Angka tahun 2015
2. PENDUDUK
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Provinsi Lampung berjumlah 7.596.115 jiwa. Bila dibandingkan dengan data hasil sensus 2000 yang
tercatat sebesar 6.730.751 jiwa, maka dalam kurun waktu 2000-2010 jumlah penduduk Provinsi Lampung bertambah sebesar 13,42 persen dengan laju
pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,24 persen. Jumlah Penduduk tersebut
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
9
meningkat kembali menjadi 8.026.191 jiwa tahun 2014. Dilihat dari distribusi antar KabupatenKota, tiga Kabupaten yang wilayahnya saling berdampingan yaitu
Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan tercatat sebagai daerah dengan penduduk terbanyak yang masing-masing
berjumlah 1 227 185 orang, 998 720 orang, dan 961 897 orang. Ini berarti hampir 40 dari total penduduk Provinsi Lampung bermukim di tiga kabupaten tersebut.
Sebaran penduduk di Provinsi Lampung per KabupatenKota adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Sebaran Penduduk di Provinsi Lampung per KabupatenKota
KabupatenKota 2010
2011 2012
2013 2014
01 Lampung Barat 278 189
281 409 284 492
287 588 290 388
02 Tanggamus 538 418
545 909 553 165
560 322 567 172
03 Lampung Selatan 915 463
927 629 939 390
950 844 961 897
04 Lampung Timur 954 694
966 313 977 537
988 277 998 720
05 Lampung Tengah 1 174 534
1 188 316 1 201 689
1 214 720 1 227 185
06 Lampung Utara 585 973
590 596 594 881
598 924 602 727
07 Way Kanan 407 525
412 897 418 121
423 195 428 097
08 Tulang Bawang 399 291
405 574 411 705
417 782 423 710
09 Pesawaran 400 208
405 711 411 077
416 372 421 497
10 Pringsewu 366 615
370 886 375 098
379 190 383 101
11 Mesuji 188 030
189 673 191 314
192 759 194 282
12 Tulang Bawang Barat
251 489 254 278
257 136 259 674
262 316 13 Pesisir Barat
142 228 143 815
145 411 146 929
148 412 14 Bandar Lampung
885 363 904 322
923 175 942 039
960 695 15 Metro
145 985 148 586
151 117 153 517
155 992
Lampung 7 634 005 7 735 914
7 835 308
7 932 132
8 026 191
Sumber : BPS Provinsi Lampung
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
10
3. KONDISI EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto
Perekonomian Provinsi Lampung secara umum terus bergerak ke arah peningkatan. Pada tahun 2014, perekonomian Provinsi Lampung yang diukur
berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 231,008 triliun atau meningkat sebesar Rp. 26,608
Triliun dari PDRB tahun 2013 yang sebesar Rp. 204,40 Triliun. Sedangkan berdasarkan harga konstan Tahun 2010, PDRB Provinsi Lampung meningkat
dari Rp. 180,636 Triliun menjadi Rp. 189,809 Triliun. Peningkatan ini terjadi pada seluruh lapangan usaha seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
yang mengalami peningkatan sebesar Rp. 2,019 triliun dari tahun 2014 yang sebesar Rp. 59,636 triliun. Struktur perekonomian Provinsi Lampung
menurut lapangan usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 32,69 persen; Industri
Pengolahan 18,03 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 11,01 persen.
Produk Domestik Regional Bruto PDRBProvinsi Lampung atas dasar harga berlaku triwulan I-2015 mencapai Rp. 60,923 triliun meningkat jika
dibandingkan triwulan I-2104 yang sebesar Rp. 56,115 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010, PDRB Provinsi Lampung triwulan I-2015 mencapai
Rp. 48,616 triliun mengalami peningkatan dibanding triwulan I-2014 yang sebesar Rp. 46,340 triliun. Struktur perekonomian Provinsi Lampung
menurut lapangan usaha pada Triwulan I-2015 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 35,13
persen; Industri Pengolahan 18,29 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 10,37 persen.
Peningkatan nilai PDRB Provinsi Lampung ini diikuti pula dengan peningkatan PDRB perkapita. Meskipun nilai PDRB per kapita belum mampu
menunjukkan peningkatan yang sebenarnya dari daya beli masyarakat, PDRB per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum.
Semakin tinggi rata-rata PDRB per kapita suatu wilayah, semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakatnya. PDRB per kapita Provinsi Lampung
tahun 2014 mencapai Rp 28,78 juta, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp. 25,77 juta.
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
11
2. Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang bisa menggambarkan perkembangan kinerja ekonomi suatu daerah selama
periode waktu tertentu. Angka ini menunjukkan laju capaian nilai tambah riil daerah yang menggambarkan kemajuan perekonomian yang dihasilkan. Di
tengah tren penurunan pertumbuhan ekonomi global, nasional, ekonomi Provinsi Lampung tahun 2014 tumbuh sebesar 5,08 persen, lebih tinggi dari
petumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02 persen dan rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera yang sebesar 4,66 persen.
Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa Pendidikan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
11,07 persen, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8,84 persen, dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,78 persen. Dari sisi pengeluaran
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 6,57 persen.
Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan I-2015 dibandingkan Triwulan I-2014 y-on-y tumbuh sebesar 4,91 persen. Pertumbuhan terjadi
pada seluruh lapangan usaha. Jasa Transportasi dan Pergudangan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
16,01 persen, diikuti oleh Jasa Pendidikan sebesar 12,38 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 12,18 persen. Laju Pertumbuhan sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,84 persen. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberikan sumbangan 0,66 dari total
pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung Triwulan I. Jika dibandingkan triwulan IV-2014, pertumbuhan ekonomi Provinsi
Lampung triwulan I-2015 q-to-q sebesar 6,79 persen. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi provinsi se-wilayah Sumatera yang
tumbuh rata-rata sebesar 0,03 persen. Laju Pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan triwulan I-2015 terhadap Triwulan IV Tahun
2014 sebesar 38,74 persen.
3. Ekspor-Impor
Pada triwulan III-2014, ekspor dan impor di wilayah Lampung tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 34,8 persen yoy meningkat dibandingkan
dengan triwulan II-2014 yang tumbuh 12,9 persen yoy. Sejalan dengan ekspor, impor juga mengalami pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
12
tumbuh sebesar 29,4 persen menjadi 49,1 persen. Secara total, ekspor Provinsi Lampung tahun 2014 US 3.895,78 juta. Untuk total impor tahun
2014 mencapai US 3.440,5 juta. Oleh karena itu, kondisi neraca perdagangan tercatat surplus sebesar US 455,3 juta di tahun 2014.
Perkembangan ekspor pada triwulan I-2015 tumbuh 11,58 persen, tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 11,22 persen.
Meningkatnya kinerja ekspor selain didorong oleh meningkatnya perdagangan antar daerah juga didorong oleh membaiknya ekspor luar
negeri karena meningkatnya permintaan dari negara tujuan dan meningkatnya harga komoditas global. Sementara itu, impor triwulan I-
2015 mengalami perlambatan yaitu tumbuh 10,84 persen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,39 persen. Melihat
kondisi ekspor dan impor pada triwulan I-2015, neraca perdagangan Provinsi Lampung masih mengalami surplus sebesar USD134,0 juta.
Terkait impor, dalam rangka melindungi pengusaha lokal dan mengendalikan impor di Provinsi Lampung, telah diterbitkan Peraturan
Gubernur Lampung Nomor 59 Tahun 2014 tentang Pengendalian Distribusi Produk Impor di Provinsi Lampung, yang berlaku efektif per Januari 2015.
4. Inflasi
Inflasi di Provinsi Lampung tahun 2014 sebesar 8,36 persen setara dengan inflasi Nasional. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi
tahun 2013 yang tercatat 7,56 persen. Namun demikian, secara nasional khusus di daerah-daerah penghitungan inflasi mengalami kondisi yang
seragam yakni peningkatan inflasi secara signifikan terkait depresiasi Rupiah serta kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan LPG.
Pada triwulan I tahun 2015, inflasi mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV tahun 2014 dari sebesar 8,06 persen yoy
menjadi 6,64 persen yoy. Diharapkan inflasi hingga akhir tahun 2015 tetap terkendali sehingga masih berada pada kisaran sasaran inflasi
Provinsi Lampung sebesar 4±1 persen. Berbagai upaya pengendalian inflasi serta koordinasi yang semakin kuat dengan pemerintah, baik pusat
maupun kabupatenkota diyakini mampu membawa pergerakan inflasi ke level yang rendah dan stabil. Bentuk nyata yang dilakukan diantaranya
adalah penguatan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID, dimana Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan Pemerintah KabupatenKota
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
13
dalam menentukan kebijakan yang memengaruhi ketersediaan bahan pangan dan juga perbaikan infrastruktur dalam mendukung proses
distribusi barang.
R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l .
14
BAB III
RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2015
A. VISI DAN MISI