Maksud dan Tujuan GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI

R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 2

B. Dasar Hukum

Penyusunan Rencana Aksi Kinerja Provinsi Lampung Tahun 2015 merupakan implementasi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 4. Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja

C. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Aksi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2015 adalah sebagai bentuk akuntabilitas Penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 dan Tolak Ukur pencapaian target Sasaran Pembangunan Provinsi Lampung Tahun 2015. Tujuan penyusunan Rencana Aksi Kinerja Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 antara lain : 1. Menjalankan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 3 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 ; 2. Memberikan informasi kinerja yang terukur atas target kerja yang telah dibuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMD Tahun 2015-2019 dan telah dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015; 3. Sebagai upaya percepatan bagi Pemerintah Provinsi Lampung untuk meningkatkan kinerja capaian sasaran yang diamanatkan dalam RPJMD 2015-2019.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Aksi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung meliputi sasaran strategis, indikator target kinerja tahun 2015 sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah RPJMD tahun 2015-2019 serta rencana aksi atas kinerja sasaran tahun 2015. R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 4 A. KONDISI GEOGRAFI 1. GEOGRAFI Daerah Provinsi Lampung meliputi areal seluas 3.528.835 ha termasuk pulau – pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatra, dan dibatasi oleh : a. Provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu, di sebelah Utara . b. Selat Sunda disebelah Selatan. c. Laut Jawa disebelah timur. d. Samudera Hindia disebelah Barat. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan kota kembar Tanjung Karang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti pasar ikan telukbetung, Tarahan, Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung, dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuan Maringgai dan Ketapang. Disamping itu, kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal –kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Hindia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Raden Inten II , yaitu nama baru dari Branti 8 km dari ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan lapangan terbang AURI terdapat di Menggala bernama Astra Ksetra. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada Kedudukan : Timur – Barat berada antara : ° ’ – ° ’ Bujur Timur Utara – Selatan berada antara : ° ’- ° ’ Lintang Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 5

2. TOPOGRAFI

Secara topografi daerah Lampung dapat dibagi 5 lima unit Topogafi antara lain sebagai berikut: - Daerah topografis berbukit sampai bergunung. - Daerah topografis berombak sampai bergelombang. - Daerah dataran alluvial. - Daerah dataran rawa pasang surut. - Daerah river Basin. Daerah topografis berbukit sampai bergunung : Lereng – lareng yang curam atau terjal dengan kemiringan 25 , dan ketinggian rata – rata 300 m diatas permukan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolan – tonjolanya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung Pesawaran, dan Gunung Rajabasa. Yang terakhir ini berlokasi di Kalinda dengan ketinggian rata – rata 1.500 m. Puncak – puncak lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi, Sekincau yang terdapat di bagian Utara. Daerah tersebut umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder. Daerah topogarafis berombak sampai bergelombang: Ciri – ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit – bukit sempit, kemiringannya antara 8 sampai 15 dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial, vegetasi yang terdapat di daerah ini adalah tanaman –tanaman perkebunan : Kopi, cengkeh, lada dan tanaman pertanian perladangan seperti : Padi, jagung, dan sayuran. Daerah tersebut meliputi daerah –daerah : Kedaton di daerah kota Bandar Lampung, Gedong Tataan di Kabupaten Lampung Selatan, Sukoharjo dan pulau Panggung di Kabupaten Tanggamus serta Kalirejo dan Bangun Rejo di Wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Daerah dataran Alluvial : Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir down streeam dari sungai –sungai yang besar seperti Way Sekampung, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian daerah ini berkisar antara 25 m sampai 75 m, dengan kemiringan 0 R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 6 sampai 3 . Pada bagian pantai Sebelah Barat dataran Alluvial menyempit dan memanjang menurut arah Bukit Barisan. Daerah dataran Rawa Pasang Surut : Disepanjang pantai timur adalah merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m, pengendapan air menurut naiknya pasang air laut. Daerah River Basin: Daerah Lampung terdapat 5 lima River Basin yang utama : - River Basin tulang bawang. - River Basin seputih. - River Basin sekampung. - River Basin semangka. - River Basin jepara.

3. GEOLOGI

Punggung sebelah Barat Lampung adalah bagian dari Bukit Barisan yang merupakan geantiklinal dengan sinklinal yang terdapat disebelah timurnya. Punggung pegunungan dari zaman kapur creteccus ini mengalami dekormas pada tertier terjadinya gejala-gejala patahan gaya vertikal sehingga terjadi fenomena geologi seperti patahan semangka yang panjang menyusuri Way Semangka dan Teluk Semangka, gunung –gunung api yang berbentuk opal tanggamus, Rindingan, Rebang dan lain-lain sekitarnya. Depresi Tektonik seperti lembah Suoh, Gedung Surian dan way Lima yang ditutupi oleh sedimen –sedimen vulkanis dari celah fisuves errupion. Pada bagian utara lapisan sedimen ini mengalamin peliputan di zaman Peistosin Tua yang menghasilkan Lapisanmembawa minyak bumi didalam 4 empat seri Lapisan Palembang. Lapisan Sedimen disebelah Timur ini umumnya tertutup pula oleh endapan tufa massam bagian hasil dari debu gunung api di Bukit Barisan zaman peitosin yang membentuk dataran Peneplain dibagian Timur Lampung. Lapisan Palembang yang terdapat di daerah Lampung yakni di daerah Menggala, Kotabumi dan Sukadana Yang ditandai dengan singkapan endapan tuffa massam Lapisan Palembang adalah pengantar dari endapan minyak bumi. R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 7 Sukadana Bosalt yang merupakan Plateau diiringi dengan instruksi desit yang terjadi pada zaman Holassin. Singkapan plateau ini tidak merata, sebagian ditutupi oleh Endapan alluvin seperti pasir Vulkanis, yang berasal dari debu –debu gunung berapi. Data tentang endapan mineral di daerah Lampung belum banyak ditemukan sehinga potensi dari endapan bahan tambang ini tidakbelum banyak diketahui. Dari literatur dan peta Geologi Daerah lampung dapat diinventaris adanya bahan –bahan tambang endapan mineral diantaranya: - Minyak Bumi. - Uranium. - Batubara muda brown coal. - Mineral Besi. - Emas dan Perak. - Marmer. - Sumber air panas dan gas bumi.

4. KLIMATOLOGI a.

Arus angin Lampung terletak dibawah katulistiwa 5 O lintang selatan beriklim tropis hummid dengan angin laut lembah yang bertiup dari samudra hindia dengan dua musim angin setiap tahunnya. Dua musim yang dimaksud adalah : a Nopember s.d. Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut. b Juli s.d. Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara. Kecepatan angin rata- rata 2 hingga 3 knot.

b. Temperatur

Rata-rata suhu minimum di Provinsi Lampung antara 21,3 C pada bulan Agustus 2008 hingga 23,7 C pada bulan April. Sedangkan rata-rata suhu maksimum berkisar antara 31,5 C hingga 34,0 C.

c. Kelembaban Udara

Dari stasiun meteorologi Raden Inten II Bandar Lampung, rata-rata kelembaban udara disekitar 69-81, dan ternyata kelembaban udara tertinggi pada bulan Juni 2008. R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 8

B. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI

1. ADMINISTRASI PEMERINTAH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang –Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukota Tanjungkarang- Telukbetung pada tanggal 18 Maret 1964. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 ibukota Tanjungkarang – Telukbetung diganti namanya menjadi kotamadya BandarLampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983. Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 15 lima belas Kabupatenkota , dengan luas masing-masing Kabkota sbb: Tabel 3. Luas wilayah Kabupatenkota se provinsi Lampung No. KabKota Ibu Kota Luas Wilayah Ha 2 1. Lampung Selatan Kalianda 331.904 2. Lampung Tengah Gunung Sugih 380.268 3. Lampung Utara Kotabumi 272.587 4. Lampung Barat Liwa 214.278 5. Pesisir Barat Krui 290.723 6. Tulang Bawang Menggala 319.632

7. Tanggamus

Kota Agung 302.064

8. Lampung Timur

Sukadana 532.503

9. Way Kanan

Blambangan Umpu 392.163

10. Bandar Lampung Bandar Lampung

19.296

11. Metro Metro

6.179

12. Pesawaran Gedong Tataan

224.351

13. Pringsewu

Pringsewu 62.500

14. Mesuji

Mesuji 218.400

15. Tulang

Bawang Barat Panaragan Jaya 120.100 Jumlah 3.528.835 Sumber : Lampung Dalam Angka tahun 2015

2. PENDUDUK

Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Provinsi Lampung berjumlah 7.596.115 jiwa. Bila dibandingkan dengan data hasil sensus 2000 yang tercatat sebesar 6.730.751 jiwa, maka dalam kurun waktu 2000-2010 jumlah penduduk Provinsi Lampung bertambah sebesar 13,42 persen dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,24 persen. Jumlah Penduduk tersebut R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 9 meningkat kembali menjadi 8.026.191 jiwa tahun 2014. Dilihat dari distribusi antar KabupatenKota, tiga Kabupaten yang wilayahnya saling berdampingan yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan tercatat sebagai daerah dengan penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 1 227 185 orang, 998 720 orang, dan 961 897 orang. Ini berarti hampir 40 dari total penduduk Provinsi Lampung bermukim di tiga kabupaten tersebut. Sebaran penduduk di Provinsi Lampung per KabupatenKota adalah sebagai berikut: Tabel 2. 1 Sebaran Penduduk di Provinsi Lampung per KabupatenKota KabupatenKota 2010 2011 2012 2013 2014 01 Lampung Barat 278 189 281 409 284 492 287 588 290 388 02 Tanggamus 538 418 545 909 553 165 560 322 567 172 03 Lampung Selatan 915 463 927 629 939 390 950 844 961 897 04 Lampung Timur 954 694 966 313 977 537 988 277 998 720 05 Lampung Tengah 1 174 534 1 188 316 1 201 689 1 214 720 1 227 185 06 Lampung Utara 585 973 590 596 594 881 598 924 602 727 07 Way Kanan 407 525 412 897 418 121 423 195 428 097 08 Tulang Bawang 399 291 405 574 411 705 417 782 423 710 09 Pesawaran 400 208 405 711 411 077 416 372 421 497 10 Pringsewu 366 615 370 886 375 098 379 190 383 101 11 Mesuji 188 030 189 673 191 314 192 759 194 282 12 Tulang Bawang Barat 251 489 254 278 257 136 259 674 262 316 13 Pesisir Barat 142 228 143 815 145 411 146 929 148 412 14 Bandar Lampung 885 363 904 322 923 175 942 039 960 695 15 Metro 145 985 148 586 151 117 153 517 155 992 Lampung 7 634 005 7 735 914 7 835 308 7 932 132 8 026 191 Sumber : BPS Provinsi Lampung R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 10

3. KONDISI EKONOMI

1. Produk Domestik Regional Bruto

Perekonomian Provinsi Lampung secara umum terus bergerak ke arah peningkatan. Pada tahun 2014, perekonomian Provinsi Lampung yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 231,008 triliun atau meningkat sebesar Rp. 26,608 Triliun dari PDRB tahun 2013 yang sebesar Rp. 204,40 Triliun. Sedangkan berdasarkan harga konstan Tahun 2010, PDRB Provinsi Lampung meningkat dari Rp. 180,636 Triliun menjadi Rp. 189,809 Triliun. Peningkatan ini terjadi pada seluruh lapangan usaha seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mengalami peningkatan sebesar Rp. 2,019 triliun dari tahun 2014 yang sebesar Rp. 59,636 triliun. Struktur perekonomian Provinsi Lampung menurut lapangan usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 32,69 persen; Industri Pengolahan 18,03 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 11,01 persen. Produk Domestik Regional Bruto PDRBProvinsi Lampung atas dasar harga berlaku triwulan I-2015 mencapai Rp. 60,923 triliun meningkat jika dibandingkan triwulan I-2104 yang sebesar Rp. 56,115 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010, PDRB Provinsi Lampung triwulan I-2015 mencapai Rp. 48,616 triliun mengalami peningkatan dibanding triwulan I-2014 yang sebesar Rp. 46,340 triliun. Struktur perekonomian Provinsi Lampung menurut lapangan usaha pada Triwulan I-2015 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 35,13 persen; Industri Pengolahan 18,29 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 10,37 persen. Peningkatan nilai PDRB Provinsi Lampung ini diikuti pula dengan peningkatan PDRB perkapita. Meskipun nilai PDRB per kapita belum mampu menunjukkan peningkatan yang sebenarnya dari daya beli masyarakat, PDRB per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Semakin tinggi rata-rata PDRB per kapita suatu wilayah, semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakatnya. PDRB per kapita Provinsi Lampung tahun 2014 mencapai Rp 28,78 juta, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp. 25,77 juta. R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 11

2. Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang bisa menggambarkan perkembangan kinerja ekonomi suatu daerah selama periode waktu tertentu. Angka ini menunjukkan laju capaian nilai tambah riil daerah yang menggambarkan kemajuan perekonomian yang dihasilkan. Di tengah tren penurunan pertumbuhan ekonomi global, nasional, ekonomi Provinsi Lampung tahun 2014 tumbuh sebesar 5,08 persen, lebih tinggi dari petumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02 persen dan rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera yang sebesar 4,66 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa Pendidikan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,07 persen, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8,84 persen, dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,78 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 6,57 persen. Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan I-2015 dibandingkan Triwulan I-2014 y-on-y tumbuh sebesar 4,91 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa Transportasi dan Pergudangan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,01 persen, diikuti oleh Jasa Pendidikan sebesar 12,38 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 12,18 persen. Laju Pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,84 persen. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberikan sumbangan 0,66 dari total pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung Triwulan I. Jika dibandingkan triwulan IV-2014, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung triwulan I-2015 q-to-q sebesar 6,79 persen. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi provinsi se-wilayah Sumatera yang tumbuh rata-rata sebesar 0,03 persen. Laju Pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan triwulan I-2015 terhadap Triwulan IV Tahun 2014 sebesar 38,74 persen.

3. Ekspor-Impor

Pada triwulan III-2014, ekspor dan impor di wilayah Lampung tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 34,8 persen yoy meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2014 yang tumbuh 12,9 persen yoy. Sejalan dengan ekspor, impor juga mengalami pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 12 tumbuh sebesar 29,4 persen menjadi 49,1 persen. Secara total, ekspor Provinsi Lampung tahun 2014 US 3.895,78 juta. Untuk total impor tahun 2014 mencapai US 3.440,5 juta. Oleh karena itu, kondisi neraca perdagangan tercatat surplus sebesar US 455,3 juta di tahun 2014. Perkembangan ekspor pada triwulan I-2015 tumbuh 11,58 persen, tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 11,22 persen. Meningkatnya kinerja ekspor selain didorong oleh meningkatnya perdagangan antar daerah juga didorong oleh membaiknya ekspor luar negeri karena meningkatnya permintaan dari negara tujuan dan meningkatnya harga komoditas global. Sementara itu, impor triwulan I- 2015 mengalami perlambatan yaitu tumbuh 10,84 persen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,39 persen. Melihat kondisi ekspor dan impor pada triwulan I-2015, neraca perdagangan Provinsi Lampung masih mengalami surplus sebesar USD134,0 juta. Terkait impor, dalam rangka melindungi pengusaha lokal dan mengendalikan impor di Provinsi Lampung, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 59 Tahun 2014 tentang Pengendalian Distribusi Produk Impor di Provinsi Lampung, yang berlaku efektif per Januari 2015.

4. Inflasi

Inflasi di Provinsi Lampung tahun 2014 sebesar 8,36 persen setara dengan inflasi Nasional. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun 2013 yang tercatat 7,56 persen. Namun demikian, secara nasional khusus di daerah-daerah penghitungan inflasi mengalami kondisi yang seragam yakni peningkatan inflasi secara signifikan terkait depresiasi Rupiah serta kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan LPG. Pada triwulan I tahun 2015, inflasi mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV tahun 2014 dari sebesar 8,06 persen yoy menjadi 6,64 persen yoy. Diharapkan inflasi hingga akhir tahun 2015 tetap terkendali sehingga masih berada pada kisaran sasaran inflasi Provinsi Lampung sebesar 4±1 persen. Berbagai upaya pengendalian inflasi serta koordinasi yang semakin kuat dengan pemerintah, baik pusat maupun kabupatenkota diyakini mampu membawa pergerakan inflasi ke level yang rendah dan stabil. Bentuk nyata yang dilakukan diantaranya adalah penguatan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID, dimana Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan Pemerintah KabupatenKota R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 13 dalam menentukan kebijakan yang memengaruhi ketersediaan bahan pangan dan juga perbaikan infrastruktur dalam mendukung proses distribusi barang. R e n c a n a A k s i K i n e r j a 2 0 1 5 – H a l . 14 BAB III RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2015

A. VISI DAN MISI