Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) (studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan)

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS)
(studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
Yoshida Murry
208046100019

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

LEMBAR PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2014

Yoshida Murry

iii

ABSTRAK
Yoshida Murry, 208046100019. Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1435 H
/ 2014 M. Judul Skripsi: Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan dan faktor-faktor
kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Dinas Koperasi Kota Tangerang
Selatan dan KJKS dalam rangka pengembangan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah. Dinas Koperasi dan UKM didalam Peraturan Walikota Tangerang
Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Koperasi dan UKM yaitu Penyusunan, perumusan, program kerja strategis dan
teknis dalam pemberian bimbingan dibidang perkoperasian dan usaha mikro kecil
serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha.
Penelitian ini menggunakan dua metode: pertama, studi pustaka (library research)
yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis
lakukan, majalah surat kabar, internet serta beberapa artikel yang relevan yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Kedua, studi
lapangan (field research) dengan mengadakan pengamatan langsung ke Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan KJKS dengan teknik wawancara
dan studi dokumenter.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam mengembangkan Koperasi jasa

Keuangan Syariah adalah dengan cara melakukan kegiatan dan program baik
jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerja sama dengan
lembaga lain, berbagai pihak, antar daerah dan dengan cara melakukan sosialisasi,
pelatihan, pembinaan serta pendataan KJKS.
Kata Kunci: Kebijakan, Pembinaan, Pengembangan.

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
SWT limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu tugas
akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH.”
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang talah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung
dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak akan mendekati
kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.
Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada penulis dapat
belajar dan menggali ilmu pada Fakultas yang beliau pimpin.
2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Kepada Ibu Mufidah, SHI Sekretaris Non Reguler yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis.
4. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. Dosen pembimbing
penulis yang telah memberikan banyak arahan, saran dan masukan dalam

penulisan skripsi.
5. Kepada Bapak Nurdin, Ibu Hj. Ratna Nuri Aryanti, Bapak Ahmad Nur Al
Pija dan staff Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, yang
telah memberikan banyak waktu kepada penulis dalam wawancara
maupun pemberian data dan dokumen.
v

6. Kepada KJKS Al-Jibal, Al-Hurriyah, Al-Ittihad di Kota Tangerang
Selatan, yang telah banyak memberikan waktu kepada penulis untuk
wawancara.
7. Kepada seluruh Dosen pada Konsentrasi Perbankan Syariah atas segala
motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalamannya
yang menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah
khususnya dibidang ekonomi. Serta staff Program Non Reguler Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kepada orang tua tercinta Almarhum Bapak (H. Syarifuddin), Ibu Titin
hartini, yang telah memberikan seluruh jiwa raga untuk mendidik,
membesarkan, dan menyayangi penulis. Serta sodara Akiki-ka ika, ka adeteh oce dan nanda, keluarga besar dan Nandi Hermawan yang selalu
membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Kepada Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
perpustakaan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan pada umumnya bagi pembaca. Amin Ya Rabbal Alaamin.

Tangerang Selatan, April 2014

Penulis

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................


ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................

iii

ABSTRAK ............................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..........................................................................

v

DAFTAR ISI .........................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ................................................................................


x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................

5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..........................

6

D. Metode Penelitian ................................................................


8

E. Teknik Pedoman Penulisan .................................................

10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................

11

G. Sistematika Penulisan ..........................................................

13

BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Pembinaan .........................................................

15


B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ...........................

17

a. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ........

17

vii

b. Landasan Hukum Koperasi syariah ......................

18

c. Tujuan Koperasi Syariah .......................................

19

d. Fungsi Koperasi Syariah .......................................


19

e. Hukum Pendirian Koperasi ...................................

22

f. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dan Unit Jasa Keuangan Syariah ...........................

23

g. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah .............

24

h. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ..................

25

i. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan
Syariah ..................................................................

28

BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Singkat Dinas Koperasi dan UKM .........................

30

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM ............................

30

C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM ..........

33

D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ...................

35

E. Data Perkembangan Koperasi .............................................

35

F. Kebijakan pada Urusan Koperasi dan UKM ........................

35

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS)
A. Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan .................................................................................

viii

38

B. Pola Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah ...............................................................

44

C. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan ................................................................

48

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................

55

B. Saran-saran ..........................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

58

LAMPIRAN - LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Berbadan Hukum ....................

35

Tabel 2. Kebijakan Urusan Koperasi dan UKM ...................................

36

Tabel 3. Matriks SWOT Dinas Koperasi dan UKM ............................

51

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ...............................

26

Gambar 2. Struktur Organisasi Syariah ...............................................

28

Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan .................................................................................

xi

35

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak sedikit koperasi yang
mengalami situasi yang tidak kondusif dalam pelaksanaannya. Banyak
koperasi yang mempunyai modal cukup tetapi selanjutnya merosot ke tingkat
kehancuran yang berakhir dengan pembubaran atau tidak sedikit pula yang
namanya tetap ada tetapi tidak berfungsi sama sekali. Menurut beberapa
pengamatan hal ini terjadi dikarenakan pengurus kurang memiliki kecakapan
dan kemampuan dalam mengelola koperasi dan selain itu kurangnya peran
serta para anggotanya didalamnya.1
Pemerintah dalam

membina dan

mengembangkan koperasi

terkadang kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah
sistem ekonomi pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan
ruang lingkup ekonomi pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak
dapat dipaksa beroperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi
sebaliknya Koperasi juga tidak bisa berkembang bila diberi monopolidan
hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar. Koperasi
adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak,

1

Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994), Cet 3,

h. 16.

1

2

dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar
berjalan secara aktif dan efektif.2
Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
sangat membantu akan peningkatan ekonomi nasional, dimana kehadiran
KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian syariah sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya, membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat
serta meningkatkkan kesejahteraan ekonomi dan sosial memberikan modal
kepada pedagang-pedagang kecil.
Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya

pembinaan dan

pengembangan UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat
tumbuh sebagai bagian dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan
mandiri. Sehingga diharapkan pengoptimalan dan pengembangan KJKS dapat
dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komperhensif
dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat,
pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai infrastruktur pendukung
lainnya.
Dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi
perkembangan KJKS seperti kurangnya pemahaman pengururs terhadap
KJKS, kurangnya pembinaan terhadap usaha mereka, baik itu dari lembagalembaga terkait terhadap berdirinya KJKS maupun pihak lain, legalitas
hukum, akses ke lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih

2

Mubyarto., sistem dan moral ekonomi Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 1988), Cet. I, h. 76.

3

baru,

menyebabkan

sulitnya

pemberian

modal3,

kebijaksanaan

dan

penanaman modal dirasa kurang menunjang usaha peningkatan modal
koperasi, yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat penghasilan
rendah.4
KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang
antara lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan dimasyarakat melaluli
pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi
dari pemilikan asset (kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat
diperbaiki secara fungsional dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli
mengatakan koperasi sebagai gerakan yang beperan untuk turut mempercepat
proses capital ownership reform. Karena koperasi muncul sebagai
countervailing power atau balance wheel (roda pengimbang) terhadap
kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk indonesia akan lebih dari itu,
koperasi akan berperan sebagai subtantive power (kekuatan subtantif) dalam
sistem perekonomian.5
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran
suatu

lembaga

yang

dapat

membantu

mengembangkan,

membina,

mengayomi dan memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan
dan berkembang pesat. Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator,
komunikator,

dinamisator,

dan

fasilitator

yang

merupakan

peran

pengembangan koperasi melalui kelembagaan sehingga para pelaku KJKS
3

Wawancara pribadi dengan Husen Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Oktober

2012.
4

Ahmad Dimyati, Dkk., Islam dan Koperasi : Telaah peran serta umat islam dalam
pengembangan koperasi, (Jakarta, 1989), Cet. I, h. 199.
5
Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta, 1992), Cet. 1, h. Ix.

4

dapat memberi kemaslahatan bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim.
Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai peran penting
dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta koperasi di
Indonesia makin berkembang.
Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan
pada banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang
belum terbina terdiri 294 unit koperasi aktif dan 77 unit koperasi tidak aktif,
modal sendiri 153.493,26 modal luar 64.793,55 volume usaha 131.699,13
dan 1700 UKM.6 Dan dari data ditahun terakhir terdapat KJKS di Kota
tangerang Selatan sebanyak 27 KJKS yang diantaranya KJKS Al-Ittihad, AlHurriyah dan Al-Jibal. 7 Jika dirata-ratakan, satu koperasi beranggota 20 orang

maka 7120 orang atau sekitar 15 % warga tangsel adalah anggota koperasi.8
Pada Dinas Koperasi Usaha kecil dan Menengah Kota Tangerang
Selatan, struktur organisasi tertinggi dikepalai oleh seorang Kepala Dinas
yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3
(tiga) kepala bidang yaitu bidang koperasi, bidang UMKM dan bidang
fasilitasi dan pembiayaan, yang masing-masing membawahkan 3 kepala seksi
/ kasubag.9

6

Data Koperasi berdasarkan Kab atau Kota Provinsi Banten
Husen http://www.himkopsyahtangsel.blogspot.com/, diakses pada 8 Oktober 2012.
8
Abdul biya http://dekopindatangsel.com/berita/38-utama/56-airin-ajak-mahasiswakembangkan-koperasi.htm diakses pada Oktober 2012
9
Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Ketua Kepala Bidang Koperasi
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 8 Oktober 2012
7

5

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga
yang bergerak dibidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah
yang dihadapi dalam menjalanjakan roda organisasinya yang dipengaruhi
perkembangan,

pertumbuhan

dan

pola

hidup

masyarakat.

Untuk

mengatisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan KJKS, perlu pengembangan
dan pembinaan yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dapat bertahan dan terus mengambangkan perekonomian
rakyat, khususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian diatas,
maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembinaan dan pengembangan
KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis
bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan kedalam
skripsi dengan judul “Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
topik yang dibahas pada analisa kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS, maka analisis penulis
dari aspek internal dan eksternal.
1. Pembatasan Masalah

6

Masalah yang diteliti Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dan
pelaksana KJKS. Masalah yang diteliti pembinaan dan pengembangan
KJKS di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
2.

Perumusan Masalah
Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok
masalah dalam skripsi ini sebagai berikut :
a. Kebijakan apa yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam membina dan mengembangkan KJKS?
b. Bagaimana pola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk
membina dan mengembangkan KJKS?
c. Analisis hambatan (tantangan) yang dihadapi Dinas Koperasi dan
UKM dalam melakukan pembinaan dan pengembangan KJKS?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
a.

Mengetahui kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan dalam pembinaan dan pengembangan KJKS

7

b.

Untuk mengetahui pola apa saja yang mempengaruhi Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangsel dalam upaya pembinaan dan pengembangan
KJKS

c.

Menganalisa hambatan dan tantangan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS.

2. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi peneliti, civitas akademika, dan para praktisi
koperasi jasa keuangan syariah.
1.

Bagi peneliti, mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang
koperasi dan UKM, memperoleh bukti yang signifikan terhadap
masalah yang diteliti

2.

Bagi Program Studi Muamalat, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan informasi yang berharga mengenai
pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah.

3.

Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, diharapkan
menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan KJKS.

8

D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan ditempat :
a. Dinas Koperasi dan UKM Tangsel Komplek Balai Latihan Kerja
Industri (BLKI) Jl. Raya Serpong KM. 12 Villa Serpong BSD
Serpong Utara Kota Tangerang Selatan 15323.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang
menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan
pada fakta yang diperoleh dari lapangan.10 Penelitian ini menganalisa
kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan Koperasi Jasa keuangan
Syariah (KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
yang ditinjau dari internal dan eksternal.
3. Jenis Data
a.

Data Primer yaitu data yang terkait dengan kebijakan pembinaan dan
pengembangan pada Dinas Koperasi dan UKM berupa observasi
lapangan terbatas (dialog dan berwawancara dengan pihak DINKOP
yang terlibat langsung dalam pembinaan terhadap KJKS yang
menjadi binaannya) melalui wawancara kepada KJKS setelah dibina
oleh Dinas Koperasi dan UKM.

10

h. 35

Irwan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), Cet 1,

9

b.

Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, serta
setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah
yang dibahas, duhimpun dari berbagai tempat mulai dari
perpustakaan hingga situs internet.

4. Pengumpulan Data
a.

Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemehaman yang
komperhensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang
digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, serta
beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang
penulis angkat, yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.

b.

Studi lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan tentang pembinaan dan pengembangan KJKS pada Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel. Untuk memperoleh data yang ada
di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari
responden (baik dari pejabat DINKOP dan UKM Kota Tangerang
Selatan maupun pelaksana KJKS) atau metode pengumpulan data

10

dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan
penelitian

dengan

menggunakan

panduan

wawancara.11

Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian.12
2) Studi Dokumenter
Dilakukan

dengan

mempelajari

dokumen-dokumen

yang

sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan mengenai pembinaan dan
pengembangan KJKS.
5. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisa data, data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penulis terlebih dahulu
mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan berbagai pihak.
E. Teknik Pedoman Penulisan
Pada penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012
yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta,
khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.13

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2012), Cet 12, h. 235
12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research: Jilid 2, (Yogyakarta: Andi 2004), Cet 10, h. 218
13
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2012).

11

F. Tinjauan Pustaka
No
1.

Peneliti

Judul

Herni Murniasih Peran
(Skripsi
UIN
2003)

FSH Syari’ah

Hasil

Perbankan Pola penyaluran pembiayaan
dalam secara

syariah

Jakarta, Membangun Usaha pengusaha
Kecil dan Menengah

menengah

kepada

kecil

dan
memiliki

kekhususan, mengingat setiap
jenis

bidang

usaha

atau

proyek yang akan dibiayai
memerlukan skema fiqih yang
spesifik. Pola penyaluran dana
syari’ah memiliki keunggulan
komperatif dibandingkan pola
konvensional,
pembiayaan

karena
berkaitan

langsung dengan sektor rill
dan ditunjukan kepada usaha
yang halal, tidak ada peluang
melipatgandakan serta lebih
adil

dalam

keuntungan

mendapatkan
dan

menananggung resiko sesuai

12

dengan prinsip bagi hasil.
2.

Najibul
(Skripsi
UIN

Millah Strategi
FSH Koperasi
Jakarta, dalam

2008)

Pusat Strategi

dilakukan

Syariah Puskopsyah kepada koperasiupaya koperasi

Pengembangan
Koperasi

yang

sebagai

primer

syariah

mitranya

adalah

Syariah dengan melakukan sosialisasi

primer

dalam

bentuk

manajer

pengajian,

oprasional

dan

keuangan melakukan analisa
kelayakan

pembiayaan,

koperasi

primer

permohonan
Usaha

membuat
pembiayaan

Ekonomi

Rumah

Tangga.
3.

Sentot

Harman Pembinaan

dan Pembinaan

Glendoh (Jurnal Pengembangan

pengembangan

FE

dilaksanakan

Universitas Usaha Kecil

Kristen
2001)

Petra,

dan
usaha

kecil
dengan

memperhatikan klasifikasi dan
tingkat perkembangan usaha
kecil.

Ruang

lingkup

pembinaan
pengembangan

dan
usaha

kecil

13

meliputi

bidang

pengolahan,

produksi,

sumber

daya,

manusia dan teknologi.

G. Sistematika Penulisan
Hasil akhir dari penelitian ini akan dituangkan dalam laporan tertulis
dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I

Pada bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan
masalah, metode penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.

BAB II

Landasan

teoritis

tentang

pengertian

kebijakan

dan

pembinaan, tujuan, serta pengertian KJKS, tujuan, peran dan
fungsi, hukum pendirian, landasan kerja, tujuan, prinsip
operasional dan struktur organisasi.
BAB III

Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.

BAB IV

Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
analisis pembinaan dan pengembangan KJKS, analisis faktor
internal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan
eksternal pelaksana KJKS.

14

BAB V

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
dan saran-saran. Bab ini juga dilengkapi dengan Daftar
Pustaka.

15

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan dan Kebijakan
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman atau petunjuk
dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan,
visi dan misi instansi pemerintah, kebijakan merupakan arah tindakan yang
diambil untuk menentukan program-program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran pelayanan SKPD.
Pengertian Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Kata membina berarti membangun, mendirikan atau mengusahakan supaya
lebih baik (maju, sempurna dan sebagainya). Sedangkan pembinaan berarti
proses, cara perbuatan membina atau usaha tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.14
Menurut Peraturan Mentri nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 pasal 10
objek pemeriksaan KSP dan USP Koperasi meliputi : aspek organisasi, aspek
pengelolaan, aspek keuangan, produk dan layanan dan aspek pembinaan
anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan.15

14

Kementrian Pendidikan Nasional RI, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. di
akses pada 8 April 2013
15
Kementrian Koperasi dan UKM RI, Pengembangan dan Pengawasan Serta
Pemeriksaan KSP/KJKS (2012) h.15

16

Pasal 15 Aspek Pembinaan anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan
karyawan KSP dan USP Koperasi meliputi kebijakan tertulis mengenai
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi
yang meliputi : program pembinaan, tujuan pembinaan, kelompok sasaran,
jadwal dan anggaran biaya pembinaan. Evaluasi pelaksanaan kebijakan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi.
Konfirmasi dan pengecekan ulang dengan melakukan uji petik terhadap
bukti-bukti pendukung laporan pembinaan maupun memperoleh informasi
langsung dari beberapa kelompok sasaran pembinaan.16
Tujuan

pembinaan

adalah

mengamalkan

hukum-hukum

Islam,

melaksanakan system syariah Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai islam dan menyampaikan dakwah islamiyah dengan bijaksana
kepada seluruh umat manusia.
Jadi, lembaga pemberdayaan dan pembinaan berarti suatu badan atau
organisasi yang melakukan usaha, tindakan atau kegiatan dalam bentuk
penumbuhan iklim usaha, pemberian bimbingan dan bantuan peningkatan
kemampuan yang dilakukan secara efektif dan efisien Koperasi dan UKM
agar mamapu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.

16

Ibid

17

B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Berdasarkan ketentuan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan

Menengah

menerbitkan

Surat

Keputusan

Nomor

91/Kep/MKUKM/IX/2004 disebutkan bahwa Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak
dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil
(syariah).17
Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut
membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan
prrinsip-prinsip

Islam.

Membentuk

koperasi

memang

diperlukan

keberanian dan kesamaan visi dan misi didalam intern pendiri.
Menddirikan koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus
agar tidak berhenti ditengah jalan.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal,
baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi
hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar).
Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagai mana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang
diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa
dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Usaha17

Menteri Negara Koperasi dan UKM, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan KJKS,
Surat Keputusan No. 91/Kep/MKUKM/IX/2004

18

usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.18

2. Landasan Hukum Koperasi Syariah
Landasan didirikannya pembinaan ini antara lain :
a. Koperasi syariah berlandasakan syariah islam yaitu Al-Qur’an dan AsSunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan
(takaful)
b. Berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta
berdasar atas asas kekeluargaan
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
d. Keputusan Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah
e. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992

tentang

Perkoperasian
f. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 21/Per/M.KUKM/XI/2008

tentang Pedoman

Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi

M Shodiq Mustika, “Koperasi Syariah apa dan bagaimana”, artikel diakses pada 8
April 2013 dari http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana
18

19

g. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007

tentang Pedoman

Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah

3. Tujuan Koperasi Syariah
Tujuan sistem koperasi syariah yaitu Mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan
keadilan sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang
merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam
kemaslahatan social yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia
diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut
membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsipprinsip Islam.19

4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam

koperasi

konvensional

lebih

mengutamakan

mencari

keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam
tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang pinjaman
kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil
usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang

19

Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), Cet. 1, h. 18.

20

meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak
koperasi memberlakukannya untuk usaha yang produktif dengan mematok
bunga sebagai jasa koperasi.
Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi
(tasharuf) di dasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk
pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlukan secara
berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka
dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah)
sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat
menggunakan prinsip jual beli (Murabahah).
Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai Manajer Investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah
dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung
bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada
calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga
kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.
Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau
calon anggota) di dasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik
dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa
agennya.

21

Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana atau
biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring
termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang
bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan
kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan
beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini
adalah Mudharabah Muqayyadah.
b. Sebagai Investor
Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi
syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota
maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara
professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana
dan koperasi syariah memiliki hal untuk terbuka dikelolanya
berdasarkan

program-program

yang

dimilikinya.

Prinsip

pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai Mudharabah Mutlaqah,
yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain
dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah.
c. Fungsi Sosial
Konsep

koperasi

syariah mengharuskan

memberikan

pelayanan social baik kepada anggota yang membutuhkannya
maupun kepada masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang
membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat diberikan
pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang

22

sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.
Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti
koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa
dapat

diberikan

pinjaman

kebajikan

dengan

atau

tanpa

pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari
dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini
diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar
usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia
tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga membedakan antara koperasi konvensional
dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu
kentalnya sesuai dengan ajaran Islam.
5. Hukum Pendirian Koperasi
Di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT. Berfirman :
‫ول تع ون ا عل اإثْم والعدْوا واتَق ااه إَّ اه‬

ْ‫و تع ون ا عل الْبِّ والَّق‬

‫شديْد العق‬
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong
menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa.”
Berdasarkan pada ayat Alquran di atas kiranya dapat dipahami
bahwa tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan
oleh Allah. Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong-menolong, kerja
sama dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan tolongmenolong kebajikan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketakwaan
yang sempurna (haaq tauqatih).

23

Di dalam salah satu hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Ahmad dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda :
Rasul

saw

bersabda:

“Tolonglah

saudaramu

yang

menganiaya dan yang aniaya dan yang dianiaya, sahabat
bertanya : ya Rasulullah aku dapat menolong orang yang
dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya?
Rasul menjawab : kamu tahan dan mencegahnya dari
menganiaya itulah arti menolong daripadanya.”
Hadis tersebut dapat dipahami lebih jauh (luas), yaitu umat Islam
dianjurkan untuk menolong orang-orang yang ekonominya lemah (miskin)
dengan cara berkoperasi dan menolong orang-orang kaya jangan sampai
mengisap darah orang-orang miskin, seperti dengan cara mempermainkan
harga, menimbun barang, membungakan uang dan cara yang lainnya.20

6. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
Syariah
Landasan kerja KJKS dan UJKS adalah sebagai berikut :
a. KJKS dan UJKS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya
berdasarkan nilai-nilai, norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat
dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi. KJKS dan UJKS
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional.

20

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta; 2010), h.295

24

b. KJKS dan UJKS Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota
untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi
anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah
tangga) sehingga berlaku asas self help.
c. Maju mundurnya KJKS dan UJKS Koperasi menjadi tanggung jawab
seluruh anggota sehingga berlaku asas self responsibility.
d. Anggota pada KJKS dan UJKS Koperasi berada dalam satu kesatuan
sistem kerja Koperasi, diatur menurut norma-norma yang terdapat di
dalam AD dan ART KJKS atau Koperasi yang menyelenggarakan
UJKS.
e. KJKS dan UJKS Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang
lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat
yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya.
f. KJKS dan UJKS Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi
dalam hal ini KJKS dan UJKS Koperasi bertugas untuk melaksanakan
penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan
atau anggotanya serta pembiayaan kepada pihak-pihak tersebut.21

7. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah
Adapun tujuannya, yaitu :

21

Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, Pedoman Standar
Operasional Manajemen KJKS/UJKS, 2008.h.5

25

a. Meningkatkan

program

pemberdayaan

ekonomi,

khususnya

dikalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem
syariah.
b. Mendukung kehidupan ekonomi syariah dalam usaha mikro, kecil,
menengah dan khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.
c. Meningkatkan semangat dan peran seta anggota masyarakat dalam
kegiatan KJKS.22

8. Prinsip Operasional Koperasi Syariah
Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan akadakad muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah
karena adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI
(Peraturan Bank Indonesia). Prinsip dasar oprasional koperasi syariah
tersebut dapat digambarkan berikut.23
Dari bagan diatas digambarkan bahwa sumber dana koperasi
syariah diperoleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan
simpanan berjangka Mudharaba, investasi pihak lain, dana zakat infaq dan
shodaqoh dan dari modal koperasi seperti simpanan pokok, simpanan
wajib, dana hibah dan laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana
koperasi syariah tersebut kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti
22

Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kepuasan Mentri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No.91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, 2005.
23
Aan Afrianti, Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non
Performing Financing (NPF), (skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 21

26

26
Jasa-jasa
1.
2.
3.
4.
Sumber Dana Koperasi Syariah
1. Simpanan Sukarela
- Simp Wadiah
- Simp Berjangka (mudharabah)
2. Investasi Pihak Lain
- Investasi Terkait
- Investasi Tidak Terkait
3. Dana ZIS
- Zakat
- Infaq dan Shodaqoh
4. Model Koperasi
- Simpanan Pokok + Wajib
- Dana Hibah
- L/R SHU berjalan

Wakalah
Kafalah
Hawalah
Ijaroh

Jual Beli

Porsi Koperasi Syariah L/R
SHU Berjalan

FEE

55%

Margin

1. Murabahah
2. Salam
3. Istishna

45%

Investasi Pembiayaan
Bagi Hasil
1. Mudharabah
2. Musyarakah

Penempatan Lainnya
Bagi Hasil
1. Bank Syariah
2. Koperasi Syariah

Bank / Kep

Penempatan Lainnya
1. Bank Syariah
2. Koperasi Syariah

Porsi

Revenue
Distribution

Bagi Hasil

1. Simp. Berjangka
2. Investasi Pihak Lain
Bagi Hasil

27

dalam bentuk jasa dengan akad pembiayaan Wakalah, Kafalah,
Hawalah dan Ijaroh yang kemudian akan mendapatkan fee. Dalam bentuk
jual-beli dengan akad pembiyaan Murabahah, Salam dan Istishna yang
kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk investasi pembiayaan
dengan akad Mudharabah dan Musyarakah dengan porsi bagi hasil, dan
penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan koperasi
syariah dengan mendapatkan bagi hasil dari bank syariah dan koperasi
syariah. Dari hasil yang diperoleh seperti fee, margin dan bagi hasil maka
distribusi pembagiannya 55% porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU
berjalan dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak
lain dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi
syariah.24

24

Aan Afrianti, Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non
Performing Financing (NPF), (skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 23

28

9. Struktur Organisasi Koperasi Syariah

29

Dalam struktur organisasi koperasi syariah terdiri dari rapat
anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, keputusan rapat
anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mencapai
mufakat dimana tiap-tiap anggota mempunyai hak suara yang sama.
Kepengurusan koperasi syariah seperti pengurus dipilih oleh anggota
koperasi syariah dalam rapat anggota dimana untuk pertama kalinya
susunan dan nama-nama pengurus dicatat dalam akta pendirian dan masa
jabatanya paling lama 5 (lima) tahun. Pengurus minimal terdiri dari ketua
yang sejajar dengan dewan syariah dan dewan pengawas, sekretaris dan
bendahara.
Dalam mengelola koperasi syariah, pengurus dapat menunjuk
pengelola yang dianggap cakap dan professional dengan jabatan manager
atau jika memungkinkan dan memiliki cakupan usaha yang luas maupun
system organisasinya yang besar maka manager tersebut dapat
disertarakan sebagai direktur dan dibawahnya boleh disebut manager.
Koperasi syariah dapat dikelola oleh seorang direktur yang dibantu oleh
para manager seperti manager unit jasa keuangan syariah yang
membawahi bagian operasional dan marketing. Dan manager sektor rill
yang membawahi bagian perdagangan, produksi dan jasa.

BAB III
DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No
51 tahun 2008, maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag
(Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Koperasi dan UKM.
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan terbentuk
berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 07 tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun
2011 kembali dilakukan penyempurnaan terbitnya Peraturan Daerah Nomor
06 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
(Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 06).30

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Sebagai suatu lembaga maka dinas koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan Mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

30

Wawancara pribadi dengan Bpk Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayaan
Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada 3 Juli 2013

30

31

1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan

yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan (Undang-Undang No 25
Tahun 2004 tentang SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu
strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan
persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka visi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016 yaitu : “Terwujudnya Kota
Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri (MaDaNi)”.
Dalam rangka mendukung terwujudnya visi daerah tersebut dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari
stakeholders, maka Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota
Tangerang Selatan menetapkan Visi yaitu :31

“Terwujudnya Koperasi dan UMKM Kota Tangerang
Selatan sebagai penggerak perekonomian daerah yang
mandiri

dan

berdaya

saing

berlandaskan

ekonomi

kerakyatan” .

Yang mendukung makna bahwa Kota Tangerang Selatan
Sebagai sentra perdagangan dan jasa dengan elemen gerakan koperasi
pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dalam arti
peran gerakan koperasi dan UMKM yang didasarkan pada penguasaan
31

2011-2016

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan

32

knowledge system (kualitas IPTEK) dan symbolic system (ketinggian
karsa dan karya suatu urban society).

2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi yang
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa
depan. Sejalan dengan pembahasan terdahulu bahwa Kota Tangerang
Selatan telah memiliki Walikota dan Wakil Walikota Definitif 2011 –
2016 dimana Visi tersebut dijabarkan dalam Misi sebagai berikut:32
a. Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat
b. Meningkatkan

keharmonisan

fungsi

ruang

kota

yang

berwawasan lingkungan
c. Menata system sarana dan prasarana dasar pendidikan dan
kesehatan masyarakat
d. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan
masyarakat
e. Meningkatkan

fungsi

dan

peran

kota

sebagai

sentra

perdagangan dan jasa
f. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

32

Wawancara pribadi dengan Bpk Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayaan
Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada 3 Juli 2013

33

Berdasarkan Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan diatas serta
Visi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang
Selatan dengan, berpedoman pada Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Koperasi dan UKM serta masukan dari pihak yang
berkepentingan (stakeholders), ditetapkan Misi Dinas Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
a. Meningkatkan

kapasitas

sumber

daya

manusia

dan

kelembagaan dan manajemen koperasi dan usaha mikro
kecil dan menengah
b. Menciptakan iklim yang kondusif dalam pengembangan
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
c. Mengembangkan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)
tangguh, mandiri dan berdaya saing tinggi dan berwawasan
lingkungan
d. Meningkatkan kemitraan dan jaringan usaha yang saling
menguntungkan bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan
menengah
C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah, dalam melaksanakan urusan koperasi, mikro, kecil dan menengah.

34

Adapun Tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi diatur melalui
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Koperasi
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang Koperasi, Usaha
Mikro Kecil, dan Menengah;
b. Pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
Koperasi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah;
c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dalam rangka penyusunan program,
pengelolaan data dan informasi di bidang perkoperasian dan usaha
mikro kecil, dan memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi
usaha;
d. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran kebijakan strategis dan teknis
dalam pemberian bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro
kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha;
e. Pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan
di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi
pembiayaan promosi dan informasi usaha;
f. Pelaksanaan,

pengawasan,

dan

pengendalian

teknis

atas

penyelenggaraan bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro
kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha;

35

D. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA TANGERANG SELATAN
KEPALA DINAS
SEKRETARIS DINAS

KASUBAG

KASUBAG

Umum dan Kepegawaian

Keuangan

KABID Fasilitasi
KABID KOPERASI

KABID UMKM

Pembiayaan, Pengendalian
dan Evaluasi

KASIE

KASIE Pengembangan

KASIE

Kelembagaan Koperasi

dan Pembinaan UMKM

Monitoring dan Evaluasi

KASIE Pemberdzayaan

KASIE

UMKM

Analisa Data

KASIE

KASIE

KASIE

Penilaian Koperasi

Promosi

Fasilitasi pembiayan

KASIE Pemberdayaan Koperasi

KASUBAG
Program dan
Pelaporan

35

g. Pelaksanaan

pelayanan

fasilitator

dengan

pihak-pihak

instansi

pemerintah terkait, BUMN dan swasta dalam rangka peningkatan dan
pertumbuhan koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah;
h. Pelaksanaan pengelolaan urusan perencanaan, umum, dan administrasi
kepegawaian serta keuangan.

D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tang