Visite Pemantauan terapi obat PTO Monitoring efek samping obat MESO Evaluasi penggunaan obat

Pelaksanaan konseling di RSUP H. Adam Malik belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat kita lihat bahwa sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan konseling di apotek I belum tersedia. Sarana dan prasarana di apotek II masih belum lengkap, seperti kurang lengkapnya alat peraga, sistem komputerisasi untuk kegiatan dokumentasi yang belum difungsikan semestinya, dan ukuran ruangan yang sempit sehingga membatasi gerak pasien dan apoteker yang melayani. Selain itu, ruang konseling seharusnya tertutup dan terjaga kerahasiaannya, namun ruang konseling di apotek II, masih bergabung dengan ruang kasir.

d. Visite

Kegiatan visite, termasuk di dalamnya penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan visite belum dilakukan secara optimal dan menyeluruh karena keterbatasan jumlah apoteker yang tidak sebanding dengan jumlah pasien. Sehingga tenaga apoteker perlu ditambah agar pelaksanaan visite dapat dilakukan secara rutin dan menyeluruh. Menurut Kepmenkes No. 1197 tahun 2009, idealnya dibutuhkan stau orang apoteker untuk melayani 30 orang pasien.

e. Pemantauan terapi obat PTO

Pemantuan terapi obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Pemantauan terapi obat telah dilakukan bersamaan dengan visite, namun belum dilakukan secara berkesinambungan karena keterbatasan jumlah apoteker. Universitas Sumatera Utara

f. Monitoring efek samping obat MESO

Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi Depkes RI, 2004. Dalam melakukan monitoring efek samping obat, diperlukan kerjasama dari semua tenaga kesehatan yang terkait di rumah sakit, seperti perawat dan dokter untuk melaporkan kepada pokja farmasi klinis jika ditemui kasus efek samping obat yang tidak lazim pada pasien. Kegiatan monitoring efek samping obat di RSUP. H. Adam Malik dilakukan bersamaan dengan kegiatan visite oleh farmasis. Bila tenaga kesehatan menemukan efek samping obat yang tidak lazim, maka dilaporkan ke pokja farmasi klinis dan selanjutnya diteruskan ke Pusat Meso Nasional.

g. Evaluasi penggunaan obat

Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien Depkes RI, 2004. Evaluasi penggunaan obat sudah dilakukan yaitu evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien paska bedah.

h. Dispensing sediaan khusus