Pengaruh Roa, Size dan Sales Grow Terhadap Kecenderungan Terjadinya Sengketa Pajak Penghasilan (Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)

PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW TERHADAP KECENDERUNGAN
TERJADINYA SENGKETA PAJAK PENGHASILAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nabilah Nawazir
NIM: 108082000066

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

ii


v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Jenis Kelamin
Tempat / Tanggal Lahir
Agama
Kewarganegaraan
Alamat


7. Email
8. Telepon

: Nabilah Nawazir
: Perempuan
: Bukittinggi, 24 September 1990
: Islam
: Indonesia
: Jl Surya Kencana, Gg. Kemuning 2
RT/RW 005/05 Kec. Pamulang Kab.
Tangerang Selatan 15417.
: nabilah.nawazir@gmail.com
: 085669078266

II. PENDIDIKAN
1. 1996 – 2002
2. 2002 – 2005
3. 2005 – 2008


: SD Negeri 02 Bukittinggi
: MTS Swasta Diniyyah Bukittingi
: MAN Swasta Diniyyah Bukittinggi

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OPPM MTS Diniyyah Bukittinggi (2002-2003)
2. OPPM MAN Diniyyah Bukittinggi (2006-2007)
3. BEM FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2011)

vi

INFLUENCE OF ROA, SIZE AND SALES GROW TO THE INCLINATION OF
INCOME TAX LITIGATION EVENT

ABSTRACT

The purpose of the research is to test the effect of Return on Asset (ROA),
Company Size (SIZE) and Sales of Grow (SALES GROW) to the inclination of income tax
litigation event. The population of this research are the listed LQ 45 category company in
Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2012-2013. This research used

multiple regression analysis.

The result of the research show that simultaneously Return on Asset (ROA),
Company Size (SIZE) and Sales of Grow (SALES GROW) have a significant effect to the
inclination of income tax litigation event. And partially only Sales Grow have a
significant value to the inclination of income tax litigation event. Adjusted R square value
(R2) that is equal to 8.8 % while the remaining 91,2 % is influenced by other factors not
included in this research model.

Key words: return on asset, size of company, sales of grow, inclination of tax litigation
event.

vii

PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW TERHADAP KECENDERUNGAN
TERJADINYA SENGKETA PAJAK PENGHASILAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Asset (ROA), ukuran

perusahaan

(SIZE)

dan

pertumbuhan

penjualan

(SALES

GROW)

terhadap

kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Populasi penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode
2013-2014. pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
berganda.


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan Return on Asset (ROA),
ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan (SALES GROW) berpengaruh
secara signifikan terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan. Dan
secara parsial hanya SALES GROW berpengaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak. Nilai R square (R2) sebesar 8,8 % sedangkan
sisanya sebesarnya 91,2 % dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
penelitian.

Kata kunci : ROA, SIZE, SALES GROW, kecenderungan terjadinya sengketa pajak.

viii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH ROA, SIZE DAN SALES GROW
TERHADAP


KECENDERUNGAN

TERJADINYA

SENGKETA

PAJAK

PENGHASILAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN BERKATEGORI LQ 45
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”. Salawat serta salam

tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi
syarat yang harus ditempuh untuk mendapat gelar Strata 1 sebagai Sarjana
Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan, bantuan, bimbingan, dan doa
dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:

1. Kedua orang tua Ayahanda Nawazir Muchtar, Ibunda Yelli Erida, Kakak Aysa
Nawazir dan Adik Mujahid Nawazir, yang selalu memberikan dukungan dan
do’a, semoga karya tulis ini dapat memberikan kebahagiaan kepada kedua
orang tua penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Amilin, selaku wakil dekan bidang akademik dan sebagai dosen
Pembimbing I dan yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat
berharga untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama
menyusun skripsi.
4. Ibu Yessi Fitri, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai pembimbing II, penulis ucapkan
ix

terimakasih atas bimbingan, arahan, serta perhatian beliau yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. My BFF (Diah, Sifa, Ratih, Ferdi and Rizky), hugs and kisses buat kalian
yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka, berbagi
cerita tentang kampus dan canda tawa. Yakin kita semua bisa sukses dan
selalu berbagi canda tawa sampai nanti. Semangat!.

6. Akuntansi B angkatan 2008. Untuk kalian semua 33 teman tersayang, penulis
ucapkan terimakasih atas inspirasi, motivasi, doa, canda tawa, perhatian dan
semua kenangan yang telah dibagi kepada penulis dari awal kuliah hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semangat untuk kalian yang masih berjuang,
semoga diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam menggapai cita-cita.
7. Semua teman-teman di UIN Jakarta yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga
kesuksesan selalu mengiringi kita semua.
8. Seluruh staf perpustakaan fakultas, Dosen pengajar, dan karyawan Universitas
Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, November 2015

Nabilah Nawazir

x

DAFTAR ISI


Halaman Judul....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Abstrak ................................................................................................................viii
Kata Pengantar ...................................................................................................... ix
Daftar Isi................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar......................................................................................................xvi
Daftar Lampiran...................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 9
1.Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
2.Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur .................................................................................... 12
1. Defenisi Accounting Conservatism ................................................... 12
a. Tingkat Profitabilitas (ROA) .......................................................... 17
b. Ukuran Perusahaan (SIZE) ............................................................. 18

xi

c. Pertumbuhan Penjualam (Sales Grow) ............................................ 19
2. Kaitan Laba Akuntansi Terhadap Laba Fiskal ................................... 19
3. Sengketa Pajak ................................................................................... 23
4. Undang-undang Sengketa Pajak ........................................................ 26
B. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian
A. Teori Agensi (Agent Theory) ........................................................ 29
B. Signaling Theory ........................................................................... 31
C. Penelitian-penelitian Terdahulu ............................................................. 33
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 37
E. Hipotesis .................................................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 42
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 43
D. Metode Analisis ..................................................................................... 44
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 44
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 45
a. Uji Multikolinearitas........................................................................ 45
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 45
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 47
d. Uji Normalitas ................................................................................. 48
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 48
a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2) ............................................... 49

xii

b.Uji Statistik F................................................................................... 50
c.Uji Statistik t .................................................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 52
1. Variabel Independen ........................................................................... 52
a. Return on Asset (ROA) .................................................................. 52
b.Ukuran Perusahaan (SIZE) .............................................................. 53
c. Sales Grow ..................................................................................... 53
2. Variabel Dependen.............................................................................. 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 56
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 59
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 59
a. HasilUji Statistik Deskriptif ......................................................... 59
b. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 60
1. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 61
2. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 62
3. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 64
4. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 65
c. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 67
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 67
2. Hasil Uji Statistik F ............................................................... 68
3. Hasil Uji Statistik t ................................................................ 69

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72
A. Kesimpulan ............................................................................................. 72
B. Implikasi ................................................................................................. 73
C. Keterbatasan dan Saran ........................................................................... 74
Daftar Pustaka
Lampiran - Lampiran

xiv

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 33

3.1

Operasional Variabel ................................................................................. 55

4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian ....................................................... 57

4.2

Sampel Perusahaan .................................................................................... 57

4.3

Statistik Deskriptif..................................................................................... 59

4.4

HasilUji Multikolonieritas......................................................................... 62

4.5

Hasil Uji Autokorelasi...............................................................................63

4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi................................................................67

4.7

Uji Statistik F.............................................................................................68

4.8

Uji Statistik t..............................................................................................69

xv

DAFTAR GAMBAR

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Kerangka Pemikiran ................................................................................. 37

4.1

Grafik Scatterplot ...................................................................................... 66

4.2

Grafik Histogram ....................................................................................... 66

4.3

Grafik Normal P-Plot ................................................................................ 66

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Keterangan

Hal

1.

Nama Perusahaan ................................................... 79

2.

Daftar ROA ........................................................... 80

3.

Daftar SIZE ............................................................. 81

4.

Daftar SALES GROW ............................................. 82

5.

Daftar KSP .............................................................. 83

6.

Hasil Uji Regresi SPSS........................................... 84

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perkara sengketa pajak yang masuk ke DJP mengalami kenaikan tiap
tahunnya. Hingga tahun 2014, sengketa pajak yang masuk ke DJP mencapai
16.617 perkara. Sebanyak 6.988 sudah putusan, sedangkan 9.629 belum
diputuskan. Dari Perkara sengketa pajak yang diterima DJP, tidak sedikit
yang akhirnya masuk ranah Pengadilan Pajak. Hal tersebut terjadi jika WP
tidak setuju dengan putusan yang dikeluarkan oleh DJP dan melakukan
banding.
Contoh salah satu kasus tindak pidana di bidang perpajakan yang
sangat menonjol adalah kasus pajak Asia Agri dengan total kerugian Negara
mencapai Rp 1,25 Triliun. Kasus tersebut telah diputus Majelis Kasasi
Mahkamah Agung (MA) dengan putusan 2 tahun penjara dengan masa
percobaan 1 tahun serta denda pidana lebih dari Rp 2,5 Triliun. Kasus Asian
Agri pada awalnya diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan
dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat sebelum akhirnya
dibatalan dengan putusan kasasi mahkamah agung (Afriyadi, 2014).
Akuntansi yang kita kenal memungkinkan satu fakta yang sama
dilaporkan dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, satu mesin yang sama
dapat didepresiasikan dengan dua metode yang berbeda (metode depresiasi
garis lurus atau saldo menurun) atau dengan dua estimasi umur ekonomis

1

yang berbeda. Perbedaan metode atau perbedaan estimasi tersebut akan
menghasilkan nilai akhir (laba) yang sedikit berbeda.
Juanda (2006) menambahkan
keuangan

akuntansi

dan

bahwa

perbedaan

antara

laporan

perpajakan disebabkan karena dalam

penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan
keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan estimasi
akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan perpajakan.
Semakin besarnya motivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba
akan menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi
dengan laba perpajakan
Manajemen pajak dituntut untuk berupaya meminimalkan biaya pajak
(Guenther et al 1997), pada umumnya manajemen pajak adalah suatu
tindakan atau pemikiran yang merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya berada dalam
jumlah minimal dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loopholes)
tanpa melanggar ketentuan perpajakan yang ada untuk tujuan mengurangi
beban pengeluaran perusahaan yang tidak lebih dari jumlah yang seharusnya.
Dengan demikian wajib pajak dapat meminimalkan pajak yang
terutangnya tanpa harus melanggar undang-undang perpajakan yang ada.
Dalam hal ini manajemen dalam perusahaan berusaha agar bagaimana
caranya melakukan penghematan atau pengurangan pajak secara lawfull dan
sensible.

2

Basu (1997) berpendapat pengakuan asimetrik dari penghasilan
atau keuntungan dan biaya atau kerugian membuat manajer perusahaan
profitabel

mengurangi

nilai

kini

pajaknya

dan meningkatkan nilai

perusahaan. Menunda pengakuan penghasilan dan mempercepat pengakuan
biaya dapat menurunkan besar laba kena pajak, sehingga dapat menunda
pembayaran pajak.
Menurut Watts (2003) dalam Dwimulyani (2010) usaha penghematan
pajak ini dapat dilakukan antara lain dengan cara penggelapan pajak (tax
evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Penggelapan pajak
merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan jalan melanggar
peraturan perpajakan, seperti memberikan data keuangan yang palsu atau
menyembunyikan data. Sedangkan penghindaran pajak merupakan usaha
untuk mengurangi pajak yang terutang, namun tetap mematuhi ketentuanketentuan peraturan perpajakan, seperti memanfaatkan pengecualianpengecualian ataupun potongan-potongan yang diperkenankan maupun
memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang perpajakan
yang berlaku (lawfull dan sensible).
Perusahaan bisnis seperti halnya individu, harus membayar pajak
penghasilan. Dalam kasus bisnis, jumlah pajak penghasilan yang harus
dibayar ditentukan oleh pendapatan bersih kena pajak perusahaan. Biayabiaya yang dapat dikurangkan dari pajak (pengurangan pajak) mengurangi
pendapatan bersih kena pajak perusahaan dan oleh karena itu, mengurangi

3

pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Untuk alasan ini, biaya-biaya
sering dilaporkan pada dasar setelah pajak.
Sekalipun penghematan pajak merupakan satu dasar pertimbangan,
baik manajer perusahaan public maupun perusahaan yang tidak go public
tetap memilih kebijakan akuntansi yang tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku. Watts (2003) dalam Dwimulyani (2010) menyatakan bahwa dalam
penjelasan kontrakting, akuntansi konservatif dapat menurunkan moral
hazard disebabkan

oleh

pihak-pihak

di

dalam

perusahaan yang

mempunyai: asimetri informasi, gaji asimetrik, horison terbatas, dan
kewajiban terbatas. Konservatisma membatasi perilaku

oportunistik

manajerial dan menghilangkan bias manajerial

persyaratan

dengan

veriabilitas asimetriknya. Dalam kaitan antara perpajakan dan pelaporan
keuangan dapat juga menyebabkan konservatisma
keuangan.

Pengakuan

biaya/kerugian
nilai

kini

pengakuan

membuat
pajaknya

penghasilan

asimetrik
manajer

dari

dalam

pelaporan

penghasilan/keuntungan

perusahaan

profitabel

dan

mengurangi

dan meningkatkan nilai perusahaan. Menunda
dan

mempercepat

pengakuan

biaya

dapat

menurunkan besar laba kena pajak, sehingga dapat menunda pembayaran
pajak.
Diduga p ra kt ek ak u nt a nsi ko ns e rv at i f dapat menimbulkan
konflik antara perusahaan dengan fiskus yang diakibatkan bahwa fiskus
menganggap penetapan besar pajak

penghasilan

menurut

perusahaan

terlalu rendah, dikarenakan konservatisma akuntansi yang menghasilkan
4

angka-angka laba dan aset cenderung lebih rendah serta angka-angka biaya
dan utang cenderung tinggi. Setelah dilakukan pengecekan perhitungan
oleh fiskus, hal ini dapat menimbulkan perusahaan menjadi kurang bayar
dan selanjutnya dapat

menjadi awal dari timbulnya

sengketa pajak

penghasilan.
Menurut Jensen dan Mecking (1976) serta Watts dan Zimmerman
(1978) dalam Dwimulyani (2010) biaya politis akan meningkat seiring
dengan ukuran perusahaan. Manajer perusahaan lebih menyukai untu
memilih pengurangan laba portofolio pada prosedur akuntansinya.
Manajemen laba seringkali dijadikan landasan untuk mengambil
keputusan dan menyusun kontrak oleh berbagai pihak yang berkepentingan
Lo, E W (2005) dalam Dwimulyani (2010). Sebagai contoh, laba sering
dipakai sebagai salah satu dasar untuk memberikan bonus kepada manajer.
Selain itu, laba juga sering dipakai sebagai salah satu kriteria penilaian
perusahaan, perusahaan dengan laba yang rendah relatif dianggap buruk
kinerjanya dengan perusahaan yang tinggi labanya. Selanjutnya sebagian
kalangan berpendapat lumrah jika manajer memanfaatkan peluang untuk
memainkan angka laba dalam rangka mempengaruhi hasil akhir berbagai
keputusan. Ada manajer yang berusaha meminimalkan pajak yang mesti
mereka bayarkan, dengan cara meningkatkan

metode

akrual

untuk

menjadikan angka laba lebih rendah.
Manajemen perusahaan cenderung melakukan tindakan pajak
agresif (Chen et al. 2010). Tindakan pajak agresif adalah suatu tindakan
5

yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan
pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax
evasion. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan,
namun semakin

banyak

celah

yang

digunakan

perusahaan

maka

perusahaan tersebut dianggap semakin agresif.
Kewajiban (aset) pajak tangguhan meningkat ketika perusahaan
mempercepat

pengakuan pendapatan atau

beban (mempercepat beban
kepentingan

menangguhkan pengakuan

atau menangguhkan

pendapatan) untuk

akuntansi dibandingkan dengan kepentingan perpajakan

perusahaan tersebut. Dengan pola seperti ini, maka perusahaan tersebut
akan melaporkan laba akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
laporan laba menurut perpajakan, sehingga akan meningkatkan kewajiban
pajak.
Perusahaan selalu berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak
penghasilannya. Metoda-metoda untuk menghitung laba kena pajak sangat
berkaitan dengan perhitungan laba dalam laporan

keuangan. Manajer

berusaha menemukan cara untuk mengelola baik laba yang dilaporkan di
laporan keuangan dan laba untuk pembayaran pajak berjalannya dalam
menghadapi trade-off untuk mencapai dua tujuan yang bersifat mutually
exclusive, yaitu memaksimalkan laba akuntansinya dengan meminimalkan
pembayaran pajaknya. Pengelolaan akuntansi keuangan dan pengelolaan
akuntansi fiskal adalah tidak independen. Kedua hal tersebut secara konsisten
mendominasi pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan
6

pemilihan metoda akuntansi (Shackelford dan Shelin, 2001) dalam
Dwimulyani (2010).
Ahmed et al. (2002) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas
perusahaan (ROA), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan
(SALES GROW) dapat digunakan sebagai ukuran unt uk m enghi t ung rasi o
konservatisma akuntansi. Laba fiskal kena pajak adalah ukuran kinerja sangat
konservatif, karena perusahaan mencoba untuk meminimalkan pembayaran
pajaknya. Konservatisma akuntansi menyebabkan laba akuntansi bias ke
bawah Chen (2006).
Kemudian perkembangan yang terjadi justru menunjukkan bahwa
praktik konservatisma akuntansi semakin meningkat. Givoly dan Hayn (2000)
memberikan bukti bahwa praktik konservatisma akuntansi telah dijalankan
sejak tahun 1950-an, dan terdapat kecenderungan intensitasnya semakin
meningkat. Berkaitan dengan pajak, litigasi, tekanan proses politik dan
regulatori, telah mempengaruhi derajat konservatisma dalam prinsip
akuntansi berterima umum. Oleh karena itu jika konservatisma akuntansi
semakin meningkat dalam praktik, dapat mengakibatkan laba semakin bias ke
bawah. Sehingga diduga tingkat konservatisma akuntansi tersebut akan
memicu terjadinya sengketa pajak penghasilan.
Penelitian ini mengaju dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dwimulyani (2010) yang berjudul “ Konservatisme

Akuntansi dan

Sengketa Pajak Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris”. Adapun yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
7

1. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian investigasi empiris
mengenai hubungan antara Konservatisma Akuntansi dan
Sengketa Pajak, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh
ROA, SIZE dan SALES GROW terhadap kecenderungan
terjadinya Sengketa Pajak.
2. Responden dan tempat penelitian sebelumnya adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini
menggunakan responden para emiten berkategori LQ 45.
3. Periode penelitian sebelumnya menggunakan data sekunder
tahun 2004-2008, sedangkan penelitian ini menggunakan data
sekunder tahun 2012-2013.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh ROA, SIZE dan SALES GROW
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa Pajak dan seberapa

besar

variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai
variabel ROA, SIZE dan SALES GROW meningkat, dapat mengakibatkan
laba

semakin bias ke bawah, sehingga diduga dapat memicu terjadinya

sengketa pajak penghasilan, dengan objek perusahaan yang terdaftar di
BEI yang masuk dalam kategori LQ 45. Alasan indeks LQ 45 digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah karena saham-saham yang masuk
dalam perhitungan indeks LQ 45 memiliki kapitalisasi pasar yang sangat
besar

yaitu 75 %

kemudian saham

dari

kapitalisasi pasar di Bursa

Efek

Indonesia,

yang masuk dalam LQ 45 merupakan saham yang aktif,
8

memiliki fundamental yang baik dan masuk

dalam

kategori

blue

chips yang diminati oleh para investor dalam melakukan investasi saham di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis mencoba untuk meneliti
dalam bentuk skripsi dengan judul. “Pengaruh ROA, SIZE Dan SALES
GROW Terhadap Kecenderungan Terjadinya Sengketa Pajak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang diangkat di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.

Apakah Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap
kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?

2.

Apakah Ukuran Perusahaan (SIZE) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?

3.

Apakah Tingkat Penjualan (Sales Grow) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1.

Menganalisis apakah Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh
terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.

2.

Menganalisis apakah Ukuran Perusahaan (SIZE) mempunyai
pengaruh terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan
9

3.

Menganalisis apakah Tingkat Penjualan (Sales Grow) mempunyai
pengaruh terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya:
a. Kontribusi Teoritis
1.

Konsultan Pajak
memberikan sumbangan pemikiran mengenai pratek akuntansi
konservatif dan kaitannya dengan kecenderungan terjadinya
sengketa pajak.

2.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu kebijakan
perpajakan terutama

kebijakan mengenai

praktek akuntansi

konservatif yang dilakukan oleh perusahaan dan hal yang berkaitan
dengan kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
3.

Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dalam
menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

4.

Pemerintah
Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi pemerintah khususnya
mengenai praktek tax evasion dan tax avoidance serta memberikan
10

jawaban mengenai efek yang ditimbulkan tax evasion dan tax
avoidance terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan.
5.

Ilmu Pajak
Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang perpajakan,
terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut

mengenai

pengaruh

akuntansi

konservatif

terhadap

kecenderungan terjadinya sengketa pajak penghasilan.
b. Kontribusi Praktis
6.

Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dan menjadi informasi yang dapat membantu manajemen
perusahaan dalam menerapkan praktek pengakuan pendapatan dan
kaitannya terhadap kecenderungan terjadinya sengketa pajak
penghasilan secara lebih mendalam.

7.

Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan
konservatif

dan

kecenderungan

terjadinya

akuntansi

sengketa

pajak

penghasilan, sehingga dapat melakukan penelitian selanjutnya
yang lebih baik lagi.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Defenisi Akuntansi Konservatif
Peneliti sebelumnya telah memperkenalkan berbagai definisi dari
konservatima akuntansi. Akuntansi secara tradisional mengekspresikan
konservatisma dengan aturan mengantisipasi tidak ada profit akan tetapi
mengantisipasi seluruh kerugian (Bliss, 1924 dalam Watts, 2003). Hal ini
dapat diartikan sebagai kecenderungan akuntansi mensyaratkan derajat
lebih tinggi dari verifikasi untuk mengakui kabar baik sebagai
keuntungan daripada untuk mengakui kabar buruk sebagai kerugian.
Basu (1997) mendefinisikan konservatisma sebagai praktik
menurunkan laba (dan menurunkan aset bersih) dalam merespon kabar
buruk, tetapi tidak menaikkan laba (dan menaikkan aset bersih) dalam
merespon kabar baik.
Konservatisma merupakan sikap dalam menghadapi ketidakpastian
atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek dari
ketidakpastian tersebut. Konservatisma dapat diartikan berjaga-jaga akan
kondisi terburuk yang akan terjadi dengan melakukan tindakan
dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan kondisi terburuk
tersebut.

12

Dalam literatur penilaian berdasarkan akuntansi, para peneliti
sering merujuk pada karakterisasi Feltham dan Ohlson (1995) dari
akuntansi konservatif atau bias sebagai ekspektasi bahwa aset bersih
dilaporkan lebih kecil dibandingkan nilai pasar dalam jangka panjang.
Beaver dan Ryan (2000) demikian pula menggolongkan konservatisma
(atau bias) sebagai perbedaan persisten antara nilai pasar dan nilai buku,
dibedakan dengan perbedaan temporari seperti keuntungan dan kerugian
ekonomi yang diakui dalam nilai buku secara berangsur-angsur sepanjang
waktu.
Konservatisma dalam akuntansi dapat diterapkan berupa metoda
ataupun estimasi di dalam laporan keuangan. Karena prinsip konservatisma
lebih condong ke arti berjaga-jaga maka biaya atau rugi yang terjadi pasti
diakui lebih dahulu dibandingkan keuntungan atau pendapatan di masa
yang akan datang (walau kemungkinan pendapatan ataupun
keuntungan ini ada di tingkat “probable”), hal ini akan berakibat pada
menurunnya laba dan aset perusahaan.
Konservatisma merupakan kaidah penting dalam laporan
keuangan. Meskipun prinsip konservatisma telah diakui sebagai dasar
utama dari pelaporan keuangan. Konservatisma adalah reaksi yang hatihati (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat
pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian
dan risiko yang inherent dalam lingkungan bisnis sudah cukup di

13

pertimbangkan. Konservatisma merupakan praktik akuntansi dengan
mengurangi laba dan menurunkan nilai aktiva bersih ketika menghadapi
bad news akan tetapi tidak meningkatkan laba dan menaikkan nilai aktiva
bersih ketika menghadapi good news.
Definisi konservatisma yang lebih deskriptif adalah memilih
prinsip akuntansi yang mengarah pada minimalisasi laba kumulatif yang di
laporkan yaitu mengakui pendapatan lebih lambat, mengakui biaya lebih
cepat, menilai asset dengan nilai terendah, dan menilai kewajiban
dengan nilai yang lebih tinggi. Konservatisma sebagai kecenderungan
akuntan untuk menggunakan tingkat verifikasi yang lebih tinggi untuk
mengakui kabar baik sebagai keuntungan dibanding kabar buruk
sebagai kerugian. Kritik terhadap konservatisma menyatakan bahwa
pada prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan asset menjadi
rendah, namun akhimya akan membuat laba dan asset menjadi tinggi
dimasa datang, dengan kata lain laba dan asset menjadi tidak konservatif
dimasa datang.
Panman dan Zhang (2002) menemukan bahwa perusahaan yang
menerapkan konservatisma akuntansi dan pertumbuhan investasi temporer
akan menghasilkan tingkat pengembalian yang temporer atau laba yang
berfluktuasi. Penjelasannya adalah praktik akuntansi konservatif akan
membebankan biaya mengakui rugi pada periode terjadinya, sebaliknya
mengakui pendapatan dan keuantungan apabila benar-benar telah

14

terealisasi, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih rendah pada periode
bersangkutan dibandingkan apabila perusahaan yang menganut prinsip
yang lebih optimis. Apabila periode berikutnya tidak terjadi atau terjadi
penurunan biaya, atau pendapatan telah terealisasi maka laba periode
berikutnya akan dilaporkan lebih tinggi untuk perusahaan yang menganut
prinsip konservatima. Sehingga laba yang dilaporkan untuk perusahaan
yang menganut prinsip konservatisma cenderung lebih berfluktuatif dari
pada perusahaan yang menganut prinsip akuntansi yang lebih optimis.
Sebagai contoh dari konservatisma akuntansi adalah memilih
antara kos atau harga pasar yang lebih rendah untuk akuntansi persediaan;
atau segera mengakui perubahan dalam estimasi kos jika diperkirakan
menghasilkan kerugian di masa yang akan datang pada kontrak jangka
panjang, tetapi tidak melakukan revisi jika menghasilkan peningkatan
laba di masa yang akan datang; atau penurunan nilai fisik aset karena
keusangan (impairments), tetapi tidak menaikkan untuk nilai aset lebih
tinggi. Jadi, konservatisma menghasilkan probabilitas lebih besar dari
pengakuan akuntansi tepat waktu untuk kabar buruk daripada kabar baik.
Dalam dunia ketidakpastian berkaitan dengan profit mendatang,
manajemen sebagai pengelola perusahaan (agensi) memiliki pengetahuan
privat tentang operasi dan nilai aset perusahaan dibandingkan prinsipal
(investor dan kreditor). Jika kompensasi manajerial terkait dengan laba
dilaporkan, manajer mempunyai insentif bersembunyi dibalik setiap

15

informasi laba dilaporkan. Konservatisma memainkan peran efisien ex ante
dalam kontrakting antar pihak yang terlibat. Jika konsiderasi kontrakting
menjelaskan asal konservatisma, maka berkaitan dengan pajak, litigasi,
tekanan politik dan regulatori telah mempengaruhi derajat konservatisma,
khususnya selama abad ini (Watt and Zimmerman, 1986).
Konservatisma ini diatribusi untuk penggunaan laporan keuangan
dalam kontrak utang dan/atau kompensasi, litigasi, proses regulatori dan
politik,

dan

pajak

(Watts,2003).

Dalam

penjelasan kontrakting,

konservatisma terjadi karena dapat mengurangi kos agensi berasosiasi
dengan (1) asimetri informasi dan fungsi kerugian antar contracting
parties; dan (2) ketidakmampuan untuk memverifikasi pihak-pihak yang
lebih mengetahui informasi privat. Dalam hal ini kos agensi disebabkan
oleh informasi privat manajer dan fungsi kerugian asimetrik yang tidak
terbatas pada kontrak utang dan kompensasi.
Secara ringkas, konservatisma akuntansi merupakan prinsip kehatihatian yang tidak mengakui keuntungan sampai diperoleh bukti yang
kredibel, sebaliknya kerugian harus segera diakui pada saat terdapat
kemungkinan akan terjadi, tidak perlu menunggu sampai terdapat bukti
riil. Akuntansi konservatif menyebabkan angka-angka yang tersaji dalam
Neraca dan Laporan Laba Rugi adalah ditetapkan lebih rendah. Aset bersih
ditetapkan lebih rendah dan laba kumulatif juga ditetapkan lebih rendah,
sebaliknya utang dan biaya ditetapkan pada nilai yang tertinggi. Sebagai

16

konsekuensi penting dari perlakuan asimetrik konservatima atas
keuntungan dan kerugian adalah understatement persisten dari nilai aset
bersih. Regulator pasar modal, penyusun standar, dan akademisi
mengkritisi konservatisma karena understatement pada periode berjalan
dapat mengarahkan pada overstatement laba di periode mendatang dengan
penyebab understatement biaya mendatang (Watts, 2003).
Variabel - variabel yang diduga mempengaruhi kecenderungan
terjadinya sengeta pajak penghasilan seperti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ahmed et al (2002) terdiri dari return on asset (ROA),
ukuran perusahaan (SIZE) dan tingkat penjualan (Sales Grow).
a. Tingkat Profitabilitas (ROA)
Tingkat Profitabiltas (ROA) berasosiasi dengan motivasi untuk
mempratikkan akuntansi lebih konservatif. Semakin rendah tingkat
profitabilitas, maka akuntansi perusahaan semakin konservatif.
Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return on Asset merupakan
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atas laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan
mengetahui ROA kita dapat menilai apakah perusahaan telah efesien
dalam menggunakan asetnya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
keuntungan.

17

Menurut Lestari danSugiharto (2007), semakin tinggi rasio ROA
maka semakin baik produktifitas aset dalam memperoleh keuntungan
bersih. Hali ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor.
Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan
keberhasilan

perusahaan.

Laba

dapat

mempengaruhi

kemampuan

purusahaan untuk dapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas
perusahaan

dan

kemampuan

perusahaan

untuk

berubah.

Jumlah

keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat
penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai
profotabilitas suatu perusahaan (Munawir, 2001).
b. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Watts dan Zimmerman (1986) berpendapat jika perusahaan
menghadapi kos politik tinggi, maka cenderung untuk menerapkan
akuntansi lebih konservatif, sehingga digunakan log natural dari asset ke
dalam model pengukuran untuk mengontrol SIZE.
Menurut Tunggal (1995), ukuran perusahaan mempunyai dampak
signifikan terhadap kelemahan pengendalian internal. Kenyataannya lebih
sukar

untuk

menyusun

pemisahan

tugas

kecil.

Tidaklah

layak

mengharapkan perusahaan kecil untuk mempunyai auditor internal.

18

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar
untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.
c. Pertumbuhan penjualan (Sales Grow)
Menggunakan variabel pertumbuhan penjualan (sales grow)
mempunyai tiga alasan yakni,
1. mempengaruhi pengakuan akrual, seperti: perubahan dalam
piutang usaha dan sediaan.
2. Meningkatkan konservatisma akuntansi, pertumbuhan penjualan
negatif mengindikasikan penurunan dalam operasi, sehingga
menurunkan kecenderungan konservatisma akuntansi.
3. Dapat

mempengaruhi

ekspetasi

pasar

untuk

memprediksi

pertumbuhan dimasa yang akan datang.
2.

Kaitan Laba Akuntansi Terhadap Laba Fiskal
Terdapat kesamaan dalam pengukuran laba akuntansi dan laba
fiskal, yakni penggunaan metode akuntansi akrual. Meskipun terdapat
beberapa butir spesifik dari pendapatan dan biaya harus

mengikuti

peraturan akuntansi fiskal yang berbeda dengan peraturan akuntansi
keuangan, contohnya pembebanan biaya depresiasi aset tetap.

19

Kaitan antara pelaporan pajak dan komersial dapat menyebabkan
konservatisma

dalam

pelaporan

keuangan.

Pengakuan

asimetrik

keuntungan dan kerugian dalam konservatisma akuntansi membuat
manajer perusahaan profitabel mengurangi nilai kini pajaknya dan
meningkatkan nilai perusahaan. Menunda pengakuan dari penghasilan
dan mempercepat pengakuan dari biaya dapat menunda pembayaran
pajaknya (Watts, 2003).
Dalam perencanaan pajak (tax planning), biasanya perusahaan
menempuh strategi meminimalkan pajak (tax minimizing) dengan laba
dilaporkan lebih rendah. Pemilihan metode akuntansi,

pendanaan,

pemasaran, produksi, dan fungsi bisnis lainnya, cenderung merendahkan
laba fiskal. Walaupun akuntansi perpajakan dan akuntansi keuangan
kadang berbeda dalam pengakuan penghasilan dan perhatian penting
lainnya, merencanakan pajak penghasilan menghasilkan laba akuntansi
lebih rendah. Pengelolaan akuntansi keuangan dan pengelolaan pajak
adalah tidak independen dan tidak terdapat pertimbangan secara konsisten
mendominasi dalam pengambilan keputusannya.
Pertimbangan dalam pemilihan metoda penilaian sediaan misalnya,
keputusan untuk mengadopsi persediaan yang masuk pertama dan di
keluarkan terakhir (LIFO) adalah merupakan pertimbangan rasional jika
perusahaan dengan metode persediaan yang masuk pertama di keluarkan
pertama FIFO) melihat inflasi yang akan datang lebih tinggi secara tidak

20

diharapkan. Dengan kata lain, mengadopsi LIFO bukan semata- mata
meminimalkan pajak penghasilan tetapi juga memberikan sinyal antisipasi
terbaik dalam menghadapi kabar buruk tidak diharapkan tentang inflasi
harga

input dalam

jangka panjang. Memang, perpajakan merupakan

determinan penting (merupakan permintaan pertama), hal ini juga
merupakan contoh penerapan dari akuntansi konservatif.
Penelitian mengenai manfaat konservatisma telah dilakukan
membuktikan bahwa konservatisma memiliki value relevance,
sehingga laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip
konservatisma dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Ketika
perusahaan

meningkatkan

jumlah

investasi,

maka

akuntansi

konservatisma akan menghasilkan perhitungan laba yang lebih rendah
dibandingkan akuntansi liberal optimis. Akuntansi konservatisma juga
akan menciptakan cadangan yang tidak tercatat, sehingga memungkinkan
manajemen lebih leluasa melaporkan angka laba di masa mendatang.
Kebijakan pajak mempengaruhi laporan keuangan. Sebelum
menggunakan basis akrual perubahan diwajibkan, pembayar pajak dengan
basis kas menunjukkan sedikit tradeoff dalam perencanaan pajak dan
pelaporan keuangannya. Setelah diwajibkan menggunakan accrual Basis,
perusahaan yang sebelumnya menggunakan cash basis menunda laba
untuk tujuan laporan keuangan. Sehingga dengan basis akrual,
kesesuaian antara laba akuntansi dan laba fiskal mengarahkan perusahaan

21

merubah

perilaku

akrualnya.

Dengan

menunda

laba,

mereka

menurunkan laba fiskalnya dan menghemat pajak.
Usulan

penyesuaian

pajak

oleh

fiskus

menyebabkan

meningkatnya jumlah laba akuntansi melebihi laba fiskal meningkat,
dalam tradeoff antara: penghematan pajak berjalan, biaya pemeriksaan
pajak, dan manfaat pelaporan keuangan. Implikasi utamanya adalah
perusahaan tidak dapat tanpa biaya memaksimalkan manfaat
pelaporan keuangannya dan penghematan pajak secara independen, yaitu
menurunkan laba fiskal tanpa mempengaruhi laba akuntansinya.
Kebijakan pajak mempengaruhi laporan keuangan, perusahaan dapat
menggunakan basis kas (kecuali sediaan) atau basis akrual untuk
menghitung laba kena pajak. Ditemukan bahwa menemukan bahwa
sebelum perubahan diwajibkan, pembayar pajak dengan basis kas
menunjukkan sedikit tradeoff dalam perencanaan pajak dan pelaporan
keuangannya. Setelah diwajibkan menggunakan basis akrual, perusahaan
yang sebelumnya menggunakan basis kas menunda laba untuk tujuan
laporan keuangan. Sehingga dengan basis akrual, kesesuaian antara laba
akuntansi dan laba fiskal mengarahkan perusahaan merubah perilaku
akrualnya. Dengan menunda laba, mereka menurunkan laba fiskalnya dan
menghemat pajak.
Meningkatnya jumlah laba akuntansi melebihi laba fiskal, dalam
tradeoff antara: penghematan pajak berjalan, biaya pemeriksaan pajak, dan

22

manfaat pelaporan keuangan. Implikasi utama hasil riset Mills (1998)
adalah perusahaan tidak dapat tanpa biaya memaksimalkan manfaat
pelaporan keuangannya dan penghematan pajak secara independen, yaitu
menurunkan laba fiskal tanpa mempengaruhi laba akuntansinya.
Teori akuntansi positif yang mendasarkan pada teori keagenan
dapat digunakan untuk menjelaskan dorongan manajemen untuk
melakukan penundaan pembayaran pajak penghasilan. Watts dan
Zimmerman (1986: 200-221).
3.

Sengketa Pajak
Setiap Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang masuk dan diterima
oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia, dilakukan analisis dan
pemeriksaan oleh petugas pajak yang disebut Account Representative
(AR) untuk melakukan pengecekan perhitungan jumlah kewajiban pajak
oleh Wajib Pajak (WP) dan yang telah disetor ke Kas Negara. Hasil dari
pemeriksaan tersebut dapat berupa: telah sesuai, lebih bayar, atau kurang
bayar. Dari ketiga kemungkinan tersebut, WP akan menerima Surat
Ketetapan Pajak (STP) yang menjelaskan bahwa WP telah sesuai, lebih
bayar, atau kurang bayar dalam menunaikan kewajiban perpajakannya.
Jika WP telah sesuai dalam melakukan pembayaran pajaknya,
maka kewajiban dengan pihak fiskus untuk tahun fiskal yang bersangkutan
telah selesai. Tetapi jika perusahaan lebih bayar dalam menunaikan

23

kewajiban perpajakannya, sebelum pihak fiskus mengeluarkan STP yang
berisi ketetapan jumlah restitusi pajak, maka fiskus akan melakukan
pemeriksaan kepada WP untuk menentukan jumlah pembayaran kembali
kepada WP, apakah sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari yang
tercantum dalam SPT yang dilaporkan oleh WP. Ketika WP menerima
STP dari fiskus dan tidak setuju dengan jumlah restitusi yang akan
dibayarkan kembali, maka hal tersebut menimbulkan sengketa pajak.
Jika WP kurang bayar dalam kewajiban pajaknya, AR akan
melakukan analisis di KPP terhadap SPT dan laporan keuangan WP yang
diserahkan, untuk menentukan apakah diperlukan pemeriksaan lapangan
atau tidak. Setelah fiskus melakukan analisis dan atau pemerikasaan WP,
kemudian diterbitkan STP yang berisi ketetapan jumlah pajak kurang
bayar dan tanggal jatuh tempo WP harus membayar ke Kas Negara. WP
yang telah menerima STP dan setuju dengan jumlah kurang bayar yang
dicantumlan dalam STP wajib memenuhi kewajiban kurang bayar
tersebut, tetapi jika WP tidak setuju dengan jumlah kurang bayar tersebut
maka timbul sengketa pajak. Penjelasan di atas berkaitan dengan seluruh
jenis pajak, baik

Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan

(PPh), maupun Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Dalam penelitian ini
akan dihubungkan dengan Pajak Penghasilan Badan.
Jika WP kurang bayar dalam kewajiban pajaknya, AR akan
melakukan analisis di KPP terhadap SPT dan laporan keuangan WP yang

24

diserahkan untuk menentukan apakah diperlukan pemeriksaan lapangan atau
tidak. Setelah fiskus melakukan analisis ataupemeriksaan WP, kemudian
diterbitkan SPT yang berisi ketetapan jumlah pajak kurang bayar dan tanggal
jatuh tempo WP harus membayar ke Kas Negara. WP yang telah menerima
SPT dan setuju dengan jumlah kurang bayar yang dicantumkan dalam SPT
wajib memenuhi kewajiban kurang bayar tersebut, tetapi jika WP tidak setuju
dengan jumlah kurang bayar tersebut maka timbul sengketa pajak. Berikut
bagan alur terjadinya sengketa pajak.

25

Pemeriksaan
pajak

Lap. Hasil
Pemeriksaan (LPH)

Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan (SPHP)

Sanggahan WP
(Sengketa I)

SK Keberatan

Putusan
Banding

WP mengajukan
banding (Sengketa IV)

Putusan MK
Final MK

Peninjauan
kembali MA

Surat Ketetapan
Pajak (STP)

WP menolak

WP mengajukan
keberatan (Sengketa III)

WP menolak

Sanggahan WP
(Sengketa II)

Setuju Bayar (Tidak
Sengketa)

WP menolak

Peninjauan
Kembali oleh MA

(Sengketa IV)

WP menolak +
Bukti baru

Putusan MK

Sengketa VI
Sumber: Informasi dari KPP PMB Tahun 2010
4.

Undang-undang Sengketa Pajak Penghasilan
Realitasnya manusia hidup bermasyarakat, dimana didalamnya ada

kepentingan individu dan kepentingan masyarakat antara keduanya
selaluberkaitan atau kadang-kadang terjadi pertentangan. Disinilah
pentingnya kehadiran hukum termasuk didalamnya lembaga
peradilan yang berfungsi menyelesaikan masalah/sengketa diantara

26

pihak, setelah upaya penyelesaian internal (kemanusiaan, tidak
berhasil dicapai kata sepakat/kata damai).
Demikian halnya dengan masalah pajak, praktis merupakan
pe

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012

0 80 103

Determinan Kinerja Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia (BEI) Periode 2004-2007

0 5 109

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham di Beli (Studi Empiris Pada Emiten yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2)

0 4 108

MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG MELANGGAR PERJANJIAN UTANG (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008).

0 3 10

PENDAHULUAN Peran Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris Pada Conventional Index LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 27

Analisis pengaruh profitabilitas, sales growth dan leverage terhadap return saham : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012.

0 1 84

Pengaruh financial leverage terhadap kinerja perusahaan studi empiris pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

0 1 67

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN DAN PEMBIAYAAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2013).

0 1 19

PENGARUH PROFITABILITAS DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017)

1 2 12