Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham di Beli (Studi Empiris Pada Emiten yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2)
i
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
–
2015 )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun oleh :
Eko Prasetyo Anggono
NIM. 109081000201
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Eko Prasetyo Anggono TTL : Tangerang, 10 September 1991
Alamat : Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415 Nomor Contact : 082122697901
Email : sono_prasetyo@yahoo.com
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Kelulusan Tahun 2016 S1 Program Studi Menajemen Konsentrasi Keuangan - SMA Negeri 2 Pamulang : Kelulusan Tahun 2009 - SMP Negeri 4 Ciputat : Kelulusan Tahun 2006
- SD Dahlia : Kelulusan Tahun 2003
III. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Ayah : Sono
Ibu : Utari Raharjo
Alamat : Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415
(7)
vii
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
–
2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRACT
This study aims to provide evidence on the effect of the fundamental
variables of growth, profitability, liquidity, leverage, and efficiency of the
company to the stock price. Fundamental variables studied were Total Asset
Growth, Return on Assets (ROA), the Current Ratio (CR), Leverage, and Turn
Over Total Assets as the independent variable and stock price as the independent
variable.
The sample used in this study are companies listed on Bursa effect is
Indonesia Index LQ 45 actively traded from 2013 to 2015. Sampling method is
purposive sampling where the sampling is based on certain conditions. The
statistical methods used in this research is multiple regression method.
The results of this study indicate that all variables simultaneously
Fundamental statistically significant effect to predict stock prices to be traded.
While statistically partially variable fundamental growth and profitability of
companies has no effect sigifikan to predict the stock price will be traded on the
exchange.
Keywords
: Total Asset Growth, Return on Assets (ROA), the Current
Ratio (CR), Leverage and Total Asset Turn Over.
(8)
viii
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
–
2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh
variabel fundamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
efisiensi perusahaan terhadap harga saham. Variabel fundamental yang diteliti
yaitu
Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR),
Leverage, dan Turn Over Total Asset
sebagai variable independent dan harga
saham sebagai variable independent.
Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Effek Indonesia Index LQ 45 yang aktif
diperdagangkan dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Metode pengambilan
sample yang digunakan adalah purposive sampling dimana pengambilan sample
dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu. Metode statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel fundamnetal
secara statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham
yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variable
fundamental pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh
sigifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa.
Kata Kunci
: Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Leverage, dan Turn Over Total Asset
(9)
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1.
Kedua orang tua penulis, bapak Sono dan ibu Utari Raharjo atas
support , doa, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis yang
tidak akan
terukur jumlahnya. I’ve made it
guys!!
2.
Kedua adik penulis, Pandu dan Tomo yang selalu memberi semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
3.
Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Ela Patriana, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.
Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan tambahan
ilmu serta solusi penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh
(10)
x
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini
6.Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
7.
Kawan sepergaulan, Fitrah, Angga, Afif, Wika, Saiful, Vigor, Sidik
atas support dan respect yang diberikan kepada penulis selama
masa-masa kuliah
8.
Seluruh teman-teman Manajemen D 2009 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu atas segala support yang diberikan kepada
penulis
9.
Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki penulis. oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
keuangan.
Jakarta, 13 Juni 2016
Penulis,
(11)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... I
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... IV
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH ... V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... VI
ABSTRACT
... VII
ABSTRAK ... VIII
KATA PENGANTAR ... IX
DAFTAR ISI ... XI
DAFTAR TABEL... XIV
DAFTAR GAMBAR ... XIV
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Penelitian ... 1
B.
Perumusan Masalah ... 6
C.
Tujuan Penelitian ... 7
D.
Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A.
Kerangka Teoritis ... 9
1.
Rasio Keungan ... 9
a.
Pengertian Rasio Keungan ... 9
(12)
xii
1)
Pertumbuhan Perusahaan ... 11
2)
Profitabilitas Perusahaan ... 13
3)
Likuiditas Perusahaan ... 15
4)
Leverage Perusahaan ... 18
5)
Efisiensi Perusahaan... 20
2.
Pasar Modal ... 21
a.
Pengertian Pasar Modal... 21
b.
Manfaat Pasar Modal ... 22
c.
Instrument Keuangan di Pasar Modal ... 22
3.
Saham ... 23
a.
Pengertian Saham ... 23
1)
Saham Biasa ... 25
2)
Saham Preferen ... 25
b.
Jenis-Jenis Saham... 25
c.
Nilai Saham ... 28
d.
Harga Saham ... 30
B.
Penelitian Sebelumnya ... 31
C.
Perumusan Hipotesis ... 37
D.
Kerangka Pemikiran ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A.
Rung Lingkup Penelitian... 43
B.
Metode Penelitian Populasi dan Sampel ... 43
C.
Metode Pengumpulan Data ... 44
D.
Metode Analisis ... 46
1.
Uji Statistik Deskriptif ... 46
2.
Uji Asumsi Klasik ... 46
a.
Uji Normalitas ... 47
b.
Uji Multikolinearitas ... 48
c.
Uji Autokorelasi ... 49
(13)
xiii
3.
Uji Regresi Berganda ... 50
4.
Uji Hipotesis... 51
a.
Uji Koefisien Determinasi... 51
b.
Uji Statistik t ... 52
c.
Uji Regresi Simultan ... 52
E.
Batasan Variabel Operasional ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 56
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56
B.
Deskripsi Data ... 60
C.
Analisis Data ... 62
1.
Pengujian Asumsi Klasik ... 62
a.
Uji Normalitas ... 62
b.
Uji Multikolinearitas ... 63
c.
Uji Auto Korelasi ... 65
d.
Uji Heteroskedastisitas ... 65
2.
Pengujian Hipotesis ... 67
a.
Uji Koefisien Determinasi... 68
b.
Uji Parameter Individual ... 69
c.
Uji Signifikan Simultan... 74
D.
Interprestasi ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 79
A.
Kesimpulam ... 79
B.
Imlikasi ... 81
C.
Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya ... 35
4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 58
4.2 Hasil Pengujian Descriptive Statistics ... 61
4.3 Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov ... 63
4.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 64
4.5 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 65
4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park ... 66
4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2... 68
4.8 Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 69
4.9 Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 74
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 41
(15)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Harga suatu produk berdasarkan definisi klasik adalah gambaran titik
temu antara sisi penawaran dan permintaan, sebab untuk beberapa produk
tertentu ada yang sama sekali tidak terkait langsung dengan permintaan atau
penawaran. Oleh karenanya, banyak hal yang mampu dan capable untuk
mempengaruhi titik temu kedua sisi tersebut. Harga saham misalnya, tidak
cukup hanya sisi permintaan dan penawaran (atau bahkan sama sekali tidak)
yang merepresentasikan terbentuknya harga produk tersebut. Fabozzi (1999)
menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas ada dua pendekatan yang
digunakan yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental
didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multiplier
dan asset values, sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan
perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas.
Fenomena faktor fundamental yang sering digunakan untuk
memprediksi harga saham atau tingkat pengembalian saham adalah rasio
keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk
memprediksi harga saham antara lain: return on assets (ROA), debt equity
ratio (DER), dan book value per Share (BVS). Rasio pasar yang sering
dikaitkan dengan harga atau tingkat pengembalian saham adalah price book
value (PBV).
(16)
2
Fenomena faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara
lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan resiko pasar. Saham perusahaan yang
go public merupakan komoditi investasi yang berisiko, karena bersifat
peka terhadap perubahan
–
perubahan yang terjadi di dalam negeri maupun
perubahan dari luar negeri. Perubahan-perubahan ini tentunya merupakan
risiko bagi investor. Risiko ini terbagi menjadi risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Sharpe (1999) mendefinisikan risiko sistematis sebagai
bagian dari perubahan aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum
yang disebut sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak dapat dibagi. Risiko
sistematis merupakan tingkat minimum risiko yang dapat diperoleh bagi
suatu portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih
secara acak. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik bagi perusahaan,
seperti pemogokan kerja oleh pekerja perusahaan, bencana alam yang
menimpa perusahaan, dan lain-lain sejenisnya (Fabozzi, 1999).
Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak,
khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat
efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang
berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar
modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan
operasional dan perluasan perusahaan. Dana diperoleh dari sumber intern
dan ekstern perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana
yang berasal dari para kreditor dan investor. Dana yang berasal dari kreditor
(17)
3
disebut modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan sedangkan
dana yang berasal dari investor disebut modal sendiri.
Pasar modal juga merupakan suatu sarana untuk mengatasi
permasalahan likuditias perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana
investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu
instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan
adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi
kesehatan serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Investasi
pada pasar modal adalah termasuk dalam kategori investasi yang
likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga
penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu
dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan
merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari
laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen
penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya
pada masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di-update sebagai
salah sstu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut,
(18)
4
contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak
ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu
kegiatan investasi di pasar modal.
Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada
kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) revisi 1 Juli 2009 mewajibkan bagi
setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan
keuangan, baik laporan keuangan interim/quarter (unaudit) maupun laporan
keuangan tahunan/annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah
di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta
catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan
laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam
kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan
dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham (dividend payout
ratio).
Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika
perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut
akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai
perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan (
emiten)
.
Emiten
berkewajiban untuk mempublikasikan laporan
keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi
(19)
5
investor
untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti
menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan
dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur.
Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis
dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang
lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan.
Penelitian sebelumnya juga terlihat berusaha menambah item-item
yang menurut mereka capable untuk mempengaruhi harga saham,
diantaranya adalah: a) Arus kas (Sloan, 1996; Triyono dan Hartono, 2000;
Pradhono dan Christian, 2004; Sukartaatmadja 2005; Setiawan, 2005;
Daniati dan Suhairi, 2006; Meythi, 2006); b) Indikator ekonomi makro
(Reza, 2000; Hilda, 2003; Auliyah, 2006; Ernawati 2007); c) Penciptaan nilai
tambah ekonomis (Sartono dan Setiawan, 1999; Praweti, 2003; Rohmah dan
Trisnawati, 2004; Dewi, 2004; Sasongko dan Wulandari, 2006) dan; d)
Momen atau peristiwa tertentu (Sularso, 2003; Susilo dan Jaryono, 2004;
Iramani dan Mahdi, 2006; Siaputra dan Atmadja, 2006). Sementara pada
beberapa penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor
fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham menunjukkan hasil yang
variatif, baik itu yang berpengaruh signifikan (Kusdiyanto, 1996; Rahadjo,
2001; Rosyadi, 2002; Riska, 2002; Wibowo, Idawati, Kharisma, Lestari,
Santoso, Sitobang, Sudarto, dan Havid, 2003; Fahrani, 2004; Wulandari,
Mawardi, 2005; Enggarini, Asna dan Nugraha, 2006; Faridl, 2007) atau tidak
(20)
6
berpengaruh sama sekali (Riska, 2002; Haryanto, dan Sugiharto, 2003;
Hengki, 2004; Anggraeni dan Sugiharto 2004; Suharli, 2005; Puspasari,
2006; Siyami, 2007).
Hasil penelitian yang variatif tersebut mendorong untuk dilakukan
penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor fundamental
(rasio keuangan) dengan harga saham. Perbedaan dengan penelitian
sebelumnya adalah penambahan pada proksi faktor fundamental yang tidak
hanya terpaku pada profitabilitas dan leverage, tapi juga pertumbuhan, dan
efisiensi operasional perusahaan, cakupan luas sampel, dan periode
penelitian.
Dengan melihat pentingnya informasi variabel fudamental keuangan
perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka
penulis memberi judul penelitian skripsi ini adalah
“
Pengaruh Variabel
Fundamental Terhadap Harga Saham Di BEI (Studi Empiris Pada
Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013
–
2015)
”
.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Apakah pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
2.
Apakah profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
(21)
7
3.
Apakah leverage perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
4.
Apakah likuiditas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
5.
Apakah efisiensi perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
6.
Apakah pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efisiensi
perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian yang ingin memberikan informasi secara empiris tentang:
1.
Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham.
2.
Pengaruh pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap harga saham
3.
Pengaruh leverage perusahaan terhadap harga saham
4.
Pengaruh likuiditas perusahaan terhadap harga saham
5.
Pengaruh efisiensi perusahaan terhadap harga saham
6.
Pengaruh rasio pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan
efisiensi perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham
D.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian ini
bermanfaat bagi pembaca, pengguna, manajemen, pengambil keputusan, dan
penulis, dengan penjelasan sebagai berikut:
(22)
8
1.
Bagi pengguna dalam hal ini adalah investor maupun kreditor,
diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar dalam menilai kinerja
manajemen dalam pertimbangan awal proses transaksi bursa dan proses
pengambilan keputusan investasi saham.
2.
Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi
untuk meningkatkan kinerja manajemen perusahaan yang di kelola,
sehingga dapat tercermin yang baik dalam laporan keuangan yang
disusun serta sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai
kebijaksanaan yang menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap
keputusan investasi saham.
3.
Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4.
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris
mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan
keuangan perusahaan serta pengaruh rasio keuangan yang tergambarkan
dalam laporan keuangan terhadap harga saham.
5.
Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah
penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan
proses transaksi pada bursa efek.
(23)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kerangka Teoritis
1.
Rasio Keuangan
a.
Pengertian
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu
angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil
rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
bersangkutan (Kasmir, 2008:104). Rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang merupakan hubungan yang
relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas
dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan,
dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analitis
keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis
terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa
banyak sekali (Harahap, 2007:297). Sedangkan Rasio juga dapat
menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan
yang lebih mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan yang
diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai
efektivitas keputusan yang telah diambil perusahaan dalam rangka
(24)
10
menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty,
2002:76).
Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto,
2001:329). Rasio keuangan, membantu kita untuk menidentfikasi
beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio
tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan
dan data keuangan peusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti
rasio antar waktu (katakanlah untuk tahun terakhir) untuk meneliti
arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari
penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan secara
sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas
informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan
batas-batas waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr,
2004:70-71). Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan dapat
dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan
memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil
dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio
(25)
11
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio
solvabilitas.
b.
Variabel Fundamental
1)
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
dinyatakan
sebagai
pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan
menggambarkan
profitabilitas
yang
akan
datang
dan
pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan (penurunan
atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset
pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Growth
merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun
penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode
(satu tahun).
Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva
perusahaan yang akan memengaruhi profitabilitas perusahaan
yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva
merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth
perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung
proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini,
pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan asset,
untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset
yang dimiliki oleh perusahaan.
(26)
12
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin
besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.
Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan
semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.
Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor)
terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar
daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan
kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin
oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Ang,1997).
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak
internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat
memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut
pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan
tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan,
dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian)
dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik. Nilai
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya
peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth)
adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem
(27)
13
ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri
yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat
juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan
perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan
perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan
berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang
cukup untuk kebutuhan investasi. Rumus yang di gunakan
sebagai berikut. :
ℎ ∶
�
−
� −
� −
�
%
2)
Profitabilitas Perusahaan
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio
rentabilitas, menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas
adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh
aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.
Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap (2007:304)
adalah
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kasmir
(2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
(28)
14
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan
yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan
cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga
potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar
dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah (Petronela,
2004:48). Dalam penelitian ini ukuran rasio profotabilitas
menggunaka return on assets (ROA).
Return on assets (ROA) merupakan rasio yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas
manajemen (Kasmir, 2008:211). Return on assets (ROA) adalah
rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan
total assets. Pengembalian atas aset-aset (ROA) menentukan
jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset
perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total
aset-aset (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:77).
(29)
15
Rumus untuk mencari return on assets (ROA) dapat
digunakan sebagai berikut (Harahap, 2007:305).
�
�
∶
�
� �ℎ
�
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin rendah (kecil)
rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya
(Kasmir, 2008:202). Artinya bahwa rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
3)
Likuiditas Perusahaan
Menurut Harahap (2007:301) definisi rasio likuiditas
adalah
Rasio
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Istilah likuiditas menurut Moeljadi (2006:48) adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya
dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar.
Sedangkan Kasmir (2008:129) mendefinisikan rasio likuiditas
atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja sebagai
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen
yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva
lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
(30)
16
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas
perusahaan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan
rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) sebagai
ukuran rasio likuiditas.
Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang
diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang
lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek (Keown, Martin,
Petty, dan Scott Jr, 2004:72). Rasio lancar (current ratio)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2008:146).
Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus
segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio
ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar (current ratio)
dengan utang lancar (current liabilities) (Moeljadi, 2006:48).
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar
(31)
17
menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Penghitungan
rasio
lancar
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar.
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan
yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu
tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat
berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban
perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang
ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun.
Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank
satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden,
biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir
jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya (Kasmir,
2008:135).
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:135).
�
� ∶
� �
� �
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah,
dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
(32)
18
membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi,
belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja
terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk
mengatakan suatu kondisi peusahaan baik atau tidaknya, ada
suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri
untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah
ditetapkan parusahaan sebelumnya (Kasmir, 2008:135). Rasio ini
menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya (Moeljadi, 2007:301)
4)
Leverage Perusahaan
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah
hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk
melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang
dibandingkan
dengan
modal
sendiri.
(Weston
dan
Copeland,1992). Sedangkan Kusumawati dan Sudento (2005)
menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang
dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari
resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage
yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin
(33)
19
besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah
memiliki risiko leverage yang lebih kecil.
Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa
perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar
dibandingakan dengan total asetnya (Horne,1997). Karena
leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana
yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang
membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu
perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan
dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi,
maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari
hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila
perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.
Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio
leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking
order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal
financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing)
diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang
paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi),
baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan
menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bias
(34)
20
mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber
pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat
disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya
nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Rumus leverage
sebagai berikut :
�� � �� ∶
�
�
5)
Efisiensi Perusahaan
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas
mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk
mendapatkan penghasilan dan laba. Satu contoh adalah
bagaimana piutang dapat dijadikan dana kas. Semakin tinggi
rasionya, semakin efisien bisnis itu dalam mengelola asetnya
(Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas
diwakili oleh Total Assets Turnover.
�
� ∶
�
�
�
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang
dagang dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh
dengan membagi penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset.
Anda dapat menghitung rata-rata piutang dagang dengan
(35)
21
menambahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian
membaginya dengan 2.
2.
Pasar Modal
a.
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan
financial assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan
investor untuk mengubah dan menyesuaikan portfolio investasi
(melalui pasar sekunder). Horne (2005:39) mendefenisikan pasar
modal sebagai pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen
jangka panjang (lebih dari satu tahun). Defenisi lain atas pengertian
pasar modal dikemukakan oleh Situmorang (2008:3) bahwa secara
teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal
sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Hartono (2008:3)
mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu
pasar, modal, dan pasar modal. Pasar adalah suatu situasi dimana para
pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran
suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang
digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal
merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat
(36)
22
melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau
kelompok komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini
adalah modal. Pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia
(BEI) merupakan merger Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007.
b.
Manfaat pasar modal
Banyak manfaat pasar modal didalam dunia perekonomian.
Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain:
1)
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara
optimal.
2)
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi.
3)
Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
4)
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
5)
Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
6)
Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
7)
Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
(37)
23
c.
Instrumen Keuangan yang Dipasarkan Di Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan,
baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari
instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga.
Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas merupakan secarik
kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan
berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan
haknya. Menurut Hartono (2008:98) instrumen pasar modal pada
prisipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum
diperjual belikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham
preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan waran. Saham
merupakan salah satu instrumen pada pasar modal, dan dalam
penelitian ini, penulis akan meneliti signifikansi rasio keuangan
terhadap harga saham.
3.
Saham
a.
Pengertian Saham
Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah
diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut. Menurut Alwi (2003:33) saham
(38)
24
atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap
suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli
di bursa efek, saham atau sering pula disebut share merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham
dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham
preferen (preferred stock).
Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti
pemilikan dalam sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva
serta keuntungan perusahaan dimana merupakan modal resmi dari
sebuah kesatuan yang dibagi menjadi lembaran saham. Dalam
transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang
paling dominan diperdagangkan.
Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan pada bursa
efek, yaitu tempat yang dipergunakan untuk memperdagangkan efek
sesudah pasar perdana. Penerbitan surat berharga saham akan
memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan perbankan.
Berdasarkan uraian diatas secara umum pengertian saham
adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk badan
hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham tersebut
(39)
25
adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau memiliki
sebagian hak dari perusahaan tersebut.
b.
Jenis-jenis Saham
Menurut Alwi (2003:34) saham dapat dibedakan menjadi
saham biasa dan saham preferen.
1)
Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan
nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang
sertifikat tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak
memperoleh hak istimewa. Saham biasa menanggung risiko
terbesar karena pemegang saham biasa menerima dividen hanya
setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh
dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara
pada RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan
pada likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh
sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban
dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham
preferen.
2)
Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak
untuk mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang
besarnya tetap. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a)
Cumulative Preferred Stock
(40)
26
Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen
yang sifatnnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah
tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan
tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada
tahun-tahun berikutnya. Pembayaran dividen kepada
pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang
saham biasa.
b)
Non Cumulative Preferred Stock
Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen
sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak
bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun
berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang
saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar
dividen saham preferen untuk tahun tersebut.
c)
Participating Preferred Stock
Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap
seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk
memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa
memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap
yang diperoleh saham preferen.
(41)
27
Pemegang saham jenis ini setiap tahunnya memperoleh
dividen terbatas sebesar tarif dividennya.
e)
Saham preferen convertible (convertible preferred stock)
Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan
surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi
penukaran saham preferen dengan saham biasa.
Menurut Darmadji dan Hendi (2001:6) saham dapat juga dibagi
berdasarkan peralihan hak, antara lain :
a)
Saham atas Unjuk (Bearer stock)
Merupakan jenis saham yang memiliki karakteristik tidak
tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut
dapat dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor
ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang
memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai
pemiliknya.
b)
Saham atas nama (Registered Stock )
Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham
pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah
tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.
Darmadji dan Hendi (2001:6) menjelaskan juga bahwa
saham dapat juga dibagi berdasarkan kinerja saham, antara lain :
a)
Blue chip stock
(42)
28
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b)
Income Stock
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c)
Growth Stock
Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d)
Speculative Stock
Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan
tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di
masa mendatang meskipun belum pasti.
e)
Counter Cyclical Stock
Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
f)
Nilai Saham
(43)
29
Menurut Alwi (2003:67) nilai yang berhubungan dengan
saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan
makna yang berbeda, yaitu :
c.
Nilai Saham
Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal
per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada
kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Untuk
saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya
menetapkan nilai sendiri per lembar. Jika tidak ada nilai yang
ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal adalah semua
penerimaan bersih yang diterima oleh emiten pada waktu
mengeluarkan saham yang bersangkutan.
1.
Nilai Buku
Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per
lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
2.
Nilai Pasar
Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai pasar
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa.
(44)
30
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. Maksudnya
adalah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari
perusahaan.
d.
Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham
adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan
atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2006:100). Harga saham
yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif
diperdagangkan, dan apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka
dealer tidak akan lama menyimpan saham sebelum diperdagangkan.
Menurut Susanto (2002:12) harga saham adalah harga yang
ditentukan secara lelang kontinu. Sedangkan menurut Sartono
(2001:70) harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan dan penawaran dipasar modal. Harga pasar menunjukkan
seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama
pemegang para pemegang saham. Pemegang saham yang tidak puas
dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang mereka miliki
dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan
tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan
mengakibatkan turunnya harga saham dipasar, karena pada dasarnya
tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan
(45)
31
eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas
yang umumnya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual
saham.
Menurut Hin (2001;27) dalam terdapat enam istilah mengenai
harga saham, yaitu sebagai berikut:
1)
Open (pembukaan)
Open adalah harga terjadi pada transaksi pertama suatu saham.
1)
Close (penutupan)
Close adalah harga terjadi pada transaksi terakhir suatu saham.
2)
High (tertinggi)
High adalah hakrga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu
saham.
3)
Low (rendah)
Low adalah harga terendah transaksi yang tercapai suatu saham.
4)
Bid (minat beli)
Bid adalah harga jual yang diminati pembeli untuk melakukan
transaksi.
5)
Ask (minat jual)
Ask adalah harga yang diminati penjual untuk melakukan
transaksi.
B.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengaruh variabel fudamental terhadap Harga
Saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
(46)
Penelitian-32
penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi
investor untuk melihat potensi finansial suatu perusahaan sebagai acuan untuk
menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan
hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
harga saham.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
Achmad Syaiful Susanto (2011)
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Di BEI.
Secara parsial, ROA, CR dan DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dan secara simultan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Jeany Clarensia, Sri Rahayu dan Nur Azizah (2011)
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010)
variabel harga saham. Secara persial hanya pertumbuhan penjualan yang tidak signifikan terhadap harga saham, Variabel likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen secara simultan signifikan mempengaruhi harga saham
(47)
33
Haryanto dan Toto Sugiharto (2003)
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Air Minuman di BEJ.
Rasio profitabilitas Yang digunakan dalam mengukur performa perusahaan ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham adalah ROA.
Dr. Majed Abdel Majid Kabajeh, Dr. Said Mukhled Ahmed AL
Nu’aimat dan Dr. Firas
Naim Dahmash (2012)
The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices.
Secara parsial hanya ROA dan ROE yang berpengaruh secara signifikan, dan secara simultan, ROA, ROE dan ROI
berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
IG. K. A. Ulupui (2005) Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ
Variabel likuiditas, profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel leverage dan aktifitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasarudin (2002)
Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas terhadap tingkat keuntungan saham
Variabel Price Earning Ratio (PER), Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham
(48)
34
SaminaHaque1, Murtaza Faruquee2 (2013)
Impact of Fundamental Factors on Stock Price A Case Based Approach on Pharmaceutical Companies Listed with Dhaka Stock Exchange
The study depicts that the market price is very insensitive toward fundamentals of companies and current market price is highly overvalued compared to the ideal value of stocks, which reinforces that fact that the impact of unauthorized information has a greater influence in determining the price of stocks in
pharmaceuticals and chemical industry in DSE
Daruosh Foroghi* and Sara Mohammad Ebrahimi Jahromy (2015)
IMPACT OF
PROFITABILITY ON STOCK RETURNS BASED ON THE PRICE, RETURN AND DIFFERENCED MODELSIN TEHRAN STOCK
EXCHANGE
The results suggest that all models profitability impact on stock returns and profitability factor should be addressed for earning higher returns.
I Gusti Ayu Purnamawati (2016)
THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND
PROFITABILITY ON STOCK PRICE (STUDY OF THE MANUFACTURING SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE) TITLE
The results showed that (1) the capital structure and
profitability affect the share price by 4.4%, (2) capital structure has positive influence on the share price of 12.4%, (3) the profitability of positive
(49)
35
influence on the share price of 16.5 %, and (4) the capital structure of the positive effect on the profitability of 11
Prince Acheampong1, Evans Agalega1 & Albert Kwabena Shibu (2014)
The Effect of Financial Leverage and Market Size on Stock Returns on the Ghana Stock Exchange, Evidence from Selected Stocks in the
Manufacturing Sector
The study established a negative and significant relationship between leverage and stock return when the overall industrial data is used. However at the individual firm level the relationship was not stable. Four out of the five selected companies (i.e. PZ, Unilever, Aluworks and Camelot) all had associated leverage coefficients to be negative. Pioneer Kitchenware however, had positive leverage coefficient. The study also found the relationship between Size and stock returns to be positive and significant. The size effect within the manufacturing sector was however very limited.
Nasir Akram (2014) The Effect of Liquidity on Stock Returns An Evidence From Pakistan
The outcomes concluded that there is negative association among liquidity and stock
(50)
36
return. These results are supported with (Pereira & Zhang, 2010). The main limitation of this study was time constraint so that we only incorporated ten companies. For future researcher, impact of excess return on stock sensitivity with vacation of collective liquidity can be studied.
Mohammad Nayeem Abdullah, Kamruddin Parvez, Tarana Karim, Rahat Bari Tooheen (2015)
The impact of financial leverage and market size on stock returns on the Dhaka stock exchange Evidence from selected stocks in the
manufacturing sector
The study established a significantly negative relationship between leverage and stock return when the overall industrial data is used. However at the individual firm level the relationship was not stable. Four out of the five selected companies (i.e. Fu-Wang Ceramic, Fine Foods Limited, Olympic Industries and Metro Spinning) all had negative leverage coefficients. Rahim Textile however, had a positive leverage coefficient. The paper also found the relationship between size and stock returns to be significantly positive. However, the size
(51)
37
effect within the manufacturing sector was limited
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
C.
Perumusan Hipotesis
1.
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost)
antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena
penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga
secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk
pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk
menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk
ekspansi.Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya
penelitian dan pengembangan.Semakin besar R&D cost-nya maka
berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).
Perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang
rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan harga
saham. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan
(52)
38
pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif
dengan harga saham. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap harga
saham sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.
Pertambahan perubahan total aktiva periode penelitian ini memengaruhi
harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan
investor (Saputri Dewi dkk, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 :Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham
2.
Profitabilitas Perusahaan Terhadap Harga Saham
Pada penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006), yaitu
meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap deviden pada
sektor industri manufaktur menyatakan bahwa Hasil uji t parsial
menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale,
basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak
pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan
EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Indah
Nurmalasari (2009) menyatakan hasil yang berbeda, Hasil dari Uji-t
diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba
sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan
(53)
39
naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang
dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat
menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan
aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham
perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan.
Ha2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
3.
Pengaruh Leverage Terhadap Harga Saham
Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang
perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Dengan
semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besarnya dana
yang disediakan oleh kreditur (Mahduh dan Hanafi,2005). Hal tersebut
akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan
yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya
semakin tinggi pula resiko investasinya
Ha3 : Leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
4.
Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al.
(2011) didapat Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Frian Alrianto Yusak (2012) dengan analisis jalur
(54)
40
atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung likuiditas
berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,0282. Current Ratio
(CR) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang
–
hutang jangka pendek. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang
berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga sangat
tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan (Lukman
Syamsudin 2007:39). Karena dalam penelitian ini jenis perusahaan
berbeda-beda maka hanya diambil kesimpulan dari perusahaan yang
digunakan sebagai objek penelitian.
Ha4 : Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
5.
Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga Saham
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas
mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk mendapatkan
penghasilan dan laba. Satu contoh adalah bagaimana piutang dapat
dijadikan dana kas. Semakin tinggi rasionya, semakin efisien bisnis itu
dalam mengelola asetnya (Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini
Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover.
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang dagang
dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh dengan membagi
(55)
41
penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset. Anda dapat menghitung
rata-rata piutang dagang dengan menambahkan saldo awal dan saldo
akhir dan kemudian membaginya dengan 2.
Ha5 : Efisiensi perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
D.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh
variabel fudamental rasio pertumbuhan, profitabilitas leverage, likuiditas,
dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham yang merupakan kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(56)
42
Gambar 2.1
`
Bursa Efek Indonesia
Rasio Keuangan Perusahaan LQ 45
Efisiensi Likuiditas
Leverage Profitabilitas
Pertumbuhan
Harga Saham Model Regresi
Interprestasi Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heterokedastisitas
Uji R2 Uji t
(57)
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pada variabel fudamental rasio
keuangan yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan
yang terdaftar pada Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam
penilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kuantitatif (data sekunder).
Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu
selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2013-2015. Penelitian dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun
waktu pengambilan sample tersebut. Sehingga, apabila dilihat dari dimensi
waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data panel
dengan menggunakan annual report periode 2012-2015.
B.
Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode
Purposive Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang
didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang
(58)
44
2.
Laporan Keuangan yang digunakan merupakan laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca perusahaan.
3.
Laporan Keuangan menyampaikan data secara lengkap sesuai dengan
informasi yang diperlukan, yaitu
Growth TA, Return On Asset (ROA),
Current Ratio (CR), Total Debth to Total Asset Ratio, Total Asset Turn
Over
.
4.
Perusahaan berada di TOP 95 % dari total rata - rata tahunan nilai
transaksi saham di pasar reguler dan kapitaliasi pasar.
5.
Perusahaan merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam
klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan
sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Selain itu,
pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
sehingga seluruh data harus diuji dengan pengujian asumsi klasik terlebih
dahulu. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model
regresi yang baik. Untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asumsi
klasik maka jumlah sampel yang digunakan harus bebas dari bias.
C.
Metode Pengumpulan Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah
dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang diterbitkan pada
periode 2013 -2015. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
(59)
45
Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal dan Perusahaan
Sekuritas E-Trading.
Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di index LQ 45 Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2013-2015. Data dokumenter dalam penelitian ini
dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen. Sehingga
dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang digunakan peneliti pada
penelitian ini adalah studi data panel anual report tahun 2013 - 2015
Perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan
waktu.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut :
1.
Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari
internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal
ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan
sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan.
2.
Studi Lapangan (Field Research)
Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct
(60)
46
Obserrvation di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan Sekuritas
E-Trading
D.
Metode Analisis
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah
data-data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan.
Peneliti menggunakan program SPSS Version. 18. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1.
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi (ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data
dalam bentuk tabel numerik dan grafik) sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan dalam
penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara
lain berupa: rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi.
2.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan
suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model
yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikoloniearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data
yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.
(1)
89
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS
Hasil Pengujian Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Harga Saham 135 163 94000 8579.31 14304.802
Pertumbuhan 135 -.21 3.78 .2004 .35986
Profitabilitas 135 -.05 .50 .0912 .10482
Likuiditas 135 .30 15.16 2.4267 2.39929
Leverage 135 .01 1.26 .5187 .25013
Efisiensi 135 .03 2.84 .7519 .61436
Valid N (listwise) 135
(2)
90
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 135
Normal Parametersa,b Mean .5187
Std. Deviation .25013
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .090
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.051
Asymp. Sig. (2-tailed) .220
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -13237.136 3626.315
Pertumbuhan 744.107 2750.027 .019 .963 1.039
Profitabilitas 18209.423 13624.119 .133 .462 2.163
Likuiditas 1615.699 479.795 .271 .711 1.406
Leverage 14989.938 4606.131 .262 .710 1.408
Efisiensi 11053.220 2347.016 .475 .453 2.205
(3)
91
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin - Watson
dimens ion0 1 .637
a .406 .383 11239.95 0.626
Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.432 .580 28.320 .000
LnX1 .093 .275 .029 .338 .736
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.927 .713 25.155 .000
LnX2 .588 .237 .210 2.481 .014
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.110 .310 52.026 .000
LnX3 .236 .336 .061 .703 .483
(4)
92
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.612 .346 48.030 .000
LnX4 .428 .306 .121 1.402 .163
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.704 .275 60.811 .000
LnX5 .671 .230 .246 2.921 .014
a. Dependent Variable: Lnei2
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimens ion0 1 .637
a .406 .383 11239.950
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -13237.136 3626.315 -3.650 .000
Pertumbuhan 744.107 2750.027 .019 .271 .787
Profitabilitas 18209.423 13624.119 .133 1.337 .184
Likuiditas 1615.699 479.795 .271 3.367 .001
Leverage 14989.938 4606.131 .262 3.254 .001
Efisiensi 11053.220 2347.016 .475 4.709 .000
(5)
93
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.112E10 5 2.225E9 17.608 .000a
Residual 1.630E10 129 1.263E8
Total 2.742E10 134
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas b. Dependent Variable: Harga Saham
(6)