PENGARUH SKILL REPRESENTASI HANDS ON ACTIVITY TERHADAP PENGUSAAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG SISWA SMP
Ervina Septiani
ii ABSTRAK
PENGARUH SKILL REPRESENTASI HANDS ON ACTIVITY TERHADAP PENGUSAAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG SISWA SMP
Oleh
ERVINA SEPTIANI
Penguasaan berbagai format representasi dalam fisika diduga berpengaruh pada kualitas pembelajaran. Terdapat berbagai format representasi yang berbeda seperti representasi hands on activity (percobaan), matematik, verbal, grafik serta free body diagram. Namun kenyataan yang dijumpai, siswa mempelajari berbagai
format representasi tersebut menjadi bagian-bagian yang tidak berkaitan atau terpisah-pisah sehingga menyebabkan rendahnya penguasaan konsep fisika siswa. Penggunaan representasi hands on activity siswa mampu menginterpretasi
berbagai format representasi di atas dalam bentuk representasi lain sehingga siswa lebih mudah menguasai konsep-konsep fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) adanya pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dan (2) peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII3 SMP N 1 Bandar Lampung yang berjumlah 24 siswa pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan materi pokok getaran dan gelombang. Berdasarkan penelitian
(2)
Ervina Septiani
iii
ini diperoleh data skill representasi hands on activity dan penguasaan konsep yang kemudian dianalisis menggunakan program SPSS 17.0. Hasil analisis
menunjukkan data berdistribusi normal dan linear. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan metode korelasi, regresi linear sederhana dan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh signifikan yang linear dan positif skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep sebesar 45,70% yang merupakan nilai koefisien determinasi yang didapatkan dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,676 dalam katagori kuat dan persamaan regresi
dimana nilai koefisien a dan b merupakan koefisien yang signifikan. (2) terdapat peningkatan rata-rata yang signifikan penguasaan konsep siswa SMP akibat pengaruh skill representasi hands on activity sebesar 36,37 dengan N-gain rata-rata penguasaan konsep sebesar 0,64 dalam katagori sedang.
(3)
Ervina Septiani
iv ABSTRACT
THE INFLUENCE OF HANDS ON ACTIVITY REPRESENTATION SKILL TOWARDS THE VIBRATION AND WAVE CONCEPT
MASTERY AMONG JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
By
ERVINA SEPTIANI
The mastery of any kind representation formats in physics is expected to have an influence in the learning quality. There are many various representation formats such as hands on activity representation, mathematics, verbal, graphic, and free body diagram. Unfortunately, the reality that is often faced nowadays is that most students learn those various representation formats by learning them into many parts that don’t correlate each otheror they are separated so that causing students’ low concept mastery in physics. The use of students’ hands on activity
representation was able to interpret any kind of representation formats above in the different representation forms so that the students could easily master the concepts in physics. This research has a purpose to identify (1) the influence of hands on activity representation skill towards the vibration and wave concept mastery among junior high school students; (2) the improvement of vibration and wave concept mastery among junior high school students by using hands on activity representation skill. The research was conducted in VIII3 class at SMPN 1
(4)
Ervina Septiani
v
Bandar Lampung contained 24 students on the even semester, 2012/2013 with vibration and wave subjects. Based on the research, data gathered in hands on activity representation skill and concept mastery and after that they have been analyzed by using SPSS 17.0 program. The analysis results showed that the data distributed normally and linearly. The research hypotheses testing used correlation method, simple regression linear and paired t-test sample. The results of the research showed that : (1) there was a positively and linearly significant influence towards concept mastery amounted to 45, 70 % which was a determination coefficient value. It was gained from correlation coefficient value amounted to 0,676 in strong category and regressive equation where coefficient values a and b were significant coefficients. (2) There is an
significantly average improvement in junior high school students’ concept
mastery caused by the influence of hands on activity representation skill amounted to 36,37 with N-gain average concept mastery amounted to 0, 64 in moderate category.
(5)
PENGARUH SKILL REPRESENTASI HANDS ON ACTIVITY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG SISWA SMP
Oleh Ervina Septiani
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(6)
Judul Skripsi : PENGARUH SKILL REPRESENTASI HANDS ON ACTIVITY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG SISWA SMP
Nama Mahasiswa : Ervina Septiani Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022006 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Nengah Maharta, M.Si. Dr. Abdurrahman, M.Si.
NIP. 19551213 198303 1 022 NIP. 19681210 199303 1 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(7)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Nengah Maharta, M.Si. ...
Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Agus Suyatna, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
(8)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Ervina Septiani
NPM : 0913022006
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Jalan Vetran No 12A Harapan Jaya, Sukarame Bandar Lampung
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, April 2013 Yang Menyatakan,
Ervina Septiani NPM. 0913022006
(9)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 23 September 1991, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Kiswanto dan Ibu Husnaini.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1997 di SD Negeri 2 Harapan Jaya hingga tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 21 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Pada tahun 2012, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Jatimulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan selama 40 hari dan pada tahun yang sama pula penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Jati Agung kabupaten Lampung Selatan selama 3 bulan.
(10)
MOTTO
Bismillaahir rohmaanir rohiim
“Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (Kalimat Basmallah)
Tak ada yang patut kita banggakan kecuali usaha kita (Ervina Septiani)
(11)
PERSEMBAHAN
Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih
yang tulus kepada:
Ayah dan Ibu tercinta dengan ketulusan do’a, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan dorongan
untuk keberhasilan penulis Adik tersayang “Erika Febrianti”, yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir penulis
(12)
xiii SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Skill Representasi Hands On Activity terhadap Penguasaan Konsep Getaran dan Gelombang Siswa SMP” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, semangat, nasehat- nasehat bijak, saran serta kritiknya selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi ini.
(13)
xiv
5. Bapak Dr.Abdurrahman, M.Si. selaku Pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, nasehat- nasehat bijak, saran serta kritiknya selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.
7. Bapak Drs. H. Haryanto, M.Si. selaku Kepala SMP Negeri 1 Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
8. Bapak Joko Indarjo, S.Pd. selaku guru mitra atas bantuan, kerja samanya serta pemberian motivasi dan nasehat-nasehat bijak selama penelitian berlangsung. 9. Murid-murid kelas dan SMP Negeri 1 Bandar Lampung kerja sama
dan keseriusannya selama penelitian berlangsung.
10.Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Lia Anggraini dan Linda Retnowati. Terimakasih atas bantuan, saran, dan dukungannya selama ini. 11.Sahabat-sahabat seperjuangan pendidikan fisika 2009. Terimakasih atas
bantuan kalian selama ini.
12.Rekan- rekan organisasi Himasakta (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta) P. MIPA FKIP Universitas Lampung yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah kalian berikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, April 2013 Penulis
(14)
xv
xv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Kerangka Teoritis ... 6
1. Representasi Hands on Activity ... .. 6
2. Model Pembelajaran Guided Inquiry(Inkuiri Terbimbing) ... 11
3. Penguasaan Konsep ... . 15
B. Kerangka Pemikiran ... 18
C. Anggapan Dasar ... 20
D. Hipotesis ... 21
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 22
B. Sampel Penelitian ... 22
C.Desain Penelitian ... 22
D.Variabel Penelitian ... 24
E. Instrumen Penelitian... ... 25
(15)
xvi
1. Validitas ... 25
2. Reliabilitas ... 27
G.Teknik Pengumpulan Data ... 28
H.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 29
1. Analisis Data ... 29
2. Pengujian Hipotesis ... 30
a. Hipotesis Pertama ... 30
1) Uji Normalitas ... 30
2) Uji Linearitas ... 31
3) Uji Korelasi ... 32
4) Uji Regresi Linear Sederhana ... 33
b. Hipotesis Kedua ... 34
1) Uji Normalitas ... 34
2) Uji Paired Sample T test ... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
1. Tahap Pelaksanaan ... 37
2. Uji Instrumen ... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
3. Hasil Pengumpulan Data ... 41
a. Data Skill Representasi Hands On Activity ... 41
b. Data Penguasaan Konsep Getaran dan Gelombang ... 42
4. Pengujian Hipotesis ... 43
a. Hipotesis Pertama ... 43
1) Uji Normalitas ... 43
2) Uji Linearitas ... 44
3) Uji Korelasi ... 45
4) Uji Regresi Linear Sederhana ... 47
b. Hipotesis Kedua ... 49
1) Uji Normalitas ... 49
2) Uji Paired Sample T-Test ... 50
B. Pembahasan ... 52
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 65
(16)
xvii DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 70
2. Silabus ... 72
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 79
4. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 88
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Getaran ... 102
6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Gelombang ... 108
7. LP 1: Rubrikasi Skill Representasi Hands on Activity ... 113
8. LP 2: Lembar Pretest dan Posttest ... 115
9. Kunci Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep ... 125
10.LP 3: Psikomotor ... 133
11.LP 4A: Pengamatan Perilaku Berkarakter ... 134
12.LP 4B: Pengamatan Keterampilan Sosial ... 136
13.Rubrikasi Pretest dan Posttest ... 138
14.Hasil Uji Instrumen Soal ... 139
15.Hasil Uji Validitas Soal ... 141
16.Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 148
17.Data Pretest Penguasaan Konsep ... 149
18.Data Posttest Penguasaan Konsep ... 151
19.Data N-gain Penguasaan Konsep ... 153
20.Data Skill Representasi Hands On Activity ... 155
21.Rekapitulasi Nilai Skill Representasi Hands On Activity dan Penguasaan Konsep ... 158
(17)
xviii
23.Hasil Uji Linearitas ... 160
24.Hasil Uji Korelasi ... 162
25.Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 164
26.Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 167
27.Hasil Uji Paired Sample T-Test ... 168
28.Izin Penelitian Pendahuluan ... 170
29.Izin Penelitian ... 171
30.Surat Keterangan Penelitian ... 172
31.Daftar Hadir Seminar Proposal ... 173
(18)
xix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Katagori aktivitas belajar siswa ... 10
2.2 Tahapan model pembelajaran inkuiri ... 13
2.3. Kriteria taraf penguasaan konsep ... 18
3.1. Interpretasi koefisien korelasi. ... 26
3.2. Interpretasi ukuran kemantapan nilai alpha ... 28
3.3. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi ... 33
4.1. Hasil validitas soal ... 39
4.2. Hasil reliabitas soal ... 40
4.3. Klasifikasi hasil skill representasi hands on activity siswa ... 41
4.4. Hasil ketercapaian indikator skill representasi hands on activity ... 42
4.5. N-gain penguasaan konsep getaran dan gelombang (pretest dan posttest) ... 43
4.6. Hasil uji normalitas data hasil skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang ... 44
4.7. Hasil uji linearitas data hasil skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang ... 45
4.8. Hasil uji korelasi data skill representasi skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang ... 45
4.9. Hasil hitung koefisien determinasi data hasil skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang . 46
4.10. Hasil uji regresi linear sederhana data hasil skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang . 47
(19)
xx
4.11. Hasil F hitung data skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep siswa ... 48 4.12. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest ... 49 4.13. Hasil uji paired sample t test pretest dan posttest ... 50
(20)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka pemikiran ... 18
2.2 Diagram alur pemikiran ... 20
3.1. Desain eksperimen one group pretest-posttest design. ... 23
3.2. Desain eksperimen one shot case study design ... 24
3.3. Paradigma penelitian ... 24
4.1. Persentase hasil skill representasi hands on activity siswa ... 53
4.2. Hasil ketercapaian indikator skill representasi hands on activity siswa ... 53
4.3. Persentase N-gain penguasaan konsep getaran dan gelombang ... 57
4.4. Grafik penguasaan konsep terhadap skill representasi hands on activity ... 59
(21)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran fisika menekankan kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas siswa yang meliputi keterampilan berpikir generik sains, kegiatan
laboratorium dan pembelajaran berbantuan komputer yang diharapkan dapat membekali siswa dalam pengetahuan materi. Oleh karena itu, pembelajaran fisika harus benar-benar dikontruksi dengan baik agar dapat berperan dalam memfasilitasi berkembangnya aktivitas ilmiah siswa.
Penguasaan berbagai format representasi dalam fisika diduga berpengaruh pada kualitas pembelajaran. Terdapat berbagai format representasi yang berbeda dalam pembelajaran fisika, seperti menggunakan representasi verbal (ucapan/ perkataaan, kata-kata), representasi visual (gambar, grafik, free body diagram), representasi percobaan, ataupun simbol-simbol matematik.
Kemampuan siswa untuk menginterpretasi berbagai format representasi di atas dalam bentuk representasi lain sangat dibutuhkan untuk membangun
penguasaan konsep fisika siswa.
Namun kenyataan yang dijumpai pada saat penelitian pendahuluan adalah siswa mempelajari berbagai format representasi tersebut menjadi bagian-bagian yang tidak berkaitan atau terpisah-pisah. Berdasarkan wawancara
(22)
2 dengan guru IPA di SMP N 1 Bandar Lampung pemahaman siswa terhadap representasi Free Body Diagram (FBD), gambar, dan grafik masih sangat kurang. Jika siswa dihadapkan dengan salah satu representasi di atas siswa cenderung menginterpretasi bentuk representasi tersebut tidak sesuai dengan permasalahan fisika yang sedang ia pecahkan atau cenderung asal-asalan. Namun, ketika siswa dihadapkan dengan persoalan fisika yang berkaitan tentang penggunaan proses matematik didalamnya siswa secara aktif mampu mengerjakan. Kurangnya kemampuan siswa dalam menginterpretasikan berbagai format representasi menyebabkan rendahnya penguasaan konsep fisika siswa. Hal ini juga ditambah dengan kurangnya faktor psikologis (minat, motivasi, kreativitas dan kemandirian) siswa dalam pembelajaran fisika, sehingga berdampak pada ketuntasan belajar yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana melihat pengaruh dari penggunaan skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep siswa SMP. Pemilihan representasi hands on activity membantu siswa untuk menginterpretasi berbagai format representasi ke dalam bentuk representasi lain sehingga siswa lebih mudah menguasai konsep-konsep fisika yang bersamaan dengan tumbuhnya faktor psikologis dalam diri siswa.
Representasi ini berbentuk aktivitas kinerja tangan dengan menggunakan objek yang berupa penggunaan peralatan dan bahan yang berlaku melibatkan aktivitas hands-on dan minds on activity, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak mudah dilupakan. Penggunaan representasi hands on activity
(23)
3 siswa akan memperoleh pengetahuan tersebut secara langsung melalui
pengalaman sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Skill Representasi Hands On Activity terhadap Penguasaan Konsep Getaran dan Gelombang Siswa SMP.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut
1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan skill representasi hands on activity siswa terhadap penguasaan konsep getaran dan
gelombang siswa SMP?
2. Apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui adanya pengaruh skill representasi hands on activity terhadap pengusaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP.
2. Mengetahui peningkatan pengusaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity.
(24)
4 D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut 1. Alternatif bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat
diterapkan di kelas untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. 2. Variasi menarik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengatasi
sifat pasif siswa dengan memberikan pengalaman nyata, sehingga kegiatan tersebut dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dan pemikiran yang teratur pada siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut
1. Skill Representasi adalah kemampuan menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Representasi hands on activity adalah cara menyatakan suatu konsep melalui keterampilan aktivitas psikomotorik yang terdiri dari aktivitas observasi, inkuiri maupun diskovery.
Representasi hands on activity dibantu dengan representasi verbal (ucapan/ perkataan, kata-kata), representasi visual (grafik, gambar) dan representasi matematik.
2. Penilaian skill representasi hands on activity dilakukan dengan melihat keterampilan aktivitas psikomotorik siswa menggunakan tes unjuk kerja (performance test). Penilaian skill representasi hands on activity mencakup 10 indikator keterampilan yang harus ditampilkan siswa (Lampiran 07)
(25)
5 3. Penguasaan konsep adalah kemampuan dalam memaknai suatu konsep
yang mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
mengaplikasikan suatu konsep fisika yang dimiliki siswa sebelum, selama, dan setelah proses pembelajaran yang dapat diketahui dari perolehan hasil tes.
4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah getaran dan gelombang. Materi ini terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 5.1 mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya.
(26)
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Representasi Hands on Activity
Kress et al dalam Abdurrahman, R. Apriliyawati, dan Payudi (2008: 373) mengatakan bahwa “secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan bacaan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran representasi sangat penting dalam proses
pengolahan informasi mengenai sesuatu”. Sedangkan menurut Rosengrant, Etkina, dan Heuvelen dalam Ulfarina (2010: 10) “representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan suatu objek dan atau proses dalam suatu cara” .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa representasi adalah cara menyatakan suatu objek atau proses melalui berbagai cara dan bentuk. Tingkat penguasaan konsep seseorang sangat tergantung dari bagaimana ia mulai menanamkan suatu konsep dalam pikirannya, sebab konsep
(27)
7 Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli berkenaan tentang representasi seperti yang dikutip dalam Fadillah (2008)
1. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika.
2. Representasi merupakan proses pengembangan mental yang sudah dimiliki seseorang, yang terungkap dan divisualisasikan dalam berbagai model matematika, yakni: verbal, gambar, benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi dari semuanya.
3. Dalam psikologi umum, representasi berarti proses membuat model konkret dalam dunia nyata ke dalam konsep abstrak atau simbol. Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol.
Representasi ditampilkan siswa sebagai model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi
pikirannya. Suatu masalah dapat direpresentasikan melalui gambar, grafik, kata-kata (verbal), tabel, benda konkret dan simbol matematika.
Pemilihan representasi yang tepat serta mempresentasi ulang konsep yang sama dengan berbagai format yang berbeda membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sains melalui format representasi yang disajikan. Pembelajaran IPA, penggunaan multi representasi juga berfungsi untuk melengkapi proses dalam menarik kesimpulan dari masalah yang disajikan. Penjelasan secara verbal melalui teks maupun lisan akan lebih mudah dipahami ketika dilengkapi benda konkret yang relevan dengan permasalahan yang disajikan, seperti diungkapkan Olson (2008: 55)
(28)
8 Choosing representations is important for helping students to understand science concepts. Representations that are clear, accurate, and focus students’ attention to the phenomenon being studied help students to construct more accurate ideas. In addition, the order in which we use representations also impacts student learning, and beginning with concrete representations prior to the use of abstractions is more likely to result in accurate understanding of abstract concepts.
Representasi yang jelas, akurat dan memusatkan perhatian siswa terhadap fenomena yang dipelajari untuk membantu siswa membangun ide yang lebih akurat. Selain itu, urutan representasi yang kita gunakan juga berdampak pada hasil belajar siswa, diawali dengan representasi nyata sebelum penggunaan representasi abstrak akan lebih baik dalam menghasilkan pemahaman yang akurat terhadap konsep abstrak. Representasi verbal yang abstrak dihubungkan dengan representasi matematik yang abstrak dibantu oleh representasi hands on activity akan memudahkan siswa dalam melangkah ke persamaan matematik.
Penelitian ini menggunakan salah satu pendekatan multi representasi yakni representasi hands on activity. Hands on activity adalah suatu kegiatan yang melibatkan praktik atau eksperimen dengan menggunakan peralatan dan bahan yang berlaku. Penelitian tentang minat belajar menurut
pendapat Tobias dalam Bulunuz (2012: 74) “working on interesting, compared to neutral, materials may engage deeper cognitive processing,
arouse a wider, more emotional and more personal associative network,
and employ more imagery”. Pembelajaran dengan sentuhan tangan atau pengutak-atikan obyek dengan tangan lebih menarik daripada
(29)
9 melalui kegiatan eksplorasi, investigasi, dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental (minds on activity), dan emosional.
Mulyana dikutip dalam Rakhmasari (2010: 23) juga mengungkapkan bahwa
aktivitas hands on activity meliputi kegiatan-kegiatan keterampilan psikomotorik yang terdiri dari aktivitas dalam
melakukan observasi, inkuiri maupun diskovery seperti melakukan pencatatan hasil observasi, membuat grafik dan tabel, melakukan pengukuran, menggunakan alat-alat laboratorium, atau membuat karya.
Pelaksanaan kegiatan hands on activity melibatkan aktivitas fisik dan aktivitas mental untuk menemukan konsep atau prinsip yang didapatkan melalui pengamatan pada kegiatan praktikum. Minds on activity focuses on the core of the concept, which introduces students to develop thinking
and encourage them to ask questions and seek answers that can improve
students' knowledge and thereby gain understanding. When you combine
activities that require movement, talking, and listening, it activates
multiple areas of the brain. If you are only listening, you are only
activating one part of the brain but if you are drawing and explaining to a
peer, then you are making connections in the brain (Cleaver, 1991).
Aktivitas minds on activity terfokus pada inti dari konsep yang
memperkenalkan siswa untuk membangun proses berpikir dan mendorong mereka untuk bertanya dan mencari jawaban yang dapat meningkatkan pengetahuannya dan dengan demikian siswa mendapatkan
(30)
10 Aktivitas hands on activity berkaitan dengan aktivitas minds on activity yang telah disebutkan oleh Cleaver (1991), dapat disimpulkan bahwa saat siswa hanya mendengarkan maka dia hanya menggunakan satu bagian otaknya saja, dengan melakukan percobaan dan mempresentasikan hasil percobaan kepada teman sebayanya maka dia membentuk keterkaitan dalam otaknya. Kegiatan percobaan/ praktikum merupakan aktivitas hands on activity dan mempresentasikan/ menjelaskan merupakan hasil dari
aktivitas pemikiran (minds on activity).
Hasil skill representasi hands on activity merupakan bagian dari aktivitas belajar yang dilakukan dengan cara observasi. Adapun katagori aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Katagori Aktivitas Belajar Siswa Persentase Rata-Rata (%) Kriteria 80 atau lebih Sangat Baik
60 – 79,99 Baik
40 – 59,99 Cukup
20 – 39,99 Kurang
0 – 19,99 Sangat Kurang
(Saraswati, 2003: 34) Kesimpulan dari skill representasi hands on activity merupakan cara menyatakan suatu objek atau proses melalui keterampilan aktivitas psikomotorik yang terdiri dari aktivitas dalam melakukan observasi, inkuiri maupun diskovery.
Produk dari hands on activity yakni siswa dapat menghubungkan yang konkret dengan yang abstrak untuk menghasilkan pemahaman yang akurat
(31)
11 terhadap konsep abstrak. Hands on activity juga menghindarkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut sehingga
menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi sebenarnya.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pernyataan atau penyelidikan. Inkuiri diartikan sebagai pencarian kebenaran,
informasi, penelitian atau pengetahuan. Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan merupakan definisi dari pembelajaran inkuiri (Sanjaya, 2010: 191).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan inkuiri adalah model pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajarinya. Siswa dihadapkan dengan masalah, penyelesaian dari masalah tersebut diselidiki dan ditemukan sendiri sesuai dengan kemampuannya.
(32)
12 Model pembelajaran ini dikembangkan seorang tokoh yang bernama Suchman (Sanjaya, 2008: 79). Suchman meyakini bahwa anak-anak adalah individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Inti dari gagasan Suchman ini sebagai berikut:
1. siswa mempunyai kecenderungan selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya,
2. siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis strategi berpikir mereka,
3. strategi berpikir dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/ digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa. 4. inkuiri dapat lebih bermakna dan efektif apabila dilakukan dalam
konteks kelompok. Kegiatan belajar kelompok memiliki fungsi agar siswa terbiasa menghargai penjelasan atau solusi alternatif dari siswa lain.
Inkuiri dapat diartikan sejumlah aktivitas dan keterampilan yang berfokus pada pencarian sesuatu yang menjadi pokok permasalahannya. Inkuiri terbimbing digunakan pada materi pokok getaran dan gelombang pada sistem pembelajaran untuk siswa SMP dapat memberikan pemahaman konsep kepada siswa SMP. Kegiatan pada materi getaran dan gelombang siswa dituntut untuk melakukan proses penyelidikan dan prosedur bekerja ilmiah untuk menerapkan konsep pengetahuannya secara langsung.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada model inkuiri terbimbing ini, siswa dilatih untuk menemukan masalah, membuat hipotesis, melakukan
(33)
13 eksperimen, mendefinisikan serta mematuhi peraturan-peraturan
objektivitas dan kejujuran. Prilaku siswa seperti ini mencerminkan sikap seorang ilmuan.
Pembelajaran dengan metode ceramah konvensional, guru yang semula sebagai sumber otoritas, pada model pembelajaran inkuiri terbimbing guru berubah menjadi fasilitator dan mediator yang kreatif. Sintaks model pembelajaran inkuiri menurut Karli dan Yuliariatiningsih (2003: 112-113) dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Tahapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Penjelasan
Tahap 1
Penyajian Masalah
Guru membawa situasi masalah dan menentukan prosedur inkuiri kepada siswa. permasalahan yang diajukan adalah masalah yang sederhana yang dapat menimbulkan keheranan. Hal ini diperlukan untuk memberikan
pengalaman kreasi pada siswa, tetapi sebaliknya didasarkan pada ide-ide sederhana.
Tahap 2
Pengumpulan dan verifikasi data
Siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka lihat dan alami dengan mengajukan pertanyaan yang sedemikian rupa kepada guru. Pada tahap ini tugas guru membantu siswa
mengadakan inkuiri, sehingga dengan usahanya siswa dapat mengumpulkan data untuk memecahkan masalah. Tahap 3
Eksperimen
Siswa melakukan eksperimen untuk mengeksplorasi dan menguji secara langsung. Eksplorasi mengubah sesuatu untuk mengetahui pengaruhnya, tidak selalu diarahkan oleh suatu teori atau hipotesis. Pengujian secara langung terjadi ketika siswa akan menguji hipotesis atau teori. Peran guru pada tahap ini adalah memperluas inkuiri yang dilakukan siswa dengan cara memperluas informasi yang diperoleh. Selama
(34)
14
Tahapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Penjelasan
verifikasi, siswa boleh mengajukan pertanyaan tentang objek, ciri, kondisi, dan peristiwa.
Tahap 4
Pengorganisasian data dan perumusan penjelasan
Guru mengajak siswa merumuskan penjelasan, kemungkinan besar akan ditemukan siswa mendapatkan kesulitan dalam mengemukan informasi yang diperoleh berbentuk uraian penjelasan. Siswa yang demikian didorong untuk dapat memberi penjelasan yang tidak begitu detail.
Tahap 5
Analisis proses inkuiri
Guru membimbing siswa untuk memahami pola-pola penemuan yang telah dilakukan. Tahap ini akan menjadi penting apabila kita melaksanakan pendekatan belajar model inkuiri dan mencoba memperbaikinya secara sistematis dan secara independen.
Pembelajaran IPA khususnya fisika dilakukan melalui pendekatan fakta, pendekatan konsep, dan pendekatan proses. Pengetahuan dapat diperoleh melalui model inkuiri yang dikembangkan menggunakan pendekatan konsep dan pendekatan proses. Tujuan akhir model ini adalah
pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu masalah yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat. Model ini dapat dipandang sebagai model yang diasumsikan cukup akomodatif bagi penyelenggaraan pembelajaran IPA di sekolah menengah sekarang ini. Alasannya model ini menjembatani keadaan transisi dari gaya
pembelajaran IPA konvensional yang masih serba verbalistis serta minim penggunaan alat peraga (hands-on), ke gaya pengajaran IPA alternatif yang lebih proposional bagi hakikat IPA dari karakteristik siswa di sekolah menengah.
(35)
15 3. Penguasaan Konsep
Pada pembelajaran sains keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh tiga faktor yang harus dikuasai siswa yaitu konsep, hukum-hukum, dan menguasai teorinya. Konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman manusia dengan beberapa peristiwa, benda atau fakta konsep yang dapat dikatakan sebagai hasil berfikir manusia yang merangkum beberapa pengalaman.
Menurut Sagala (2011: 71), konsep merupakan
pikiran sesorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berpikir abstrak
Flavell dalam Sagala (2011: 72-73) menyarankan, bahwa pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu:
1. Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda. 2. Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya
atribut-atribut itu.
3. Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain. 4. Keinklusifan, yaitu ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh
yang terlibat dalam konsep itu.
5. Generalitas atau keumuman, yaitu bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat dan subordinat.
6. Ketepatan, yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.
7. Kekuatan (power), yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.
(36)
16 Konsep merupakan suatu abstrak mental dari pengalaman-pengalaman responsive terhadap stimulus-stimulus dimana untuk membantu siswa berhasil dalam hal konsep kegiatan pembelajaran guru hendaknya melaksanakan hal-hal berikut:
1. Menyajikan konsep yang akan dipelajari dalam bentuk representasi. Menurut Bahri (2008:30) Konsep merupakan
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Objek-objek yang dihadirkan dalam bentuk kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga.
2. Siswa mampu mengungkapkan kembali konsep dalam ingatan. 3. Memberikan penguatan dalam bentuk pengetahuan. Hal ini perlu
dilakukan segera setelah anak menunjukkan kemampuannya. Kesegaran dalam pemberian penguatan ini berpengaruh terhadap kecepatan anak menguasai konsep yang dipelajari.
Siswa dikatakan menguasai konsep apabila mampu mendefinisikan, mengidentifikasi, dan memberi contoh konsep, sehingga bisa membawa suatu konsep dalam bentuk lain yang tidak sama dengan buku teks.
Indikator penguasaan konsep dihubungkan dengan tingkat berfikir domain kognitif menurut Anderson dalam Sanjaya (2010: 128) terdiri dari 6 tingkatan sebagai berikut:
1. Mengingat (Remembering) adalah kemampuan untuk mengingat (remember) informasi yang sudah dipelajarinya (recall).
2. Pemahaman (understand) adalah kemampuan yang bukan sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan
(37)
17 menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.
3. Penerapan (apply) berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, dalil, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam situasi baru yang lebih konkret. Penerapan dari kemampuan ini adalah kemampuan memecahkan suatu persoalan dengan menggunakan teori, dalil, konsep, atau hukum tertentu.
4. Analisis (analyze) adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bagian tertentu dan menentukan hubungan-hubungannya. 5. Evaluasi (evaluate) berhubungan dengan kemampuan membuat penilaian dan keputusan tentang nilai pendapat, metode, produk dengan menggunakan kriteria tertentu.
6. Kreasi (create) berhubungan dengan kemampuan menggabungkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk suatu hubungan yang fungsional, mengorganisasi kembali bagian-bagian ke dalam pola atau struktur yang baru.
Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Bentuk instrumen yang digunakan dalam mengadakan evaluasi dapat berupa tes dan asesmen. Miller dalam Sukiman (2011: 7),
mengemukakan bahwa Test are formal assessment insruments used to
judge students” cognitive ability in an acdemic discipline as well as to gather quantitative information about students”.
(38)
18 Tingkat penguasaan konsep siswa dapat diketahui melalui hasil tes. Taraf penguasaan konsep siswa dapat diketahui kriterianya pada Tabel 2.3
Tabel 2.3. Kriteria Taraf Penguasaan Konsep
Taraf nilai rata-rata Kualifikasi nilai
66 Baik
56-65 Cukup Baik
Kurang Baik
(Arikunto dikutip dalam Dewi, 2011: 22)
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek dilapangan. Variabel peubah dibedakan menjadi 2 yaitu skill representasi hands on activity sebagai variabel bebas dan
penguasaan konsep sebagai variabel terikat. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan:
X = Skill representasi hands on activity Y = Penguasaan konsep
Z = Model inkuiri terbimbing
r = Pengaruh skill representasi hands on activity terhadap pengusaan konsep
X Y
r
(39)
19 Materi pokok penelitian adalah getaran dan gelombang dimana siswa
diberikan pendekatan berupa representasi hands on activity. Siswa melakukan kegiatan-kegiatan keterampilan psikomotorik yang terdiri dari aktivitas dalam melakukan observasi dan inkuiri seperti melakukan pencatatan hasil observasi, melakukan pengukuran, menggunakan alat-alat laboratorium, atau membuat karya.
Aktivitas hands on activity merupakan bagian dari pengalaman langsung yang mengutamakan kegiatan inkuiri dimana siswa diberikan kesempatan yang luas untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapkan
kepadanya. Produk dari hands on activity yakni siswa dapat menghubungkan yang konkret dan yang abstrak untuk menghasilkan pemahaman yang kuat terhadap konsep abstrak.
Faktor penunjang penguasaan konsep adalah penggunaan berbagai format representasi untuk membantu dalam mengolah informasi yang didapat dan merepresentasikannya dalam aktivitas yang melibatkan mental/ pikiran (minds on activity) dan kemudian disimpulkan dalam bentuk eksternalnya berupa
pengelolaan aktivitas fisik (skill representasi hands on activity). Kegiatan percobaan/ praktikum merupakan aktivitas hands on activity dan
mempresentasikan/ menjelaskan merupakan hasil dari aktivitas pemikiran (minds on activity)
Aktivitas hands on activity dengan aktivitas minds on activity ini secara bersamaan dapat meningkatkan pemahaman konsep, karena kegiatan ini dapat membentuk keterkaitan dalam otak. Tingkat pemahaman konsep seseorang
(40)
20 sangat tergantung dari bagaimana siswa mulai menanamkan suatu konsep dalam pikirannya, sebab konsep merupakan hasil dari pemikiran. Siswa dapat membangun sendiri konsep dari mengelola informasi dari aktivitas yang mereka peroleh. Dengan membangun konsep maka ia telah memiliki tingkat pemahaman yang baik sehingga dia mampu menguasai konsep dengan baik pula. Penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Diagram Alur Pemikiran
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah
1. Setiap sampel penelitian memperoleh materi pokok yang sama.
2. Kemampuan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran fisika berbeda-beda.
Interaksi
Menerapkan
Terjadi Proses Pembelajaran Materi Getaran dan
Gelombang
Representasi Hands on Activity
Pengelolaan Aktivitas Mental (Minds on Activity)
Pengelolaan Aktivitas Fisik (Skill Representasi Hands on
Activity)
(41)
21 D. Hipotesis
Hipotesis yang telah diuji dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yakni
1) Hipotesis Pertama
H1 : Terdapat pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP
2) Hipotesis Kedua
H1 : Terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan
gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity.
(42)
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Pemakaian teknik tersebut dikarenakan jumlah populasi
yang sangat besar yakni kelas VIII terdiri dari 8 kelas. Sumber informasi yang didapat tentang keadaan hasil belajar siswa diperoleh dari guru mata pelajaran dimana setiap kelas memiliki hasil belajar yang merata atau sama. Sampel yang diperoleh adalah kelas VIII3 yang terdiri dari 24 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk
pre-eksperimental design dengan tipe one-group pretest-posttest design dan one
shot case study. Desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest
(43)
23
Keterangan:
O1 : Nilai pretest penguasaan konsep
O2 : Nilai posttest penguasaan konsep
X : Perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk mengetahui penguasaan konsep sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Tes akhir atau posttest yang diberikan kepada siswa berupa soal pilihan jamak beralasan. Hasil akhir dari tes awal dan akhir tersebut dihitung dengan N-gain. Hasil perlakuan menggunakan N-gain dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Desain Eksperimen One Group Pretest-Postest Design
(Arikunto, 2010: 124)
Skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep diukur
menggunakan desain penelitian one shot case study. Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Pelaksanaan penilaian skill representasi hands on activity dilakukan dengan tes unjuk kerja (performance test) atas
keterampilan yang telah dikuasai sebelumnya.
(44)
24
Keterangan:
O : Hasil observasi sesudah treatment (penguasaan konsep) X : Treatment atau perlakuan (skill representasi hands on activity) Desain ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Desain Eksperimen One Shot Case Study Design
(Arikunto, 2010: 124)
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu skill representasi hands on activity, variabel terikat yaitu penguasaan konsep fisika siswa dan
variabel moderator yang berfungsi sebagai penguat dari variabel bebas yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing. Adapun pengaruh antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Paradigma Penelitian Keterangan:
X = Skill representasi hands on activity
Y = Penguasaan konsep getaran dan gelombang Z = Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
r = Pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep (Sugiyono, 2009 : 62)
X
Y
r
(45)
25 E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Instrumen penguasaan konsep berupa soal pilihan jamak. Tes ini
digunakan pada saat pretes dan posttest dengan 16 soal pilihan jamak disertai kolom alasan sebagai tempat untuk memberikan alasan memilih jawaban tersebut.
2. Instrumen skill representasi hands on activity berupa lembar data penilaian skill representasi hands on activity. Pelaksanaan penilaian hasil belajar
psikomotor dilakukan dengan tes unjuk kerja (performance test) atas keterampilan yang telah dikuasai peserta didik.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi pokok getaran dan gelombang berbasis inkuiri terbimbing.
F. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk
mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Pernyataan di atas diperkuat oleh (Nurgiyantoro, dkk dalam Sukiman, 2011: 164) “Validitas (validity, kesahihan) berkaitan
(46)
26 tentang permasalahan apakah tes yang dimaksudkan dapat mengukur secara tepat yang akan diukur tersebut“.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
(Nurgiyantoro dalam Sukiman, 2011: 169) Keterangan:
= Koefisien korelasi butir = Jumlah skor tiap item soal = Jumlah skor tiap item soal = Jumlah perkalian skor dan = Jumlah skor yang dikuadratkan = Jumlah skor yang dikuadratkan
= Jumlah Sampel
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut tidak valid (Masrun dalam Sugiyono, 2009: 188).
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
(47)
27 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation. Jika dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.
2. Uji Reliabilitas
Salah satu syarat tes sebagai instrumen evaluasi adalah memiliki
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas tes atau keajekan berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2010: 239) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
Keterangan:
= Reliabilitas yang dicari
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
(Arikunto, 2010: 239)
Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikan 5%. Jika didapatkan nilai , maka butir instrumen dapat dikatakan reliabel, akan tetapi jika nilai , maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.
Prosedur perhitungan reliabilitas uji coba instrumen menggunakan bantuan Microsoft Excel Windows atau juga dapat menggunakan SPSS 17.0 dengan
(48)
28 metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.
Sumadi Suryabrata (1987), Dali S. Naga (1992), Suharsimi Arikunto (1993) dan Saifuddin Azwar (1996) dalam Rosidin (2010: 5). Jika skala itu dikelompokkan ke dalam 3 kelas dengan interval yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut
Tabel 3.2 Interpretasi ukuran kemantapan nilai alpha
Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan
0,000-0,400 Rendah
0,401-0,700 Sedang
0,701-1,000 Tinggi
Dikutip dari Rosidin (2010: 5)
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari skor pretest dan posttest untuk setiap penguasaan konsep. Pengumpulan data skill representasi hands on activity berbentuk tabel dimana terdapat 10 indikator penilaian masing-masing indikator diberi skor 10. Siswa memperoleh nilai 100, jika siswa memenuhi semua indikator skill representasi hands on activity.
(49)
29 H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Untuk menganalisis peningkatan kategori tes penguasaan konsep siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari
pengurangan skor posttest dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan
Keterangan: = N-gain = Skor posttest = Skor pretest = Skor maksimum
Data kategori N-gain sebagai berikut: Tinggi : 0,7 N-gain 1 Sedang : 0,3 N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3
Meltzer dikutip oleh Marlangen (2010: 34)
Perhitungan ini digunakan untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari variabel merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan penguasaan konsep pada pembelajaran fisika dengan pengaruh skill representasi hands on activity, sedangkan penilaian skill representasi hands on activity
dilakukan dengan observasi dan penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa.
(50)
30 Proses analisis untuk data skill representasi hands on activity siswa
sebagai berikut
(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap percobaan.
(b) Persentase nilai skill representasi hands on activity dihitung dengan rumus
2. Pengujian Hipotesis
Data skor skill representasi hands on activity dan posttest penguasaan konsep dari penelitian dianalisis untuk menguji hipotesis pertama dengan melakukan uji sebagai berikut :
a. Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan menggunakan empat metode analisis dalam SPSS 17.0 yaitu:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir (posttest) dari penguasaan konsep dan hasil tes skill representasi hands on
activity. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung
menggunakan program komputer yaitu SPSS 17.0 dengan metode kolmogorov smirnov yang berdasarkan pada besaran probabilitas
(51)
31 Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
H0 : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno dikutip dalam Hadijah, 2012: 31).
(52)
32 3) Uji Korelasi
Uji korelasi berfungsi untuk mencari derajat keeratan hubungan dan arah hubungan, semakin tinggi nilai korelasi maka semakin tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Melalui analisis korelasi kita dapat mengetahui koefisien determinasi yang bertujuan untuk melihat seberapa besar kontribusi pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep getaran dan gelombang
yakni dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi (r hitung) yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.
Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji pearson, dengan menggunakan persamaan berikut ini.
(Arikunto, 2010: 317) Namun, jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan uji Spearman. Uji Spearman merupakan uji non-parametrik dimana
tidak memerlukan prasyarat data terdistribusi normal. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 For Windows.
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel (
), maka Ho diterima, dan ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel ( ) maka diterima
(53)
33 (Sugiyono, 2009: 261). Besar interpretasi hubungan korelasi dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
(Sukiman, 2011: 190)
4) Uji Regresi Linear Sederhana
Pengujian terakhir dalam pengujian hipotesis pertama adalah uji regresi linear sederhana. Uji regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas ( ) mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel bebas ( ) dengan variabel terikat ( ) apakah positif atau negatif.
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal variabel bebas ( ) terhadap variabel terikat ( ). Persamaan umumnya adalah:
dan
(54)
34 Adapun perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti juga dapat menganalisisnya dengan bantuan SPSS 17.0 For Windows.
Adapun hipotesis yang telah diuji adalah: Hipotesis Pertama
Ho : Tidak terdapat pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP.
H1 : Terdapat pengaruh skill representasi hands on activity terhadap penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP.
b. Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dilakukan menggunakan dua metode analisis dalam SPSS 17.0 yaitu
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap data hasil pretest dan data hasil posttest penguasaan konsep menggunakan program komputer.
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji
normalitas, dihitung menggunakan program komputer yaitu SPSS 17.0 dengan metode kolmogorov smirnov yang berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi.
(55)
35 Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < α (0,05) maka distribusinya adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > α (0,05) maka distribusinya adalah normal.
2) Uji Paired Sample T test
Uji paired sample t test atau lebih dikenal dengan pre-post design adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Apabila suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh maka perbedaan rata-ratanya adalah nol. Uji paired sample t test akan terlihat perbedaan rata-rata sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran menggunakan skill representasi hands on activity, peningkatan atau penurunan rata-rata penguasaan konsep siswa, serta peningkatan atau penurunan secara signifikan antara skor pretest dan skor posttest penguasaan konsep getaran dan
gelombang dengan menggunakan skill representasi hands on activity. Pengujian ini menggunakan program komputer SPSS 17.0
(56)
36 For Windows dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai
berikut:
Kriteria pengujian
Ho diterima jika t hitung < t tabel Ho ditolak jikat hitung > t tabel
Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas: Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas
maka Hoditerima.
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas maka Ho ditolak.
Adapun hipotesis yang telah diuji adalah: Hipotesis Kedua
Ho : Tidak terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill
representasi hands on activity.
H1 : Terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity.
(57)
65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh signifikan yang linear dan positif antara skill
representasi hands on activity terhadap pengusaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP sebesar 45,70%. Persentase tersebut merupakan nilai koefisien determinasi yang didapatkan dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,676 dalam katagori kuat.
2. Terdapat peningkatan rata-rata yang signifikan penguasaan konsep siswa SMP akibat pengaruh skill representasi hands on activity sebesar 36,37 dengan N-gain rata-rata penguasaan konsep sebesar 0,64 dalam katagori sedang. Berdasarkan beberapa kriteria gain diperoleh bahwa kriteria N-gain dalam katagori sedang sebesar 62,50% atau 15 siswa, katagori tinggi
sebesar 37,50% atau 9 siswa dan tidak satupun siswa dalam katagori rendah.
(58)
66 B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran berikut:
1. Guru harus dapat memilih representasi yang tepat dengan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami konsep materi tersebut secara lebih mendalam tanpa menghilangkan konten konsep sains. 2. Penggunaan aktivitas hands-on, guru harus berusaha agar pengalaman
siswa menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi sebenarnya. 3. Penggunaan representasi verbal kepada siswa hendaknya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Penggunaan alat peraga yang sederhana dan terjangkau dapat membantu siswa menggali tingkat berpikir generik sains serta melatih keterampilan argumentasi ilmiah.
4. Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk eksperimen hendaknya guru memperhatikan kebutuhan siswa serta alat bahan laboratorium eksperimen yang menunjang.
5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan konsep siswa.
(59)
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. Proceeding Of The 2nd International Seminar on Science Education. PHY-31: 373 – 377.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Bulunuz, Mizrap. 2012. Motivational Qualities of Hands-on Science Activities for Turkish Preservice Kindergarden Teachers. Jurnal. University of Uludag. Turkey. 8(2), 73-82. Diakses 04 Oktober 2012 dari
http://www.ejmste.com/v8n2/EURASIA_v8n2_Bulunuz.pdf
Cleaver, Samatha. 1991. Hands-On Is Minds-On. Artikel. Diakses 25 Oktober 2012 dari http://www.scholastic.com/browse/article.jsp?id=3751901 Dewi, Eka Puspita. 2011. Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Terhadap
Berpikir Ilmiah dan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Djamarah Bahri, Syaiful. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi dalam Pembelajaran Matematik. Jurnal
Pendidikan. Diakses 06 November 2012 dari
http://fadillahatick.blogspot.com/2008/06/reoresentasi-matematik.html Foley, Brian J. 2008. Students’ Attitudes towards Science in Classes Using
Hands-On or Textbook Based Curriculum. Jurnal. California State University, Northridge. Diunduh 23 Januari 2012 dari www.csun.edu Hadijah. 2012. Pengaruh Skill Representasi Grafik Terhadap Penguasaan Konsep
Gerak Siswa SMP. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Karli, H dan Yuliariatiningsih, M.S. 2003. Model-Model Pembelajaran. Bina
Media Informasi. Bandung.
Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(60)
68 Olson, Joanne K. 2008. Methods and Strategies The Science Representation
Continuum. Artikel. National Research Council (NRC), National Science Education Standards. National Academy Press. Washington, DC.
Rakhmasari, Rifa. 2010. Pengaruh Hands on Activity dan Minds on Activity dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi.
Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh 30 September 2012 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0151_0605563_chapter2.pdf Raviv, Daniel. 2004. Hands-on Activities for Innovative Problem Solving.
Makalah. Department of Electrical Engineering, Florida Atlantic University. Diunduh 23 Januari 2013 dari
http://www.ee.fau.edu/faculty/raviv/htm
Rosidin, Undang. 2010. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. PT Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
___________. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. PT Kencana. Jakarta.
Saraswati, Shrie Laksmi. 2003. Upaya Menumbuhkan Keberanian Siswa SLTP Untuk Mengajukan Pertanyaan dan Mengemukakan Gagasan Melalui Model Latihan Inkuiri. Tesis UPI. Tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sukiman. 2011. Pengembangan Sistem Evaluasi. PT Insan Madani. Yogyakarta. Trihendradi, Cornelius. 2005. Analisis Data Statistik. Andi. Yogyakarta.
Ulfarina, Loviza.2010. Penggunaan Pendekatan Multi Representasi pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh 21 Oktober 2012 dari
(1)
35 Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < α (0,05) maka distribusinya adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > α (0,05) maka distribusinya adalah normal.
2) Uji Paired Sample T test
Uji paired sample t test atau lebih dikenal dengan pre-post design adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Apabila suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh maka perbedaan rata-ratanya adalah nol. Uji paired sample t test akan terlihat perbedaan rata-rata sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran menggunakan skill representasi hands on activity, peningkatan atau penurunan rata-rata penguasaan konsep siswa, serta peningkatan atau penurunan secara signifikan antara skor pretest dan skor posttest penguasaan konsep getaran dan gelombang dengan menggunakan skill representasi hands on activity. Pengujian ini menggunakan program komputer SPSS 17.0
(2)
berikut:
Kriteria pengujian
Ho diterima jika t hitung < t tabel Ho ditolak jikat hitung > t tabel
Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas: Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas
maka Hoditerima.
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas maka Ho ditolak.
Adapun hipotesis yang telah diuji adalah: Hipotesis Kedua
Ho : Tidak terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill
representasi hands on activity.
H1 : Terdapat peningkatan penguasaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP dengan menggunakan skill representasi hands on activity.
(3)
65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh signifikan yang linear dan positif antara skill
representasi hands on activity terhadap pengusaan konsep getaran dan gelombang siswa SMP sebesar 45,70%. Persentase tersebut merupakan nilai koefisien determinasi yang didapatkan dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,676 dalam katagori kuat.
2. Terdapat peningkatan rata-rata yang signifikan penguasaan konsep siswa SMP akibat pengaruh skill representasi hands on activity sebesar 36,37 dengan N-gain rata-rata penguasaan konsep sebesar 0,64 dalam katagori sedang. Berdasarkan beberapa kriteria gain diperoleh bahwa kriteria N-gain dalam katagori sedang sebesar 62,50% atau 15 siswa, katagori tinggi sebesar 37,50% atau 9 siswa dan tidak satupun siswa dalam katagori rendah.
(4)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran berikut:
1. Guru harus dapat memilih representasi yang tepat dengan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami konsep materi tersebut secara lebih mendalam tanpa menghilangkan konten konsep sains. 2. Penggunaan aktivitas hands-on, guru harus berusaha agar pengalaman
siswa menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi sebenarnya. 3. Penggunaan representasi verbal kepada siswa hendaknya menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Penggunaan alat peraga yang sederhana dan terjangkau dapat membantu siswa menggali tingkat berpikir generik sains serta melatih keterampilan argumentasi ilmiah.
4. Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk eksperimen hendaknya guru memperhatikan kebutuhan siswa serta alat bahan laboratorium eksperimen yang menunjang.
5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan konsep siswa.
(5)
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. Proceeding Of The 2nd International Seminar on Science Education. PHY-31: 373 – 377.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Bulunuz, Mizrap. 2012. Motivational Qualities of Hands-on Science Activities for Turkish Preservice Kindergarden Teachers. Jurnal. University of Uludag. Turkey. 8(2), 73-82. Diakses 04 Oktober 2012 dari
http://www.ejmste.com/v8n2/EURASIA_v8n2_Bulunuz.pdf
Cleaver, Samatha. 1991. Hands-On Is Minds-On. Artikel. Diakses 25 Oktober 2012 dari http://www.scholastic.com/browse/article.jsp?id=3751901 Dewi, Eka Puspita. 2011. Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Terhadap
Berpikir Ilmiah dan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Djamarah Bahri, Syaiful. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi dalam Pembelajaran Matematik. Jurnal
Pendidikan. Diakses 06 November 2012 dari
http://fadillahatick.blogspot.com/2008/06/reoresentasi-matematik.html Foley, Brian J. 2008. Students’ Attitudes towards Science in Classes Using
Hands-On or Textbook Based Curriculum. Jurnal. California State University, Northridge. Diunduh 23 Januari 2012 dari www.csun.edu Hadijah. 2012. Pengaruh Skill Representasi Grafik Terhadap Penguasaan Konsep
Gerak Siswa SMP. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Karli, H dan Yuliariatiningsih, M.S. 2003. Model-Model Pembelajaran. Bina
Media Informasi. Bandung.
Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(6)
Education Standards. National Academy Press. Washington, DC. Rakhmasari, Rifa. 2010. Pengaruh Hands on Activity dan Minds on Activity
dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi.
Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh 30 September 2012 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0151_0605563_chapter2.pdf Raviv, Daniel. 2004. Hands-on Activities for Innovative Problem Solving.
Makalah. Department of Electrical Engineering, Florida Atlantic University. Diunduh 23 Januari 2013 dari
http://www.ee.fau.edu/faculty/raviv/htm
Rosidin, Undang. 2010. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. PT Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
___________. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. PT Kencana. Jakarta.
Saraswati, Shrie Laksmi. 2003. Upaya Menumbuhkan Keberanian Siswa SLTP Untuk Mengajukan Pertanyaan dan Mengemukakan Gagasan Melalui Model Latihan Inkuiri. Tesis UPI. Tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sukiman. 2011. Pengembangan Sistem Evaluasi. PT Insan Madani. Yogyakarta. Trihendradi, Cornelius. 2005. Analisis Data Statistik. Andi. Yogyakarta.
Ulfarina, Loviza.2010. Penggunaan Pendekatan Multi Representasi pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh 21 Oktober 2012 dari