Analisis Harga Saham Dan Trading Volume Activity (TVA) Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

(1)

ABSTRAK

Analisis Harga Saham Dan Trading Volume Activity (TVA) Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

0leh

Tejo Purnomo Putro

Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dalam bentuk peningkatan nilai saham perusahaan. Dalam usahanya memperoleh keuntungan setiap perusahaan bisa menjalankan banyak strategi investasi, salah satunya adalah merger.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai harga saham Bank CIMB Niaga pasca merger dan pergerakan volume penjualan saham bank tersebut. Hipotesis dari penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger mengalami kenaikan harga saham atau berada dalam posisi overvalued dan terjadi peningkatan volume penjualan saham dilihat dari trade volume activity. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, alat analisis yang digunakan adalah PER, PBV, serta TVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan harga saham Bank CIMB Niaga pada tahun 2008 dan 2011 berada dalam posisi overvalued sedangkan tahun 2009 berada pada posisi undervalued dilihat dari nilai PER perusahaan. Untuk nilai PBV Bank CIMB Niaga dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami overvalued sedangkan untuk tahun 2013 berada dalam posisi undervalued, sedangkan untuk nilai TVA perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan dalam volume penjualan dengan rata-rata pertumbuhan 0,17 selama enam tahun terakhir.


(2)

ABSTRACT

Analysis Of Share Price And Trading Volume Activity ( TVA ) at Bank CIMB Niaga Post Merger With Bank Lippo

By

Tejo Purnomo Putro

Main purpose of establishment of the company is to maximize shareholder wealth in the form of an increase in the value of company stock . In his efforts to benefit every company can take many investment strategies, one of which is a merger . This study aims to evaluate the stock price after the merger of Bank CIMB Niaga and the movement of bank stock sales volume. The hypothesis of this study is to merger the company 's stock price increased or are in a position overvalued and an increase in sales volume share of trade volume activity. The data used in this study is secondary data , the data collection methods used in this study is the method of documentation , analysis tool used is PER , PBV , and TVA.

The results of this study indicate the share price of Bank CIMB Niaga in 2008 and 2011 are in a position overvalued while in 2009 in the position seen from the PER undervalued companies. PBV of Bank CIMB Niaga from 2008 to 2012 had overvalued while for the year 2013 is in a position undervalued , while for the TVA company experienced increases and decreases in sales volume with an average growth of 0.17 over the last six years.


(3)

(4)

(5)

ANALISIS HARGA SAHAM DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) PADA BANK CIMB NIAGA PASCA MERGER DENGAN

BANK LIPPO

(Skripsi)

Oleh :

Tejo Purnomo Putro

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG


(6)

v

DAFTAR GAMBAR


(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 9

1.3Tujuan Penelitian...10

1.4Manfaat Penelitian...10

1.5Kerangka Pemikiran...11

1.6Hipotesis...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori... 14

2.1.1 Merger... 14

2.1.1.1 Jenis-jenis Merger...14

2.1.1.2 Tujuan Merger Dan Akuisisi... 15

2.1.2 Penilaian Saham... 16

2.1.3 Price Earning Ratio (PER)... 19

2.1.4 Price to Book Value (PBV)... 22


(8)

ii

2.2 Penelitian Terdahulu... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data...26

3.2 Metode Pengumpulan Data...26

3.3 Objek Penelitian...27

3.3.1 Profil Perusahaan...27

3.3.1.1 Bank CIMB Niaga...27

3.3.1.2 Bank Lippo...29

3.3.1.3 Latar Belakang Penggabungan ...30

3.4 Alat Analisis...31

3.4.1 Price Earning Ratio (PER)...31

3.4.2 Price to Book Value (PBV)...35

3.4.3 Independent sample t-test...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data... 38

4.2 Analisis Perhitungan Nilai Intrinsik Menggunakan Price Eraning Ratio... 39

4.2.1 Nilai PER Saham Dan Nilai Intrinsik Saham... 39

4.3 Analisis Deskriptif Price To Book Value (PBV)...41

4.4 Aanalisis Deskriptif Trading Volume Activity (TVA)...43

4.5 Analisis Uji Independent Sample T-test....45

4.5.1 Nilai Intrinsik Saham Dengan Menggunakan Price Earning Ratio Dengan Harga Saham... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN... 45

5.2 SARAN... 46 DAFTAR PUSTAKA


(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tahun Pembagian Dividen Bank CIMB Niaga Di Bursa Efek Indonesia Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Lampiran 2 Perhitungan Earning Per Share (EPS) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Lampiran 3 Perhitungan Deviden Payout Ratio (DPR) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Pada Saat Pembagian Dividen

Lampiran 4 Perhitungan Tingkat pertumbuhan Dividen Bank CIMB Niaga Pasca Keputusan Merger Dengan Bank Lippo

Lampiran 5 perhitungan Estimasi EPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12 Lampiran 6 Perhitungan Estimasi DPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan

Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12 Lampiran 7 Perhitungan Estimasi Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (k)

Bank CIMB Niaga

Lampiran 8 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Lampiran 9 Perhitungan Nilai Intrinsik Dengan Pendekatan Price Earning Ratio


(10)

vii

Lampiran 10 Nilai Buku Ekuitas Per Lembar Saham Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Lampiran 11 Perhitungan Nilai PBV Bank CIMB Niaga sebelum Dan Sesudah Merger

Lampiran 12 Hasil Uji Independent sample t-Test Harga Saham Dan Nilai Intrinsik Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Lampiran 13 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai TVA Bank CIMB Niaga Sebelum Dan Sesudah Merger


(11)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Data laba/rugi, asset, dan harga saham Bank Niaga dan Bank

Lippo sebelum merger... 3 1.2 ROA, ROE, DER Bank Niaga tbk... 4 1.3 Data laba/rugi, asset, dan harga saham Bank CIMB Niaga

setelah merger... 5 1.4 Penelitian Terdahulu... 25 4.1 Daftar Tahun Pembagian dividen Bank CIMB Niaga Pasca Merger.... 38 4.2 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan PER Bank CIMB Niaga

Pasca Merger ... 39 4.3 Hasil Perhitungan Nilai Intrinsik Saham Pada Tahun Pembagian

Dividen Pasca Merger... 40 4.4 Hasil Perhitungan Price to Book Value (PBV) Bank CIMB Niaga

Tahun Sebelum Merger... 42 4.5 Hasil Perhitungan Price to Book Value (PBV) Bank CIMB

Niaga Tahun Pasca Merger... 42 4.6 Tabel 4.6 Ativitas Volume Perdagangan Saham Bank

CIMB Niaga Sebelum Merger Dengan Pendekatan Trading


(12)

iv

4.7 Volume Perdagangan Saham Bank CIMB Niaga Periode 2008

Sampai 2013 Dengan Pendekatan Trading Volume Activity...44 4.8 Hasil Uji Independent Sample T-Test Harga Saham Dan Nilai

Intrinsik Saham Menggunakan PER... 46 4.9 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai PBV Bank

CIMB Niaga Sebelum Dan Sesudah Merger... 47 4.10 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai TVA Bank CIMB


(13)

(14)

(15)

(16)

MOTO


(17)

SURAT PERNYATAAN

Sebagai civitas akademik Universitas Lampung (UNILA), saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah :

Nama : Tejo Purnomo Putro Npm : 1011011123

Judul : Analisis Harga Saham Dan Trading Volume Activity (TVA) Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Manajemen Konsentrasi : Keuangan Dengan ini peneliti menyatakan bahwa

1. Karya ini bukan saduran/terjemahan murni gagasan, rumusan dan

pelaksanaan/impelementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing skripsi dan narasumber di organisasi yang terkait dalam penelitiaan ini serta saran dari para pembahas yang membantu dalam

pemberian saran dalam penelitian ini.

2. Dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat penelitian terdahulu yang dijadikan pendukung dalam penelitian ini yang telah dipublikasikan dan nama pengarang dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas Lampung (UNILA), dan oleh karenanya Universitas Lampung (UNILA) berhak

melakukan pengelolaan atas karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.


(18)

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku Universitas Lampung (UNILA),


(19)

PERSEMBAHAN

Puji Tuhan Yesus saya sangat bersyukur atas segala berkat dan karunia Tuhan yang melimpah dalam hidup, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan hati dan hormat saya mempersembahkan skripsi ini untuk.

Tuhan Yesus

Betapa saya merasa bersyukur karena jika bukan Tuhan yang memberi semangat dan akal budi maka tidak akan pernah segala sesuatu terjadi didalam hidup saya. Orang tua

Bapak dan ibu yang selalu mendorong saya untukmenyelesaikan kewajiban saya sebagai seorang pelajar dan memotivasi agar selalu bertanggungjawab dengan apa yang sudah dikerjakan, serta doa yang tak pernah habis untuk anak-anak yang dicintainya.

Keluarga

Keluarga besar yang memberikan support bagi keberhasilan saya, apapun itu. Keluarga Eric Kusuma

Keluarga yang memberi perhatian, support, semangat bagi keberhasilan saya dimasa depan.

Sahabat-sahabat

Semua sahabat yang tau saya apa adanya tapi tetap mau membantu, mendoakan keberhasilan saya. Terimakasih, senang hidup dengan kalian.

Almamater tercinta


(20)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung, pada tanggal 02 Febuari 1992 23 tahun yang lalu sebagai anak ketiga dari pasangan bapak Waris Joko Suroso dan ibu Utamii. Penulis memiliki dua orang saudara kandung bernama Wahyu Eko Wibowo dan Rina Dwi Astuti

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Sejahtera 1 pada tahun 2004, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8

Bandarlampung pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), dikarenakan tidak diterima pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri maka penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) Fransiskus Bandarlampung dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2010.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2010, melalui Jalur tes SNMPTN.


(21)

SANWACANA

Puji Tuhan, segala syukur untuk kemuliayaan nama Tuhan dengan berkat dan kekuatan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penilaian Harga Saham Dan Trading Volume Activity (TVA) Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo.

Penulis berharap, karya yang merupakan wujud dari kerja keras, doa, dan pemikiran maksimal serta didukung dengan bantuan dan keterlibatan berbagai pihak ini akan bermanfaat dikemudian hari. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang punya segala berkat, kasih dan pengampunan. Bersyukur karena pimpinannya segala usaha yang saya jalani menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat.

2. Kedua orangtuaku tercinta, bapak Waris Joko Suroso dan ibu Utami atas doa, nasihat, cinta dan kasih sayang yang telah dicurahkan padaku serta selalu memotivasi penulis untuk senantiasa berkarya dan beribadah.

3. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(22)

6. Bapak Driya Wiryawan, S.E., M.M. selaku Pembimbing Akademik, atas kesediannya sebagai orang tua kedua dikampus, membimbing dan mengarahkan selama menjadi mahasiswa.

7. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing, atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, arahan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 8. Ibu RA. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku dosen pendamping, atas

kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Hidayat Wiweko, S.E., M.Si selaku dosen pembahas, atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak M. Syatibi Ch., S.E., selaku dosen pembahas, atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

11.Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.Si. selaku dosen pembahas, atas kesediannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12.Seluruh dosen serta staff yang bekerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

13.Kedua kakak tercinta yang memberi perhatian dan semangat yang baik sekali. 14.Sahabat- sahabat tercinta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dan

secara tidak langsung turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Senang sekali bisa kenal dan hidup bersama-sama dalam perkulihan, main,


(23)

olahraga dan banyak hal yang bisa dilakukan bersama, “INS, Bukan Tahan Tawa, dll.”

15.Keluarga Eric Kusuma yang memberikan kasih sayang yang sangat berlebih untuk keluarga dan saya.

16.Teman-tema komsel yang care dan lucu-lucu.

17.PKMK FEB tempat bernaung, sebagai keluarga di fakultas ekonomi. 18.Sahabat-sahabat dekat yang tau keluh kesah saya dalam segala hal.

Akhi kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat

bermanfaatbagi kita semua.

Bandarlampung, 10 Oktober 2014 Penulis


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan nilai saham perusahaan (Scott, Jr. ,1999). Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang besar, namun juga berisiko tinggi. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan dengan mengalokasikan dana di berbagai

alternatif investasi yang dapat memberikan tingkat keuntungan sebagaimana yang diharapkan dengan tingkat risiko seminimal mungkin. Setiap usaha untuk

meningkatkan kinerja saham perusahaan, ada banyak sekali cara dan strategi yang dilakukan oleh manajer, salah satunya adalah keputusan investasi dalam bentuk merger atau akuisisi.

Kegiatan merger dan akuisisi di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1970, yang dilakukan oleh bank-bank dengan harapan dapat memperkuat struktur modal dan memperoleh keringanan pajak (Sutrisno & Sumiarsih, 2004). Tujuan dari kegiatan merger dan akuisisi yaitu untuk menghasilkan sinergi, memperoleh keringanan pajak, membeli asset di bawah biaya penggantian, diversifikasi, insentif bagi manajer dan memberi nilai tambah perusahaan (Brigham, et.al, 1999).


(25)

2

Merger dan akuisisi adalah kegiatan yang biasa menjadi solusi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan yang dicapai dalam keadaan ekonomi yang ada. Merger itu sendiri merupakan upaya yang biasanya menjadi senjata bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja saham perusahaan, memperbesar

kapasitas perusahaan dengan menggabungkan perusahaannya dengan perusahaan lain, seperti merger yang dilakukan oleh PT Bank Niaga tbk dan PT Bank Lippo tbk.

CIMB Niaga adalah perusahaan yang melayani jasa keuangan, berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestic dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

CIMB Group sendiri telah memiliki 1.080 cabang ritel di Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Kamboja. Pada awal berdirinya, bank ini hanya berfokus pada pembangunan nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Pada tahun 1987 Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menawarkan layanan ATM kepada para nasabah. Pada tahun 1991, perusahaan juga menjadi bank pertama yang memberikan nasabahnya layanan perbankan online.

Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan


(26)

3

meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas Bank CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.

Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Unium Asia. Bank Lippo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, diakuisisilah kepemilikan mayoritas Bank Lippo.

Sejak saat itu, Bank Lippo bergerak cepat menerapkan strategi pertumbuhan yang baru, yang dirancang untuk membawa Bank Lippo setara dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori layanan E-Banking di Indonesia. Saat ini, Bank Lippo merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan hampir 5.000 karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui 401 kantor cabang dan 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di seluruh Indonesia.

Dari kedua bank tersebut merger Niaga Dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy / SPP ) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi


(27)

4

pemegang saham pengendali dilebih dari satu Bank. Oleh karena itu, Khazanah Berhad asal Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank memutuskan untuk merger yang secara resmi diumumkan pada tanggal

1 November 2008. Setelah merger terlaksana struktur permodalan akan semakin kokoh dengan asumsi Niaga memiliki likuiditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK (batas maksimium pemberian kredit). Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal sebesar Rp 10 triliun. Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif.

Tabel 1. Data laba/rugi, asset, dan harga saham Bank Niaga dan Bank Lippo sebelum merger

BANK NIAGA tbk

Tahun Laba Asset Harga Saham/lbr

Saham (Dalam Ribuan) 2005 546.921.000.000 41.579.861 tertinggi: Rp 570

terendah: Rp 305 2006 647.732.000.000 46.544.346 tertinggi: Rp 1.050

terendah: Rp 390 2007 770.481.000.000 93.797.189 tertinggi: Rp 1.010

terendah: Rp 670 Sumber: CIMBNiaga.com, Detik.com


(28)

5

BANK LIPPO Tbk

Tahun Laba Asset Harga Saham/lbr

Saham 2005 412.000.000.000 - tertinggi: Rp 1.540

terendah: Rp 790 2006 507.000.000.000 - tertinggi: Rp 1.350

terendah: Rp - 2007 738.000.000.000 - tertinggi: Rp 1.450

terendah: Rp - Sumber: CIMBNiaga.com, Detik.com

Tabel 2. ROA, ROE, DER Bank Niaga tbk

Tahun Bank Niaga Tbk

ROA ROE DER

2005 2.02% 15.43% 9,48 2006 2.11% 14.80% 8,72 2007 2.06% 17.25% 9.32 Sumber: CIMBNIAGA.com, Detik.com

Dari data diatas dapat perhatikan bahwa sebenarnya kedua perusahaan

mempunyai perkembanan struktur keuangan perusahaan yang baik, dilihat dari perkembangan laba yang diperoleh kedua bank tersebut. Bahkan setiap tahunnya terjadi kenaikan baik itu laba perusahaan maupun harga sahamnya, oleh karena itu kedua bank ini sudah mempunyai modal yang baik untuk mengembangkan

usahanya dan juga strategi merger yang diambil ini bertujuan untuk mengembangkan perusahaan agar menjadi perusahaan yang lebih besar di perekonomian.


(29)

6

Table 3. Data laba/rugi, asset, dan harga saham Bank CIMB Niaga setelah merger

BANK CIMB NIAGA tbk

Tahun Laba Asset Harga saham/lbr saham (dalam ribuan) 2008 67.189.000.000 103.197.574 tertinggi: Rp 990

terendah: Rp 360 2009 1.568.130.000.000 107.104.274 tertinggi: Rp 820 terendah: Rp 380 2010 1.568.130.000.000 143.652.852 tertinggi: Rp 2.650

terendah: Rp 700 Sumber: CIMBNIAGA.com

Dari hasil merger kedua bank tersebut yang diharapkan adalah efek positif bagi keuntungan masing-masing perusahaan, seperti pertambahan nilai perusahaan. Dapat dilihat dari data diatas bahwa kedua bank tersebut mempunyai nilai yang positif pada laba perusahaan setelah melakukan merger. Untuk menghitung nilai saham pada kedua perusahaan atau bank tersebut akan menggunakan price earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV).

Penilaian saham adalah proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Penilaian saham bertujuan untuk menentukan keputusan pembelian atau penjualan saham yang sehubungan dengan kegiatan investasi. Dalam penilaian kinerja saham yang dibahas pada skripsi ini berfokus pada nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai fundamental yang merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham. Untuk menganalisis kinerja saham atas keputusan investasi merger maka penulis menggunakan analisis fundamental. Analisis


(30)

7

fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik yaitu nilai nyata suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan seperti aktiva, pendapatan, dividen dan prospek perusahaan. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekarang. Jika nilai intrinsik lebih kecil dari nilai pasar dinilai mahal

(overvalued), sebaliknya jika nilai intrinsik lebih besar dari nilai pasar berarti dinilai murah (undervalued) dan jika nilai intrinsik sama dengan nilai pasar dinilai wajar (corectly valued) (Tandelilin, 2001:183).

Penilaian juga membahas mengenai trading volume activity, yang merupakan penjumlahan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada waktu dan tempat tertentu. TVA membandingkan antara jumlah saham yang

diperdagangkan dalam satu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dalam kurun waktu yang sama. TVA menilai volume penjualan saham yang terjadi setelah keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum dengan setelah merger dan akuisisi, namun hasilnya tidak selalu sejalan atau konsisten yang dikarenakan banyak perbedaan baik dari alat analisisnya ataupun data objek perusahaanya. Seperti yang sudah dilakukan oleh Dyaksa (2006) yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan EPS, NPM,


(31)

8

ROE, dan ROA untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi; rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Shinta (2008) yang menyatakan ada perbedaan kinerja keuangan pada PT Ades Water Indonesia, Tbk. (ADES) dan PT. Medco Energi Internasional, Tbk (MEDC) setelah dan sebelum melakukan merger dan akuisisi, dimana dari hasil tersebut dapat membuktikan bahwa pada rasio CR, DER, NPM, ROE dan TATO dapat diketahui lebih besar sebelum melakukan merger dan akuisisi. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2008).

Payamta dan Doddy Setiawan (2004) juga melakukan penelitian tentang analisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia yang sahamnya tercatat di bursa efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan current ratio, quick ratio, total asset to debt,

net worth to debt, total assetturnover, fixed asset turnover, ROI, ROE, NPM, dan OPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan. Jadi, kinerja perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. Sedangkan pengujian secara parsial sebagian rasio menunjukkan ada perbedaan yang signifikan.


(32)

9

Dari pembahasan diatas maka penulis membuat skripsi ini dengan judul “PENILAIAN HARGA SAHAM DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) PADA BANK CIMB NIAGA PASCA MERGER DENGAN BANK LIPPO” untuk mengetahui apakah keputusan merger bank tersebut menghasilkan keuntungan yang baik atau tidak dilihat dari harga dan volume perdagangan sahamnya.

1.2Rumusan Masalah

Dengan upaya dari beberapa bank untuk mengembangkan usahanya dan merger adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk menambah nilai perusahaan yang diinginkan. Berbagai model perhitungan bisa digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik suatu saham dan menguji data perusahaan yang melakukan merger. Meskipun tiap metode menghasilkan angka akhir yang berbeda-beda tidak ada metode yang lebih akurat dari metode yang lainnya. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri karena tiap metode memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menghitung nilai intrinsik saham. Tugas penulislah untuk mencermati dari sudut pandang manakah perhitungan nilai intrinsik saham yang dibutuhkan, dan kemudian mencari metode yang tepat untuk mendapatkan hasil. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur nilai intrinsik saham dan mengetahui apakah perusahaan berada dalam posisi under value atau


(33)

10

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan yaitu:

1. Apakah harga saham setelah merger berada dalam posisi over value atau under value dilihat dari nilai PER dan PBV?

2. Apakah trading volume activity (TVA) pasca merger mengalami peningkatan yang signifikan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah harga saham yang beredar pasca merger berada dalam posisi over value atau under value.

2. Mengetahui apakah terjadi trading volume activity pasca merger.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi pemilik investor ataupun calon investor

Karena penelitian ini membahas mengenai merger yang dilakukan oleh perusahaan dan dampak dari merger itu sendiri bagi perusahaan, maka penelitian ini memberikan wawasan kepada investor maupun calon investor untuk menentukan keputusan investasi berupa merger. 2. Bagi pembaca

Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai strategi perusahaan yang melakukan merger.


(34)

11

1.5 Kerangka Pemikiran

Adakalanya suatu perusahaan tidak dapat menghadapi pesaing-pesaingnya yang kuat, sehingga posisi perusahaan yang lemah di dalam pasar menjadi terancam. Pesaing yang kuat dalam suatu pasar tidak hanya memiliki keunggulan dalam kualitas produk tetapi mereka memiliki modal yang besar untuk melayani sejumlah besar konsumen. Selain itu demi mendapatkan keuntungan yang stabil banyak perusahaan yang melakukan banyak upaya dalam kebijakan

manajemennya untuk menambah nilai perusahaan itu sendiri. Menghadapi situasi yang tidak menguntungkan tersebut perusahaan kecil melakukan strategi agar dapat bertahan dipasar yaitu melalui merger.

Dalam investasi saham dirasa perlu untuk melakukan perkiraan harga wajar (valuasi) saham sebelum mengambil keputusan investasi. Sebelum melakukan estimasi nilai wajar suatu perusahaan, sebaiknya terlebih dahulu melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan dan juga niai intriksiknya.


(35)

12

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pikiran yang dibuat di atas, penulis ingin menunjukkan bahwa pembahasan dari skripsi ini merujuk kepada penilaian harga saham yang dianalisis pasca terjainya keputusan investasi merger. Penilaian harga saham menggunakan alat analisis PER dan PBV untuk mengetahui posisi harga saham pada over value atau under value serta meniai juga volume penjualan saham yang tercermin dalam trade volume activity.

Bank CIMB Niaga Bank Lippo

Merger

Penilaian saham

Undervalued Overvalued

Harga saham

PER PBV

Trading volume activity


(36)

13

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir, teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan penulis adalah : perusahaan yang melakukan merger mengalami kenaikan harga saham atau berada dalam posisi overvalued dan terjadi

peningkatan volume penjualan saham dilihat dari trade volume activity, serta uji statistik nilai PER, PBV, dan juga TVA dinyatakan H0 ditolak yang artinya harga saham CIMB Niaga lebih mahal dari periode sebelum merger dan terjadi


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Merger

Merger merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata “mergere”yang berarti (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

(2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan.

Merger didefinisikan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang pada

akhirnya bergabung ke dalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang melakukan merger. Pihak yang masih hidup atau yang menerima merger dinamakan surviving firm

atau pihak yang mengeluarkan saham (issuing firm). Sementara itu perusahaan yang berhenti atau bubar setelah terjadinya merger dinamakan merged firm.

Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran (size) yang semakin besar karena seluruh aset dan kewajiban dari merged firm dialihkan ke surviving firm.

1.1.1.1 Jenis-jenis Merger

Menurut Gaughan (2002) dalam Junaidi (2004), terdapat tiga tipe merger yaitu merger horizontal, merger vertikal, merger konglomerasi.


(38)

15

Terjadi ketika dua kompetitor disatukan. Merger ini merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki kegiatan usaha sejenis dengan tujuan untuk meningkatkan skala ekonomi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan aktiva maupun pangsa pasar, memasuki segmen pasar baru, menekan biaya, dan mengurangi persaingan.

2. Merger Vertikal

Adalah kombinasi perusahaan-perusahaan yang memiliki suatu hubungan sebagai penjual dan pembeli. Maksudnya penggabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki tahapan-tahapan produksi yang berbeda dengan keterkaitan masukan dengan keluaran dalam proses produksi suatu industri. Merger vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilitas pasokan dan pengguna.

2.1.1.2 Tujuan Merger dan Akuisisi

Pertumbuhan dianggap salah satu alasan utama perusahaan untuk melaksanakan merger dan akuisisi. Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan bisa melakukan ekspansi melakukan ekspansi bisnis dengan memilih diantara dua alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external growth). Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha cenderung memilih jalur pertumbuhan eksternal melalui merger maupun akuisisi. Menurut Rokhayati (2005) dalam Atmawati (2010) pertumbuhan perusahaan dapat direalisasi dalam beberapa bentuk, antara lain:


(39)

16

a. Pertumbuhan Penjualan

Merupakan gambaran pertumbuhan penjualan dari periode sebelumnya. Semakin tinggi sales growth mengindikasikan bahwa kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan semakin baik.

b. Pertumbuhan Laba

Merupakan gambaran dari prosentase kenaikan laba atas jumlah laba pada tahun tertentu. Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai peningkatan laba dari tahun ke tahun.

c. Pertumbuhan Ekuitas

Merupakan gambaran dari prosentase kenaikan ekuitas dari periode sebelumnya. d. Pertumbuhan Aset

Merupakan gambaran dari prosentase kenaikan jumlah aset dalam tiap periode. Semakin tinggi angka rasio, semakin besar peningkatan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan.

1.1.2 Penilaian Saham

Penilaian (valuation) adalah proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham (Parahita,2008). Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai antara lain adalah nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik.Pendekatan nilai yang dipakai merupakan salah satu penentuan nilai intrinsik sekuritas, yang nilai sekuritas seharusnya berdasarkan fakta. Nilai ini adalah nilai sekarang dari arus kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat


(40)

17

Menurut Zainul (2008), nilai dari suatu surat berharga secara umum terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Nilai pasar, harga pasar pada saat aktiva diperdagangkan

2. Nilai intrinsik, nilai sekuritas yang seharusnya dimiliki berdasarkan seluru faktor penilaian

Penilaian saham (valuasi) adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal hasil yang di harapkan (expected cash flows) (Joseph, 2009). Dengan kata lain, hal yang melatar belakangi value sebagai penyebab dilakukannya investasi adalah bahwa suatu aset dibeli atas dasar expected cash flow dari aset tersebut di masa yang akan datang. Sebagai contohnya, untuk aset yang berbentuk investasi saham, maka salah satu bentuk cashflow yang diharapkan oleh investor di masa yang akan datang adalah dividen dan capital gain dari saham yang dimiliki. Investor berharap bahwa saham dapat memberikan cash flows selama dimiliki, dan untuk mengkonversi cash flows menjadi harga saham, maka didiskonto dengan tingkat bunga yang diinginkan (required rateof return).

Perhitungan nilai suatu aset dapat dilakukan dengan bermacam-macam model. Meski model-model valuasi yang ada bersifat kuantitatif, namun dalam prosesnya tetap membutuhkan asumsi yang subjektif dari tiap pelaku valuasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa hasil akhir yang diperoleh tetap mengandung unsur ketidakpastian dari proyeksi tentang masa depan perusahaan maupun kondisi industri dan ekonomi makro. Secara umum terdapat dua model yang digunakan untuk melakukan analisis dan penilaian terhadap suatu saham, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Berikut ini hanya akan dipaparkan analisis


(41)

18

yang digunakan dalam pembahasan ini pada sub bab selanjutnya, yaitu analisis fundamental top down approach. Analisis saham bertujuan untuk menafsir nilai suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price).

Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) NI < harga pasar saat ini: Overvalued

b) NI > harga pasar saat ini: Undervalued

c) NI = harga pasar saat ini: harganya wajar

Nilai suatu aset adalah nilai sekarang (present value) dari arus kas imbal-hasil yang diharapkan (expected cash flows). Dengan kata lain, suatu aset dapat memberikan aliran cash flows selama investor memiliki saham perusahaan tersebut. Untuk mengkonversi aliran cash flows menjadi sebuah nilai saham, investor harus mendiskontokan aliran tersebut dengan tingkat bunga yang diinginkan investor (required rate of return) (Porman,2008).

Proses penilaian (valuation) meliputi dua estimasi utama, yaitu: 1. Perkiraan aliran arus kas (the stream of expected cash flows)

2. Tingkat return yang diinginkan (required rate of return) atas sebuah investasi. Selain faktor inflasi, tingkat return yang diharapkan (required rate of return) yang akan menimbulkan ketidak pastian imbal-hasil (uncertainly of returns). 2.1.3 Price Earning Ratio (PER)


(42)

19

Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah rasio harga per lembar saham saat ini (Current Price) terhadap laba bersih (Earning) perusahaan. Rasio PER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin kecil PER berarti kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin bagus.

Dengan mengetahui PER sebuah perusahaan, maka pihak manajemen dapat menetapkan pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) berdasarkan informasi mengenai laba perusahaan dari rasio PER. Rumus perhitungan PER atau P/E Ratio:

Harga Per Lembar Saham (Current Price) Laba Per Lembar Saham (EPS)

Sumber: buku Manajemen Keuangan, pengarang Dr. Mamduh M. Habafi, M.B.A.

Disamping itu, PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Untuk menilai kewajaran harga saham pada penelitian ini

menggunakan nilai intrinsik sebagai perbandingan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings (Jogiyanto, 2003:205). Rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:


(43)

20

PER = D1/E1 k-g

Dimana:

D1/E1 = rasio pembayaran dividen (dividend payoutratio)

k = return yang disyaratkan investor dari saham yang bersangkutan g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham

Penggunaan pendekatan PER secara komplementer diharapkan akan membantu investor menentukan keputusan yang tepat dalam membeli, menahan ataupun menjual saham. Dalam menentukan expected PERjuga harus ditentukan faktor-faktor berikut, yaitu:

1) Expected earning growth rate (g) g = ROE x bdimana b = 1 – DPR Dimana:

g = expected earning growth rate

ROE = ROE periode pengamatan b = tingkat laba ditahan DPR = DPR tahun sebelumnya

2) Estimasi EPS

EPS t+1 = EPStx (1+ g rata-rata) Dimana:

EPS t+1 = estimasi EPS


(44)

21

G = expected earning growth rate

3) Estimasi DPS

DPS t+1 = DPSt x (1+ g rata-rata) Dimana:

DPS t+1 = estimasi DPS

DPS t = DPS tahun sebelumnya

G = expected earning growth rate

4) Estimasi Discount Rate

K =

Dimana:

K = discount rate

DPS t+1 = estimasi DPS

P0 = harga pasar saham (harga penutupan) g = expected earning growth rate

Setelah menetukan faktor-faktor tersebut, maka dapat dicari nilaiexpected PER

yaitu sebagai berikut: PERt+1 = Dimana:

PER t+1 = estimasi PER DPS t+1 = estimasi DPS EPS t+1 = estimasi EPS


(45)

22

k = discount rate

g = expected earning growth rate

5) Menentukan nilai intrinsik saham

Nilai intrinsik = estimasi EPS x estimasi PER

Sumber: buku Manajemen Keuangan, pengarang Dr. Mamduh M. Habafi, M.B.A.

Apabila nilai intrinsik telah diketahui, langkah selanjutnya adalah

membandingkan dengan harga pasar saham saat ini yang akan memberikan informasi apakah harga suatu saham tersebut wajar, terlalu mahal atau terlalu murah. Informasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal.

2.1.4 Price To Book Value (PBV)

Rasio P/BV ini didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued. Dengan rasio PBV ini, investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali

market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009: 11).

Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price) pada kuartal tertentu dengan nilai buku kuartal persahamnya. Beberapa pihak


(46)

23

maka saham tersebut dikategorikan undervalued, yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang.

Price to Book Value (PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik umumnya mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi PBV semakin tinggi pula return saham. Semakin tinggi

return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Rumus perhitungan PBV:

Harga Pasar Saham (Current Price) Harga Buku Saham (Book Value)

Sumber: buku Manajemen Keuangan, pengarang Dr. Mamduh M. Habafi, M.B.A.

2.1.5 Trading Volume Activity

Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dalam melakukan analisis, investor membutuhkan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdagangan saham. Volume perdagangan merupakan ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut.Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/ TVA). Menurut Widayanto dan Sunarjanto (2005 : 53), “Trading Volume Activity (TVA)


(47)

24

merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal”. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan

mencerminkan keputusan investasi investor. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan merger akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume

perdagangan saham. Besarnya volume perdagangan dapat dilihat melalui indikator

Trading Volume Activity (TVA). Volume perdagangan saham dihitung dengan rumus:

TVA= volume saham yang diperdagangkan Jumlah saham beredar

Sumber: buku Pasar Modal, pengarang Panji Anoraga, dan Ninik Widyanti

1.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai valuasi saham sebelumnya dilakukan oleh Tauresanto (2007), yang melakukan estimasi terhadap nilai intrinsik saham Bank BNI pada saat penawaran saham yang kedua kalinya dengan mengaplikasikan metode pendekatan arus kas terdiskonto (dicount cash flow) dan perbandingan data pasar (relativ valuation). Dengan menggunakan kedua metode tersebut harga saham Bank BNI kemungkinan mengalami Undervalued. Penelitian juga dilakukan oleh Erni Estika Sukmawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Topowijono yang melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia untuk menilai kewajaran harga saham dengan pendekatan price earning ratio yang


(48)

25

menghasilkan tiga perusahaan mengalami overvalued yang berarti keputusan investasinya adalah menjual saham sedangkan satu perusahaan mengalami

undervalued yang berarti keputusan investasinya adalah membeli dengan harapan harga saham naik dikemudian hari.

Selanjutnya dilakukan oleh Mardhotila yang menganalisis nilai saham

perusahaan properti, real estate, dan building-contruction pada saat pembagian dividen tahun 2012 menggunakan pendekatan PER, PBV dan DDM. Dengan pendekatan PER dihasilkan seluruh saham berada dalam kondisi fairvalued, jika dihitung dengan PBV mayoritas perusahaan mengalami overvalued, sedangkan dengan DDM seluruh perusahaan mengalami undervalued.

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Tahun Variabel Metode Hasil 1 Mardhotila 2014 Penilaian

Saham

PER, PBV

DDM Fairvalued

2 Freddy Koesmoyo

dan Aida Yulianti 2001

ROA ROE DER OPM Discounted Cash Flow Tidak terjadi Perubahan signifikan 3 Erni Estika Sukmawati, Moch. Dzulkirom AR, dan Topowijono

2013 Harga Saham Price Earning Ratio Tiga saham perusahaam overvalued dan satu perusahaan undervalued


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Adapun data-data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam sumber sekunder seperti

http://www.idx.co.id, http://www.bi.go.id dan http://yahoofinance.com atau

www.sahamok.com.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dari buku atau literatur untuk memperoleh data yang dibutuhkan berupa data harga saham bank-bank yang tercatat di BEI, meliputi data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), data harga penutupan (closing price) saham, dan data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per bulan.


(50)

27

3.3Objek Penelitian

3.3.1 Profil Perusahaan

3.3.1.1 Bank CIMB Niaga

PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih dikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank terbesar keempat di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan

keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia. Kini Bank CIMB Niaga telah menjalin kerjasama dengan MNC Group untuk meningkatkan layanan belanja online "Rakuten" yang juga anak perusahaan MNC Group.

Setelah terbentuk, membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah.

Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik, dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan sistem


(51)

28

jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaran valuta asing resmi di sejumlah kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Pada tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20.9 juta saham).Bank Niaga mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998, guna memperbesar jumlah nasabah.

Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%. Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk

mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank

Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan


(52)

29

penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas.

3.3.1.2 Bank Lippo

Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Umum Asia, Bank Lippo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Bank Lippo. Sejak saat itu, Bank Lippo bergerak cepat menerapkan strategi pertumbuhan yang baru, yang dirancang untuk membawa Bank Lippo setara dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori layanan E-Banking di Indonesia. Saat ini, Bank Lippo merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan hampir 5.000

karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui 401 kantor cabang dan 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di seluruh Indonesia. Dengan 126 bank di sektor perbankan di Indonesia, maka dipandang perlu untuk melakukan langkah konsolidasi untuk mewujudkan struktur industry perbankan yang lebih kokoh dan sehat. Untuk memfasilitasi konsolidasi tersebut, Bank Indonesia (BI) melakukan restrukturisasi kepemilikan bank melalui apa yang disebut Kebijakan Kepemilikan Tunggal bagi Bank. Sesuai dengan kebijakan ini, sebuah entitas hanya diperbolehkan menjadi pemegang saham pengendali di satu bank saja.


(53)

30

3.3.1.3 Latar Belakang Penggabungan

Merger Niaga Dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy / SPP ) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali dilebih dari satu Bank. Oleh karena itu, Khazanah Berhad asal Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank memutuskan untuk merger. Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan

semakin kokoh dengan asumsi Niaga memiliki ekiuditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK ( batas maksimium pemberian kredit ). Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur Perbankan

Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal sebesar Rp 10 triliun. Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment back), diyakini akan bisa menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti dari Loan to deposit ratio

(LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 % dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit. Sinergi yang indin dicapai dari penggabungan usaha dalam bentuk merger ini adalah memperkuat modal

perusahaan yang terbentuk untuk menghadapi perekonomian Indonesia yang maju serta mampu berdaya saing tinggi di dunia perbankan internasional. Bank CIMB Niaga menargetkan menjadi bank ke-6 terbesar di indonesia dan bertaraf


(54)

31

internasional. Merger juga harus memberi perlindungan terhadap para nasabah, karyawan bank, kreditur, kepentingan para pengurus serta perlindungan bagi para pemegang saham karena sebagaimana diketahui merger mempengaruhi aspek-aspek yang berkaitan dengan keputusan merger tersebut seperti penambahan karyawan dan lain-lain.

3.4 Alat Analisis

3.4.1 Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah rasio harga per lembar saham saat ini (Current Price) terhadap laba bersih (Earning) perusahaan. Rasio PER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin kecil PER berarti kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin bagus.

PER = harga per lembar saham Laba per lembar saham

Sumber: Buku Analisis Fundamental Saham karya Desmon Wira

Dengan mengetahui PER sebuah perusahaan, maka pihak manajemen dapat menetapkan pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) berdasarkan informasi mengenai laba perusahaan dari rasio PER.

Pendekatan ini yang populer untuk mengestimasi nilai intrinsik saham, investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham


(55)

32

terhadap earning perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings(Jogiyanto, 2003:205). PER juga memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar untuk memperoleh setiap Rp 1,00 earning perusahaan, semakin tinggi nilai PER maka semakin kecil keuntungan yang didapat untuk setiap lembar saham dan semakin rendah nilai PER maka semakin besar keuntungan yang didapat setiap lembar saham. Penilaian saham dengan pendekatan PER adalah untuk membuat analisis harga saham dengan memperhatikan kinerja keuangan yang dianggap

mempengaruhi nilai saham (Tandelilin, 2001:191). Rumus untuk menghitung PER suatu saham yang diturunkan dari rumus dividend discount model (DDM)

yaitu:

PER = D1/E1 k-g

Dimana:

D1/E1 = rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)

k = return yang disyaratkan investor dari saham yang bersangkutan g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham

Penggunaan pendekatan PER secara komplementer diharapkan akan membantu investor menentukan keputusan yang tepat dalam membeli, menahan ataupun menjual saham. Dalam menentukan expected PERjuga harus ditentukan faktor-faktor berikut, yaitu:

1) Expected earning growth rate (g) g = ROE x b, dimana b = 1 – DPR


(56)

33

Dimana:

g = expected earning growth rate

ROE = ROE periode pengamatan b = tingkat laba ditahan DPR = DPR tahun sebelumnya

2) Estimasi EPS

EPS t+1 = EPS tx (1+g rata-rata atau g tetap) Dimana:

EPS t+1 = estimasi EPS

EPS t = EPS tahun sebelumnya

G = expected earning growth rate

3) Estimasi DPS

DPS t+1 = DPS t x (1+ g rata-rata atau g tetap) Dimana:

DPS t+1 = estimasi DPS

DPS t = DPS tahun sebelumnya

G = expected earning growth rate

4) Estimasi Discount Rate

K =

Dimana:


(57)

34

DPS t+1 = estimasi DPS

P0 = harga pasar saham (harga penutupan) g = expected earning growth rate

Setelah menetukan faktor-faktor tersebut, maka dapat dicari nilaiexpected PER

yaitu sebagai berikut: PER t+1 = Dimana:

PER t+1 = estimasi PER DPS t+1 = estimasi DPS EPS t+1 = estimasi EPS

k = discount rate

g = expected earning growth rate

5) Menentukan nilai intrinsik saham

Nilai intrinsik = estimasi EPS x estimasi PER Sumber: http://iinloveaccounting.blogspot.com

Apabila nilai intrinsik telah diketahui, langkah selanjutnya adalah

membandingkan dengan harga pasar saham saat ini yang akan memberikan informasi apakah harga suatu saham tersebut wajar, terlalu mahal atau terlalu murah. Informasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal.


(58)

35

3.4.2 Price to Book Value (PBV)

Rasio PBV ini didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued. Dengan rasio PBV ini, investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali

market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham (Tryfino, 2009: 11). Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price) pada kuartal tertentu dengan nilai buku kuartal persahamnya. Beberapa pihak menyebutnya dengan “price-equity ratio”. Semakin rendah nilai PBV suatu saham maka saham tersebut

dikategorikan undervalued, yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang.

Price to Book Value (PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik umumnya mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi PBV semakin tinggi pula return saham. Semakin tinggi

return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Rumus perhitungan PBV:

Harga Pasar Saham (Current Price) Harga Buku Saham (Book Value)


(59)

36

3.4.3 Independent Sample T-test

Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda.

Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).

Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance) bila F-Hitung > F-Tabel. Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya. Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus


(60)

37

Sumber: Buku Statistika Untuk Penelitian karya V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto,


(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menilai saham dan juga pertumbuhan volume penjualan saham yang dimiliki oleh Bank CIMB Niaga pasca keputusan investasi berupa merger dengan Bank Lippo , apakah harga saham yang terbentuk memiliki nilai yang sama atau berbeda dengan nilai fundamentalnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jika menggunakan analisis fundamental dengan pendekatan price earning ratio (PER) diketahui bahwa perusahaan berada dalam kondisi overvalued

pada tahun 2008 dan 2011 sedangkan untuk tahun 2009 kondisinya

undervalued. Hasil perhitungan overvalued atau undervalued tersebut mengambil sampel tahun pembagian dividen oleh Bank CIMB Niaga.

Overvalued megindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai penawaran harga saham yang tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya dan

undervalued sebaliknya.

2. Jika menggunakan pendekatan price to book value posisi saham berada dalam kondisi overvalued yang berarti PBV perusahaan lebih besar dari satu (PBV>1) untuk periode 2008 sampai 2012, sedangkan untuk tahun


(62)

50

2013 posisi sahm berada dalam kondisi undervalued (PBV<1) karena nilainya 0,88.

3. Trading volume activity merupakan volume penjualan saham. TVA perusahaan Bank CIMB Niaga menunjukkan bahwa Bank CIMB Niaga yang baru merger tahun 2008 ini belum menunjukkan kenaikan volume penjualan saham di pasar saham, hal ini tercermin dari TVA-nya yang naik turun setiap tahun pasca merger.

4. Dari hasil perhitungan sample t-test harga saham dan price earning ratio

diperoleh t-hitung sebesar -1.247 dengan t-tabel 2,4469 dapat dirumuskan t-hitung < t-tabel atau Ho diterima. Hasil signifikansi diperoleh 0,365 > 0,005 yang berarti Ho diterima, maka disimpilkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham dan nilai intrinsik saham menggunakan price earning ratio (PER) pada Bank CIMB Niaga pasca terjadinya merger dengan Bank Lippo.

Untuk perhitungan sample t-test pada PBV perusahaanhasil signifikansi diperoleh 0,272 > 0,005 yang berarti Ho diterima, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai PBV sebelum merger.

Sedangkan untuk Hasil signifikansi diperoleh 0,116 > 0,005 dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh t-hitung sebesar -1,075 dengan t-tabel 2,306 dapat dirumuskan t-hitung < t-tabel atau Ho diterima., maka

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai TVA sebelum dan setelah merger dengan Bank Lippo atau dengan kata


(63)

51

lain Bank Cimb Niaga tidak mengalami kenaikan volume penjualan yang signifikan selama enam tahun terakhir pasca meger.

Berdasarkan kesimpulan diatas, hipotesis penulis diawal tidak terjawab dengan baik, karena nilai harga saham perusahaan tidak mengalami kenaikan yang stabil serta jumlah saham yang diperdagangkan jumlahnya naik turun setiap tahunnya. Hal Ini disebabkan oleh perubahan kinerja perusahaan yang yang melakukan merger, proses merger yang menyedot banyak biaya juga menjadi kendala kinerja perusahaan dari sisi struktur modal, selain itu perubahan komposisi karyawan sangatlah berpengaruh. Jika dilihat dari sisi faktor ekternal yang mempengaruhi naik turunnya harga sahan dan laba per lembar saham, inflasi merupakan faktor penting terhadao kinerja perusahaan. kebijakan moneter kontraktif melalui kenaikan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi justru menimbulkan

dampak negatif yang besar pada perekonomian melalui penurunan kualitas modal dan penurunan pembiayaan pasar keuangan, perubahan harga aset atau portofolio investasi akan mendorong semua institusi di pasar keuangan untuk melakukan penyesuaian atau perubahan komposisi portofolio investasinya. Itu yang

menyebabkan pertimbangan keputusan investasi para investor untuk menanamkan modalnya sebagai investasi jangka panjang atau jangka pendek.

5.2 Saran

1. Bagi investor atau calon investor yang akan berinvestasi pada saham perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi, peramalan nilai saham di masa depan menjadi upaya yang penting, karena dengan upaya tersebut investor dan calon investor akan dapat melihat posisi


(64)

52

saham suatu perusahaan apakah akan berada dalam kondisi wajar atau tidak wajar. Hal tersebut baik dilakukan agar investor atau calon investor tidak salah dalam memilih alternatif investasi.

2. Analisis harga saham menggunakan metod price earning ratio, price to book value, dan trading volume activity dalam penelitian ini berdasarkan pada kondisi internal perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada tahun periode pengamatan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode valuasi lain agar lebih banyak perbandingan dalam mengambil keputusan investasi.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT Mediasoft Indonesia. Anoraga, Panji dan Ninik Widyanti, 1992, Pasar Modal. Penerbit

PT. Reka Cipta, Jakarta.

Artatik, Sri. 2007. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Price Earning

Ratio (PER) Terhadap Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Brigham, E.F., and Gapenski, L.C., 1994. Financial Management Theory and Practice, 7th ed. The Dryden Press. Florida.

Copeland, T. and J. Weston. 1988. Financial Theory and Corporate Policy. (Reading, Mass.; Wokingham: Addison-Wesley) third edition. Elton, Edwin J., M. Gruber, S. Brown, and W. Goetzmann. 2003. Modern

Portfolio Theory and Investment Analysis. New York: John Wiley and Sons.

Endrayanto, Poly, Sujarweni, Wiratna, V. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta. Graha Ilmu

Frank K. Reilly and Keith C. Brown. 2003. Investment Analysis and Portfolio Management. 7PthP Edition. South Western.

Habafi, M., Mamduh. 2004 Manajemn Keuangan. BPFE. Yogyakarta

Husnan, S. 1993. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas di Pasar Modal. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto,2003. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi.

Junaidi, I. 2004. Panduan praktis pencegahan dan pengobatan stroke. Jakarta: PT. Bhuana IlmuPopulers.

Mardhotila. 2014. Analisis Penilaian Saham Perusahaan Properti, Real Estate, And Building-contruction Yang Membagikan Dividen Tahun 2012 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Lampung.

Parahita. Bagaimana Cara Menentukan Harga Wajar Saham. 2008 http://parahita.wordpress.com diunduh 10 Agustus 2012


(66)

Priana, G, Dwipratama. 2009. Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA

terhadap harga saham (studi empiris pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI). Universitas Gunadarma

Scott, Jr., et.al, (1999), “Basic Financial Management, 8th Edition”, Prentice Hall

International.

S. Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty

Sugiono. Dr. Prof. Metodelogi Penelitian Kunalitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta

Sukmawati, Estika, Erni. 2013. Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price

Erning Ratio Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham dan Keputusan Investasi. Jakarta. Universit Negri Jakarta.

Sutrisno dan Sumiarsih, (2004), “Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal”, JAAI Volume 8 No. 2

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

2010. Portofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka

Widayanto, Wiwit dan Sunarjanto. 2005. Analisis Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap harga saham, volume perdagangan saham dan likuiditas saham yang diukur dengan Bid-ask Spread pada Beberapa

Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Fokus Manajerial, Vol, 3, No, 2:154-164.

Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Wira, Desmond. 2000. Analisis Fundamental Saham. Jakarta. Exceed


(67)

http://deden08m.files.wordpress.com/2009/02/materi-9-penilaian-saham.pdf http://www.teguhhidayat.com/2010/05/price-earning-ratio-dan-price-to-book.html http://buletinbisnis.wordpress.com/2008/06/03/cimb-niaga-nama-baru-bank-hasil

merger-lippo dan-niaga/

http://finance.detik.com/read/2008/10/16/190159/1021349/5/bi-setujui-merger-cimb niaga-dan bank-lippo

http://iinloveaccounting.blogspot.com www.CIMBNIAGA.com

www.Detik.com www.idx.co.id

www.yahoofinance.com www.sahamok.com


(68)

1

Lampiran 1 Tahun Pembagian Dividen Bank CIMB Niaga Di Bursa Efek Indonesia Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Tahun Tanggal CUM Tanggal Distribusi

2008 22/05/2008 10/06/2008

2009 20/05/2009 09/06/2009

2010

2011 11/11/2011 30/11/2011

2012 2013

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 2 Perhitungan Earning Per Share (EPS) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Sumber: data diolah

Tahun Laba Setelah Pajak (Rp)

Jumlah Saham Beredar

(Share) EPS (Rp)

2008 678.189.000.000 23.934.863.660 28,33 2009 1.575.328.000.000 23.934.863.660 65,82 2010 2.562.553.000.000 23.695.515.023 108,15 2011 3.176.960.000.000 24.880.290.775 127,69 2012 4.249.861.000.000 24.880.290.775 170,81 2013 4.296.151.000.000 24.880.290.775 172,67


(69)

2

Lampiran 3 Perhitungan Deviden Payout Ratio (DPR) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Pada Saat Pembagian Dividen

Tahun DPS (Rp) EPS (Rp) DPR (%)

2008 11,37 28,33 40,13

2009 12,75 66 19,37

2010 - 108,15

2011 7,95 127,69 6,23

2012 - 170,81

2013 - 172,67

Sumber: data diolah

Lampiran 4 Perhitungan Tingkat pertumbuhan Dividen Bank CIMB Niaga Pasca Keputusan Merger Dengan Bank Lippo

Tahun DPS (Rp) G

2008 11,37

2009 12,75 0,12

2010 -

2011 7,95

2012 -

2013 -

Rata-rata 0,12


(70)

3

Lampiran 5 perhitungan Estimasi EPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12

Tahun EPS (Rp) G EPS Estimasi

(Rp)

2008 28,33

2009 66 0,12 73,72

2010 108,15 0,12 121,13

2011 127,69 0,12 143,01

2012 170,81 0,12 191,31

2013 172,67 0,12 193,39

Sumber: data diolah

Lampiran 6 Perhitungan Estimasi DPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12

Tahun DPS (Rp) G DPS Estimasi (Rp)

2008 11,37 0,12 12,73

2009 12,75 0,12 14,28

2010 - 0,12

2011 7,95 0,12 8,90

2012 - 0,12

2013 - 0,12


(71)

4

Lampiran 7 Perhitungan Estimasi Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (k) Bank CIMB Niaga

Tahun Harga Saham (Rp) DPS estimasi G K

2008 495 12,73 0,12 0,15

2009 710 14,28 0,12 0,14

2010 1.910 0,12 0,12

2011 1.220 8,9 0,12 0,13

2012 1.100 0,12 0,12

2013 920 0,12 0,12

Sumber: data diolah

Lampiran 8 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Tahun DPS estimasi (Rp)

EPS estimasi

(Rp) K G PER (Kali)

2008 12,73 31,73 0,15 0,12 13,37

2009 14,28 73,72 0,14 0,12 9,69

2010 121,13 0,12 0,12

2011 8,9 143,01 0,13 0,12 6,22

2012 191,31 0,12 0,12

2013 193,39 0,12 0,12


(72)

5

Lampiran 9 Perhitungan Nilai Intrinsik Dengan Pendekatan Price Earning Ratio Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Tahun EPS estimasi PER (kali) Nilai intrinsik

(Rp)

2008 31,73 13,37 424,23

2009 73,72 9,69 714,35

2010 121,13

2011 143,01 6,22 889,52

2012 191,31

2013 193,39

Sumber: data diolah

Lampiran 10 Nilai Buku Ekuitas Per Lembar Saham Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Tahun Total Ekuitas (Rp) Jumlah Saham Beredar (Share)

Nilai Buku Ekuitas (RP) 2008 9.302.467.000.000 23.934.863.660 388,66 2009 11.276.372.000.000 23.934.863.660 471,13 2010 13.840.500.000.000 23.695.515.023 584,10 2011 18.369.491.000.000 24.880.290.775 738,31 2012 22.651.912.000.000 24.880.290.775 910,44 2013 25.886.687.000.000 24.880.290.775 1040,45 Sumber: data diolah


(73)

6

Lampiran 11 Perhitungan Nilai PBV Bank CIMB Niaga sebelum Dan Sesudah Merger

Tahun Harga saham (Rp) Nilai buku ekuitas (Rp) PBV

2004 460 300,70 1,53

2005 495 333,78 1,48

2006 920 394,19 2,33

2007 900 734,50 1,23

Sumber: data diolah

Tahun Harga Saham (Rp) Nilai Buku Ekuitas (Rp) PBV

2008 495 388,66 1,27

2009 710 471,13 1,51

2010 1.910 584,10 3,27

2011 1.220 738,31 1,65

2012 1.100 910,44 1,21

2013 920 1040,45 0,88

Rata-rata 1,63

Sumber: data diolah

Lampiran 12 Hasil Uji Independent sample t-Test Harga Saham Dan Nilai Intrinsik Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Sumber: data diolah SPSS 16.0

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed .940 .365 -1.247 7 .252 -383.13333 307.23077 -1109.61867 343.35200

Equal variances


(74)

7

Lampira 13 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai TVA Bank CIMB Niaga Sebelum Dan Sesudah Merger

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances assumed

3.111 .116

-1.075 8 .314 -.10917 .10155 -.34335 .12501

Equal variances not assumed

-1.304 6.006 .240 -.10917 .08369 -.31390 .09556

Lampiran 14 Hasil Perhitungan PER Saham Bank CIMB Niaga Pasca merger

Tahun Harga Saham Laba Per Lembar Saham (EPS)

PER (kali)

2008 495 28,33 17,47

2009 710 65,82 10,79

2010 1.910 108,15 17,66

2011 1.220 127,69 9,55

2012 1.100 170,81 6,44

2013 920 172,67 5,33


(1)

Lampiran 3 Perhitungan Deviden Payout Ratio (DPR) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Pada Saat Pembagian Dividen

Tahun DPS (Rp) EPS (Rp) DPR (%)

2008 11,37 28,33 40,13

2009 12,75 66 19,37

2010 - 108,15

2011 7,95 127,69 6,23

2012 - 170,81

2013 - 172,67

Sumber: data diolah

Lampiran 4 Perhitungan Tingkat pertumbuhan Dividen Bank CIMB Niaga Pasca Keputusan Merger Dengan Bank Lippo

Tahun DPS (Rp) G

2008 11,37

2009 12,75 0,12

2010 -

2011 7,95

2012 -

2013 -

Rata-rata 0,12


(2)

Lampiran 5 perhitungan Estimasi EPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12

Tahun EPS (Rp) G EPS Estimasi

(Rp)

2008 28,33

2009 66 0,12 73,72

2010 108,15 0,12 121,13

2011 127,69 0,12 143,01

2012 170,81 0,12 191,31

2013 172,67 0,12 193,39

Sumber: data diolah

Lampiran 6 Perhitungan Estimasi DPS Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo Dengan Tingkat Pertumbuhan Dividen Tetap 0,12

Tahun DPS (Rp) G DPS Estimasi (Rp)

2008 11,37 0,12 12,73

2009 12,75 0,12 14,28

2010 - 0,12

2011 7,95 0,12 8,90

2012 - 0,12

2013 - 0,12


(3)

Lampiran 7 Perhitungan Estimasi Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan (k) Bank CIMB Niaga

Tahun Harga Saham (Rp) DPS estimasi G K

2008 495 12,73 0,12 0,15

2009 710 14,28 0,12 0,14

2010 1.910 0,12 0,12

2011 1.220 8,9 0,12 0,13

2012 1.100 0,12 0,12

2013 920 0,12 0,12

Sumber: data diolah

Lampiran 8 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Bank CIMB Niaga Pasca Merger Dengan Bank Lippo

Tahun DPS estimasi (Rp)

EPS estimasi

(Rp) K G PER (Kali)

2008 12,73 31,73 0,15 0,12 13,37

2009 14,28 73,72 0,14 0,12 9,69

2010 121,13 0,12 0,12

2011 8,9 143,01 0,13 0,12 6,22

2012 191,31 0,12 0,12

2013 193,39 0,12 0,12


(4)

Lampiran 9 Perhitungan Nilai Intrinsik Dengan Pendekatan Price Earning Ratio Pada Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Tahun EPS estimasi PER (kali) Nilai intrinsik (Rp)

2008 31,73 13,37 424,23

2009 73,72 9,69 714,35

2010 121,13

2011 143,01 6,22 889,52

2012 191,31

2013 193,39

Sumber: data diolah

Lampiran 10 Nilai Buku Ekuitas Per Lembar Saham Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Tahun Total Ekuitas (Rp) Jumlah Saham Beredar (Share)

Nilai Buku Ekuitas (RP) 2008 9.302.467.000.000 23.934.863.660 388,66 2009 11.276.372.000.000 23.934.863.660 471,13 2010 13.840.500.000.000 23.695.515.023 584,10 2011 18.369.491.000.000 24.880.290.775 738,31 2012 22.651.912.000.000 24.880.290.775 910,44 2013 25.886.687.000.000 24.880.290.775 1040,45 Sumber: data diolah


(5)

Lampiran 11 Perhitungan Nilai PBV Bank CIMB Niaga sebelum Dan Sesudah Merger

Tahun Harga saham (Rp) Nilai buku ekuitas (Rp) PBV

2004 460 300,70 1,53

2005 495 333,78 1,48

2006 920 394,19 2,33

2007 900 734,50 1,23

Sumber: data diolah

Tahun Harga Saham (Rp) Nilai Buku Ekuitas (Rp) PBV

2008 495 388,66 1,27

2009 710 471,13 1,51

2010 1.910 584,10 3,27

2011 1.220 738,31 1,65

2012 1.100 910,44 1,21

2013 920 1040,45 0,88

Rata-rata 1,63

Sumber: data diolah

Lampiran 12 Hasil Uji Independent sample t-Test Harga Saham Dan Nilai Intrinsik Bank CIMB Niaga Pasca Merger

Sumber: data diolah SPSS 16.0

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai Equal variances

assumed .940 .365 -1.247 7 .252 -383.13333 307.23077 -1109.61867 343.35200 Equal variances


(6)

Lampira 13 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai TVA Bank CIMB Niaga Sebelum Dan Sesudah Merger

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Nilai Equal

variances assumed

3.111 .116

-1.075 8 .314 -.10917 .10155 -.34335 .12501

Equal variances not assumed

-1.304 6.006 .240 -.10917 .08369 -.31390 .09556

Lampiran 14 Hasil Perhitungan PER Saham Bank CIMB Niaga Pasca merger

Tahun Harga Saham Laba Per Lembar Saham (EPS)

PER (kali)

2008 495 28,33 17,47

2009 710 65,82 10,79

2010 1.910 108,15 17,66

2011 1.220 127,69 9,55

2012 1.100 170,81 6,44

2013 920 172,67 5,33


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

4 67 113

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 55 119

Analisis Perbedaan Return Saham, Trading Volume Activity (TVA), dan Varians Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2009)

0 45 80

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stock Split dengan Trading Volume Activity Sebagai Variabel Pemoderasi dan Dampak yang Ditimbulkannya di ndonesia dan Malaysia

15 103 125

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 53 113

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 2 12

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 2 10

ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA DAN KINERJA KEUANGAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

1 25 38

PENUTUP ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasus Pada Bank Niaga dan Bank Lippo yang Merger menjadi Bank CIMB Niaga).

0 4 7

ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY TVA DAN

0 0 13