Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM , TRADING VOLUME ACTIVITY DAN VARIANCE SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

OLEH

DESY NOVITASARI 100502115

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM , TRADING VOLUME ACTIVITY

DAN VARIANCE SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Pemecahan saham adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengatur kembali harga saham agar berada pada rentang yang lebih likuid serta memberikan sinyal yang berkualitas kepada investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan return saham,

trading volume activity, dan variance sebelum dan sesudah pemecahan saham, sehingga investor dapat memanfaatkan pengumuman pemecahan saham untuk mendapatkan keuntungan.

Penelitian ini menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata return saham, trading volume activity, dan variance selama 7 hari sebelum peristiwa dan 7 hari sesudah peristiwa. Penelitian ini menggunakan

data sekunder yang diperoleh dari

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanggal pengumuman pemecahan saham yang digunakan sebagai event date, harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan pemecahan saham, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar. Sampel yang digunakan berjumlah 28 perusahaan yang adalah saham-saham dari perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2011-2013 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham dan variance

sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF DIFFERENCES IN RETURN, TRADING VOLUME ACTIVITY, AND VARIANCE BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT (CASE

STUDY OF LISTED COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE) Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in order to rearrange stock price to be a more liquid range and provide more positive signal to investor. The purpose of this research is to analyze the differences of return, trading volume activity, and variance before and after stock split event, so that investors could use this event to gain benefit.

This research uses event study method to observe average return, trading volume activity, and variance within seven days before and after event date. This research uses secondary data that collected from from announcement date of stock split applied as event date, daily closing price, the amount of daily traded share and the amount of listed shared. There are 28 samples for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2011 up to 2013 and which have been listed in BEI.

Result of the study show that there is significant differences of trading volume activity before and after stock split. And there are no significant differences of return and variance before and after stock split.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, khususnya kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Zulfahmi dan Ibunda Jusmarianis atas dukungan dan doa beliau yang luar biasa. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung, dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, AK, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Dosen Manajemen, staf, dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini. 9. Saudara-saudaraku tercinta, Kak Elfiyanti, Bang Yuhendra, dan Bang Fauzan

yang telah memberikan semangat dan dukungannya selama ini.

10.Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Reguler angkatan 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas bantuan, saran, kerjasama, motivasi, dan perhatiannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan keakuratan skripsi ini. Akhir kata,


(5)

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Juni 2014


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UraianTeoritis ... 11

2.1.1 Pasar Modal ... 11

2.1.2 Saham ... 12

2.1.3 Likuiditas Saham ... 14

2.1.4 Harga Saham ... 15

2.1.5 Return Saham ... 16

2.1.6 Trading Volume Activity (TVA)... 16

2.17 Variance ... 17

2.1.8.Pemecahan Saham (Stock Split) ... 19

2.1.8.1 Teori Motivasi Pemecahan Saham ... 20

2.1.8.2 Jenis-Jenis Stock Split ... 22

2.1.8.3 Prosedur Pemecahan Saham ... 22

2.1.9 Hubungan Pemecahan Saham dengan Return Saham ... 24

2.1.10 Hubungan Pemecahan Saham dengan Volume Perdagangan ... 24

2.1.11 Hubungan Pemecahan Saham denga Variance ... 25

2.1.12 Efisiensi Pasar ... 26

2.1.12.1 Hipotesis Efisiensi Pasar ... 26

2.1.12.2 Tingkatan Efisiensi Pasar ... 27

2.1.13 Studi Peristiwa (Event Study) ... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29


(7)

2.4 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 35

3.4 Definisi Operasional ... 36

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 42

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 42

3.8.2 Uji Normalitas ... 42

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.2 Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Analisis Deksriptif ... 67

4.2.1.1 Statistik Deskriptif Return Saham ... 67

4.2.1.2 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity ... 68

4.2.1.3. Statistik Deskriptif Variance Saham ... 69

4.2.2 Analisis Statistik ... 70

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 70

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis ... 73

4.3 Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul Halaman

1.1 Rata-Rata Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split tahun

2011 ………... 5

1.2 Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2011 ……… 7

1.3 Rata-Rata Variance Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2011……….………... 8

2.1 Penelitian Terdahulu……… 29

3.1 Proses Pemilihan Sampel……… 40

3.2 Daftar Perusahaan Sampel………... 40

4.1 Statistik Deskriptif Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Periode 2011-2013……… 67

4.2 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Stock Split Periode 2011-2013………. 68

4.3 Statistik Deskriptif Variance Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Periode 2011-2013………. 69

4.4 Uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test Rata-rata Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split………. 71

4.5 Uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Stock Split………… 71

4.6 Uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test Rata-rata variance Sebelum dan Sesudah Stock Split………... 72

4.7 Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test pada Return Saham…………. 73

4.8 Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test pada Trading Volume Activity (TVA)……….. 74


(9)

DAFTAR GAMBAR No.

Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Prosedur Pelaksanaan Stock Split……….. 23


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1

Daftar Harga Saham dan Return Saham pada 7 Hari Sebelum

Stock Split dan 7 Hari Sesudah Stock Split……… 86 2 Rata-rata return, TVA, dan variance sebelum stock split……. 100 3 Rata-rata return, TVA, dan variance sesudah stock split…….. 101


(11)

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM , TRADING VOLUME ACTIVITY

DAN VARIANCE SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Pemecahan saham adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengatur kembali harga saham agar berada pada rentang yang lebih likuid serta memberikan sinyal yang berkualitas kepada investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan return saham,

trading volume activity, dan variance sebelum dan sesudah pemecahan saham, sehingga investor dapat memanfaatkan pengumuman pemecahan saham untuk mendapatkan keuntungan.

Penelitian ini menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata return saham, trading volume activity, dan variance selama 7 hari sebelum peristiwa dan 7 hari sesudah peristiwa. Penelitian ini menggunakan

data sekunder yang diperoleh dari

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tanggal pengumuman pemecahan saham yang digunakan sebagai event date, harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan pemecahan saham, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar. Sampel yang digunakan berjumlah 28 perusahaan yang adalah saham-saham dari perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2011-2013 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham dan variance

sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham.


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF DIFFERENCES IN RETURN, TRADING VOLUME ACTIVITY, AND VARIANCE BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT (CASE

STUDY OF LISTED COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE) Stock split is one kind of corporate action implemented by companies in order to rearrange stock price to be a more liquid range and provide more positive signal to investor. The purpose of this research is to analyze the differences of return, trading volume activity, and variance before and after stock split event, so that investors could use this event to gain benefit.

This research uses event study method to observe average return, trading volume activity, and variance within seven days before and after event date. This research uses secondary data that collected from from announcement date of stock split applied as event date, daily closing price, the amount of daily traded share and the amount of listed shared. There are 28 samples for this research. They are stocks of the companies which implemented stock split policy within 2011 up to 2013 and which have been listed in BEI.

Result of the study show that there is significant differences of trading volume activity before and after stock split. And there are no significant differences of return and variance before and after stock split.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal dari dalam perusahaan yakni modal pemilik maupun laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain berasal dari luar, yakni dalam bentuk pinjaman atau hutang dari pihak lain. Selain dari pinjaman, untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan operasionalnya, beberapa perusahaan yang sudah go public dapat memperolehnya melalui penjualan saham pada investor atau pemilik modal.

Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya kepada publik adalah pasar modal. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (emiten). Pasar modal Indonesia terus mengalami perkembangan dan keberadaan pasar modal dirasakan sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Pasar modal diharapkan dapat memfasilitasi penyaluran dana dari pihak investor sebagai pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana (emiten).

Fluktuasi harga saham di pasar modal dapat mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Kenaikan harga saham yang terlalu tinggi akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut akan mengalami penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan harga saham


(14)

perusahaan tersebut menjadi statis. Penurunan permintaan tersebut dapat disebabkan karena tidak semua investor tertarik untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki dana terbatas, sehingga para investor tersebut akan berbalik untuk membeli saham-saham perusahaan lain.

Untuk menghindari munculnya kondisi tersebut, maka upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan menempatkan kembali harga saham pada jangkauan tertentu atau dengan kata lain, perusahaan harus berusaha menurunkan harga saham pada kisaran harga yang menarik minat investor untuk membeli saham tersebut. Salah satu kebijakan yang dapat diambil perusahaan adalah dengan melakukan stock split atau pemecahan saham (Kusniyah, 2012 : 3).

Menurut Jogiyanto (2003:415), Stock split (pemecahan saham) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham adalah 1/n dari harga sebelumnya, sehingga total ekuitas perusahaan tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.

Meskipun secara teoritis tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi banyak emiten yang melakukan kebijakan stock split. Kemungkinan alasannya adalah berhubungan dengan likuiditas harga sekuritas dan yang berhubungan dengan sinyal yang akan disampaikan oleh perusahaan kepada publik atau yang dikenal dengan Trading Range Theory dan Signalling Theory (Jogiyanto, 2003: 416).


(15)

Signalling Theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal atau informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substansial. Jadi, jika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split, bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi stock split tersebut tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui stock split. Sedangkan Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham dilakukan supaya harga saham tidak terlalu tinggi sehingga dengan harga yang tidak terlalu tinggi diharapkan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Likuiditas saham merupakan jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Suatu saham dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah diperjualbelikan dan mudah dicairkan sehingga banyak peminatnya. Likuiditas saham bisa diukur dengan

Trading Volume Activity.

Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga maka saham akan diminati oleh investor sehingga banyak investor yang melakukan pembelian saham. Dengan meningkatnya transaksi pembelian saham tersebut berarti volume perdagangan saham meningkat. Copeland (1979) menemukan hal yang sebaliknya mengenai likuiditas perdagangan, yaitu likuiditas perdagangan justru semakin rendah setelah stock split. Hal ini disebabkan karena biaya transaksi pialang secara proporsi semakin meningkat dan selisih harga yang diajukan pembeli dan harga yang diminta penjual (bid-ask spread) juga lebih tinggi dari sebelumnya.


(16)

Selain berdampak terhadap likuiditas perdagangan, kebijakan stock split

juga berpengaruh terhadap return saham dan variance. Dengan dilakukannya kebijakan stock split, maka harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan menimbulkan ekspektasi dan harapan dari investor untuk mendapatkan return

yang tinggi atas saham tersebut, karena setelah pemecahan saham ada kemungkinan harga saham tersebut akan mengalami peningkatan di masa depan.

Hal tersebut didukung oleh Brigham dan Houston (2006) yang menyatakan bahwa rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak berapa lama setelah perusahaan mengumumkan stock split. Kenaikan harga lebih disebabkan oleh adanya fakta bahwa para investor memperlakukan pemecahan saham sebagai suatu pertanda adanya laba di masa depan yang lebih tinggi. Para investor membeli saham tersebut dengan ekspektasi untuk mendapatkan return

yang tinggi, karena adanya kenaikan harga saham tersebut maka akan diikuti dengan kenaikan return.

Varians (variance) adalah salah satu besaran yang dapat digunakan untuk mengukur resiko investasi, yaitu memperhitungkan kemungkinan melencengnya

realized return terhadap expected return. Semakin besar fluktuasi harga saham terhadap reratanya (varians), maka semakin besar pula risikonya. Ohlson dan Penman (1985) dalam Jogiyanto (2003: 419) menemukan bahwa resiko yang diukur dengan varian return setelah stock split lebih besar 30% dibandingkan dengan sebelum stock split. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Wulff (2002) yang meneliti tentang reaksi pasar terhadap pengumuman stock split pada pasar


(17)

modal di Jerman. Wulff menemukan adanya peningkatan varians setelah peristiwa

stock split. Peningkatan varians setelah stock split disebabkan karena adanya reaksi berlebihan dari para investor di pasar modal sehingga harga saham menjadi fluktuatif. Fluktuasi harga saham yang besar terhadap rata-ratanya menyebabkan varians menjadi semakin besar.

Penelitian ini mengamati seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan stock split pada tahun 2011-2013 dengan melihat perbedaan rata-rata return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan

variance sebelum dan sesudah stock split. Adapun rata-rata return, rata-rata

Trading Volume Activity (TVA), dan rata-rata variance sebelum dan sesudah pemecahan saham yang diwakili oleh tahun 2011 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Rata-Rata Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2011

No. Kode

Emiten Nama Perusahaan

Rata-Rata Return Saham Sebelum Stock

Split

Rata-Rata Return Saham Sesudah Stock

Split 1 MTSM Metro Realty Tbk. 0.00000000 -0.007619048 2 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. -0.006627698 -0.014448306 3 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. -0.001042523 0.006679075 4 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0.008983498 0.040475229 5 PBRX Pan Brothers Tbk. 0.007319843 0.004761426 6 INTA Intraco Penta Tbk. 0.001885604 -0.013471155 7 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk. 0.008659008 -0.004214404 8 LSIP PP London Sumatera Indonesia

Tbk. -0.000508871 0.015908919

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.000097357 0.000203219 10 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 0.000187424 0.000969759


(18)

Keterangan:

a. Rata-rata return saham sebelum stock split = rata-rata dari return saham 7 hari sebelum stock split.

b. Rata-rata return saham setelah stock split = rata-rata dari return saham 7 hari setelah stock split.

Sumber :(Maret, 2014, diolah).

Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2011 menunjukkan rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan Tabel 1.1, menunjukkan adanya penurunan rata-rata return saham setelah stock split terhadap 5 emiten pada tahun 2011, yaitu MTSM, JTPE, PBRX, INTA, dan BTPN. Misalnya , rata-rata return saham PBRX (PT.Pan Brothers Tbk.) yang mengalami penurunan rata-rata return saham sebesar -34,95% dari 0.007319843 (sebelum stock split) menjadi 0.004761426 (setelah stock split).

Namun demikian, ada 5 emiten yang mengalami peningkatan rata-rata

return saham, yaitu SSIA, AUTO, LSIP, MAIN, dan BBRI. Misalnya, rata-rata

return AUTO (PT. Astra Otoparts Tbk.) yang mengalami peningkatan rata-rata

return saham sebesar 305.55 % dari 0.008983498 (sebelum stock split) menjadi 0.040475229 (setelah stock split).


(19)

Tabel 1.2

Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split

Tahun 2011

No Kode

Emiten Nama Perusahaan

Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum

Stock Split

Rata-Rata Trading Volume

Activity (TVA) Sesudah Stock

Split 1 MTSM Metro Realty Tbk. 0.000103072 0.000007976 2 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 0.04465194 0.004194424 3 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. 0.019406653 0.009322369 4 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0.001243493 0.003138511 5 PBRX Pan Brothers Tbk. 0.032238429 0.001979505 6 INTA Intraco Penta Tbk. 0.094417539 0.01086275 7 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk. 0.00142042318 0.00017041256 8 LSIP PP London Sumatera Indonesia

Tbk. 0.018267988 0.003147421

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.005846294 0.002157337 10 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 0.000708386 0.002814159

Keterangan:

a. Rata-rata TVA sebelum stock split = rata-rata dari TVA 7 hari sebelum stock split.

b. Rata-rata TVA setelah stock split = rata-rata dari TVA 7 hari setelah stock split.

Sumber :

Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2011 menunjukkan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah

stock split. Berdasarkan Tabel 1.2, menunjukkan adanya penurunan rata-rata

Trading Volume Activity (TVA) setelah stock split terhadap 8 emiten pada tahun 2011, yaitu MTSM, JTPE, SSIA, PBRX, INTA, BTPN, LSIP, dan BBRI. Misalnya , rata-rata Trading Volume Activity (TVA) BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk.) yang mengalami penurunan rata-rata TVA sebesar -63,09% dari 0.005846294 menjadi 0.002157337. Namun demikian, ada 2 emiten yang


(20)

mengalami peningkatan rata TVA, yaitu AUTO dan MAIN. Misalnya, rata-rata TVA AUTO (PT. Astra Otoparts Tbk.) yang mengalami peningkatan rata-rata-rata-rata TVA sebesar 152,39 % dari 0.001243493 (sebelum stock split) menjadi 0.003138511 (setelah stock split).

Tabel 1.3

Rata-Rata Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split Tahun 2011

No. Kode

Emiten Nama Perusahaan

Rata-Rata Variance saham

Sebelum Stock Split

Rata-Rata Variance saham

Sesudah Stock Split 1 MTSM Metro Realty Tbk. 0.000000 0.000406349 2 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 0.000195491 0.00053679 3 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. 0.000044460 0.00073856 4 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0.000159948 0.015030645 5 PBRX Pan Brothers Tbk. 0.001145628 0.000919307 6 INTA Intraco Penta Tbk. 0.000038482 0.000120413 7 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk. 0.001029239 0.000298406

8 LSIP PP London Sumatera Indonesia

Tbk. 0.000305491 0.000167621

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0000000000670 0.0000000001867 10 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 0.000000000003 0.000000000358

Keterangan:

a. Rata-rata variance sebelum stock split = rata-rata dari variance 7 hari sebelum

stock split.

b. Rata-rata variance setelah stock split = rata-rata dari variance 7 hari setelah

stock split.

Sumber :

Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2011 menunjukkan rata-rata variance sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan Tabel 1.3, menunjukkan adanya penurunan rata-rata variance setelah stock split


(21)

terhadap 3 emiten pada tahun 2011, yaitu, PBRX, , BTPN, dan LSIP. Misalnya , rata-rata variance PBRX (PT. Pan Brothers Tbk.) yang mengalami penurunan rata-rata variance sebesar 19,75 % dari 0.001145628 (sebelum stock split) menjadi 0.000919307 (setelah stock split). Namun demikian, ada 7 emiten yang mengalami peningkatan rata-rata variance, yaitu MTSM, JTPE, SSIA, AUTO, INTA, BBRI, dan MAIN. Misalnya, rata-rata variance JTPE (PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.) yang mengalami peningkatan rata-rata variance sebesar 174,58 % dari 0.000195491 (sebelum stock split) menjadi 0.00053679 (setelah stock split).

Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang event study mengenai hubungan antara return saham , Trading Volume Activity (TVA), dan variance di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan informasi stock split.

Penelitian ini mencoba menganalisis perbedaan rata-rata return, rata-rata Trading Volume Activity (TVA), dan rata-rata variance atas muatan informasi stock split.

Oleh karena itu perlu diadakan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan

return saham , Trading Volume Activity (TVA), dan variance pada Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan return saham,

Trading Volume Activity (TVA), dan variance yang signifikan sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013?


(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis perbedaan

return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan variance sebelum dan sesudah

stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan (emiten)

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan tambahan informasi pertimbangan bagi perusahaan go public yang tertarik untuk menerapkan kebijakan stock split dalam mencapai tujuan perusahaan.

b. Bagi investor

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan mengenai stock split dalam memilih saham yang dianggap likuid. c. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga hasilnya menjadi lebih sempurna khususnya mengenai stock split.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang perbedaan return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan variance sebelum dan sesudah stock split.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan kata lain, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya .

Menurut Rivai, dkk (2007:927), pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum, dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Efek merupakan suatu istilah baku yang digunakan undang-undang untuk menyatakan surat berharga atau sekuritas.

Produk yang diperjualbelikan di pasar modal merupakan hak (kepemilikan) perusahaan dan surat pernyataan utang perusahaan. Pembeli modal di pasar modal adalah individu atau organisasi yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Kegiatan investasi di pasar modal, seperti saham dan obligasi dengan harapan memperoleh


(24)

pendapatan dimasa mendatang. Sementara itu, penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha bagi perushaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh ini dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan sebagianya. Fungsi kedua adalah menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan sebagainya. Dengan kata lain, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dan resiko dari masing-masing instrumen.

2.1.2 Saham

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001 : 18). Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan di pasar modal.

Saham dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, yaitu : 1. Cara peralihan hak

Saham dapat diklasifikasikan atas :

a) Saham atas unjuk (beared stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.


(25)

b) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

2. Hak tagihan atas klaim Saham terbagi atas :

a) Saham biasa (common stocks), yaitu sekuritas yang menunjukkan bahawa pemegang saham tersebut mempunyai hak atas kepimilikan atas aset-aset perusahaan.

b) Saham preferen (preferred stocks), yaitu saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.

3. Kinerja saham

a) Blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b) Income stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan untuk membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c) Growth stocks (well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.


(26)

d) Speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.

e) Counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.3 Likuiditas Saham

Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas saham dan ini berarti saham tersebut semakin diminati oleh para investor. Namun pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain mengalami kesulitan likuidasi.

Saham yang tidak likuid dapat dikeluarkan atau delisting dari Bursa Efek. Suatu saham dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah ditukarkan atau dijadikan uang. Saham yang tidak likuid akan menyebabkan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan (gain). Jadi semakin likuid suatu saham berarti jumlah transaksi semakin tinggi. Hal tersebut juga menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Tingginya minat investor ini dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi mampu memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return

dibandingkan dengan saham yang likuiditasnya rendah sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan.


(27)

2.1.4 Harga Saham

Harga pasar (market price) merupakan harga pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar tersebut adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006 : 59).

Harga saham dalam investasi dan perdagangan adalah harga yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat ini sedang terjadi antara pembeli dan penjual. Indikator harga saham tidak hanya menggambarkan harga pasar tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan investor membeli atau menjual saham.

Harga saham menjadi sangat penting bagi investor karena mempunyai konsekuensi ekonomi, secara umum perbedaan harga pasar saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dari investor-investor. PT Bursa Efek Indonesia menetapkan fraksi yang wajar dalam kisaran persentase antara 1%- 5% dari harga pokok untuk emiten yang akan melakukan stock split, menerbitkan saham baru atau right issue. Cara yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat adalah dengan melakukan pemecahan saham atau stock split sehingga dapat menurunkan harga saham yang dinilai terlalu tinggi menjadi rendah.


(28)

2.1.5 Return Saham

Return saham adalah pendapatan per lembar saham yang dinikmati investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari investasi. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang diinvestasikannya.

Dalam manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return

saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi yang selanjutnya akan disebut dengan ‘return saja’. Return realisasi merupakan capital gain atau loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pit) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pit-1). Secara sistematis, return realisasi dapat dirumuskan sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2003:110) ,

Rit

=

Dimana:

Rit = Return realisasi saham perusahaan ke-i pada waktu t Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t

Pit-1 = Harga saham perusahaan i pada waktu t-1

2.1.6 Trading Volume Activity (TVA)

Trading Volume Activity adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Trading Volume Activity (TVA) adalah suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham


(29)

yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno, 2000). Untuk menghitung Trading Volume Activity (TVA)dapat digunakan formula berikut ini,

TVA I,t =

dimana :

TVA I,t = Trading Volume Activity i pada waktu t

i = Nama perusahaan

t = Waktu tertentu. 2.1.7 Varians

Risiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return. Inti dari proses investasi adalah memperhitungkan kemungkinan melencengnya

realized return terhadap expected return. Besaran yang digunakan untuk mengukur risiko adalah varians dari expected return dan realized return tersebut. Semakin besar fluktuasi harga saham terhadap reratanya (varian), maka semakin besar pula risikonya (Zubir, 2011 : 23). Untuk menghitung varian return saham dapat digunakan rumus berikut ini (Hanafi, 2010:154) :

σi2 = dimana :

σi2 = variance saham pada perusahaan i Ri,t = return harian saham i pada hari t E(Ri) = expected return perusahaan i


(30)

Expected Return

Return ekspektasi (Expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2003:109). Return ekspektasi dapat dihitung berdasarkan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan nilai ekspektasi masa depan

Return ekspektasi cara ini dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlahkan semua produk perkalian tersebut. Secara sistematik, return ekspektasi dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:126).

E(Ri) = )

dimana :

E(Ri) = return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-i Rij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i

Pj = probabilitas hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i n = jumlah dari hasil masa depan

2. Berdasarkan rata-rata aritmatik (arithmetic mean)

Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata dan biasanya diberi simbol X (dibaca X bar) (Tandelilin, 2001:53). Secara sistematis rumus arithmetic mean dituliskan sebagai berikut :


(31)

X =

Dimana :

ΣX = jumlah nilai return selama satu periode n = total jumlah periode

3. Berdasarkan rata-rata geometrik (geometric mean)

Metode geometric mean adalah perhitungan yang bersifat pelipatgandaan (compounding) dari aliran return selama periode tertentu. Metode ini baik digunakan untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (Tandelilin, 2001:54). Rumus untuk menghitung

geometric mean adalah sebagai berikut : G =

dimana :

Rn = return relatif pada periode n n = jumlah periode

2.1.8 Pemecahan Saham

Secara sederhana, pemecahan saham (stock split) berarti membagi lembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham baru setelah pemecahan adalah sebesar 1/n dari harga saham sebelumnya. Menurut Halim (2005 : 97),

stock split adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional.


(32)

Stock split merupakan tindakan yang tidak mempunyai nilai ekonomis yang juga tidak merubah nilai saham. Meskipun tidak mempunyai nilai ekonomis, alasan kelesuan perdagangan saham yang berhubungan dengan sinyal pasar menjadi alasan perusahaan melakukan stock split (Kusniyah, 2012 : 8).

Misalnya jumlah saham yang beredar adalah 1 juta lembar saham dengan nilai Rp. 1000,- per lembar. Nilai ekuitas perusahaan adalah sebesar 1 juta x Rp. 1000,- = Rp. 1 miliyar. Perusahaan memecah seri satu lembar saham untuk dijadikan sebanyak 2 lembar saham, sehingga harga perlembar saham baru menjadi Rp. 500,- dan jumlah saham beredar menjadi 2 juta lembar. Nilai ekuitas perusahaan tidak berubah, yaitu tetap sebesar 2 juta x Rp. 500,- = Rp. 1 miliyar. 2.1.8.1 Teori Motivasi Pemecahan Saham

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan pemecahan saham serta dampak yang ditimbulkan tertuang dalam beberapa teori, antara lain:

a. Signalling Theory

Signalling Theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal atau informasi kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pada tingkat asimetris tertentu antara manajer dan investor, manajer berkemungkinan besar akan mengambil keputusan melakukan pemecahan saham agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan.

Keputusan untuk melakukan pemecahan saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ternyata merupakan suatu keputusan yang mahal. Karena semakin tingginya tingkat komisi saham dan menurunnya harga saham, sehingga


(33)

mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluarkan manajemen perusahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham.

Pemecahan saham mengandung biaya yang harus ditanggung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu menanggung biaya ini, sehingga akan memberikan sinyal yang positif pada pasar terhadap kredibilitas perusahaan. Selain itu, dengan tingkat biaya komisi yang tinggi, tentunya akan menjadi daya tarik bagi broker untuk benar-benar melakukan analisa seakurat mungkin agar harga saham berada pada tingkat perdagangan optimal serta mampu memberikan informasi yang menguntungkan bagi perusahaan dan investor. Sebaliknya, perusahaan yang tidak memiliki prospek baik yang mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat pemecahan saham akan tidak mampu menanggung biaya tersebut.

b. Trading Range Theory

Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan dan sebaliknya. Namun jika harga saham terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membeli saham, sehingga menimbulkan efek seolah-olah harga saham sulit untuk meningkat kembali.

Menurut Trading Range Theory, harga saham yang dinilai terlalu tinggi akan menyebabkan berkurangnya aktivitas saham untuk diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, maka harga saham akan dinilai tidak terlalu tinggi.


(34)

2.1.8.2 Jenis-Jenis Stock Split

Menurut Rahayu (2006 :14), ada 2 jenis pemecahan saham yang mendasari para emiten dalam memecahkan sahamnya, yaitu :

a. Pemecahan naik (Split Up)

Split Up adalah penurunan nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:10, dan sebagainya.

b. Pemecahan turun (Split Down)

Split Down merupakan peningkatan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan dengan faktor 2:1, 3:1, 10:1, dan sebagainya.

2.1.8.3 Prosedur Pemecahan Saham

Prosedur pemecahan saham dapat dilakukan dengan cara menukarkan saham dengan nilai nominal lama yang dimiliki dengan saham baru dengan nilai nominal yang baru. Penukaran ini dapat dilakukan di Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh emiten. Tanggal-tanggal penting yang harus diperhatikan dalam rangka pemecahan saham adalah :

1. Tanggal mulai permohonan penggantian Surat Kolektif Saham (SKS) lama untuk stock split.

2. Periode suspensi

3. Tanggal mulai penyerahan SKS baru hasil stock split


(35)

Tanggal yang pertama merupakan tanggal dimulainya penggantian Surat Kolektif Saham (SKS) lama. Pada tanggal ini perusahaan boleh mulai mendaftarkan saham yang dimiliki untuk ditukarkan dengan saham baru dengan nilai nominal yang baru. Mulai tanggal ini sampai dengan periode suspensi, saham dengan nominal lama masih diperdagangkan dan pemegang saham lama selama periode ini boleh mendaftarkan diri untuk stock split. Selama periode suspensi, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa Efek untuk memberikan waktu mengadministrasikan saham untuk stock split.

Tanggal ketiga adalah tanggal dimulainya penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS) baru hasil stock split. Saham baru dengan nominal baru ini mulai diperdagangkan di Bursa Efek sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Biasanya tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru sama dengan tanggal mulai penyerahan SKS baru hasil stock split. Sesudah tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru maka semua saham dengan nilai nominal lama tidak dapat diperdagangkan lagi di bursa, tetapi harus ditukarkan dengan saham dengan nilai nominal baru.

Sumber :

Gambar 2.1 : Skema Prosedur Pelaksanaan Stock Split

Tanggal mulai permohonan

penukaran SKS

Periode Suspensi

Tanggal mulai penyerahan

SKS baru

Tanggal mulai perdagangan


(36)

2.1.9 Hubungan Pemecahan Saham dengan Return Saham

Return saham adalah hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang saham terhadap investasi yang dilakukan. Jika tingkat keuntungan akan investasi tersebut tidak ada, maka investor akan berfikir ulang untuk melakukan investasi kembali. Jadi setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek memiliki tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut sebagai return (Ang, 1997).

Pemecahan saham menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi dan akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga menimbulkan ekspektasi dan harapan dari investor untuk mendapatkan return

yang tinggi atas saham tersebut, karena setelah pemecahan saham ada kemungkinan harga saham tersebut akan mengalami peningkatan di masa depan.

Menurut Brigham dan Houston (2006) , rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak berapa lama setelah perusahaan mengumumkan stock split. Kenaikan harga lebih disebabkan oleh adanya fakta bahwa para investor memperlakukan pemecahan saham sebagai suatu pertanda adanya laba di masa depan yang lebih tinggi. Para investor membeli saham tersebut dengan ekspektasi untuk mendapatkan return yang tinggi, karena adanya kenaikan harga saham tersebut maka akan diikuti dengan kenaikan return.

2.1.10 Hubungan Pemecahan Saham dengan Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume


(37)

perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham mencerminkan dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham.

Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya. Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga maka saham akan diminati oleh investor sehingga banyak investor yang melakukan pembelian saham. Dengan meningkatnya transaksi pembelian saham tersebut berarti volume perdagangan saham meningkat.

2.1.11 Hubungan Pemecahan Saham dengan Variance Return

Varians (Variance) adalah salah satu besaran yang digunakan untuk mengukur risiko investasi. Varians merupakan kuadrat dari standar deviasi. Besaran ini digunakan untuk menghitung seberapa besar kemungkinan melencengnya realized return terhadap expected return (Zubir, 2011:23). Sehubungan dengan dilakukannya pemecahan saham atau stock split, maka investor di pasar modal akan memberikan reaksi terhadap informasi tersebut dan menyebabkan harga saham menjadi fluktuatif. Semakin besar fluktuasi harga saham terhadap reratanya (varian), maka semakin besar pula risiko yang muncul.


(38)

2.1.12 Efesiensi Pasar

2.1.12.1 Hipotesis efisiensi pasar

Menurut Tandelilin (2001: 112), pasar yang efisien adalah pasar yang dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dari definisi tersebut, terdapat tiga hal penting untuk dipahami, yaitu:

a. Fully Reflect

Investor akan mengolah semua informasi yang relevan ke dalam harga saham pada saat akan membuat keputusan menjual atau membeli saham. Harga sekarang yang terjadi mencerminkan semua informasi yang tersedia.

b. All Relevant Available Information / All Known Information

Informasi yang direfleksikan pada harga saham berasal dari informasi perubahan harga saham di masa lalu (historical price information), informasi yang tersedia di publik (public information) dan semua informasi serta informasi yang tidak tersedia di publik (inside information).

c. Instanteously / Quickly and Accurately

Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar modal tidak akan berubah selama tidak ada informasi baru yag dapat mengubah kekuatan permintaan dan penawaran. Pada suatu saat informasi baru yang relevan masuk ke pasar, kekuatan permintaan dan penawaran atas satu atau beberapa saham akan bereaksi sehingga terbentuk harga keseimbangan yang baru. Semakin cepat informasi diserap dan diproses pasar, maka pasar akan semakin efisien.


(39)

2.1.12.2 Tingkatan Efisiensi Pasar

Aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa besar informasi baru disampaikan diserap oleh pasar yang tercermin dalam penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru. Pada dasarnya, tidak ada pasar yang sempurna efisien atau sepenuhnya tidak efisien. Semuanya adalah efisien dengan tingkat atau derajat tertentu. Mengukur pasar yang efisien adalah dengan melihat hubungan antara sekuritas dan informasi. Ada tiga bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan dari bentuk informasi, yaitu :

a. Efisiensi bentuk lemah (weak form)

Hipotesis bentuk lemah menyebutkan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar yaitu harga historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman.

b. Efisiensi bentuk setengah kuat (semi strong form)

Hipotesis bentuk setengah kuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek perusahaan seharusnya tercermin pada harga saham. Informasi tersebut meliputi, selain harga masa lalu, data fundamental tentang lini produk perusahaan serta praktik akuntansi. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang lama.


(40)

c. Efisiensi bentuk kuat (strong form)

Hipotesis bentuk kuat menyebutkan harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang relevan bagi perusahaan, termasuk informasi yang hanya tersedia bagi perusahaan. Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, maka tidak ada individual investor atau grup investor yang akan memperoleh keuntungan

abnormal karena mempunyai informasi privat. 2.1.13 Studi Peristiwa (event study)

Studi peristiwa atau event study adalah penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas (Tandelilin, 2001: 126).

Event Study bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut.

Studi peristiwa atau event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pendekatan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu atau untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Sejalan dengan itu, event study juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk setengah kuat (semi strong form).


(41)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel

Alat

Analisis Hasil Penelitian Wulff (2002) The Market Reaction To Stock Splits – Evidence From Germany Stock Split, Variance, Abnormal Return, dan

Liquidity

Paired Sample T-Test

a.adanya abnormal return yang positif dan signifikan sekitar pengumuman stock split.

b. adanya peningkatan varian return pada periode setelah stock split.

c.adanya peningkatan likuiditas

perdagangan saham pada periode setelah

stock split. Rahayu (2006) Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa

Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Stock Split, Volume perdagangan saham, Volatilitas harga saham (di ukur

denganVarians), dan

Profitabilitas emiten (di ukur dengan ROA)

Paired Sample T-Test

Tidak ada perbedaan yang signifikan dari volume perdagangan saham, volatilitas harga saham, dan profitabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah Stock split.

Foejisanto (2010)

Analisis Perbedaan

return saham ,

Trading Volume Activity (TVA), dan variance

saham pada Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi

Stock Split, return saham ,

Trading Volume Activity (TVA), dan variance

saham

Paired Sample T-Test

a.Ada perbedaan yang signifikan terhadap

Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah

stock split.

b. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap


(42)

Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

return saham dan

variance sebelum dan sesudah stock split.

Kusniyah (2012)

Analisis Volume Perdagangan Saham dan

Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 Stock split, Volum perdagangan saham , dan

return saham

Paired Sample T-Test

a.terdapat perbedaan volum perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

b. tidak terdapat perbedaan return

sahm sebelum dan sesudah melakukan

stock split

Sutrisno (2000)

Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan

Return Saham di Bursa Efek Jakarta Stock split, harga saham, volum perdagangan saham,

persentase bid-ask spread,

variance saham dan abnormal return

Paired Sample T-Test

a.Stock split hanya mempengaruhi harga, volum perdagangan, dan persentase bid-ask spread

b. Stock split

tidak mempengaruhi

variance dan

abnormal return

Wismoyo jati dan Evi (2012)

Dampak Stock Split Terhadap

Return Saham dan Trading Volume Activity

Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.

Stock split, Trading Volume Activity, dan

return saham

Paired Sample T-Test

a.Tidak terdapat perbedaan Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.

b. Tidak terdapat perbedaan return

saham yang

signifikan sebelum dan sesudah stock split


(43)

2.3 Kerangka Konseptual

Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon informasi baru telah menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan. Tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas-sekuritasnya merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien (Husnan, 2002 dalam Foejisanto, 2010 : 9).

Perkembangan pasar modal membawa perubahan pada tuntutan kualitas informasi. Pengambilan keputuan investor rasional, maka dibutuhkan suatu informasi yang relevan sehingga investor mampu mengidentifikasi kinerja perusahaan. Keputusan investor untuk berinvestasi merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Informasi yang dikirim manajemen akan ditangkap oleh pasar sebagai sinyal, baik sebagai sinyal yang positif maupun negatif tergantung pada isi informasi yang disampaikan ke pasar.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar diharapkan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2003:410). Salah satu informasi yang terdapat dalam pasar modal adalah pemecahan saham (stock split). Pengumuman pemecahan saham (stock split) ini memberikan informasi, dimana pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima yang tercermin dari return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan variance maupun indikator pasar lainnya.


(44)

Informasi stock split sangat menarik bagi para investor karena harga saham menjadi lebih murah sehingga banyak investor yang tertarik pada saham tersebut karena adanya ekspektasi harga saham tersebut akan mengalami peningkatan di masa depan. Kenaikan harga saham tersebut akan diikuti dengan kenaikan return sehingga investor akan mendapatkan return yang tinggi atas kepemilikan saham tersebut (Brigham dan Houston, 2006).

Trading Volume Activity (TVA) adalah salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Wulff (2002) menunjukkan bahwa stock split menimbulkan perbedaan volume perdagangan saham. Dengan demikian dapat disimpulkan secara teoritis bahwa, sebelum adanya stock split, volume perdagangan saham relatif rendah karena harga saham waktu itu oleh investor sudah dianggap tinggi. Kemudian dengan adanya stock split di mana harga saham menjadi rendah, maka saham akan diminati oleh investor sehingga banyak investor yang melakukan pembelian saham. Dengan meningkatnya transaksi pembelian saham tersebut berarti volume perdagangan saham meningkat (Rahayu, 2006).

Varians (variance) adalah salah satu besaran yang dapat digunakan untuk mengukur resiko investasi, yaitu memperhitungkan kemungkinan melencengnya

realized return terhadap expected return. Semakin besar fluktuasi harga saham terhadap reratanya (varian), maka semakin besar pula risikonya Ohlson dan Penman (1985) menemukan bahwa resiko yang diukur dengan varian return


(45)

penelitian ini juga didukung oleh Wulff (2002) yang menemukan adanya peningkatan varians setelah peristiwa stock split. Peningkatan varians setelah

stock split disebabkan karena adanya reaksi berlebihan dari para investor di pasar modal sehingga harga saham menjadi fluktuatif. Fluktuasi harga saham yang besar terhadap rata-ratanya menyebabkan varians menjadi semakin besar (Rahayu, 2006).

Penelitian ini mengamati seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan stock split pada tahun 2011-2013 dengan melihat perbedaan rata-rata return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan

variance sebelum dan sesudah stock split. Analisis data akan melihat bagaimana perbedaan rata-rata return saham, Trading Volume Activity (TVA), dan variance

yang diperoleh pada 7 hari sebelum stock split dan 7 hari sesudah stock split

secara keseluruhan dari tahun 2011-2013.

Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disajikan kerangka konseptual yang dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Brigham dan Houston (2006), Wulff (2002), dan Rahayu (2006) , diolah (2014)

Return saham sebelum

stock split

Variance sebelum stock split

Trading volume activity

(TVA) sebelum stock split

Return saham sesudah

stock split Trading volume activity

(TVA) sesudah stock split Variance sesudah stock


(46)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan oleh karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori relevan belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,2006: 306). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat perbedaan return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.

2. Terdapat perbedaan trading volume activity (TVA) yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong kedalam penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan dua atau lebih sampel atau dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2006 : 11)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan situs

dan www.duniainvestasi.com. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2014 dan diperkirakan berakhir sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan agar dalam menganalisis serta membahas permasalahn lebih fokus pada satu permasalahan dan topik yang diteliti, maka ditetapkan batasan operasional untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

b. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang melakukan pengumuman

stock split pada periode 2011-2013. Perusahaan tersebut hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak melakukan kebijakan corporate action (seperti


(48)

pengumuman lainnya) pada tanggal yang bersamaan dengan pengumuman

stock split yang secara langsung berpengaruh pada volume perdagangan saham.

c. Harga saham yang digunakan adalah harga saham harian (closing price). Penetapan harga saham harian (closing price) mulai dari 7 hari sebelum stock split dan 7 hari setelah stock split yang dilakukan oleh perusahaan.

d. Volume perdagangan saham yang digunakan adalah volume transaksi harian mulai 7 hari sebelum stock split dan 7 hari setelah stock split.

3.4 Definisi Operasional 1. Stock split

Stock split merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan memecah saham menjadi n lembar saham sehingga jumlah lembar saham meningkat dengan nilai nominal saham yang lebih kecil.

Tanggal pengumuman stock split (event date) merupakan tanggal dimana pemecahan saham diumumkan oleh perusahaan kepada publik melalui bursa efek. Penetapan tanggal pengumuman pemecahan saham digunakan t=0 , yaitu tanggal diumumkannya pemecahan saham. Periode pengamatan (event window) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 hari yang terbagi menjadi dua bagian yaitu t = -7 (7 hari sebelum stocks split) dan t = 7 (7 hari setelah stocks split).


(49)

2. Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003: 109). Return saham terbagi menjadi dua, yaitu return realisasi dan return

ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa mendatang. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian antara

return yang diperoleh dengan resiko yang dihadapi.

Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari selisih harga saham sekarang dengan harga saham sebelumnya. Data harga saham yang digunakan adalah harga saham harian yaitu 7 hari sebelum stock split dan 7 hari setelah stock split. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price).

Return saham harian dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rit =

dimana:

Rit = Return realisasi saham perusahaan ke-i pada waktu t Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t

Pit-1 = Harga saham perusahaan i pada waktu t-1

3. Trading Volume Activity (TVA)

Trading Volume Activity adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Trading


(50)

Volume Activity (TVA) adalah suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Sutrisno, 2000) Untuk menghitung Trading Volume Activity (TVA)dapat digunakan formula berikut ini,

TVA I,t =

dimana :

TVA I,t = Trading Volume Activity i pada waktu t

i = Nama perusahaan

t = Waktu tertentu. 4. Variance

Risiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return. Inti dari proses investasi adalah memperhitungkan kemungkinan melencengnya

realized return terhadap expected return. Besaran yang digunakan untuk mengukur risiko adalah varians dari expected return dan realized return tersebut. Semakin besar fluktuasi harga saham terhadap reratanya (varian), maka semakin besar pula risikonya (Zubir, 2011 : 23). Untuk menghitung varian return saham dapat digunakan rumus berikut ini (Hanafi, 2010:154) :

σi2 = dimana :

σi2 = variance saham pada perusahaan i Ri,t = return saham harian saham i pada hari t E(Ri) = expected return perusahaan i


(51)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikan objek penelitian (Kuncoro, 2006:103). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 yang melakukan kebijakan stock split. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dimana kriteria tersebut harus dipenuhi oleh sampel guna mendapatkan sampel yang representatif. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan pengumuman stock split pada periode 2011-2013

2. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak melakukan kebijakan corporate action (seperti warrant, right issue, stock deviden, cash deviden, bonus shares, dan pengumuman lainnya) pada tanggal yang bersamaan dengan pengumuman stock split .


(52)

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 yang melakukan kebijakan stock split.

28

2

Perusahaan yang melakukan kebijakan corporate action lain (seperti warrant, right issue, stock deviden, cash deviden, bonus shares, dan pengumuman lainnya) pada tanggal yang bersamaan dengan pengumuman

stock split

(0)

3 Perusahaan yang datanya tidak tersedia secara lengkap

untuk kebutuhan analisis (0)

Jumlah sampel akhir 28

Sumber

Berdasarkan kriteria penarikan sampel tersebut, maka diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 perusahaan. Adapun 28 perusahaan tersebut adalah :

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Sampel No. Kode

Emiten

Nama Emiten Tanggal Stock Split

Split Ratio 1 MTSM Metro Realty Tbk. 18 Okt 2011 1:4 2 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 26 Jul 2011 1:5 3 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 7 Jul 2011 1:4 4 AUTO Astra Otoparts Tbk. 23 Jun 2011 1:5 5 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 15 Jun 2011 1:5 6 PBRX Pan Brothers Tbk. 14 Jun 2011 1:4 7 INTA Intraco Penta Tbk. 6 Jun 2011 1:5 8 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 28 Mar 2011 1:5 9 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. 25 Feb 2011 1:5 10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 11 Jan 2011 1:2 11 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk. 2 Nov 2012 1:10


(53)

14 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk. 6 Aug 2012 1:4 15 DKFT Central Omega Resources Tbk. 2 Aug 2012 1:5 16 MDRN Modern International Tbk. 2 Jul 2012 1:5 17 IMAS Indomobil Sukses International Tbk. 7 Jun 2012 1:2 18 ASII Astra International Tbk. 5 Jun 2012 1:10 19 PWON Pakuwon Jati Tbk. 29 Mar 2012 1:4

20 PTRO Petrosea Tbk. 6 Mar 2012 1:10

21 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 19 Apr 2013 1:5 22 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 8 Jul 2013 1:4 23 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 19 Jul 2013 1:10 24 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 29 Jul 2013 1:10 25 JRPT Jaya Real Property Tbk. 31 Jul 2013 1:5 26 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 27 Aug 2013 1:5

27 BATA Sepatu Bata Tbk. 4 Sep 2013 1:100

28 JKON Jaya Konstrukasi Manggala Pratama Tbk. 26 Sep 2013 1:5

Sumber :

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui media internet dengan situs dan

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, laporan keuangan perusahaan, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)


(54)

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, penyajian ringkasan berbagai karakteristik data untuk memberikan informasi dan gambaran yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. 3.8.2 Uji Normalitas

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap multivariat , khususnya jika tujuannya adalah inferensi (Ghozali, 2006:27). Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan return

saham, Trading Volume Activity (TVA), dan variance sebelum dan sesudah stock split, sehingga perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Dalam hal ini peneliti menggunakan uji statistik Kolmogrov Smirnov untuk mendeteksi normalitas data.

Pengujian Kolmogrov Smirnov dapat digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Hal itu dapat diketahui dengan melihat signifikansi data tersebut. Apabila signifikansi lebih dari 5% atau 0,05 maka data berdistribusi secara normal, sehingga uji beda yang digunakan adalah uji parametrik (paired sample t-test). Tetapi jika signifikansi kurang dari 5%, maka data tidak berdistribusi normal, sehingga uji beda yang digunakan adalah uji non parametrik (wilcoxon sign rank test).


(55)

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Hasil uji normalitas data digunakan untuk menentukan alat uji apa yang paling sesuai digunakan dalam pengujian hipotesis. Apabila data terdistribusi normal maka digunakan uji parametrik paired sample t-test sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji non parametrik wilcoxon signed rank test. Kedua uji beda tersebut popular digunakan untuk menganalisis model penelitian sebelum dan sesudah.

3.8.3.1 Paired Sample T-Test

Paired Sample T- Test (uji beda dua rata-rata untuk data berpasangan) merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis apakah sama atau tidak berbeda antara dua variabel. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan.

Paired Sample T- Test pada penelitian ini menguji hipotesis secara keseluruhan tahun 2011-2013 dengan jumlah n = 28 perusahaan dengan derajat signifikansi 5 % dan derajat kebebasan N-1. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). a. Hipotesis untuk menguji perbedaan return saham :

Ho : μ1 = μ2 atau (μ1- μ2) = 0 berarti tidak terdapat perbedaan return

saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.

Ha : μ1 ≠ μ2 atau (μ1 - μ2) ≠ 0 berarti terdapat perbedaan return saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.


(1)

Saham Perdagangan

ARNA -8 3,100 -

ARNA -7 3,200 0.03225806 23,438,000 1,835,357,744 0.012770262 ARNA -6 3,200 0.00000000 11,090,000 1,835,357,744 0.006042419 ARNA -5 3,250 0.01562500 2,244,000 1,835,357,744 0.001222650 ARNA -4 3,375 0.03846154 13,480,000 1,835,357,744 0.007344617 ARNA -3 3,250 -0.03703704 11,134,000 1,835,357,744 0.006066392 ARNA -2 3,250 0.00000000 1,580,000 1,835,357,744 0.000860868 ARNA -1 3,300 0.01538462 2,366,000 1,835,357,744 0.001289122 ARNA 0 820 -0.75151515 5,975,000 7,341,430,976 0.000813874 ARNA 1 820 0.00000000 3,517,000 7,341,430,976 0.000479062 ARNA 2 800 -0.02439024 4,233,500 7,341,430,976 0.000576659 ARNA 3 780 -0.02500000 4,209,500 7,341,430,976 0.000573390 ARNA 4 790 0.01282051 5,623,000 7,341,430,976 0.000765927 ARNA 5 730 -0.07594937 28,285,500 7,341,430,976 0.003852859 ARNA 6 780 0.06849315 13,673,000 7,341,430,976 0.001862443 ARNA 7 760 -0.02564103 6,762,500 7,341,430,976 0.000921142

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA

TOWR -8 24,500 -

TOWR -7 24,500 0 25,000 1,020,292,500 0.000024503 TOWR -6 24,550 0.002040816 30,000 1,020,292,500 0.000029403 TOWR -5 24,500 -0.00203666 910,000 1,020,292,500 0.000891901 TOWR -4 24,400 -0.00408163 5,000 1,020,292,500 0.000004901 TOWR -3 24,500 0.004098361 380,000 1,020,292,500 0.000372442 TOWR -2 25,000 0.020408163 1,090,000 1,020,292,500 0.001068321 TOWR -1 24,900 -0.004 1,090,000 1,020,292,500 0.001068321 TOWR 0 2,900 -0.88353413 120,000 10,202,925,000 0.000011761 TOWR 1 2,775 -0.04310344 90,000 10,202,925,000 0.000008821 TOWR 2 2,800 0.009009009 483,000 10,202,925,000 0.000047339 TOWR 3 2,825 0.008928571 21,500 10,202,925,000 0.000002107 TOWR 4 2,975 0.053097345 145,500 10,202,925,000 0.000014261 TOWR 5 2,825 -0.05042016 228,000 10,202,925,000 0.000022347 TOWR 6 2,975 0.053097345 22,000 10,202,925,000 0.000002156 TOWR 7 2,850 -0.04201680 77,000 10,202,925,000 0.000007547


(2)

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA

AMRT -8 7200 -

AMRT -7 7000 -0.02777778 90,000 3,774,954,700 0.000023841 AMRT -6 6500 -0.07142857 245,000 3,774,954,700 0.000064901 AMRT -5 6400 -0.01538462 25,000 3,774,954,700 0.000006623 AMRT -4 6,500 0.01562500 40,285,000 3,774,954,700 0.010671651 AMRT -3 6,400 -0.01538462 1,320,000 3,774,954,700 0.000349673 AMRT -2 6,400 0.00000000 15,000 3,774,954,700 0.000003974 AMRT -1 6,300 -0.01562500 50,000 3,774,954,700 0.000013245 AMRT 0 650 -0.89682540 152,000 37,749,547,000 0.000004027 AMRT 1 640 -0.01538462 72,000 37,749,547,000 0.000001907 AMRT 2 640 0.00000000 31,000 37,749,547,000 0.000000821 AMRT 3 650 0.01562500 379,000 37,749,547,000 0.000010040 AMRT 4 650 0.00000000 180,000 37,749,547,000 0.000004768 AMRT 5 640 -0.01538462 1,301,000 37,749,547,000 0.000034464 AMRT 6 720 0.12500000 295,500 37,749,547,000 0.000007828 AMRT 7 690 -0.04166667 309,000 37,749,547,000 0.000008186

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA

JRPT -8 5,000 -

JRPT -7 5,000 0.00000000 0 2,750,000,000 -

JRPT -6 5,000 0.00000000 0 2,750,000,000 -

JRPT -5 5,000 0.00000000 132,500 2,750,000,000 0.000048182

JRPT -4 5,000 0.00000000 0 2,750,000,000 -

JRPT -3 5,000 0.00000000 30,000 2,750,000,000 0.000010909 JRPT -2 4,950 -0.01000000 2,500 2,750,000,000 0.000000909 JRPT -1 4,950 0.00000000 35,000 2,750,000,000 0.000012727 JRPT 0 990 -0.80000000 860,000 13,750,000,000 0.000062545 JRPT 1 980 -0.01010101 2,000 13,750,000,000 0.000000145 JRPT 2 980 0.00000000 500 13,750,000,000 0.000000036 JRPT 3 980 0.00000000 564,500 13,750,000,000 0.000041055 JRPT 4 980 0.00000000 134,500 13,750,000,000 0.000009782 JRPT 5 980 0.00000000 24,500 13,750,000,000 0.000001782 JRPT 6 980 0.00000000 3,500 13,750,000,000 0.000000255 JRPT 7 980 0.00000000 500 13,750,000,000 0.000000036


(3)

Saham Perdagangan

TLKM -8 11,350 -

TLKM -7 10,600 -0.066079295 138,227,500 20,159,999,280 0.006856523 TLKM -6 10,400 -0.018867925 130,175,000 20,159,999,280 0.006457093 TLKM -5 10,955 0.053365385 229,065,000 20,159,999,280 0.011362352 TLKM -4 10,600 -0.032405294 202,245,000 20,159,999,280 0.010031994 TLKM -3 10,075 -0.049528302 145,652,500 20,159,999,280 0.007224827 TLKM -2 10,600 0.052109181 84,685,000 20,159,999,280 0.004200645 TLKM -1 10,250 -0.033018868 81,722,500 20,159,999,280 0.004053696 TLKM 0 2,150 -0.790243902 128,692,500 100,799,996,400 0.001276711 TLKM 1 2,225 0.034883721 140,114,000 100,799,996,400 0.001390020 TLKM 2 2,200 -0.011235955 105,664,500 100,799,996,400 0.001048259 TLKM 3 2,150 -0.022727273 109,446,500 100,799,996,400 0.001085779 TLKM 4 2,200 0.023255814 63,655,500 100,799,996,400 0.000631503 TLKM 5 2,100 -0.045454545 50,207,000 100,799,996,400 0.000498085 TLKM 6 2,000 -0.047619048 106,755,500 100,799,996,400 0.001059082 TLKM 7 1,990 -0.005000000 147,371,000 100,799,996,400 0.001462014

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA

BATA -8 85000 -

BATA -7 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -6 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -5 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -4 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -3 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -2 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA -1 85000 0.00000000 50,000 130,000,000 0.000384615 BATA 0 850 -0.99000000 204,500 1,300,000,000 0.000157308 BATA 1 850 0.00000000 266,000 1,300,000,000 0.000204615 BATA 2 855 0.00588235 206,500 1,300,000,000 0.000158846 BATA 3 850 -0.00584795 1,776,500 1,300,000,000 0.001366538 BATA 4 860 0.01176471 958,500 1,300,000,000 0.000737308 BATA 5 865 0.00581395 504,500 1,300,000,000 0.000388077 BATA 6 850 -0.01734104 176,500 1,300,000,000 0.000135769 BATA 7 855 0.00588235 162,500 1,300,000,000 0.000125000


(4)

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA

JKON -8 2700 -

JKON -7 2550 -0.05555556 250,000 3,261,703,972 0.000076647 JKON -6 2650 0.03921569 252,500 3,261,703,972 0.000077414 JKON -5 2550 -0.03773585 3,707,500 3,261,703,972 0.001136676 JKON -4 2550 0.00000000 3,707,500 3,261,703,972 0.001136676 JKON -3 2225 -0.12745098 2,500 3,261,703,972 0.000000766 JKON -2 2450 0.10112360 5,000 3,261,703,972 0.000001533 JKON -1 2550 0.04081633 2,500 3,261,703,972 0.000000766 JKON 0 490 -0.80784314 192,500 16,308,519,860 0.000011804 JKON 1 485 -0.01020408 3,636,000 16,308,519,860 0.000222951 JKON 2 510 0.05154639 3,045,000 16,308,519,860 0.000186712 JKON 3 530 0.03921569 809,000 16,308,519,860 0.000049606 JKON 4 530 0.00000000 194,000 16,308,519,860 0.000011896 JKON 5 540 0.01886792 584,500 16,308,519,860 0.000035840 JKON 6 540 0.00000000 1,781,000 16,308,519,860 0.000109207 JKON 7 510 -0.05555556 2,500 16,308,519,860 0.000000153

Kode Tgl. Harga

Saham Return

Volume

Perdagangan Saham Beredar TVA MTSM -8 3,000

MTSM -7 3,000 - 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -6 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -5 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -4 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -3 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -2 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM -1 3,000 0 6,000 58,212,000 0.000103072

MTSM 0 750 -0.75 1,500 232,848,000 0.000006442

MTSM 1 750 0 1,500 232,848,000 0.000006442

MTSM 2 750 0 1,500 232,848,000 0.000006442

MTSM 3 710 -0.05333333 2,000 232,848,000 0.000008589

MTSM 4 710 0 2,000 232,848,000 0.000008589

MTSM 5 710 0 2,000 232,848,000 0.000008589

MTSM 6 710 0 2,000 232,848,000 0.000008589


(5)

Rata-rata

return,

TVA, dan

variance

sebelum

stock split

No

Kode

Return

TVA

Variance

1 MTSM 0.00000000 0.000103072 0.000000 2 JTPE -0.006627698 0.04465194 0.000195491 3 SSIA -0.001042523 0.019406653 0.000044460 4 AUTO 0.008983498 0.001243493 0.000159948 5 PBRX 0.007319843 0.032238429 0.001145628 6 INTA 0.001885604 0.094417539 0.000038482 7 BTPN 0.008659008 0.00142042318 0.001029239 8 LSIP -0.000508871 0.018267988 0.000305491 9 BBRI 0.000097357 0.005846294 0.0000000000670 10 MAIN 0.000187424 0.000708386 0.000000000003 11 ACES 0.012603286 0.002707122 0.000224656 12 KLBF 0.017292857 0.005806482 0.001473690 13 IDKM 0.005353049 0.000922443 0.000336923 14 KREN 0.001978809 0.002280399 0.000296450 15 DKFT 0.029659166 0.046385220 0.003982899 16 MDRN -0.004119631 0.001534176 0.001115282 17 IMAS 0.130497571 0.000996800 0.144801924 18 ASII -0.00047356 0.0007113241 0.00000403 19 PWON 0.008864067 0.00342727 0.000138352 20 PTRO 0.010759911 0.018186363 0.000639391 21 JPFA 0.007984315 0.002248952 0.000345077 22 ARNA 0.00924174 0.00508519 0.000018869774 23 TOWR 0.002347007 0.000494256 0.000072617 24 AMRT -0.01856794 0.001590558 0.000736987 25 JRPT -0.001428571 0.00001038961 0.000014286


(6)

Lampiran 3

Rata-rata

return,

TVA, dan

variance

sesudah

stock split

No

Kode

Return

TVA

Variance

1 MTSM -0.007619048 0.000007976 0.000406349 2 JTPE -0.014448306 0.004194424 0.00053679 3 SSIA 0.006679075 0.009322369 0.00073856 4 AUTO 0.040475229 0.003138511 0.015030645 5 PBRX 0.004761426 0.001979505 0.000919307 6 INTA -0.013471155 0.01086275 0.000120413 7 BTPN -0.004214404 0.00017041256 0.000298406 8 LSIP 0.015908919 0.003147421 0.000167621 9 BBRI 0.000203219 0.002157337 0.0000000001867 10 MAIN 0.000969759 0.002814159 0.000000000358 11 ACES -0.003572571 0.000478051 0.000782691 12 KLBF 0.004524714 0.000597936 0.000172132 13 IDKM 0.014296490 0.000132929 0.010689967 14 KREN 0.003466559 0.00009837 0.000577513 15 DKFT -0.011873378 0.002851196 0.000699421 16 MDRN 0.019204331 0.000745799 0.000548386 17 IMAS -0.007064714 0.000981172 0.001118404 18 ASII 0.01364584 0.0000929249 0.0011026 19 PWON -0.005544218 0.00038989 0.000294415 20 PTRO -0.010658298 0.005218594 0.000574876 21 JPFA -0.000649804 0.000480685 0.000206253 22 ARNA -0.009952425 0.001290212 0.000001497776 23 TOWR -0.001629736 0.000014940 0.001991076 24 AMRT 0.0097413 0.000009716 0.002902396 25 JRPT -0.001443001 0.00000758442 0.000014576 26 TLKM -0.010556755 0.001024963 0.000996509 27 BATA 0.000879196 0.000445165 0.00009515 28 JKON 0.006267195 0.0000880521 0.001244416


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Return Saham, Trading Volume Activity (TVA), dan Varians Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2009)

0 45 80

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 53 113

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 39

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 5 45

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 1 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 1 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10