ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY TVA DAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA
Vol. V No. 1 – Tahun 2006
Hal. 42 - 54
ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) DAN
ABNORMAL RETURN PADA SAHAM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN
YANG TERCATAT DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SEBELUM
DAN SETELAH BERGABUNG DENGAN JII
Aris Budiyanto 1)
Ismani 2)
Ngadirin 3)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return pada
saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum
bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Metode
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan menggunakan
data sekunder. Subyek penelitian ini adalah semua perusahaan yang baru
tercatat menjadi anggota Jakarta Islamic Index sejak tahun 2002 sampai
dengan tahun 2005, yaitu sebanyak 41 perusahaan. Analisis data
menggunakan uji beda dengan menggunakan T-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) antara sebelum dan
setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index, dengan nilai t-hitung
sebesar -1,0852 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 2) Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata Abnormal Return antara sebelum dan
setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index. Dengan hasil perhitungan
nilai t-hitung sebesar -0,0839 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021. Karena
tidak terbukti ada perbedaan yang signifikan antara TVA dan abnormal
return dalam penelitian ini, maka disarankan kepada para invetor jika ingin
mencari return pada saham-saham yang termasuk dalam index JII,
hendaknya memilih saham-saham yang sudah lama bergabung dengan JII.
Kata kunci : Trading Volume Activity, Abnormal Return.
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakangan ini mulai berkembang prinsip syariah dalam
jasa keuangan, mulai dari perbankan, asuransi dan investasi. Di sektor perbankan,
saat ini banyak bank yang mulai membuka unit-unit syariah. Banyak hal yang
mengakibatkan ini, Indonesia dengan jumlah penduduk pemeluk agama Islam
terbesar tentunya memiliki potensi pasar yang besar.
1


Alumni Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY
3
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE - UNY
2

42

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

43

Wacana ekonomi syariah akhir-akhir ini semakin berkembang dengan
pesat. Hal ini seiring dengan berkembangnya kondisi riil di lapangan yang
ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembaga keuangan yang berbasis syariah,
yang selalu bertambah setiap tahunnya. Perkembangan ini juga terjadi pada pasar
modal syariah. Indikator pasar, yaitu Indeks Harga Saham, Nilai Kapitalisasi
Pasar, dan Nilai Transaksi terus menerus mengalami peningkatan.
Berkaitan dengan isu pasar modal yang semakin intens, di Bursa Efek
Jakarta juga telah dibentuk Jakarta Islamic Index untuk menampung saham-saham

yang sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh MUI.
Dengan adanya Jakarta Islamic Index ini, semakin menambah kesempatan bagi
investor untuk menginvestasikan dananya kedalam saham-saham yang berbeda
yang berbasis syariah.
Sejak dibentuk pada tahun 2000, Jakarta Islamic Index (JII) secara bertahap
mencatat peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, hal ini
ditunjukkan dengan Indikator pasar, yaitu Indeks Harga Saham, Nilai Kapitalisasi
Pasar, dan Nilai Transaksi yang semakin meningkat. (Siaran Pers Akhir Tahun,
Badan Pengawas Pasar Modal, 30 Desember 2004). Tren yang terus meningkat
ini juga merupakan suatu informasi yang berguna bagi para pelaku pasar modal
dalam rangka menginvestasikan dananya pada saham-saham yang tergabung
dalam Jakarta Islamic Index.
Pasar modal banyak dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam
maupun dari luar. Pengaruh yang berasal dari dalam emiten, diantaranya adalah
prestasi atau kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Sedangkan pengaruh yang berasal dari luar antara lain adalah perubahan suku
bunga, kurs valuta asing, inflasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
Selain kondisi ekonomi, situasi politik, khususnya yang berhubungan
dengan pemerintahan juga ikut berpengaruh (Jogiyanto, 2000). Pernyataanpernyataan yang mengandung komitmen dari pemerintahan yang berkuasa, dapat

pula menumbuhkan keyakinan pasar.
Informasi yang relevan merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku
pasar modal dalam rangka melakukan pengambilan keputusan investasi. Karena
tidak semua informasi yang tersedia merupakan informasi yang relevan dengan
aktivitas pasar modal, maka para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah
informasi yang layak (relevan) untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Aktivitas perdagangan saham atau Trading Volume Activity (TVA)
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk menguji reaksi pasar
modal terhadap suatu informasi atau peristiwa. Banyak sedikitnya volume
perdagangan saham dapat digunakan untuk melihat apakah suatu peristiwa yang
dipublikasikan mempengaruhi kegiatan perdagangan di pasar modal.
1. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

44

Apakah ada perbedaan Trading Volume Activity (TVA) pada saham-saham yang

tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung
dengan Jakarta Islamic Index?
Apakah ada perbedaan Abnormal Return pada saham-saham yang tergabung dalam
Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah bergabung dengan Jakarta
Islamic Index?
2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Trading Volume Activity (TVA) pada
saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan
setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Abnormal Return saham pada sahamsaham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index sebelum bergabung dan setelah
bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
3. KAJIAN TEORI
Pengaruh Informasi di Pasar Modal
Pengertian informasi di pasar modal sebagaimana termaksud dalam
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (pasal 1 ayat 4)
sebagai berikut :
“ Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting
dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek atau keputusan modal,

calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi
atau fakta tersebut.”
Dari pengertian ini bisa dipahami bahwa suatu informasi yang relevan
dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku
pasar modal dalam rangka melakukan pengambilan keputusan investasi.
Karena begitu banyaknya informasi yang ada di pasar, maka investor harus
selektif dalam memilih informasi yang relevan.
Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi
perubahan harga yang cukup berarti sehingga akan terjadi perubahan harga
yang cukup berarti sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat
keuntungan. Namun apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk,
maka harga saham cenderung akan mengalani penurunan.
Jakarta Islamic Index
JII merupakan kelompok 30 saham yang selain kinerjanya bagus juga
mempunyai bidang usaha yang selaras dengan syariat Islam. Pertama kali, JII
diluncurkan pada 3 Juli 2000 oleh BEJ bekerja sama dengan Danareksa
Investment Management untuk mengakomodasi saham-saham yang
memenuhi prinsip syariah.

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin


45

Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, jenis kegiatan
usaha emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Pemilihan 30 saham melalui beberapa tahap. Pertama, dari semua
saham yang tercatat di BEJ diseleksi emiten yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syariah Islam. Kedua, perusahaan yang tercatat dengan
prinsip syariah harus sudah tercatat lebih dari tiga bulan, kecuali yang
termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. Ketiga, saham dengan prinsip syariah
tersebut kemudian diseleksi lagi berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
tengah tahun terakhir yang memiliki rasio utang terhadap aset maksimum
sebesar 90%. Dari emiten tersebut dipilih 60 saham berdasarkan urutan

kapitalisasi pasar. Dari seleksi terakhir dipilih 30 saham dengan urutan
berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu
tahun terakhir,
Saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index, akan
dievaluasi setiap 6 bulan sekali. Dalam evaluasi ini ada saham yang
dikeluarkan dari keanggotaan JII dan ada saham baru yang masuk sebagai
anggota baru.
TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA)
Trading Volume Activity (TVA) atau Volume Aktivitas Perdagangan
Saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu
dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Volume Aktivitas Perdagangan
adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu informasi.
Pengujian reaksi pasar modal dengan menggunakan pendekatan Volume
Aktivitas Perdagangan telah dilakukan oleh Beave (1968). Kegiatan
perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
TVAit
=

Saham Perusahaan yang diperrdagangkan Pada Waktu t
Saham Perusahaan yang Tercatat di BEJ Pada Waktu t


Menurut Suad Husnan, dkk (1996, 111-112), Volume Aktivitas
Perdagangan saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor secara
individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti,
apakah informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang berbeda
dari keputusan investasi normal. Suatu informasi mengandung nilai informatif

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

46

jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih
kecil pada saat peristiwa terjadi, dibandingkan dengan waktu lainnya.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Trading Volume Activity
(TVA). Hal ini berkaitan dengan berbagai cara pemodal dalam mensikapi
suatu informasi. Menurut Foster (1986:377) ada beberapa informasi yang
dapat mempengaruhi volume perdagangan saham, antara lain: Pengumuman
yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh pejabat perusahaan,
Pengumuman dividen, pendanaan, Pengumuman yang berhubungan dengan
pemerintah, investasi, ketenagakerjaan, pengumuman-pengumuman yang

berhubungan dengan hukum, pengumuman-pengumuman tentang pemasaranproduksi-penjualan, Pengumuman-pengumuman tentang manajemen-direksi,
pengumuman-pengumuman
merger-pengambilalihan-diversivikasi,
pengumuman-pengumuman industri sekuritas, dan pengumuman lain.
ABNORMAL RETURN
Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual
return) dengan return yang diharapkan (expected return).
Menurut
Jogiyanto, abnormal return dapat dirumuskan sebagai berikut :
RTN it = R it – E[r it]
Dimana :
RTN it = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode
ke-t
R it
= return sesungguhnya (actual return) yang terjadi untuk sekuritas
ke-i pada periode peristiwa ke-t
E[R it] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
(Jogiyanto, 2003:433)

Rit =


Actual Return dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pit – Pit-1
Pit-1

Dimana:
Rit
= return saham i pada hari t
Pn
= harga saham i pada hari t
Pit-1
= harga saham i pada hari t-1
Sedangkan untuk mendapatkan Expected Return, Brown dan Warner
(1985) dalam Jogiyanto (2003:434) mengestimasi Expected Return dengan
menggunakan 3 (tiga) model estimasi, yaitu: mean adjusted model, market
model dan market adjusted model.
Mean Adjusted Model
Model Mean Adjusted ini menganggap bahwa return ekspektasi
bernilai konstan yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya selama
periode estimasi.
Model ini dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

47

12

E[R it] =

 R i- j
j t 1

T

Keterangan:
E[R it] =return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
R i-j
= return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
T
= lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
Market Model
Menghitung return ekspektasi dengan menggunakan metode market
model (model pasar) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1) membentuk
ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi
dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi di periode jendela. Model ini dapat dibentuk menggunakan
teknik regresi Ordinary Least Square dengan persamaan:
Rij =  i  j R  i. j
Dimana:
Rij
= Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
 i = Intercept untuk sekuritas ke-i

= Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
RMj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat
dihitung dengan rumus: RMj=(IHSGj-IHSGj-t)/IHSGj-1
ij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
Market Adjusted Model.
Model ini menganggap bahwa pendugaan yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
tersebut. (Jogiyanto, 2003:445)
Mj

j

4. HIPOTESIS
Ada perbedaan Trading Volume Activity (TVA) saham perusahaanperusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah
bergabung dengan JII.
Ada perbedaan Abnormal Return saham perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum dan setelah bergabung dengan
JII.
5. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Menurut sifatnya,
penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan komparatif.
Termasuk kategori penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya berusaha
mengemukakan sesuatu berdasarkan data yang terdapat di lapangan.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian komparatif karena bertujuan
untuk mengetahui perbedaan volume penjualan saham dan Abnormal Return
pada saham-saham yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII), sebelum
dan setelah bergabung dengan JII.

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

48

Populasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian populasi, dimana populasi pada penelitian
ini adalah semua perusahaan yang baru tercatat menjadi anggota Jakarta
Islamic Index sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, yaitu sebanyak 41
perusahaan.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
catatan Volume Perdagangan Saham dan harga saham harian serta Index
Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data
yang berasal dari catatan-catatan atau dokumen tertulis. Dalam penelitian ini,
data diperoleh dari press releas BAPEPAM dan data Volume Perdagangan
Saham Harian, serta harga saham harian yang tercatat dalam Jakarta Stock
Monthly Statistic di pojok BEJ UII
Teknik Analisis Data
Langkah-langkah teknik analisis data yang akan digunakan untuk
menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
Mendapatkan data tanggal pengumuman daftar anggota saham yang
masuk dalam Jakarta Islamic Index setiap 6 bulan sekali dan menetapkan
sebagai hari ke-0.
Menentukan periode peristiwa.
Periode peristiwa ditetapkan oleh peneliti yaitu 21 hari, yaitu 10 hari
sebelum dan 10 hari sesudah tanggal pengumuman.
Mendapatkan data jumlah lembar saham yang diperdagangkan setiap hari
dari saham-saham yang dipilih sebagai populasi. 10 hari sebelum dan 10
hari setelah tanggal pengumuman, mulai dari tahun 2000 sampai dengan
tahun 2005.
Mendapatkan data harga saham harian pada saat penutupan 10 hari
sebelum dan 10 hari setelah pengumuman.
Mendapatkan data Index Harga Saham Gabungan (IHSG) harian 10 hari
sebelum dan 10 hari setelah pengumuman.
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian dilanjutkan dengan
mencari Trading Volume Activity dan Abnormal Return.
Menghitung Trading Volume Activity (TVA)
Cara menghitung volume aktivitas perdagangan saham adalah dengan
menggunakan rumus berikut ini:
TVAit =

Saham Perusahaan yang diperdagangkan Pada Waktu t
Saham Perusahaan yang Tercatat di BEJ Pada Waktu
t

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

49

Setelah TVA masing-masing diketahui, kemudian dihitung rata-rata
perdagangan relatif saham dengan menggunakan cara:
ik

Rata-rata TVA =

 TVAi
i
1

n

(George Foster, 1986:375)
Menghitung Abnormal Return
Untuk mendapatkan nilai Abnormal Return, diperlukan beberapa
langkah, yaitu :
Menghitung Actual Return saham selama event period.
Untuk menghitung Actual Return digunakan rumus sebagai berikut:
Pit – Pit-1
Rit =
Pit-1
Dimana:
Rit
= return saham i pada hari t
Pn
= harga saham i pada hari t
Pit-1
= harga saham i pada hari t-1
Menghitung Expected Return saham harian selama event period.
Dengan menggunakan model market adjusted, menurut Strong
(1992) yang dikutip oleh Bambang Wijayanto (2002) menyebutkan
bahwa expected return untuk semua sekuritas diasumsikan sama
(mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar pada periode
tersebut, yaitu :
E (Ri) = E(Rm)
Dimana:
E (Ri) = Expected Return saham i
E(Rm)= Expected Return pasar
Karena nilai Expected Return saham sama dengan return pasar,
maka rumus Expected Return adalah dengan menggunakan rumus
return pasar sebagai berikut:
IHSGt – IHSGt-1
Rmt =
IHSGt-1
Dimana:
Rmt
= Return pasar
IHSGt = Index harga saham Gabungan pada hari t
IHSGt-1 = Index harga saham Gabungan pada hari t-1
Menghitung Abnormal Return saham selama event period.
Dengan rumus :
ARit = Rit - E(Rit)
Dimana:

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

50

ARit
= Abnormal Return saham i pada hari t
Rit
= Actual Return saham i pada hari t
E(Rit) = Expected Return saham i pada hari t
Karena penelitian ini mengunakan Market Adjusted Model yang
mempumyai asumsi bahwa expected return semua saham atau emiten
sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar, maka akan
diperoleh rumus sebagai berikut :
ARit = Rit - Rm
Dimana:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Rit = actual return saham i pada hari t
Rm = return pasar pada hari t (IHSG hari t)
Menghitung rata-rata Abnormal Return saham pada hari t dengan rumus
sebagai berikut:
n

ARit
AARnt = 
t 1
n

AARnt Adalah rata-rata abnormal return saham pada hari t
N adalah jumlah perusahaan yang diteliti.
Menghitung Cummulative Abnormal Return harian tiap-tiap saham
selama periode pengamatan dengan rumus sebagai berikut :
t  10

CARNn =

 AARnt

t  10

CARNn Adalah akumulasi abnormal return harian tiap-tiap saham
Pengujian Hipotesis
Dalam Penelitian ini, untuk mengetahui diterima atau ditolaknya suatu
hipotesis penelitian tentang ada atau tidaknya perbedaan perdagangan saham
dan abnormal return sebelum dan setelah pengumuman, maka perlu dilakukan
uji beda dengan menggunakan T-test.
X1  X 2

t= S12  S 22
n1

n2

Dengan ketentuan sebagai berikut:
Derajat kebebasan
= n-1
Taraf kesalahan
= 5%
Sedangkan kriteria untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis
adalah sebagai berikut:
Apabila harga t hitung > t tabel, berarti ada perbedaan antara sebelum dan
setelah pengumuman. Dan sebaliknya. (Sugiyono, 2004 : 197-199)

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

51

Hipotesis alternatif 1 (Ha) : Ada perbedaan volume perdagangan saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum
dan setelah bergabung dengan JII.
Hipotesis nihil 1 (Ho) : Tidak ada perbedaan volume perdagangan saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum
dan setelah bergabung dengan JII.
Hasil pengujian data rata-rata TVA sebelum dan setelah bergabung
dengan JII adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil uji beda rata-rata TVA sebelum dan setelah bergabung dalam
JII.
Sebelum
Sesudah
Hari keNilai rata-rata TVA
Hari keNilai rata-rata TVA
-10
0,0027
1
0,0020
-9
0,0029
2
0,0014
-8
0,0027
3
0,0019
-7
0,0034
4
0,0041
-6
0,0024
5
0,0044
-5
0,0023
6
0,0046
-4
0,0019
7
0,0047
-3
0,0021
8
0,0039
-2
0,0026
9
0,0034
-1
0,0025
10
0,0040
Rata-rata
0.0026 Rata-rata
0,0035
Keterangan
Nilai Statistik
t-hitung
-1.0852
t-tabel
2.021
Berdasarkan hasil penghitungan diatas menunjukkan bahwa nilai t-hitung
= -1,0852 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 maka H o diterima dan Ha
ditolak. Berarti tidak ada perbedaan antara rata-rata volume perdagangan
saham sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Dengan taraf kesalahan 5% menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan
95% dapat dipastikan tidak ada perbedaan antara rata-rata aktivitas
perdagangan saham 10 hari sebelum bergabung dengan JII dan 10 hari setelah
bergabung dengan JII.
Namun jika dilihat dari tabel nilai rata-rata TVA sebelum dan setelah
bergabung dengan JII, maka dapat diketahui ada perbedaan mean TVA
sebelum dan sesudah bergabung. Dimana, sebelum bergabung mean TVA
sebesar 0.0026 dan setelah bergabung mencapai 0,0035. Selisih tersebut
besarnya 0,0009. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata ada peningkatan ratarata aktivitas perdagangan saham setelah pengumuman bergabung dengan JII.
Walaupun terjadi peningkatan rata-rata perdagangan saham, namun pola
perdagangan saham tidak berubah secara signifikan
Pengujian Hipotesis Kedua

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

52

Hipotesis alternatif II (Ha): Ada perbedaan abnormal return saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum
dan setelah bergabung dengan JII.
Hipotesis nihil II (Ho): Tidak ada perbedaan abnormal return saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebelum
dan setelah bergabung dengan JII.
Berikut ini hasil pengujian rata-rata Abnormal Return sebelum dan
setelah bergabung dengan JII dengan menggunakan t-test dengan taraf
signifikansi 5%.
Tabel 2. Hasil uji beda rata-rata AR sebelum dan setelah bergabung dalam JII.
Sebelum
Sesudah
Hari keNilai AR
Hari keNilai AR
-10
-0,01869
1
-0,04683
-9
-0,01272
2
0,063677
-8
0,001479
3
-0,04235
-7
0,006854
4
6,57E-05
-6
0,010111
5
0,005029
-5
-0,0035
6
-0,00582
-4
0,002743
7
0,020052
-3
0,001619
8
0,001663
-2
-0,00547
9
0,008584
-1
0,011773
10
-0,00584
Rata-rata
-0,0005802
Rata-rata
-0,0001775
Keterangan
Nilai Statistik
t-hitung
-0.0839
t-tabel
2,021
Berdasarkan hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa nilai t-hitung
= -0,0839 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021 maka H o diterima dan Ha
ditolak. Berarti tidak ada perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum
dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Dengan taraf kesalahan sebesar 5 % maka mengindikasikan bahwa pada
tingkat kepercayaan 95% dapat dipastikan tidak ada perbedaan antara
abnormal return saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index
10 hari sebelum bergabung dengan JII dan 10 hari setelah bergabung dengan
JII.
Berdasarkan hasil penghitungan ini dapat disimpulkan bahwa masuknya
saham kedalam Index JII bukan merupakan suatu informasi yang membuat
pelaku pasar merespon positif informasi tersebut. Walaupun dalam penelitian
ini terdapat peningkatan rata-rata abnormal return sebesar -0.0004026 namun
pergerakan ini tidak cukup signifikan.

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

53

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activity
(TVA) sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Abnormal Return saham
sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index
DAFTAR PUSTAKA
Foster, George (1986). Financial Statement Analysist. Second Edition. Prentice-Hall
International, Inc., engelwood Cliff. New Jersey.
Hadi, Sutrisno (1995). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Husnan, Suad. (1996). Dasar-dasar teori portofolio dan analisis sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Iin Untari (2004). Analisis TVA Sebelum dan Setelah Diberlakukannya Jakarta
Islamic Index Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Tergabung Dalam
Jakarta Islamic Index. Skripsi UNISULA.
Jogiyanto (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta : BPFE.
Nugroho (2002). Efek Diberlakukannya Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Jakarta,
Skripsi UNDIP
Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta..
Suryawijaya, Marwan Asri, Faisal Arif Setiawan. (1998). Reaksi Pasar Modal
Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada
Peristiwa 27 Juli 1996). Yogyakarta, Kelola.
Tandelilin, Eduardus (2001), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio
Yogyakarta, BPFE.
Tjiptono Darmadji dan Fakhrudin (2001). Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan
Tanya Jawab. Jakarta: salemba Empat.

Arif Budiyanto, Ismani, Ngadirin

54

Wijayanto, Bambang (2002). Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Return
Saham pada Periode Pasar Bullish dan Bearish di Bursa Efek Jakarta.
Thesis UGM, Yogyakarta,
http://www.bapepam.go.id
http://www.republika.co.id
http://www.suaramerdeka.com
Majalah MODAL edisi No.23 / Desember 2004