Pembelajaran yang kreatif Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan

masalah makro seperti yang diuraikan di atas, kita tidak perlu mencari siapa yang menyebabkan masalah tersebut muncul, tetapi sangat bijaksana jika kita berpikir apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah yang terjadi. Berbagai komponen dalam proses pembelajaran sains dan matematika khususnya dapat kita upayakan untuk dibenahi sedemikian rupa sehingga mampu membawa peserta didik untuk belajar lebih baik dan akhirnya meningkat prestasi belajarnya. Bukan hal yang tidak mungkin jika pembenahan yang kita lakukan menghasilkan sesuatu yang positif akan ditiru dan diikuti oleh pendidik-pendidik yang lain. Beberapa komponen pembelajaran yang dapat dibenahi diantaranya, pendekatan, metode, dan media. Kemajuan TIK sangat memungkinkan seorang pendidik dalam menciptakan kreativitas ketiga komponen tersebut. Sifat hakiki dari sains adalah mengutamakan pendekatan induktif, yaitu pencapaian tujuan akhir pembelajaran yang dikemas dari hal-hal yang bersifat khusus untuk membawa pada kesimpulan yang bersifat umum. Dengan berpijak pada kehakikian sifat sains ini kita dapat berkreasi menciptakan kreativitas pendekatan. Demikian juga dalam hal metode dan media, kita dapat berkreasi menciptakan metode dan media yang tepat untuk pembelajaran sains dan matematika dengan tidak meninggalkan makna sesungguhnya dalam belajar sains dan matematika.

a. Pembelajaran yang kreatif

Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris to create yang dapat diurai : C combine, R reverse, E eliminate, A alternatif, T twist, E elaborate. Jadi, seorang pendidik yang berpikir kreatif dalam benaknya berisi pertanyaan : dapatkah saya mengkombinasi menambah, membalik, menghilangkan, mencari cara bahan lain, memutar, mengelaborasikan sesuatu ke dalam benda yang sudah ada sebelumnya ? Melepaskan diri dari sesuatu yang sudah terpola dalam pikiran kita bukanlah pekerjaan yang mudah. Beberapa hal yang mampu membangkitkan pikiran kita untuk menjadi kreatif antara lain : berfantasi atau mengemukakan gagasan ide yang tidak umum, terkesan “nyleneh”, berada pada satu gagasan ide untuk beberapa saat, berani mengambil resiko, peka terhadap segala keajaiban, penasaran terhadap suatu kebenaran, banyak membaca artikel penemuan yang membuatnya kagum dan terheran-heran. Tidak dapat dipungkiri, setiap manusia secara normal pasti memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang baru. Demikian juga peserta didik, 9 jika dalam pembelajaran disuguhi sesuatu yang baru pasti akan timbul semacam energi baru dalam mengikuti pelajaran. Dengan kata lain, sesuatu yang baru mampu bertindak seperti magnet yang menarik minat dan motivasi peserta didik untuk mengikutinya. Kreatif adalah cara berpikir yang mengajak kita keluar dan melepaskan diri dari pola umum yang sudah terpateri dalam ingatan. Pembelajaran kreatif adalah pembela- jaran yang mengajak peserta didik untuk mampu mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu yang di luar pemikiran orang kebanyakan. Berpikir kreatif merupakan komponen utama berpikir tingkat tinggi higher order thinking. Untuk dapat menciptakan pembelajaran kreatif diperlukan tiga sifat dasar yang harus dimiliki pendidik maupun peserta didik, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. Peka artinya orang lain tidak dapat melihat keterkaitannya dengan konsep yang ada dalam otak, tetapi kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan dengan konsep yang kita miliki. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir kita didasari pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep tertentu lalu kita berusaha menjelaskan atau bahkan menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain. 1 Kreatif menciptakan eksperimen Metode eksperimen sangat dianjurkan dalam pembelajaran sains, karena sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi 3 aspek, yaitu mengembangkan pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih keterampilan. Melalui eksperimen peserta didik memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu konsep, sebab mereka melakukan dan melihat sendiri. Seperti diungkapkan Sheal 1989 bahwa seseorang belajar 90 dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Seperti diketahui bahwa pembelajaran sains di tingkat SD dan SMP saat ini masih sangat kurang memberikan muatan praktik dalam bentuk eksperimen. Pada-hal selain dapat memberikan kegembiraan dalam belajar, eksperimen dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar sekaligus memantapkan pemahaman konsep. Kurangnya eksperimen karena keberadaan buku petunjuk eksperimen yang masih minim dan alasan- 10 alasan teknik dari sistem kerja pendidik itu sendiri, seperti tidak ada waktu, tidak ada fasilitas lab sekolah, dan lain-lain. Sudah menjadi tugas seorang pendidik untuk selalu berupaya mencari jalan keluar ketika mengalami masalah dalam pembelajarannya. Minimnya buku petunjuk dan fasilitas lab dapat diatasi jika pendidik mau sedikit kreatif menciptakan eksperimen- eksperimen sederhana yang dapat dilakukan di sekolah. Berikut ini beberapa contoh : a Pada materi pokok sains kimia “Ciri-ciri Reaksi Kimia” kita dapat melakukan eksperimen 1 pembentukan gas cangkang telur soda kue dengan asam cuka, 2 pembentukan endapan : mata uang logam dengan asam cuka, garam Ingris dengan ammonia, 3 perubahan warna : apel yang teroksidasi, roti tawar yang dikunyah, dan tulisan ajaib, dan 4 perubahan suhu : soda kue dengan asam sitrat. b Pada materi pokok “Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan” kita dapat menunjukkan bagaimana tumbuhan memperoleh air dari dalam tanah melalui daya kapilaritasnya dengan cara memasukkan setangkai seledri ke dalam gelas yang diberi air berwarna hijau. Setelah didiamkan selama semalam, maka akan nampak daun seledri yang semakin hijau yang menunjukkan terjadinya kapilaritas warna hijau dari larutan ke daun seledri tersebut. c Pada materi pokok “Berbagai Sifat Fisika Benda” kita dapat melakukan eksperimen tentang sifat daya hantar panas beberapa benda, yaitu dengan menyiapkan sendok yang terbuat dari baja, perak, plastik, dan kaca yang dimasukkan ke dalam gelas secara bersama-sama, lalu ujung gagang masing-masing sendok dilekatkan sebutir kacang polong dengan sedikit mentega. Setelah gelas dituangi air mendidih, maka kacang polong yang jatuh terlebih dahulu menunjukkan bahwa bahan sendo tersebut merupakan penghantar panas yang terbaik. Masih banyak lagi eksperimen yang dapat dilakukan, tergantung bagaimana seorang pendidik mau dan mampu mengembangkan kreativitasnya. Contoh di atas hanyalah satu dari sekian ribu eksperimen yang dapat dilakukan di seolah tanpa harus menggunakan peralatan dan bahan yang ada di lab. 2 Kreatif menghubungkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari Belajar akan sangat menyenangkan ketika materi yang dijelaskan ada kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Ausubel 1991 menyatakan belajar akan bermakna jika anak didik dapat mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya, dan Bruner 1991 menyatakan belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan dengan kehidupan orang yang sedang belajar anak didik. Seseorang akan merasakan makna materi yang dipelajari jika ada kaitannya dengan kehidupan yang mereka jalani. Pembelajaran bermakna dapat menimbulkan motivasi dan minat belajar yang tinggi pada peserta didik. Kebermaknaan ini membawa rasa senang peserta didik untuk belajar. Senang adalah respon aspek psikologis akibat stimulus tertentu yang menyebabkan peserta didik memiliki rasa puas dan lega, tidak ada rasa kecewa dan sedih. Stimulus yang dapat memunculkan rasa senang inilah yang harus diciptakan agar peserta didik menjadi bersemangat dan bergairah dalam belajar. Setidak- nya pembelajaran yang demikian dapat mengatasi rendahnya prestasi belajar mereka. Dalam pembelajaran sains seorang pendidik harus dapat kreatif mengaitkan materi yang sedang diajarkan dengan kehidupan peserta didik. Sebagai contoh, ketika mengajar tentang kelarutan, maka dapat memberian contoh tentang kelarutan berbagai zat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut dapat menjelaskan manfaat belajar tentang kelarutan. Misalnya, kita dapat menentukan jenis rambut dengan melarutkan sehelai rambut ke dalam pemutih. Lamanya rambut tersebut larut menunjukkan jenis rambut yang kita miliki.

b. Pembelajaran yang menyenangkan