20
S. Sujoyono, lahir di Kisaran Sumatra 14 Desember 1917, sejak
Sekolah Rakyat sudah melukis. Tahun 1937 ikut pameran di Kunstkring Jakarta, mulai terkenal sebagai pelukis.
Konsep melukis semula berganti-ganti, semula ia
bercorak naturalis, impresionis, sampai ke ekspresionis yang terkadang menunjukkan pendekatan ke sosialis. Mendapat anugerah seni dari Pemerintah
RI atas jasanya dalam seni lukis. Tahun 1955-1962 ia giat mematung. Pada tahun 1973 lukisan berukuran 3 M x 10 M berjudul “ Pertempuran Sultan Agung
terhdap J. P. Coen” menjadi koleksi museum Fatahillah Jakarta, atas pesanan Gubernur DKI Jaya. Ia aktif membimbing generasi muda untuk melukis dan ia
menulis tentang perkembangan seni lukis nasional dan internasional. Lukisan berjudul: “Di depan kelambu terbuka” merupakan karya
masterpiecenya.
Lukisan tersebut dipakai sebagai sampul Tinjauan seni oleh Soedarso Sp. ISI Yogyakarta. Ia pernah studi pada Pirngadi dan Yasaki, melukis pastel dan cat
minyak. Judul lukisan: “ Cap Go Meh”, “Angsa” “Sketsa bedaya”, “Istriku Rose pandanwangi”, “In the Bus”,”High level”, “ Prambanan” menjadi koleksi Balai seni
Rupa Jakarta.
Pada tahun 1949-1962 namun akhirnya ia ber konsep yang mantap
menekuni realism, bersumber pada gerak hatinya. S. Sujoyono ber prinsip:
” Seni adalah Jiwa ketok” kelihatan. Prosedur melukis dengan model
pengamatan langsung, namun terkadang juga berdasarkan ilham yang menghampirinya. Banyak lukisan yang menggambarkan perjuangan fisik dalam
pertempuran melawan penjajah. Antara tahun 1973 -1977 ia pameran dan mengadakan peninjauan perkembangan seni lukis Eropa.
Contoh lukisan S.
Sujoyono :
21 Gambar 5. “ Di Depan kelambu terbuka”, S. Sujoyono
Emiria Sunassa, ia dilahirkan pad tahun 1895, seorang wanit keturunan
bangsawa kasultanan Tidore, anggota Persagi. Corak lukisannya: naif, primitive.
Ceriter seram, ber konsep tidak mau terikat teknis. Lukisan berjudul: “Pengantin
Dayak” ukuran 68 Cm x 54 Cm menjadi koleksi Balai Seni Rupa Jakarta. Tidak banyak dibicarakan orang,karena keburu meninggal dalam situasi pers dan
pembukuan di Indonesia belum begitu baik.
R. G.A. Sukirno, ia dilahirkan pada 17 Juli 1907 di Ambal, Kebumen,