PEMBELAJARAN TARI B E DANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG

(1)

(2)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG

Oleh Nadia Aprina

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan 22 siswa perempuan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, dokumentasi, non tes dan tes praktik. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan panduan observasi, dokumentasi, panduan non tes dan tes praktik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima menunjukan bahwa siswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran tari bedana. Aktivitas belajar siswa menunjukan hasil yang baik untuk kegiatan visual activities, listening activities dan motor activities karena pada aktivitas belajar siswa memperhatikan dan mendengarkan 9 ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru sehingga siswa mampu mempraktikan 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan. Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung menunjukan hasil yang baik. Hasil tes kemampuan menari siswa yang ditinjau dari indikator wiraga, wirama dan wirasa. Kemampuan menari siswa ditinjau dari indikator wiraga pada aspek teknik kaki tergolong baik, teknik tangan tergolong baik, teknik kepala tergolong baik. Kemampuan menari siswa ditinjau dari indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong baik. Kemampuan menari siswa ditinjau dari indikator wirasa pada aspek ekspresi wajah tergolong baik.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

PERSETUJUAN ... v

MENGESAHKAN ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Teori Pembelajaran ... 9

2.2.1 Pembelajaran Tari Pada Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

2.3 Metode Demostrasi ... 11

2.3.1 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 12

2.3.2 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi ... 13

2.4 Pengertian Tari ... 16

2.4.1 Tari Bedana ... 18

2.4.2 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Bedana... 25

2.4.3Aktivitas Belajar... 26

2.4.4 Aktivitas Guru ... 27


(7)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.3.1 Observasi (Pengamatan) ... 29

3.3.2 Dokumentasi ... 29

3.3.3 Nontes ... 29

3.3.4 Tes Praktik ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 35

3.4.1 Panduan Observasi ... 35

3.4.2 Panduan Dokumentasi ... 35

3.4.3 Panduan Nontes ... 35

3.4.4 Panduan Tes Praktik ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ... 37

4.1.1 Data Sekolah SMP Negeri 25 Bandar Lampung... 37

4.1.2 Visi Dan Misi Sekolah ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 40

4.2.1 Proses Pembelajaran... 40

4.2.2 Hasil Pembelajaran... 60

4.3 Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA ...


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk perkembangan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian manusia bisa dibentuk dengan suatu pembelajaran yang dapat membantunya menjadi lebih maju. Beragam ilmu pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan kelangsungan hidup, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan potensi dan peningkatan kreativitas siswa.

Pendidikan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab. Penuturan di atas mengandung arti bahwa yang dimaksud pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik secara umum untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani dan memberi bimbingan pada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya (Sadirman, 2012: 141)


(9)

Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok pada proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar mengarah pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan agar terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara guru dan siswa yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 1995: 5). Pemilihan metode, materi, yang dikemas dalam proses pembelajaran yang terarah akan sangat membantu dalam proses mencapai keberhasilan dari tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler harus dilakukan secara bertahap sesuai alur dan kapasitasnya, seorang guru tidak bisa memberikan materi secara acak, tidak tersusun dan terarah, pedoman pembelajaran yang baik, metode penyampaian dan media yang baik dapat menciptakan hasil yang efektif dan efisien sesuai dengan pembelajaran yang dicapai.


(10)

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tercantum kegiatan pengembangan diri yang merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sebagai bagian dari kurikulum. Pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir siswa mencakup bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler seni tari di sekolah merupakan wadah untuk menumbuhkan, melatih dan mengembangkan bakat siswa di bidang tari yang dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan tinggi dan kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisahkan dari mata pelajaran lainnya, dapat dilaksanakan disela-sela materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah (Permendiknas No 22 Tahun 2006).

SMP Negeri 25 Bandar Lampung terletak di Jl. Amir Hamzah No 58 Gotong Royong Bandar Lampung. Pemilihan SMP Negeri 25 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian karena terdapat pembelajaran seni budaya yang di dalamnya terdapat mata pelajaran seni musik, seni rupa dan seni tari. Proses pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 25 Bandar Lampung diajarkan di dalam dan di luar jam pelajaran. Pembelajaran seni musik dan seni rupa untuk teori dan praktik dilakukan di dalam kelas yang diajarkan oleh guru seni budaya yaitu Ibu Dra Heldawati dan Ibu Dra Tarmiati. Pembelajaran seni tari untuk teori diajarkan di dalam kelas sedangkan praktik diajarkan di luar jam pelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler, karena untuk teori seni tari hanya sedikit dan lebih banyak praktik. Seni tari masuk dalam mata pelajaran pengembangan diri yaitu pada


(11)

kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan oleh guru seni tari yaitu Ibu Indah Afriyani Widyastuti. Kegiatan ekstrakurikuler diajarkan setiap hari sabtu, pukul 11.30 dengan materi tari tradisi, tari kreasi dan tari modern. Metode yang digunakan dalam pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 25 Bandar Lampung adalah metode demonstrasi yaitu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.

Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan yang berakar dalam masyarakat, serta sebagai suatu hasil budaya bernafaskan Islam yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya, sebagai suatu simbolis tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka. Tarian ini merupakan jenis tarian berpasangan namun dapat ditarikan secara kelompok. Tari bedana merupakan tarian hiburan untuk muda-mudi, karena mengandung makna pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris dari generasi ke generasi (Firmansyah, Junaidi, dan kawan-kawan, 1996: 1-3).

Kegiatan ekstrakurikuler tari bedana menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan dan melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam mempelajari tarian yang ada di daerah Lampung. Meskipun pembelajaran tari bedana masuk dalam mata pelajaran pengembangan dalam kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ini tetap diberikan penilaian kepada siswa yang mengikuti sebagai hasil dari keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti mata


(12)

pelajaran pengembangan diri yang akan dimasukan ke nilai raport siswa. Pada penelitian ini, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah siswa perempuan. Karena pada umumnya siswa perempuan memiliki minat yang lebih besar di bidang seni tari dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, maka perlu diteliti bagaimana proses pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung, maka judul penelitian ini adalah “Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Untuk Siswa

Melalui pembelajaran tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan dapat menarikan tarian daerah Lampung salah satunya tari bedana dan


(13)

untuk meningkatkan kemampuan serta dapat meningkatkan potensi bakat dan minat yang dimiliki siswa.

1.4.2. Untuk Guru

Menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan bagi guru seni tari dalam membimbing siswa untuk meningkatkan bakat dan minat siswa dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler.

1.4.3. Untuk Sekolah

Sebagai wadah untuk mengembangkan minat, bakat dan hobi bagi siswa pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung.

2.Subjek Penelitian

Siswa SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan jumlah 22 siswa perempuan yang terdiri siswa kelas VII dengan jumlah 18 siswa dan kelas VIII dengan jumlah 4 siswa. 3.Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong Bandar Lampung.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas tentang pemahaman awal melalui interaksi belajar yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang makna dan ciri interaksi edukatif sebagai proses dari belajar mengajar. Buku ini juga menjelaskan tentang konsep belajar-mengajar, yang dijelaskan tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi dan aktivitas dalam belajar yang berhubungan dengan guru sebagai tenaga profesional sebagai pengelolah interaksi belajar-mengajar.

Junaidi Firmansyah, Hafizi Hasan, dan M. Kamsadi. (1996). Dalam buku yang berjudul Mengenal Tari Bedana membahas tentang pengertian kesenian yang di dalamnya meliputi seni tari, seni musik, seni rupa, dan seni sastra/teater. Dalam buku ini juga menjelaskan pengertian tari bedana yaitu sejarah tari bedana, musik pengiring tari, musik pengiring tari bedana, lagu pengiring tari bedana, busana tari bedana yang terdiri dari busana tari bedana wanita dan busana tari bedana pria hingga menjelaskan ragam gerak tari bedana dan pola lantai tari bedana.


(15)

Slameto. (2010) Belajar & Faktor-Faktor yang mempengaruhinya membahas tentang teori-teori belajar menurut para ahli yang membahas tentang belajar, dan prinsip-prinsip belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara belajar dan mengajar yang efektif dan tentang karateristik kognitif siswa dan karakteristik afektif siswa.

Sanjaya, Wina. (2008) dalam buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan dalam buku ini membahas tentang strategi pembelajaran yang seharusnya diterapkan yang sesuai dengan standar proses pendidikan. Buku ini juga menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Pada bagaian awal disajikan tentang pokok-pokok pikiran perlunya Standar Proses serta keterkaitan dengan standar-standar lainnya dan bagaimana peran guru dalam dalam melaksanakan Standar Proses Pendidikan.

Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, membahas tentang kegiatan penelitian, alur dan ragan penelitian, penelitian evaluatif. Buku ini juga menjelaskan tentang cara mengadakan penelitian, memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, merumuskan hipotesis, memilih pendekatan, menentukan variabel, menentukan sumber data, menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan data, analisis data hingga menarik kesimpulan dan menulis laporan.


(16)

2.2. Teori Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan teori antara lain teori pembelajaran. Pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar yang prosesnya terjadi secara bersama-sama dengan keadaan yang kondusif, yaitu proses yang dijalani oleh siswa dan proses yang dilakukan oleh guru secara sadar dan sengaja, di mana terlihat kesatuan yang utuh antara pendidik yang melakukan usaha membelajarkan dengan siswa yang belajar. Pembelajaran dapat diartikan setiap upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan agar terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu siswa dan guru yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 1995: 5).

Guru sebagai sumber belajar merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam menciptakan dan mengatur lingkungan belajar yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat mengantarkan siswa untuk mendapatkan pengalaman yang optimal.

Proses pembelajaran adalah proses penyusunan informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar. Secara konteks proses pembelajaran adalah proses pengembangan ilmu, pengetahuan, keterampilan atau tingkah laku sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungan (Baharuddin dan Esa, 2010: 16).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah setiap langkah yang sistematis yang disengaja oleh guru untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu, agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.


(17)

Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif dua pihak yaitu siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan guru yang melakukan kegiatan dalam membelajarkan atau komponen lainnya yang mendukung terjadinya proses pembelajaran. Hal yang membedakan proses pengajaran dengan pembelajaran adalah pengajaran diperlukan kehadiran fisik seorang guru, sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan mencakup ketiadaan guru secara fisik artinya penekanan ada pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa mengalami pengalaman belajar yang sesungguhnya.

2.2.1. Pembelajaran Tari Pada Kegiatan Ekstrakurikuler

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa melalui berbagai komponen. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis melalui esktetika (Hauwkin, 1990: 2). Dengan demikian pembelajaran tari adalah suatu proses belajar mengajar pada ekspresi jiwa manusia yang dibentuk media gerak sehingga bentuk gerak yang simbolis melalui estetika (Meri, 1987: 12).

Ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 109) mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pembelajaran. Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukan segala macam aktivitas di sekolah atau di lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.


(18)

Ekstrakurikuler termasuk dalam pengembangan diri karena bukan termasuk mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah merupakan wadah untuk menumbuhkan, melatih dan mengembangkan bakat siswa di bidang tari yang dilakukan di luar jam pelajaran. Siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler tari diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menari dan belajar berekspresi diri, beraktualisasi diri, kreatif, menghargai perbedaan dan melestarikan kebudayaan yang ada di daerah setempat. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisahkan dari mata pelajaran lainnya, dapat dilaksanakan disela-sela materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum (Permendiknas No 22 Tahun 2006).

2.3 Metode Demonstrasi

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan (Slameto, 2010: 82). Metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan, prinsip dan praktik-praktik pengajaran bahasa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010: 419).


(19)

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru (Sanjaya, 2008: 152). Peran siswa dalam metode ini adalah menirukan bentuk gerak tari bedana yang diperagakan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan atau menirukan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret karena disampaikan oleh guru.

2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Kelebihan Metode Demonstrasi

Dibawah ini akan dijelaskan kelebihan metode demonstrasi, yaitu:

a. melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan;

b.proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang akan terjadi kemudian siswa ikut mempraktikan apa yang didemonstrasikan oleh guru;


(20)

c. dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dengan kenyataan dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran;

2. Kelemahan Metode Demonstrasi

Dibawah ini akan dijelaskan kelemahan metode demonstrasi, yaitu:

a. metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai metode demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan suatu pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu. Sehingga dapat memakan waktu yang banyak; b.demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah;

c. demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Metode demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

2.3.2 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi

Dalam penggunaan metode demonstrasi perlu adanya langkah-langkah demi tercapainya hasil belajar yang optimal. Terdapat beberapa langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi (Sanjaya, 2008: 153)


(21)

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1.rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

2.persiapakan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, seperti menyampaikan 9 ragam gerak tari bedana yang akan didemonstrasikan;

3.lakukan uji coba demonstrasi.

Dalam tahap persiapan guru harus mempersiapkan materi yang akan didemonstrasikan berkaitan dengan perangkat pembelajaran. Biasanya sebelum pembelajaran dimulai siswa diminta untuk menyingkirkan meja dan kursi karena di SMP Negeri 25 Bandar Lampung belum terdapat ruangan khusus untuk pembelajaran praktik seni tari.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan;

1. Langkah Pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya:

a. aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dan ikut mempraktikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan;


(22)

c. kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mengulang-ngulang kembali ragam gerak tari bedana secara berkelompok

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Demonstrasi

Pada langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

a mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik untuk memperhatikan demonstrasi;

b ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan;

c yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa;

d berikan kesempatan kepada siswa untuk selalu aktif memeragakan ragam gerak tari bedana secara berkelompok.

Pada tahap pelaksanaan guru mulai mengarahkan siswa untuk mengikuti jalannya demonstrasi yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa yaitu pemanasan yang dilanjutkan dengan mendemonstrasikan ragam gerak tari bedana, yaitu tahtim, khesek gantung, khesek Injing, humbak moloh, ayun, ayun gantung, gelek, Jimpang dan belitut. Pada tahap ini guru mendemonstrasikan bentuk gerak sesuai dengan hitunganyang tepat kemudian siswa diajak untuk menirukan dengan bentuk gerak dan hitungan yang benar juga. Jika siswa sudah menguasai ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan siswa baru akan


(23)

diperkenalkan dengan musik pengiring tari setelah itu siswa dapat dilepas untuk latihan secara berkelompok kemudian menampilkannya di depan kelas di hadapan teman-teman dan guru.

3. Tahap Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi contohnya siswa ditugaskan untuk latihan atau mengulang-ngulang ragam gerak tari bedana yang telah didemonstrasikan secara berkelompok di rumah atau di luar jam pelajaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi untuk perbaikan selanjutnya.

2.4. Pengertian Tari

Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga/tubuh, wirama/irama, wirasa/penghayatan. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah (Soedarsono dalam Tim Abdi Guru, 2006: 105). Tari merupakan perpaduan gerak-gerak indah dan ritmis yang disusun atau ditata, sehingga dapat memberikan kesenangan bagi pelaku dan penikmatnya. Tari memiliki 3 unsur keindahan yaitu wiraga, wirama, dan wirasa (3W) yang biasa dipakai sebagai cara mengevaluasi kualitas penari dalam menari. Pengkatagorian yang lazim digunakan berhubungan dengan irama, dramatik dan


(24)

suasana tari. Konsep 3-W (wiraga, wirama dan wirasa) yang sangat berperan dalam menilai bentuk fisik, kemampuan menguasai irama, atau iringan tari, penghayatan prima terhadap karakter, penghayatan gerak serta olah rasa (Setiawati, dkk, 2008: 222). Secara singkat keterkaitan 3-W adalah sebagai berikut.

1. Wiraga

Wiraga adalah keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara berkesinambungan dan memenuhi standar kualitas penghayatan gerak. Aspek wiraga meliputi:

a hafalan yaitu penari dituntut memiliki daya ingat yag optimal sehingga mampu dan hafal di dalam mengungkapkan keseluruhan perbendaharaan gerk pada tarian yang menjadi materi dalam menari bedana;

b teknik, adalah ketepatan penari dalam mengungkapkan pola gerak pada tari yang dijadikan materi dalam menari bedana;

c ruang dalam hal ini penari dituntut memiliki kesadaran dan ketepatan menempatkan dirinya di dalam berbagai posisi, arah hadap, dan arah gerak (pola lantai)

2. Wirama

Menunjukan penguasaan irama yang sesuai dengan pola iringan tari, dengan ruang lingkup sebagai berikut


(25)

a. Ketepatan ritmik dari setiap elemen yang selaras dengan iringan;

b.Ketepatan tempo dari setiap gerak tari yang selaras dengan iringan yang digunakan pada tarian yang dibawakan.

3. Wirasa

Dalam arti luwes memperagakan seluruh gerak tari atau menunjukan ketepatan teknik atau rasa geraknya. Membawakan tarian dengan karakteristik yang sesuai dengan tarian yang dibawakan sehingga pesan atau karakter tari yang dibawakan dapat diapresiasikan dengan baik oleh apresiator.

2.4.1. Tari Bedana

Tari bedana adalah satu jenis seni tari masyarakat suku Lampung, baik lampung pepadun maupun saibatin. Namun masing-masing memiliki karakteristik, baik dari alat musik yang digunakan maupun gerakan tarinya. Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Firmansyah, dan kawan-kawan, 1996: 1-3).

Dahulu tarian ini hanya ditarikan oleh kaum pria saja, seiring dengan perkembangan zaman pada akhirnya tari ini pun mengalami pergeseran fungsi dari fungsinya sebagai syiar menjadi tari pergaulan yang bersifat sebagai hiburan. Dari penarinya pun mengalami perubahan, kaum perempuan sudah mulai


(26)

menarikan tari bedana bahkan sekarang sudah ditarikan dengan berpasangan (laki-laki dan perempuan). Hal ini dikarenakan telah adanya pergeseran fungsi dari tarian syiar bergeser menjadi tarian pergaulan.

Tari bedana dahulu ditampilkan pada malam acara Nyambai Agung saat menyambut pesta adat keesokan hari, tetapi sekarang penyajiannya lebih berkembang pada acara pesta perkawinan, khitanan, syukuran, bahkan ditampilkan untuk upacara lainnya. Tari bedana hidup berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada yang memiliki kesamaan baik ragam maupun bentuknya geraknya, serta memiliki fungsi yang sama. Di daerah Sumatera bagian Timur termasuk Kalimantan Barat, tarian ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen, Di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu dikenal dengan tari Dana, sedangkan Indonesia bagian Timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tarian ini dikenal dengan tari Dana-Dini (Firmansyah 1996:3). Arti kata bedana adalah melangkah yang menjadi dasar utama di tarian tersebut.

Gerak dasar tari bedana dimulai dengan salam dan diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang terkandung dari tari gerak bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerakan awal.


(27)

Penari mengawali dengan duduk tahtim, kemudian memberi salam dan melangkah mundur dan maju. Langkah dari gerak tari berikutnya memasuki penyampaian misi dari tari yaitu ajaran dan nasihat kehidupan yang berasal dari agama islam, sedangkan keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan dan berhubungan dengan sang pencipta. Gerak tari bedana terdiri dari 9 ragam gerak yaitu tahtim, khesek gantung, khesek injing, jimpang, humbak moloh, ayun, ayun gantung, belitut dan gelek.

Tabel 2.1. Uraian Ragam Gerak Tari Bedana

No

Nama Ragam

Gerak

Gambar Hit Kaki Tangan Kepala

1 Tahtim 1 Kaki kanan

melangkah ke depan

Gerakan tangan mengayun berlawana n dengan gerak kaki Kimbang (kayuh) Pada hit. 8 tangan menyemba h ke depan

Pandanga n ke depan mengikut i arah gerak kaki 2 Kaki kiri melangkah

ke depan 3 Kaki kanan

melangkah ke depan, kaki kiri diangkat, badan proses putar ke belakang 4 kaki kiri ke

belakang

5 Langkah kaki kanan ke belakang, kaki kiri angkat, badan proses putar ke belakang

6 Langkah kaki kiri ke depan

7 Maju kaki kiri badan merendah 8 Tarik kaki kanan

sebelah kaki kiri langsung posisi jongkoh (sembah)


(28)

No

Nama Ragam

Gerak

Gambar Hit Kaki Tangan Kepala

2 Khesek

Gantung

1 Kaki kanan melangkah ke depan Posisi tangan diayun secara berlawanan dengan gerak kaki Pandanga n ke depan 2 kaki kiri ke

belakang

3 Ayun kaki kanan geser ke samping kanan (30°) Posisi tangan kanan diletakan di depan sejajar dengan bahu sedangkan posisi tangan kiri di bawah (di samping) Pandanga n menoleh Ke samping dengan posisi kepala lurus menghad ap ke samping 4 Tarik kaki kanan

merapat ke kaki kiri (angkat)

Pandangan kembali menghadap depan

3 Khesek

Injing

1 Kaki kanan maju ke depan Posisi tangan diayun secara berlawanan dengan gerak kaki Pandanga n ke depan

2 Kaki kiri mundur ke belakang 3 angkat kaki

kanan diletakan sebelah kaki kiri, jinjit (badan merendah) Posisi tangan kiri diletakan di depan sejajar dengan bahu sedangkan posisi tangan kanan di bawah (di samping) Pandanga n menghad ap ke bawah

4 ayun kaki kanan geser kesamping kanan (30º), badan kembali tegak Posisi tangan kanan diletakan di depan sejajar dengan bahu sedangkan posisi tangan kiri di bawah (di samping) Pandanga n kembali menghad ap depan


(29)

No

Nama Ragam

Gerak

Gambar Hit Kaki Tangan Kepala

4 Gelek 1 Ayun (angkat)

kaki kanan Posisi tangan diayun secara berlawanan dengan gerak kaki Pandangan ke depan 2 Langkah kaki

kanan ke depan 3 Langkah kaki kiri

di silang samping kanan

4 Langkah kaki kanan ke samping kanan 5 Mundur kaki kiri 6 Silang kaki kanan

di depan kaki kiri 7 Langkah kaki kiri

ke samping kiri 8 Tarik kaki kanan

ke samping kaki kiri jinjit

5 Ayun 1 Kaki kanan

melangkah ke depan Posisi tangan diayun secara berlawanan dengan gerak kaki Pandangan ke depan mengikuti arah gerak kaki 2 Kaki kiri

melangkah ke depan

3 Langkah kaki kanan, putar badan ke samping diikuti kanan (45º) 4 Ayun (angkat)

kaki kiri

bersamaan badan putar kembali ke depan


(30)

No

Nama Ragam

Gerak

Gambar Hit Kaki Tangan Kepala Ayun

Gantung

1 Kaki kanan

melangkah ke depan

Posisi tangan diayun secara berlawan an dengan gerak kaki Pada hit. 5-8 gerakan tangan kimbang Pandangan ke depan 2 Kaki kiri melangkah

ke depan

3 Langkah kaki kanan, putar badan ke samping kaki kanan (45º)

4 Ayun ( angkat) kaki kiri, bersamaan badan putar kembali ke depan

5 Merendah kaki kanan 6 Kembali tegak 7 Merendah kaki kanan 8 Kembali tegak

7

Humbak Moloh

1 Langkah kaki kanan ke samping kanan

Hit 1. 1-3, tangan lurus ke depan dengan jari-jari membuk a rapat dan tangan kanan tekuk di samping kanan mengara h ke depan dengan jari-jari menggen ggam Pandangan ke depan 2 Langkah kaki kiri ke

samping kanan (mengikuti kaki kanan) merendah 3 Langkah kaki kanan

ke samping kanan, sambil kembali tegak 4 Ayun (angkat) kaki


(31)

No

Nama Ragam

Gerak

Gambar Hit Kaki Tangan Kepala

8 Belitut

1 Langkah kaki kanan silang di depan kaki kiri Posisi tangan diayun secara berlawa nan dengan gerak kaki Pandangan mengikut arah tangan 2 Langkah kaki kiri ke

samping kaki kiri 3 Langkah kaki kanan

silang didepan kaki kiri

4 Angkat lalu taruh kaki kiri dibelakang kaki kanan

5 Langkah kaki kanan ke samping kanan

bersamaan badan putar ke arah kanan

6 Langkah kaki kiri ke samping kanan

bersamaan badan putar ke belakang

7 Putar kaki kanan ke depan bersamaan dengan badan putar ke depan

8 Tarik kaki kiri ke samping kaki kanan jinjit

9 Jimpang

1 Kaki kanan melangkah ke depan Posisi tangan diayun secara berlawa nan dengan gerak kaki Pandangan ke depan 2 Kaki kiri melangkah

ke depan

3 Mundur kaki kanan lompat, angkat kaki kiri

4 Langkah kaki kiri 5 Langkah kaki kanan

merendah, angkat kaki kiri, badan proses putar ke depan 6 Langkah kaki kiri ke

belakang

7 Langkah kaki kanan ke belakang merendah, angkat kaki kiri badan proses putar ke depan 8 Taruh kaki kiri

samping kiri kaki kanan jinjit, merendah, badan putar ke depan


(32)

2.4.2. Pengertian Kemampuan Gerak Tari Bedana

Kemampuan adalah kesanggupan, yang berasal dari kata mampu yang mempunyai arti bisa atau sanggup melakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 979). Berarti kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari bedana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar gerak tari bedana melalui metode demonstrasi.

Penilaian hasil belajar secara umum dilakukan oleh guru dalam bentuk tes mengenai penguasaan bahan pengajaran yang diperoleh oleh siswa. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotor (Sudjana, 2010: 22). Dalam penelitian ini hasil belajar yang berkaitan dengan psikomotor atau bentuk gerak tari. Penilaian hasil belajar pada pembelajaran seni tari khususnya pada kegiatan ekstrakurikuler yang berkenaan dengan hasil belajar tari bedana yaitu untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam pengusaan ragam gerak tari bedana dengan menggunakan metode demonstrasi.


(33)

2.4.3. Aktivitas Belajar

Aktivitas mempunyai arti kesibukan, kegiatan, keaktifan atau kerja, jadi aktivitas adalah suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan ditiap bagian dalam suatu peristiwa atau (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 979). Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2011: 96). Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa. Kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: oral activities, visual activities, motor activities, listening activities, writing activities, mental activities, drawing activities dan emotional activities (Sardirman, 2011: 101). Dalam penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran mengajar adalah sebagai berikut (Sardirman, 2011: 101).

1.Visual activities, dalam aktivitas ini siswa memperhatikan ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru di depan kelas.

2.Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak.

3.Motor activities, yaitu: percobaan. Siswa melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan ragam gerak yang dicontohkan oleh guru di depan kelas.


(34)

2.4.4. Aktivitas Guru

Aktivitas guru adalah kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Guru merupakan koordinator, yang melakukan aktivitas dalam interaksi yang sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang diharapkan (Slameto, 2010: 34). Dalam aktivitas guru khususnya dalam aktivitas mengajar, harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar yaitu.

1.Sosialisasi, sebagai contoh sikap guru dalam berkomunikasi dengan baik dengan semua siswa

2.Peragaan (demonstrasi), dalam aktivitas ini guru mendemonstrasikan ke-9 ragam gerak tari bedana di depan kelas.

3.Repetisi, dalam aktivitas ini guru mengulang kembali tentang ke-9 ragam gerak tari bedana yang sudah dipelajari oleh siswa.

4.Evaluasi, dalam aktivitas ini guru mengevaluasi aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam mempraktikan ke-9 ragam gerak tari bedana.

2.4.5. Evaluasi Belajar

Evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Ralph Tyler (Arikunto, 2010: 3) mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa kemampuan menari bedana. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan masalah yang akan diteliti secara sistematis (Arikunto, 2010: 3). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, dapat di paparkan data-data dan menganalisis secara objektif serta menggambarkan pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung.

3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berjumlah 22 siswa yang semuanya perempuan terdiri dari kelas VII dengan jumlah 18 siswa, dan kelas VIII dengan jumlah 4 siswa.


(36)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1.Observasi (Pengamatan)

Pengumpulan data melalui observasi, untuk mengamati secara langsung apa yang ada di lapangan. Dari observasi di dapat gambaran tentang aktivitas guru pada saat memberikan materi tentang tari bedana, kemudian guru mempraktikan 9 ragam gerak tari bedana, dan aktivitas siswa pada saat memperhatikan guru dalam menjelaskan tentang tari bedana dan kemudian siswa ikut mempraktikan ragam gerak tari bedana pada saat kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung.

3.3.2.Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui teknik foto dan video yang merekam aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP 25 Bandar Lampung.

3.3.3.Non Tes

Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dalam belajar ragam gerak tari bedana di dalam kelas. Untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran siswa dapat menggerakan 9 ragam gerak tari bedana dapat diamati pada lembar pengamatan aktivitas siswa.


(37)

Tabel 3.1. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa

No Indikator Deskriptor Skor Skor

Maks 1 Visual

activities (aktivitas visual)

- 22 siswa memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru 5

5

- Siswa memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru berjumlah 15-19 siswa

4

- Siswa memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru berjumlah 11-15 siswa

3

- Siswa yang memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yan didemonstrasikan oleh guru berjumlah 7-11 siswa

2

- Hanya 3 siswa yang memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yang

didemonstrasikan oleh guru

1 2 Listening

activities (aktivitas mendengarkan)

- 22 siswa mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak

5

5

- Siswa yang mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak berjumlah 15-19 siswa

4

- Siswa yang mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak berjumlah 11-15 siswa

3

- Siswa yang mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak berjumlah 7-11 siswa

2

- Hanya 3 siswa yang mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan gerak

1 3 Motor

activities (aktivitas motorik)

- 22 siswa melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak yang

dicontohkan oleh guru

5

5

- Siswa yang melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak yang dicontohkan oleh guru berjumlah 15-19 siswa

4

- Siswa yang melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak yang dicontohkan oleh guru berjumlah 11-15 siswa


(38)

No Indikator Deskriptor Skor Skor Maks

- Siswa yang melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak yang dicontohkan oleh guru berjumlah 7-11 siswa

2

- Hanya 3 siswa yang melakukan

percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak yang dicontohkan oleh guru

1

Jumlah Skor Maksimal 15

Berdasarkan Tabel 3.1. tersebut, ditetapkan bahwa indikator lembar observasi kegiatan siswa pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler berguna untuk memberikan batasan apa yang harus dinilai. Apabila siswa memenuhi kriteria indikator seperti visual activities, listening activities, dan motor activities sesuai dengan deskriptor yang telah ditentukan, maka hasil yang diperoleh sangat baik. Sebaliknya apabila siswa tidak memenuhi kriteria indikator seperti visual activities, listening activities, dan motor activities sesuai dengan deskriptor yang telah ditentukan, maka hasil yang diperoleh tidak baik. Dalam pemberian skor per indikator yang telah ditentukan pada tabel 3.1 yaitu lembar observasi kegiatan siswa, skor maksimal yang dapat diperoleh yaitu 15.

Setelah skor per indikator diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus,

NS = Skor yang diperoleh siswa x 100 % Skor maksimal

3.3.4.Tes Praktik

Tes praktik yang digunakan untuk menilai hasil belajar tari bedana yaitu, tes kemampuan menari siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tes ini


(39)

menggunakan lembar pengamatan sebagai indikator penilaian evaluasi belajar siswa.

Tabel 3.2. Lembar pengamatan tes praktik

No Indikator

Sub

Indikator Deskriptor

Skor Skor Maks 1 Wiraga Teknik kaki - Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak, dengan teknik kaki yang baik dan benar

5

5 - Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak, dengan teknik kaki yang baik dan benar

4

- Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak, dengan teknik kaki yang baik dan benar

3

- Jika siswa mampu

memperagakan 1-4 ragam gerak, dengan teknik kaki yang baik dan benar

2

- Jika siswa sama sekali tidak mampu memperagakan ragam gerak tari bedana, dengan teknik kaki yang baik dan benar

1

Teknik tangan

- Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak, dengan teknik tangan yang baik dan benar

5

5 - Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak, dengan teknik tangan yang baik dan benar

4

- Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak, dengan teknik tangan yang baik dan benar

3

- Jika siswa mampu

memperagakan 1-4 ragam gerak, dengan teknik tangan yang baik dan benar

2

- Jika siswa sama sekali tidak mampu memperagakan ragam gerak tari bedana, dengan teknik tangan yang baik dan benar


(40)

No Indikator

Sub

Indikator Deskriptor

Skor Skor Maks Teknik

kepala

- Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak, dengan teknik kepala yang baik dan benar

5

5 - Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak, dengan teknik kepala yang baik dan benar

4

- Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak, dengan teknik kepala yang baik dan benar

3

- Jika siswa mampu

memperagakan 1-4 ragam gerak, dengan teknik kepala yang baik dan benar

2

- Jika siswa sama sekali tidak mampu memperagakan ragam gerak tari bedana, dengan teknik kepala yang baik dan benar

1

2 Wirama Kesesuaian gerak tari

bedana dengan iringan musik

- Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik

5

5 - Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik

4

- Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik

3

- Jika siswa mampu

memperagakan 1-4 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik

2

- Jika siswa sama sekali tidak mampu memperagakan ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik

1

3 Wirasa Ekspresi wajah

- Jika siswa mampu

memperagakan 9 ragam gerak tari bedana dari awal hingga akhir menggunakan ekspresi wajah tersenyum


(41)

No Indikator

Sub

Indikator Deskriptor

Skor Skor Maks - Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak tari bedana dengan

menggunakan ekspresi wajah tersenyum

4

5 - Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak tari bedana dengan

menggunakan ekspresi wajah tersenyum

3

- Jika siswa mampu

memperagakan 1-4 ragam gerak tari bedana dengan

menggunakan ekspresi wajah terkadang tidak tersenyum

2

- Jika siswa sama sekali tidak mampu memperagakan ragam gerak tari bedana menggunakan ekspresi wajah dengan tidak tersenyum dari awal sampai akhir gerakan

1

Jumlah Skor Maksimal 25

Berdasarkan Tabel 3.2 tersebut, bahwa ditetapkan indikator lembar penilaian kemampuan menari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler, untuk memberikan batasan apa yang harus dinilai. Apabila siswa memenuhi kriteria indikator dan sub indikator seperti wiraga, wirama dan wirasa yang telah ditentukan maka hasil yang diperoleh sangat baik. Sebaliknya apabila siswa tidak memenuhi kriteria indikator dan sub indikator yang telah ditentukan maka hasil yang diperoleh tidak baik. Dalam pemberian skor pe aspek yang sudah ditentukan di tabel 3.2 yaitu, lembar penilaian kemampuan menari siswa yang memiliki skor maksimal 25. Setelah skor maksimal per aspek diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus,

NS = Skor yang diperoleh siswa x 100 % Skor maksimal


(42)

3.4. Instrumen Penelitian 3.4.1.Panduan Observasi

Panduan observasi digunakan dalam melakukan observasi, tentang pembelajaran tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler. Adapun panduan tersebut berisi tentang Indikator Penilaian, Deskriptor, Sub Indikator, dan Skor.

3.4.2. Panduan Dokumentasi

Panduan Dokumentasi digunakan dalam mengumpulkan dokumen-dokumen berupa foto-foto, dan video. Alat bantu yang digunakan adalah Camera Digital yang digunakan untuk mengumpulkan data secara audio-visual untuk mengukur dan menilai tes tersebut dan untuk meningkatkan keabsahan penelitian lebih akurat.

3.4.3. Panduan Non Tes

Panduan non tes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dalam belajar ragam gerak tari bedana di dalam kelas. Untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran siswa dapat menggerakan 9 ragam gerak tari bedana dapat diamati pada lembar pengamatan aktivitas siswa.

3.4.4. Panduan Tes Praktik

Panduan tes praktik digunakan dalam menilai hasil menari. siswa pada kegiatan ekstrakurikuler. Adapun panduan tersebut berupa lembar pengamatan berisi tentang indikator penilaian, deskriptor, sub indikator, dan skor.


(43)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik Deskriptif Kualitataf. Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh indikator dan sub indikator yang dinilai.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu sebagai berikut. 1.Mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang sedang

berlangsung;

2.Mendeskripsikan hasil aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung;

3.Menganalisis hasil tes tari bedana yang di analisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar;

4.Memberi nilai hasil tes praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

NS = Skor yang diperoleh siswa x 100 % Skor maksimal

5. Menentukan hasil tes praktik tingkat kemampuan menari berdasarkan tolok ukur sebagai berikut:

Tabel 3.3. Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menari Tari bedana

Interval Persentase Keterangan

85%-100% Baik sekali

75%-84% Baik

60%-74% Cukup

40%-59% Kurang

0%-39% Kurang sekali


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran tari bedana pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima menunjukan bahwa siswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran tari bedana. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator visual activities tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 77% karena siswa memperhatikan 9 ragam gerak tari bedana yang didemonstrasikan oleh guru. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator listening activities tergolong dalam kriteria baik dengan persentasenya 75% karena siswa mendengarkan uraian guru tentang 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan ketepatan hitungan. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator motor activities tergolong dalam kriteria baik dengan persentasenya 82% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana mereka sudah mampu melakukan percobaan dengan ikut mempraktikan 9 ragam gerak tari bedana yang dicontohkan oleh guru.

Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung menunjukan hasil yang baik. Hasil tes kemampuan menari siswa yang ditinjau dari indikator wiraga, wirama dan wirasa. Kemampuan menari siswa


(45)

ditinjau dari indikator wiraga pada aspek teknik kaki tergolong kriteria baik dengan persentase 75% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik kaki siswa dapat memadukan antara gerak kaki dengan hitungan yang tepat. Aspek teknik tangan tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 84% karena pada saat pada siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik tangan siswa mampu memadukan antara gerak tangan dan gerak kaki. Aspek teknik kepala tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 77% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik kepala siswa dapat memadukan antara gerak kaki, gerak tangan dan gerak kepala. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 82% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan iringan musik siswa dapat memadukan antara gerak tari bedana dengan musik. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirasa pada aspek ekspresi wajah tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 80% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan ekspresi wajah yang tersenyum dari gerakan awal hingga gerakan akhir.

5.2. Saran

Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung sebaiknya tidak hanya diadakan di hari sabtu, namun kegiatan ekstrakurikuler dapat diadakan di hari lain juga setelah jam pembelajaran wajib selesai.


(46)

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M, Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Baharudin, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta : Ar-uzz Media Firmansyah Junaidi, Hafizi Hasan, dan M. Kamsadi. 1996. Mengenal Tari

Bedana. Halaman 2. Gunung Pesagi: Bandar Lampung.

Hawkins, Alma M. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati (terjemahan I Wayan Dibia), Jakarta : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Munthe, Bernawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Pratama, Aditya Bagus. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Pustaka Media

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Tari untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(48)

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Abdi Guru. 2008. Seni Budaya SMP Kelas VII . Jakarta : Erlangga. Unila 2012. Format Penulisan karya ilmiah. Bandar Lampung : Unila


(49)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

PERSETUJUAN ... v

MENGESAHKAN ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Teori Pembelajaran ... 9

2.2.1 Pembelajaran Tari Pada Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

2.3 Metode Demostrasi ... 11

2.3.1 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 12

2.3.2 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi ... 13

2.4 Pengertian Tari ... 16

2.4.1 Tari Bedana ... 18

2.4.2 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Bedana... 25

2.4.3Aktivitas Belajar... 26

2.4.4 Aktivitas Guru ... 27


(50)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.3.1 Observasi (Pengamatan) ... 29

3.3.2 Dokumentasi ... 29

3.3.3 Nontes ... 29

3.3.4 Tes Praktik ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 35

3.4.1 Panduan Observasi ... 35

3.4.2 Panduan Dokumentasi ... 35

3.4.3 Panduan Nontes ... 35

3.4.4 Panduan Tes Praktik ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ... 37

4.1.1 Data Sekolah SMP Negeri 25 Bandar Lampung... 37

4.1.2 Visi Dan Misi Sekolah ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 40

4.2.1 Proses Pembelajaran... 40

4.2.2 Hasil Pembelajaran... 60

4.3 Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA ...


(1)

ditinjau dari indikator wiraga pada aspek teknik kaki tergolong kriteria baik dengan persentase 75% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik kaki siswa dapat memadukan antara gerak kaki dengan hitungan yang tepat. Aspek teknik tangan tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 84% karena pada saat pada siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik tangan siswa mampu memadukan antara gerak tangan dan gerak kaki. Aspek teknik kepala tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 77% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan teknik kepala siswa dapat memadukan antara gerak kaki, gerak tangan dan gerak kepala. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 82% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan iringan musik siswa dapat memadukan antara gerak tari bedana dengan musik. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirasa pada aspek ekspresi wajah tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 80% karena pada saat siswa mempraktikan ragam gerak tari bedana dengan ekspresi wajah yang tersenyum dari gerakan awal hingga gerakan akhir.

5.2. Saran

Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung sebaiknya tidak hanya diadakan di hari sabtu, namun kegiatan ekstrakurikuler dapat diadakan di hari lain juga setelah jam pembelajaran wajib selesai.


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M, Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Baharudin, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta : Ar-uzz Media Firmansyah Junaidi, Hafizi Hasan, dan M. Kamsadi. 1996. Mengenal Tari

Bedana. Halaman 2. Gunung Pesagi: Bandar Lampung.

Hawkins, Alma M. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati (terjemahan I Wayan Dibia), Jakarta : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Munthe, Bernawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Pratama, Aditya Bagus. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Pustaka Media

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Tari untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(4)

84

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Abdi Guru. 2008. Seni Budaya SMP Kelas VII . Jakarta : Erlangga. Unila 2012. Format Penulisan karya ilmiah. Bandar Lampung : Unila


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

PERSETUJUAN ... v

MENGESAHKAN ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Teori Pembelajaran ... 9

2.2.1 Pembelajaran Tari Pada Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

2.3 Metode Demostrasi ... 11

2.3.1 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 12

2.3.2 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi ... 13

2.4 Pengertian Tari ... 16

2.4.1 Tari Bedana ... 18

2.4.2 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Bedana... 25

2.4.3Aktivitas Belajar... 26

2.4.4 Aktivitas Guru ... 27


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 28

3.2 Sumber Data ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.3.1 Observasi (Pengamatan) ... 29

3.3.2 Dokumentasi ... 29

3.3.3 Nontes ... 29

3.3.4 Tes Praktik ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 35

3.4.1 Panduan Observasi ... 35

3.4.2 Panduan Dokumentasi ... 35

3.4.3 Panduan Nontes ... 35

3.4.4 Panduan Tes Praktik ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ... 37

4.1.1 Data Sekolah SMP Negeri 25 Bandar Lampung... 37

4.1.2 Visi Dan Misi Sekolah ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 40

4.2.1 Proses Pembelajaran... 40

4.2.2 Hasil Pembelajaran... 60

4.3 Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA ...