bergerak RGB mendapat catu daya dari power supply komputer, dengan tegangan masukan tetap sebesar lima volt.
3.1. Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras Sistem
Bagian ini menjelaskan tentang perancangan dan realisasi perangkat keras sistem. Perangkat keras sistem terdiri dari:
1. Modul mikrokontroler
2. Modul pengendali baris dan kolom
3. Modul penampil teks bergerak
Mikrokontroler berfungsi sebagai pengendali utama dari modul pengendali baris, pengendali kolom, dan komunikasi serial dengan komputer.
Modul pengendali baris berfungsi untuk mengatur baris LED yang akan dihidupkan, karena dalam satu kondisi hanya diperbolehkan satu baris saja yang
dihidupkan. Proses pengendalian baris ini dilakukan secara bergantian dan berurutan. Modul pengendali kolom berfungsi untuk mengatur kolom LED yang akan
dihidupkan, kondisinya tergantung pada nilai logika baris yang dihidupkan. Modul penampil berfungsi sebagai media untuk mengatur baris LED yang akan
dihidupkan, sehingga dapat membentuk suatu teks dengan warna dan animasi tertentu, berikut juga warna latar belakangnya.
3.1.1. Perancangan dan Realisasi Modul Mikrokontroler
Mikrokontroler digunakan sebagai kendali utama dari keseluruhan sistem. Mikrokontroler terhubung dengan dua modul lain yang berfungsi sebagai pengendali
khusus, yaitu: 1.
Modul kendali baris, dan 2.
Modul kendali kolom Mikrokontrol dan PC berkomunikasi secara serial dengan kecepatan 9600 bps.
Data yang dikirimkan dari PC akan melalui MAX232 terlebih dahulu untuk konversi level tegangannya, kemudian diteruskan ke mikrokontroler. Mikrokontroler pada
perancangan diatur sebagai pengirim dan penerima, yaitu sebagai penerima data dari PC untuk masukan data, dan sebagai pengirim untuk memberi informasi bahwa data sudah
lengkap diterima. Kaki RX-TX pada PC dan MAX232 dihubungkan secara bersilangan untuk hubungan pengiriman dan penerimaan datanya, ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Komunikasi data antara PC dan ATmega32.
Pada perancanganada tiga PORT mikrokontroler yang digunakan sebagai kendali utama untuk baris dan shift register yang secara bersesuaian ditunjukkan pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Koneksi baris dan shift register dengan PORT mikrokontroler. PORT
Urutan Fungsi Kendali
PORTA PORTA.6
PORTA.0 K
7 Baris
1 Baris
K PORTC
PORTC.3 PORTC.0
K Shift register untuk warna red
PORTC.7 PORTC.4
K Shift register untuk warna blue
PORTB PORTB.3
PORTB.0 K
Shift register untuk warna green
Komunikasi serial yang digunakan mikrokontroler adalah level tegangan TTL, sedangkan PC menggunakan level tegangan yang bersesuaian dengan protokol RS232.
Oleh sebab itu dibutuhkan suatu konverter tegangan untuk mengubah level tegangan dari TTL ke RS232 dan sebaliknya, yaitu dengan menggunakan MAX232 produksi
Maxim. Untai mikrokontroler, dan koneksinya untuk reset dan serial secara lengkap ditunjukkan pada Gambar 3.3.
TX
PC
RX T1OUT T1IN
MAX232
R1IN R1OUT TXD PORTD.1
ATmega32
RXD PORTD.0
Gambar 3.3. Untai mikrokontroler, reset, dan tx-rx serial. 3.1.2.
Perancangan dan Realisasi Modul Pengendali Baris
Modul ini berfungsi sebagai kendali untuk baris, untuk memilih baris LED RGB mana yang akan dihidupkan. Dot matrix RGB yang digunakan pada perancangan yang
menjadi kaki common-nya adalah anoda dari LED RGB, oleh sebab itu kaki common dari tiap-tiap baris dihubungkan ke kendali untuk masing-masing baris secara
bersesuaian. Keluaran dari PORTA tidak dapat dihubungkan secara langsung ke kaki common untuk masing-masing baris, karena port IO untuk keluaran hanya dapat
memberikan arus sebesar 20mA, sehingga hanya dapat menghidupkan satu LED dengan satu warna dasar saja. Jadi jika port IO keluaran ingin digunakan untuk mengendalikan
piranti yang konsumsi arus maupun tegangannya lebih besar, maka harus ditambahkan rangkaian pengendali untuk piranti tersebut. Rangkaian pengendali tambahan yang
digunakan pada perancangan adalah rangkaian penyaklaran, dengan menggunakan MOSFET sebagai komponen utamanya.
Kelebihan MOSFET dibanding transistor adalah lebih mudah dalam pengontrolannya, karena cukup memberikan bias tegangan saja. Selain itu penggunaan
MOSFET juga lebih hemat daya dibanding transistor, dan dapat mengalirkan arus yang cukup besar. Untuk mengalirkan arus yang cukup besar dibutuhkan transistor yang
ukurannya semakin besar pula, namun jika yang digunakan adalah MOSFET maka luasan rangkaian dapat diperkecil, karena ukuran MOSFET lebih kecil dari transistor
daya. Pada rangkaian, MOSFET difungsikan sebagai saklar elektronik, yaitu untuk
PB1 PB2
PB3 PB4
PB5MOSI PB6MISO
PB7SCK RST
VCC GND
XTAL1 XTAL2
PD0RXD PD1TXD
PD2 PD3
PD4 PD5
PD6
PD7 PC0
PC1 PC2
PC3 PC4
PC5 PC6
PC7 AVCC
GND AREF
PA7 PA6
PA5 PA4
PA3 PA2
PA1 PA0
PB0 IC1
ATMega32 1
2 3
4 5
6 7
8 9
11 10
J1
D Connector 9 1
M A
X 2
3 2
IC2 SW1
SW2 SW3
SW4 SW5
SW6 SW7
C2 C1
VCC
C3 C4
VCC DUA
TIGA RX
TX DUA
TIGA
VCC DT13
CL3 ST3
OE3 DT11
CL1 ST1
OE1 DT12
CL2 ST2
OE2
VCC RX
TX RST
RST
Y1 XTAL
CX1 CX2
SR CR
RR VCC
1 2
JPS VCC
1 2
3 4
5 JP2
1 2
3 4
5 6
JP1 RLD
LED
melewatkan arus yang cukup dari sumber daya untuk menghidupkan LED untuk tiap barisnya. Rangkaian kendali baris yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Rangkaian kendali untuk tiap baris.
Pada rangkaian terlihat bahwa antara Gate G dan Source S dihubungkan dengan sebuah resistor 1 KΩ, resistor ini berfungsi sebagai R-pull up bagi masukan
MOSFET yaitu pada kaki Gate. Saat PORTA.n bernilai logika 0, maka terdapat perbedaan tegangan antara kaki G dan S sebesar -5V, MOSFET akan berada dalam
kondisi triode sehingga dapat melewatkan arus dari catu daya ke baris yang bersangkutan. Sebaliknya saat PORTA.n bernilai logika 1, maka antara kaki G dan S
tidak terdapat perbedaan tegangan, MOSFET akan berada dalam kondisi cut-off, sehingga jalur antara catu daya dan baris yang bersangkutan menjadi terputus.
Dot matrix yang digunakan pada perancangan adalah tujuh baris, mulai dari baris satu sampai tujuh, sehingga PORTA yang digunakan adalah PORTA.0 hingga
PORTA.6, yaitu bersesuaian dengan nilai n pada Gambar 3.4, dimulai dari nol hingga enam. Bersesuaian dengan Gambar 3.4, PORTA.n digunakan untuk mengendalikan
MOSFET pada baris n+1. Komponen MOSFET yang digunakan dalam perancangan adalah HEXFET
Power MOSFET tipe P-channel dengan nama IRF9540 buatan International Rectifier yang digunakan dalam perancangan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Fast switching
2. Maximum drain current up to 23A
3. R
DSon
maks. = 0,117Ω, sehingga extremely efficient Sedangkan kekurangan dari IRF9540 ditunjukkan pada lampiran B, yaitu
mengenai pengaruh suhu terhadap arus drain maksimum yang dapat dilewatkan. Dari gambar terlihat bahwa pengaruh panas menyebabkan arus drain maksimum yang dapat
dilewatkan menjadi turun, faktor yang paling umum adalah paparan panas matahari, khususnya apabila sistem penampil diletakkan di tempat yang terkena panas matahari
secara langsung, seperti yang ada pada lampu lalu lintas. Arus maju puncak yang dilewatkan pada tiap warna dasar RGB berbeda-beda,
untuk R = 105 mA, G = 52,5 mA, dan B = 105 mA, penjelasan perolehan nilai-nilai ini dapat dilihat pada penjelasan untuk persamaan 3.4. Jika ketiga LED dihidupkan
bersama, maka hubungan konsumsi arus yang dibutuhkan untuk satu dot dengan duty cycle yang digunakan sesuai persamaan berikut:
cycle duty
I I
I I
B G
R dot
. +
+ =
……………………………………….3.1
DenganI
dot
= arus satu dot, I
R
= arus LED red, I
G
= arus LED green, I
B
= arus LED blue. Demikian nilai I
dot
untuk duty cycle satu per tujuh diperoleh: 7
1 .
mA 105
mA 5
, 52
mA 105
+ +
=
dot
I mA
5 ,
37 =
dot
I
Penampil teks bergerak RGB yang dibuat standarnya menggunakan delapan buah dot matrix ukuran 7 baris x 8 kolom. Sehingga perhitungan total arus untuk satu baris
penampil sebanyak 64 dot dengan duty cycle satu per tujuh adalah:
dot dot
I I
x 64
64
= …………………………………………………………...3.2
mA 5
37 x
64
64
, I
dot
= A
4 ,
2
64
=
dot
I
Didapatkan nilai arus maksimum yang lewat pada MOSFET adalah 2,4 Ampere. Dengan menggunakan nilai ini, maka disipasi daya maksimum yang terpakai oleh
MOSFET dengan duty cycle satu per tujuh dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
on 2
.
DS
R I
P =
……………………………………………………………3.3 Ω
= 117
, .
4 ,
2
2
A P
Watt 674
, =
P
Saat MOSFET dalam kondisi triode maka disipasi daya maksimum yang terpakai adalah 0,674 Watt. Hal ini hanya berlaku apabila ketiga LED RGB dinyalakan
Q1 MOSFET-P
SW1 B1
VCC Q2
MOSFET-P SW2
B2 VCC
Q3 MOSFET-P
SW3 B3
VCC Q4
MOSFET-P SW4
B4 VCC
Q5 MOSFET-P
SW5 B5
VCC Q6
MOSFET-P SW6
B6 VCC
Q7 MOSFET-P
SW7 B7
VCC RP1
RP2 RP3
RP4
RP5 RP6
RP7
bersama, selain daripada itu tentu nilainya lebih kecil dari 0,674 Watt. Perhitungan dapat dilakukan sama seperti yang sebelumnya, yaitu menggunakan persamaan 3.1,
3.2, dan 3.3. Untai pengendali baris ada tujuh buah, yang masing-masing memiliki gambar
untai yang sama, hanya koneksinya pada port yang bersesuaian yang berbeda. Gambar untai pengendali baris ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5.Untai pengendali baris dengan MOSFET tipe-P. 3.1.3.
Perancangan dan Realisasi Modul Pengendali Kolom
Modul ini berfungsi sebagai kendali untuk kolom, untuk mengisi data kolom LED RGB yang akan dihidupkan. Kaki common katoda untuk tiap warna dasar
dihubungkan ke kaki keluaran paralel shift register yang bersesuaian dengan masing- masing warnanya melalui sebuah resistor. Pemasangan kaki common katoda untuk tiap
warna dasar bersesuaian dengan shift register-nya dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Koneksi tiap satu kolom LED RGB dan shift register pasangannya.
Keterangan S.REG pada Gambar 3.6 menunjuk pada pin keluaran shift register yang digunakan. Komponen shift register yang digunakan pada perancangan adalah
shift register HCF4094BE 8 stage tipe MOS buatan STMicroelectronics yang didalamnya telah dilengkapi store bus register dengan tri-state output. Keunggulan dari
chip ini adalah memiliki pin strobe dan output enable, sehingga dapat diatur kapan data harus dikeluarkan ataupun ditahan, selain itu pada saat yang sama data yang baru dapat
langsung diisikan dan disimpan tanpa mengubah data lama yang sudah ada. Konfigurasi kaki dari IC HCF4094BE dapat dilihat pada lampiran B bagian konfigurasi kaki.
Data masukan yang diterima dari 8-stage shift registerakan disimpan dalam 8-bit storage register, kemudian baru diteruskan ke tri-state output. Masukan datanya berupa
serial dan hasil keluarannya berupa data paralel. Tabel kebenaran dari shift register HCF4094BE ditunjukkan pada lampiran C bagian Tabel Kebenaran HCF4094BE, yang
digunakan sebagai pedoman pengendalian untuk masing-masing pin kendali pada shift register.
Saat output enable bernilai logika low, maka output akan berada dalam kondisi tri-state. Data pada tiap stage shift register akan dikirim ke storage register ketika
masukan strobe bernilai logika high, sebaliknya ketika masukan strobe bernilai logika low, maka data yang tertampil adalah data terakhir yang ada pada storage register,
dengan syarat output enable-nya bernilai logika high. Pada saat output enable dan strobe keduanya bernilai logika high, maka saat terjadi clock transisi dari low ke high,
data yang ada pada Q
n
adalah data yang ada pada Q
n-1
sebelumnya dan data yang ada pada stage tujuh dipindahkan ke Q
7
dan keluaran Qs. Keluaran Qs ini dihubungkan ke pin data shift register selanjutnya untuk warna yang sama, melalui hubungan kaskade
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
str = strobe, clk = clock, oe = output enable Gambar 3.7. Hubungan kaskade HCF4094BE.
Resistor kolom 1 …………………..………………………………………………………………………………………………………….……… kolom ke 64
data
str clk
oe
Parallel output
data Qs Parallel
output data Qs
Parallel output
data Qs
8 8
8 8
8
Karena jumlah kolom yang digunakan ada 64, maka dibutuhkan delapan shift register yang dihubungkan secara kaskade untuk masing-masing warna dasar. Pin
output enable, strobe, data, dan clock diatur lewat port keluaran mikrokontroler. Jadi untuk tiap warna dasar R, G, dan B masing-masing membutuhkan empat port keluaran
mikrokontroler untuk pengaturan shift register-nya. Koneksi kontrol shift register dengan PORT pada mikrokontrol berdasarkan
warna dasarnya secara bersesuaian ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Koneksi per bagian kontrol shift register dengan PORT mikrokontroler. Kaki Kontrol
Red Green
Blue
Data PORTC.2 PORTB.2
PORTC.6 Clock
PORTC.0 PORTB.0 PORTC.4
Strobe PORTC.1 PORTB.1
PORTC.5 Output enable PORTC.3 PORTB.3
PORTC.7 PORT pada mikrokontroler cukup mengeluarkan logika high mauupun low
untuk mengontrol kaki kontrol pada shift register. Keluaran data dari kaki kontrol dianggap valid apabila memenuhi kriteria waktu tunda minimal yang ditunjukkan pada
lampiran C bagian Tabel Karakteristik Elektrik HCF4094BE. Shift register yang digunakan untuk pengendali kolom ada 24 buah, yang terdiri
dari delapan shift register untuk warna red, delapan shift register untuk warna green, dan delapan shift register untuk warna blue. Untai pengendali baris yang digunakan
ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Untai pengendali baris dengan menggunakan shift register.
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC11 C11
VCC ST1
DT11 CL1
R11 R12
R13 R14
OE1 R15
R16 R17
R18 DT21
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC21 C21
VCC ST1
DT21 CL1
R21 R22
R23 R24
OE1 R25
R26 R27
R28 DT31
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC31 C31
VCC ST1
DT31 CL1
R31 R32
R33 R34
OE1 R35
R36 R37
R38 DT41
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC41 C41
VCC ST1
DT41 CL1
R41 R42
R43 R44
OE1 R45
R46 R47
R48 DT51
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC12 C12
VCC ST2
DT12 CL2
G11 G12
G13 G14
OE2 G15
G16 G17
G18 DT22
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC13 C13
VCC ST3
DT13 CL3
B11 B12
B13 B14
OE3 B15
B16 B17
B18 DT23
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC22 C22
VCC ST2
DT22 CL2
G21 G22
G23 G24
OE2 G25
G26 G27
G28 DT32
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC32 C32
VCC ST2
DT32 CL2
G31 G32
G33 G34
OE2 G35
G36 G37
G38 DT42
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC42 C42
VCC ST2
DT42 CL2
G41 G42
G43 G44
OE2 G45
G46 G47
G48 DT52
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC23 C23
VCC ST3
DT23 CL3
B21 B22
B23 B24
OE3 B25
B26 B27
B28 DT33
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC33 C33
VCC ST3
DT33 CL3
B31 B32
B33 B34
OE3 B35
B36 B37
B38 DT43
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC43 C43
VCC ST3
DT43 CL3
B41 B42
B43 B44
OE3 B45
B46 B47
B48 DT53
RR11 RR12
RR13 RR14
RR15 RR16
RR17 RR18
RG11 RG12
RG13 RG14
RB11 RB12
RB13 RB14
RR21 RR22
RR23 RR24
RG21 RG22
RG23 RG24
RB21 RB22
RB23 RB24
RR31 RR32
RR33 RR34
RG31 RG32
RG33 RG34
RB31 RB32
RB33 RB34
RR41 RR42
RR43 RR44
RG41 RG42
RG43 RG44
RB41 RB42
RB43 RB44
RG15 RG16
RG17 RG18
RB15 RB16
RB17 RB18
RR25 RR26
RR27 RR28
RG25 RG26
RG27 RG28
RB25 RB26
RB27 RB28
RR35 RR36
RR37 RR38
RG35 RG36
RG37 RG38
RB35 RB36
RB37 RB38
RR45 RR46
RR47 RR48
RG45 RG46
RG47 RG48
RB45 RB46
RB47 RB48
Gambar 3.8 Lanjutan. Untai pengendali baris dengan menggunakan shift register. 3.1.4.
Perancangan dan Realisasi Modul Penampil Teks Bergerak
Modul ini terdiri dari delapan buah dot matrix RGB ukuran 7 baris x 8 kolom yang dihubungkan secara kaskade seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.9, berfungsi
untuk menampilkan teks berikut warnanya dan warna latar belakang sesuai dengan masukan data sebelumnya pada program interface. Namun jika diinginkan penampil
yang lebih panjang, modul ini dapat juga ditambah dengan melakukan expand hingga lima belas dot matrix RGB. Panjang sebanyak delapan buah dot matrix RGB ini
disesuaikan dengan standar umum yang ada, yaitu kelipatan empat. Panjang minimal yang digunakan pada perancangan adalah delapan dot matrix RGB, yaitu 64 kolom x 7
baris.
Gambar 3.9. Hubungan kaskade dot matrix RGB 64 kolom x 7 baris.
Pemilihan dot matrix RGB ini didasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya. Satu piksel pada dot matrix RGB sesuai namanya terdiri dari
tiga warna dasar, yaitu red, green, dan blue ditunjukkan pada Gambar 3.10, yang dapat dikombinasi sehingga dapat menghasilkan empat warna lain, yaitu cyan, magenta,
yellow, dan white. Pemilihan warna teks dan latar belakang didasarkan pada tujuh pilihan warna yang tersedia tersebut.
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC51 C51
VCC ST1
DT51 CL1
R51 R52
R53 R54
OE1 R55
R56 R57
R58 DT61
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC61 C61
VCC ST1
DT61 CL1
R61 R62
R63 R64
OE1 R65
R66 R67
R68 DT71
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC71 C71
VCC ST1
DT71 CL1
R71 R72
R73 R74
OE1 R75
R76 R77
R78 DT81
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC81 C81
VCC ST1
DT81 CL1
R81 R82
R83 R84
OE1 R85
R86 R87
R88 DT91
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC52 C52
VCC ST2
DT52 CL2
G51 G52
G53 G54
OE2 G55
G56 G57
G58 DT62
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC62 C62
VCC ST2
DT62 CL2
G61 G62
G63 G64
OE2 G65
G66 G67
G68 DT72
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC82 C82
VCC ST2
DT82 CL2
G81 G82
G83 G84
OE2 G85
G86 G87
G88 DT92
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC72 C72
VCC ST2
DT72 CL2
G71 G72
G73 G74
OE2 G75
G76 G77
G78 DT82
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC53 C53
VCC ST3
DT53 CL3
B51 B52
B53 B54
OE3 B55
B56 B57
B58 DT63
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC63 C63
VCC ST3
DT63 CL3
B61 B62
B63 B64
OE3 B65
B66 B67
B68 DT73
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC73 C73
VCC ST3
DT73 CL3
B71 B72
B73 B74
OE3 B75
B76 B77
B78 DT83
1 S
H IF
T R
E G
IS T
E R
IC83 C83
VCC ST3
DT83 CL3
B81 B82
B83 B84
OE3 B85
B86 B87
B88 DT93
RR51 RR52
RR53 RR54
RG51 RG52
RG53 RG54
RB51 RB52
RB53 RB54
RR61 RR62
RR63 RR64
RG61 RG62
RG63 RG64
RB61 RB62
RB63 RB64
RR71 RR72
RR73 RR74
RG71 RG72
RG73 RG74
RB71 RB72
RB73 RB74
RR81 RR82
RR83 RR84
RG81 RG82
RG83 RG84
RB81 RB82
RB83 RB84
RR55 RR56
RR57 RR58
RG55 RG56
RG57 RG58
RB55 RB56
RB57 RB58
RR65 RR66
RR67 RR68
RG65 RG66
RG67 RG68
RB65 RB66
RB67 RB68
RR75 RR76
RR77 RR78
RG75 RG76
RG77 RG78
RB75 RB76
RB77 RB78
RR85 RR86
RR87 RR88
RG85 RG86
RG87 RG88
RB85 RB86
RB87 RB88
Dot matrix
RGB1 7 baris x 8 kolom
8
Dot matrix
RGB2 7 baris x 8 kolom
………………………………………
Dot matrix
RGB8 7 baris x 8 kolom
Gambar 3.10. Komposisi satu piksel dot matrix RGB
Gambar untuk satu dot matrix RGB lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran D bagian Gambar Koneksi Pin. Sesuai dengan gambar tersebut, yang menjadi
kaki common pada LED yang berbeda warna untuk satu baris adalah kaki anoda, oleh sebab itu kaki common anoda tersebut dihubungkan ke kendali baris, dan kaki common
katoda untuk satu kolom LED dengan warna yang sama dihubungkan ke kendali kolom yang bersesuaian. Spesifikasi untuk dot matrix RGB yang digunakan dapat dilihat pada
lampiran D bagian Tabel Karakteristik Elektrik. Arus yang dilewatkan untuk tiap warna dibuat berbeda, yaitu untuk
mendapatkan warna dengan intensitas yang sama untuk ketiga warna dasar di tiap piksel yang digunakan, agar ketika ketiga warna dasar tersebut dinyalakan, diharapkan dapat
memiliki intensitas cahaya yang sama sehingga dapat dimunculkan warna white. Perhitungan nilai resistansi yang digunakan untuk tiap kolom tiap warna mengacu pada
lampiran C bagian Grafik intensitas cahaya. Pada grafik lampiran terlihat bahwa dengan menurunkan arus typical menjadi setengah, maka intensitas cahaya typical-nya juga
turun menjadi setengahnya. Hal ini hanya diterapkan untuk warna hijau, karena sesuai datasheet dot matrix yang digunakan warna hijau memiliki intensitas cahaya dua kali
lebih besar dibanding dua warna yang lain. Nilai resistor yang dipasang untuk tiap warna dasar dapat dihitung dan ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
warna warna
typ warna
I duty cycle
V Vi
R .
.
− =
………………………………..……3.4 Ohm
30 Ohm
52 ,
29 mA
15 .
V 9
, 1
5
7 1
≈ =
− =
red
R
Ohm 33
Ohm 38
, 32
mA 5
, 7
. V
3 ,
3 5
7 1
≈ =
− =
green
R
Ohm 18
Ohm 19
, 16
mA 15
. V
3 ,
3 5
7 1
≈ =
− =
blue
R
Pada kenyataannya, nilai-nilai resistansi yang didapat dari perhitungan sulit untuk didapatkan. Oleh sebab itu nilai yang ada pada sisi paling kanan digunakan
sebagai nilai pendekatan dari nilai-nilai yang didapat dari perhitungan. Pada perancangan digunakan nilai duty cycle-nya adalah satu per tujuh, karena
metode yang digunakan adalah scanning baris, dengan jumlah baris yang digunakan ada tujuh. Perhitungan arus maksimum yang digunakan untuk penampil teks bergerak sudah
dilakukan pada bagian pembahasan kendali baris persamaan 3.2, yaitu maksimal sebesar 2,4 A. Nilai arus yang dibutuhkan tersebut tidak terlalu besar karena perangkat
keras yang dirancang menggunakan kendali yang dilakukan secara scanning, sehingga meminimalkan arus yang digunakan.
Nilai daya maksimum yang digunakan oleh penampil dengan duty cycle satu per tujuh dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini.
dot penampil
I V
P
64
. =
……………………………………………………….3.5 A
2,4 .
V 5
=
penampil
P Watt
12 =
penampil
P Penampil teks bergerak RGB yang digunakan disusun dari 8 buah dot matrix
RGB ukuran 7 baris x 8 kolom yang disusun memanjang ke samping, dan terhubung dengan MOSFET dan resistor pada shift register yang bersesuaian. Untai penampil yang
digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11. Untai penampil teks bergerak RGB.
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM1
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM2
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM3
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM4 B
7 B
6 B
5 G
1 1
G 1
2 G
1 3
G 1
4 G
1 5
G 1
6 G
1 7
G 1
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
2 1
G 2
2 G
2 3
G 2
4 G
2 5
G 2
6 G
2 7
G 2
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
3 1
G 3
2 G
3 3
G 3
4 G
3 5
G 3
6 G
3 7
G 3
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
4 1
G 4
2 G
4 3
G 4
4 G
4 5
G 4
6 G
4 7
G 4
8 B
4 B
3 B
2 B
1
B 1
1 B
1 2
B 1
3 B
1 4
B 1
5 B
1 6
B 1
7 B
1 8
R 1
1 R
1 2
R 1
3 R
1 4
R 1
5 R
1 6
R 1
7 R
1 8
R 2
8 R
2 7
R 2
6 R
2 5
R 2
4 R
2 3
R 2
2 R
2 1
B 2
8 B
2 7
B 2
6 B
2 5
B 2
4 B
2 3
B 2
2 B
2 1
R 3
8 R
3 7
R 3
6 R
3 5
R 3
4 R
3 3
R 3
2 R
3 1
B 3
8 B
3 7
B 3
6 B
3 5
B 3
4 B
3 3
B 3
2 B
3 1
R 4
8 R
4 7
R 4
6 R
4 5
R 4
4 R
4 3
R 4
2 R
4 1
B 4
8 B
4 7
B 4
6 B
4 5
B 4
4 B
4 3
B 4
2 B
4 1
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM5
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM6
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM7
B K
1 B
K 2
B K
3 B
K 4
B K
5 B
K 6
B K
7 B
K 8
R K
1 R
K 2
R K
3 R
K 4
R K
5 R
K 6
R K
7 R
K 8
B 1
B 2
B 3
B 4
G K
8 G
K 7
G K
6 G
K 5
G K
4 G
K 3
G K
2 G
K 1
B 5
B 6
B 7
B 8
DOT MATRIX RGB 8x8
DM8 B
7 B
6 B
5 G
5 1
G 5
2 G
5 3
G 5
4 G
5 5
G 5
6 G
5 7
G 5
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
6 1
G 6
2 G
6 3
G 6
4 G
6 5
G 6
6 G
6 7
G 6
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
7 1
G 7
2 G
7 3
G 7
4 G
7 5
G 7
6 G
7 7
G 7
8 B
4 B
3 B
2 B
1 B
7 B
6 B
5 G
8 1
G 8
2 G
8 3
G 8
4 G
8 5
G 8
6 G
8 7
G 8
8 B
4 B
3 B
2 B
1
R 5
8 R
5 7
R 5
6 R
5 5
R 5
4 R
5 3
R 5
2 R
5 1
B 5
8 B
5 7
B 5
6 B
5 5
B 5
4 B
5 3
B 5
2 B
5 1
R 8
8 R
8 7
R 8
6 R
8 5
R 8
4 R
8 3
R 8
2 R
8 1
B 8
8 B
8 7
B 8
6 B
8 5
B 8
4 B
8 3
B 8
2 B
8 1
R 7
8 R
7 7
R 7
6 R
7 5
R 7
4 R
7 3
R 7
2 R
7 1
B 7
8 B
7 7
B 7
6 B
7 5
B 7
4 B
7 3
B 7
2 B
7 1
R 6
8 R
6 7
R 6
6 R
6 5
R 6
4 R
6 3
R 6
2 R
6 1
B 6
8 B
6 7
B 6
6 B
6 5
B 6
4 B
6 3
B 6
2 B
6 1
3.2. Perancangan dan Realisasi Perangkat Lunak Sistem