Black box Testing LANDASAN TEORI

28

2.21 Black box Testing

Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang ditest, juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input output testing atau functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software. Kategori error yang akan diketahui melalui black box testing adalah sebagai berikut: 1. Fungsi yang hilang atau tidak benar. 2. Error dari antar muka. 3. Error dari struktur data atau akses eksternal database. 4. Error dari kinerja atau tingkah laku. 5. Error dari inisialisasi dan terminasi. Test di desain untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana validasi fungsi yang akan ditest ? 2. Bagaimana tingkah laku kinerja dari sistem yang akan ditest ? 3. Kategori masukan apa saja yang bagus digunakan untuk test case ? 4. Apakah sebagian sistem sensitif terhadap suatu nilai masukan tertentu ? 5. Bagaimana batasan suatu kategori masukan ditetapkan ? 6. Sistem mempunyai toleransi jenjang dan volume data apa saja ? 7. Apa saja akibat dari kombinasi data tertentu yang akan terjadi pada operasi dari sistem ? 29

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Dalam merancang dan membangun evaluasi penjadwalan produksi dibutuhkan anasisis dan tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan sistem. Berikut ini adalah analisis dan tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan sistem.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Sistem produksi yang digunakan oleh PT. Hume Sakti Indonesia adalah pull system yang berarti PT. Hume Sakti Indonesia hanya melakukan produksi apabila ada pesanan dari customer . Proses penerimaan order saat ini pada PT. Hume Sakti Indonesia, meliputi penerimaan order produksi dari marketing, dilanjutkan dengan pengecekan stok dimana bagian produksi berkerjasama dengan bagian stockyard untuk melakukan cek fisik stok dilapangan, setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan instruksi produksi dan kalkulasi mix design. Instruksi produksi yang telah dibuat akan dijadwalkan, setelah itu dibuatlah material requisition yang akan diberikan pada Divisi Gudang sebagai dasar pengadaan barang. Instruksi produksi yang telah dibuat akan dijadwalkan, setelah itu dibuatlah material requisition yang akan diberikan pada Divisi Gudang sebagai dasar pengadaan barang. Dari proses bisnis diatas memakan waktu 3 jam, dan untuk setting mesin dan peralatan memakan waktu 1 hari. PT. Hume Sakti Indonesia mempunyai keterbatasan sumber daya manusia pada Bagian Produksi,