Budaya Organisasi PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

ISSN : 0215 - 9635, Vol 25 No. 2 Tahun 2010 111 TA Gutama “Peran Komunik asi Dalam Organisasi” nutup kemungkinan bawahan untuk menanyakan tugas yang diberikan se- cara detail. 2. Hirarkhi dalam organisasi Susunan hirakhi dalam organisasi menunjukkan adanya seseorang yang mempunyai kedudukan superior dan yang lain adalah bawahannya. Antara pimpinan dan bawahan ada perbedaan status dan persepsi tentang organisasi. Seorang pimpinan perusahaan akan se- nantiasa berpikir untuk mengembang- kan perusahaannya, sementara karya- wan hanya berpikir tentang tugas yang diberikan. Perbedaan status dan persep- si tentang organisasi ini mempengaruhi cara berkomunikasi. Seorang pimpinan organisasi hanya membutuhkan masuk- an dari bawahannya, bukan suatu usul- an atau lebih-lebih mengenai hal-hal yang cenderung menggoncang posisi pimpinan. Keterbatasan dalam berko- munikasi Dalam suatu organisasi terjadi pem- bedaan antara pengurus dan anggota, sehingga terjadi pembedaan kelas. Pem- bedaan ini berakibat juga pada komuni- kasi dalam organisasi, pengurus hanya berkomunikasi dengan pengurus demi- kian juga anggota hanya akan berkomu- nikasi dengan anggota lainnya. Apabila terjadi komunikasi antara pengurus de- ngan anggota, maka komunikasi yang ada sangat terbatas dan bersifat formal. Keterbatasan dalam berkomunikasi ini mengakibatkan pesan tidak disam- paikan secara jelas, sehingga diperlukan adanya interpretasi lebih lanjut. Inter- pretasi ini justru berakibat adanya dis- torsi pesan. 3. Sistem, aturan dan kibijakan dalam organisasi Sistem, aturan dan kebijaksanaan sangat mempengaruhi cara-cara orang dalam berkomukasi. Organisasi mem- punyai sistem, aturan yang membeda- kan antara pimpinan dan karyawan. Pembedaan ini juga dalam hal berkomu- nikasi, komunikasi yang ada bersifat personal dan formal. Akibatnya komu- nikasi antara karyawan dan pimpinan sangat kurang, karena terikat dengan aturan yang formal, sehingga pesan dan informasi mengalami distorsi. Adapun factor dari luar organisasi yang mempengaruhi adanya distorsi pesan antara lain : 1. Keterbatasan individu Dalam berkomunikasi sangat dibu- tuhkan adanya kemampuan individu untuk mengolah pesan yang diterima- nya. Keterbatasan kemampuan indivi- du untuk mengolah pesan akan menye- babkan adanya misscommunication yang menyebabkan adanya distorsi pesan. 2. Bahasa Penggunaan istilah-istilah dalam bahasa seringkali mempunyai arti yang mendua, sehingga individu dalam me- nangkap pesan menjadi ragu-ragu. Ke- raguan individu ini akan menyebabkan adanya distorsi pesan. 3. Framming Dalam kehidupan bermasyarakat ada sesuatu yang sudah terkonsep da- lam pikiran yang sulit untuk diubah. Adanya framming itu menyebabkan or- ganisasi itu sulit untuk menerima hal- hal yang baru, sehingga pesan-pesan pe- rubahan dalam organisasi tidak men- dapatkan perhatian dari anggota.

D. Budaya Organisasi

Manusia hidup dalam penuh ketidak- pastian, dalam menghadapi ketidak-pastian tersebut, manusia hidup berkelompok. Dalam kelompoknya, mereka akan berbagi tugas untuk memenuhi kebutuhannya yang begitu banyak. Dalam masyarakat modern, Jurnal Sosiologi D I L E M A 112 TA Gutama “Peran Komunik asi Dalam Organisasi” individu akan masuk dalam organisasi yang akan memenuhi sebagian dari kebutuhan- nya. Organisasi akan dilihat sebagai suatu kelompok manusia yang mempunyai tuju- an bersama yang hendak dicapai. Untuk menyamakan gerak langkah anggota orga- nisasi dan layaknya suatu kehidupan bersa- ma, diperlukan adanya nilai dan norma yang dipahami bersama oleh anggota orga- nisasi. Norma dan nilai dalam organisasi akan diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku anggota dalam organisasi. Berdasar pada nilai dan norma pengurus akan dapat memotivasi anggota untuk melakukan se- suatu tindakan yang berguna bagi kemaju- an organisasi, dengan singkat dapat dikata- kan dalam organisasi ada budaya organisasi. Dalam budaya organisasi, pengurus mem- punyai tugas untuk memotivasi, mengkoor- dinir, mengkomunikasikan, mengendali- kan agar anggota mempunyai kesepakatan untuk mendukung kehidupan organisasi- nya. Kesepakatan anggota itu ditunjukkan dalam perilaku anggota organisasi sebagai suatu kekuatan dalam mencapai tujuan or- ganisasi. Dengan kata lain, pengurus organi- sasi bertugas untuk mencari terobosan- terobosan baru untuk kemajuan organisasi. Ide-ide baru itu dikomunikasi dengan ang- gota, sehingga anggota mempunyai penge- nalan akan ide-ide baru tersebut. Dengan pengenalan tersebut akan dikonsultasikan dengan nilai dan norma yang berlaku da- lam organisasi dan terbentuklah suatu moti- vasi dan kesepakatan dari anggota, yang akan muncul sebagai perilaku bersama da- lam mendukung gerak langkah organisasi. Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat Andreas Hartmann dengan membuat dia- gram sebagai berikut : At t it udes and behaviour of organizat ion m em bers Values and norm s of t he organizat ion M anagerial act ions Com m it m ent and m ot ivat ion of organizat ion m em bers Diagram gerak dan langkah organisasi Andreas Hartmann; 2006 : 161

E. Komunikasi organisasi, budaya organisasi