Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Ibuprofen dalam Larutan Dapar Fosfat pH 6,4 Isotonis

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Ibuprofen dalam Larutan Dapar Fosfat pH 6,4 Isotonis

Untuk mengetahui panjang gelombang maksimum ibuprofen dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis maka dilakukan pengukuran pada larutan induk baku ibuprofen 9 mcgml dengan menggunakan alat spektrofotometer ultraviolet. Dari pengukuran diperoleh panjang gelombang ibuprofen dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis adalah 222 nm. Panjang gelombang yang diperoleh mendekati dengan panjang gelombang ibuprofen yang tertera pada U.S.P 29 yaitu 221 nm. Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.1 Kurva Absorbsi dari Ibuprofen Baku 29 4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Penentuan Persamaan Regresi Ibuprofen Baku dalam Larutan Dapar Fosfat pH 6,4 Isotonis Untuk menentukan kurva kalibrasi dari ibuprofen baku dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis dilakukan pengukuran absorbansi dari larutan induk ibuprofen pada konsentrasi 1,5; 4; 6,5; 9; 11,5; 14; dan 16,5 mcgml sehingga diperoleh absorbansi dari masing-masing konsentrasi dan persamaan regresi y = 0,0468x – 0,0072. Hasilnya dapat dilihat di bawah ini Tabel 4.1. Data absorbansi untuk menentukan Kalibrasi Ibuprofen Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 6,4 NO Konsentrasi mcgml Absorbansi Rata-Rata 1 0,0000 0,000 2 1,5000 0,058 3 4,0000 0,176 4 6,5000 0,288 5 9,0000 0,424 6 11,5000 0,533 7 14,0000 0,650 8 16,5000 0,762 30 4.3 Data Konsentrasi Ibuprofen pada Absorbsi Berbagai Jenis Usus Tabel 4.2. Data konsentrasi ibuprofen pada interval waktu 5-150 menit dalam mcgml pada usus halus kelinci terbalik segar Konsentrasi Obat Pada Usus Terbalik Segar Waktu Absorbansi Konsentrasi Obat ppm 5 0,147 0,132 ± 0,0006 10 0,149 0,134 ± 0,0006 15 0,153 0,137 ± 0,0026 30 0,155 0,138 ± 0,0025 60 0,183 0,162 ± 0,0067 90 0,237 0,209 ± 0,0308 120 0,261 0,230 ± 0,0140 150 0,297 0,260 ± 0,0000 Tabel 4.3. Data konsentrasi ibuprofen pada interval waktu 5-150 menit dalam mcgml pada usus halus kelinci terbalik dikeringkan. Konsentrasi Obat Pada Usus Terbalik yang Dikeringkan Waktu Absorbansi Konsentrasi Obat ppm 5 0,145 0,130 ± 0,0021 10 0,185 0,164 ± 0,0131 15 0,243 0,214 ± 0,0017 30 0,247 0,217 ± 0,0046 60 0,268 0,236 ± 0,0021 90 0,286 0,251 ± 0,0023 120 0,326 0,285 ± 0,0006 150 0,348 0,303 ± 0,0010 Tabel 4.4. Data konsentrasi ibuprofen pada interval waktu 5-150 menit dalam mcgml pada usus halus kelinci tidak terbalik segar Konsentrasi Obat Pada Usus Tidak Terbalik Segar Waktu Absorbansi Konsentrasi Obat ppm 5 0,144 0,129 ± 0,0010 10 0,146 0,131 ± 0,0010 15 0,147 0,132 ± 0,0000 30 0,153 0,137 ± 0,0020 60 0,167 0,149 ± 0,0010 90 0,178 0,158 ± 0,0006 120 0,193 0,171 ± 0,0023 150 0,207 0,183 ± 0,0025 31 Tabel 4.5. Data konsentrasi ibuprofen pada interval waktu 5-150 menit dalam mcgml pada usus halus kelinci tidak terbalik dikeringkan Konsentrasi Obat Pada Usus Tidak Terbalik Yang Dikeringkan Waktu Absorbansi Konsentrasi Obat ppm 5 0,144 0,130 ± 0,0015 10 0,150 0,134 ± 0,0040 15 0,185 0,165 ± 0,0015 30 0,216 0,191 ± 0,0051 60 0,247 0,217 ± 0,0026 90 0,262 0,230 ± 0,0038 120 0,268 0,235 ± 0,0035 150 0,275 0,242 ± 0,0042 Dari data pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi ibuprofenbaku pada usus halus kelinciterbalik segar mencapai 0,260 ± 0,0000mcgml; pada usus halus kelinci terbalik dikeringkan mencapai 0,303 ± 0,0010 mcgml. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan obat masih terjadi sampai pada menit ke-150 dengan nilai konsentrasi ibuprofen baku pada usus halus kelinci terbalik dikeringkan ibuprofen baku pada usus halus kelinci terbalik segar. Dari data pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi untuk ibuprofen baku pada usus halus kelinci tidak terbalik segar mencapai 0,183 ± 0,0025 mcgml; pada usus halus kelinci tidak terbalik dikeringkan 0,242 ± 0,0042 mcgml. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan obat masih terjadi sampai pada menit ke-150 dengan nilai konsentrasi ibuprofen baku pada usus halus kelinci tidak terbalik dikeringkan ibuprofen baku pada usus halus kelinci tidak terbalik segar. Dari data Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi untuk ibuprofen baku pada usus halus kelinci yang dikeringkan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai konsentrasi untuk ibuprofen baku pada usus halus kelinci 32 terbalik dan tidak terbalik yang segar. Hal ini dikarenakan ukuran pori-pori usus halus kelinci yang dikeringkan lebih besar dari pada usus halus kelinci segar. 4.4 Pengaruh Perbedaan Jenis Usus Terhadap Harga AUC Area Under The Curve Ibuprofen pada Usus Halus Terbalik dan Tidak Terbalik Kelinci Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan jumlah ibuprofen yang terabsorpsi, maka dilakukan penentuan harga AUC dari jenis usus halus kelinci segar dan usus halus kelinci yang dikeringkan, yang dapat dilihat pada tabel dan grafik AUC dengan waktu di bawah ini: Tabel 4.6 Data perbandingan harga AUC area under the curve berbagai sediaan ibuprofen dalam cairan serosa usus halus terbalik segar dan dikeringkan dalam mcg.menitml n Usus Halus Kelinci Terbalik Segar mcg.menitml Usus Halus Kelinci Terbalik Kering mcg.menitml 1 28,043 35,651 2 26,03 36,349 3 29,098 36,217 Rata-Rata 27,724 ± 1,559 36,072 ± 0,371 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 50 100 150 200 A U C m cg .m e n it m l Waktu menit usus halus terbalik segar usus halus terbalik dikeringkan 33 Gambar 4.3 Grafik AUC terhadap waktu dari ibuprofen baku pada usus halus kelinci terbalik segar dan yang dikeringkan. Tabel 4.7 Data perbandingan harga AUC area under the curve berbagai sediaan ibuprofen dalam cairan serosa usus halus tidak terbalik kelinci segar dan dikeringkan dalam mcg.menitml n Usus Halus Kelinci Tidak Terbalik Segar mcg.menitml Usus Halus Kelinci Tidak Terbalik Kering mcg.menitml 1 22,649 30,963 2 22,913 31,225 3 22,844 31,88 Rata-Rata 22,802 ± 0,137 31,356 ± 0,472 Gambar 4.4 Grafik AUC terhadap waktu dari ibuprofen baku pada usus halus kelinci tidak terbalik segar dan yang dikeringkan. Untuk mengetahui perbedaan secara keseluruhan, maka nilai AUC dari setiap jenis usus ditotalkan kemudian dibandingkan dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Dari data pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai total AUC ibuprofen baku pada usus halus kelinci terbalik dikeringkan ibuprofen baku pada usus halus kelinci 1 2 3 4 5 6 7 8 50 100 150 200 A U C m cg .m e n it m l Waktu menit usus halus tidak terbalik segar usus halus tidak terbalik kering 34 tidak terbalik dikeringkan ibuprofen baku pada usus halus kelinci terbalik segar ibuprofen baku pada usus halus kelinci tidak terbalik segar. Selain itu, dari data pada Tabel 4.6 juga dapat dilihat bahwa nilai AUC dari absorbsi ibuprofen usus halus kelinci yang dikeringkan lebih tinggi dibandingkan yang segar. Selanjutnya data diuji secara statistik menggunakan uji Anova Test- Bonferroni untuk jenis usus terbalik segar dan terbalik dikeringkan serta untuk jenis usus tidak terbalik segar dan tidak terbalik dikeringkan. Dari hasil uji Anova Test- Bonferroni diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara absorpsi ibuprofen pada usus halus terbalik segar dan terbalik dikeringkan serta untuk jenis usus tidak terbalik segar dan tidak terbalik dikeringkan dengan nilai signifikansi 0,000. Dari data ini, diketahui bahwa usus halus kelinci yang dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer lebih besar absorbsinya dibandingkan dengan usus halus kelinci yang segar. Hal ini dikarenakan ukuran pori-pori usus halus kelinci yang dikeringkan lebih besar dari pada usus halus kelinci segar. Data yang diperoleh selanjutnya diuji secara statistik menggunakan uji Independent Sample T Test untuk jenis usus terbalik dan tidak terbalik. Dari hasil uji Independent Sample T Test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara absorpsi ibuprofen pada usus halus kelinci terbalik dan tidak terbalik dengan nilai signifikansi 0,817. Artinya, untuk penelitian menggunakan usus, dapat digunakan metode terbalik ataupun tidak terbalik, dan lebih sering atau lebih banyak penelitian mengunaka metode usus terbaik karena prosedurnya lebih mudah dibandingkan dengan metode usus tidak terbalik. 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN