Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor terhadap tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit

PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR,
ETIKA AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP
TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:
Istianah Nasution
NIM: 108082000107

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama


: Istianah Nasution

No. Induk Mahasiswa

: 108082000107

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1.
2.
3.
4.

5.

Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjwabkan
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 1 Agustus 2013
Yang Menyatakan


(Istianah Nasution)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1.

Nama

: Istianah Nasution

2.

Tempat tanggal lahir


: Jakarta, 14 Oktober 1990

3.

Alamat

: Reni Jaya Jl. Pinus Raya Blok AH 1 No.2
RT 001/018 Pamulang Barat, Pamulang –
Tangerang Selatan 15417

II.

4.

Telepon

: 08568732128

5.


E-mail

: anggiistiana@yahoo.com

PENDIDIKAN
1.

TK Cahaya Agung, Pamulang

Tahun 1994-1996

2.

SD Muhammadiyah 12 Pamulang

Tahun 1996-2002

3.

SMP Muhammadiyah 22 Pamulang


Tahun 2002-2005

4.

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

Tahun 2005-2008

5.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2008-2012

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

IV.


1. Ayah

: H. Faruk Nasution (Alm.)

2. Ibu

: Latifah

3. Kakak

: Muhammad Imaduddin Nasution

4. Adik

: Abdu Khoiri Rozikin

PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2000-2002 : Anggota Pramuka SD Muhammadiyah 12
2. 2000-2002 : Anggota bela diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah
3. 2002-2003 : Sekretaris Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 22

Pamulang
4. 2003-2004 : Ketua Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 25
vi

Pamulang
5. 2008-2012 : Anggota Corruption Preventing Alliance (CPA)
V.

PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI
1. 2004

: Training Leadership

2. 3-4 September 2008

: ESQ Basic Training Mahasiswa UIN
Jakarta

3. 2008


: Seminar dan Training Anti Korupsi

4. 9 September 2009

: Talkshow Pemberantasan Korupsi

5. 2009

: Seminar Perempuan Melawan Korupsi

6. 2010

: Seminar Ekonomi “Peran Ekonomi Islam
Dalam Menghadapi Krisis Global”

7. 20 Mei 2010

: Seminar Nasional “Peran Asuransi dalam
Era Globalisasi”


8. 4 November 2010

: Training Anti Korupsi

9. 27 Mei 2011

: Peserta Workshop Bisnis Asuransi

vii

THE INFLUENCE OF AUDITOR PERSONAL CHARACTERISTICS,
AUDIT ETHICS, AND EXPERIENCE OF AUDITOR TO ACCEPTANCE
DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR
Istianah Nasution
ABSTRACT
This study analyzed the influence of auditor personal characteristics, audit
ethics, and experience of auditor to acceptance dysfunctional audit behavior.
Respondents in this study consisted of auditors who work at public accounting
firm in DKI Jakarta. Eighty three questionnaires were distributed to the
respondents and seventy seven questionnaires were returned by respondent and

can be processed. It used simple random sampling method to determaining the
sample. It was examined by multiple regression analysis using SPSS program.
The results indicate that auditor personal characteristics and audit ethics
significant to acceptance dysfunctional audit behavior, whereas experience of
auditor didn’t have significant influence to acceptance dysfunctional audit
behavior.
Keywords: auditor personal characteristics, audit ethics, experience of auditor,
and dysfunctional audit behavior.

viii

PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT
DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Istianah Nasution
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh karakteristik personal auditor, etika
audit dan pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam
audit. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para auditor yang bekerja di
kantor Akuntan Publik. Delapan puluh tiga buah kuesioner didistribukan kepada
responden, dan sebanyak tujuh puluh tujuh buah kuesioner dikembalikan oleh
respponden dan dapat diolah. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah simple random sampling. Penelitian ini diuji dengan analisis
regresi berganda menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor dan etika
audit memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalm
audit. Sedangkan pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
Kata kunci: karakteristik personal auditor, etika audit, pengalaman auditor, dan
penyimpangan perilaku dalam audit.

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada maha guru, Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman penuh ilmu pengetahuan
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1.

Kedua orang tua, ayahanda H. Faruk Nasution (almarhum) dan ibunda
Latifah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Serta kakak, adik dan segenap
keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Ibu Rini, Dr., SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini, serta bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

6.

Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku dosen Pembimbing Skripsi
II yang telah bersedia memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

x

7.

Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8.

Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9.

Kakak dan adik penulis, Muhammad Imaduddin Nasution dan Abdu Khoiri
Rozikin yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan doa, perhatian, semangat,
dan dukungan kepada penulis, Dian, Muth, Dina, Nira, Devy yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dan bantuan kepada penulis, serta selalu
menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.
11. Teman-teman terbaik AKUNTANSI C 2008 dan teman-teman pengajian
Akuntansi C 2008, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa
yang telah diberikan.
12. Terima kasih untuk seluruh teman-teman AKUNTANSI 2008 atas doa dan
dukungan yang telah diberikan.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
akuntansi dan manajemen.
Jakarta, 1 Agustus 2013
Penulis

(Istianah Nasution)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………….. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... .vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................… ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ . x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 12
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 12
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 12

BAB II

LANDASAN TEORI .................................................................. 14
A. Landasan Teori ...................................................................... 14
1. Auditing ............................................................................ 14
2. Pengertian Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............. 16
3. Karakteristik Personal Auditor ......................................... 19
4. Etika Audit ...................................................................... 24
5. Pengalaman Auditor ......................................................... 29
B. Pengembangan Hipotesis ....................................................... 31
1. Karakteristik personal auditor dengan penyimpangan
perilaku dalam audit ......................................................... 32
xii

2. Etika audit dengan penyimpangan perilaku dalam audit ... 34
3. Pengalaman auditor dengan penyimpangan perilaku dalam
audit …………………… .................................................. 35
C. Penelitian Terdahulu ............................................................... 36
D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 41
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 42
B. Metode Pemilihan Sampel ..................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 43
D. Metode Analisis Data ............................................................. 43
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 43
2. Uji Kualitas Data .............................................................. 44
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 45
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 46
E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 48
1. Karakteristik personal Auditor .......................................... 48
2. Etika Audit…. .................................................................... 49
3. Pengalaman Auditor ......................................................... 49
4. Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............................... 50

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 54
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 54
2. Karakteristik Profil Responden ......................................... 56
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ............................................... 61
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 61
2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 62
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 65
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 68

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................... 73
xiii

A. Kesimpulan ............................................................................ 73
B. Implikasi ................................................................................ 74
C. Saran ...................................................................................... 76
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 78
Lampiran-Lampiran ............................................................................................ 81

xiv

DAFTAR TABEL

No. Tabel
1.1

Keterangan

Halaman

Peneletian terdahulu mengenai penyimpangan
perilaku dalam audit ………………………………….. …. 3

2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................... .... 37

3.1

Operasional Variabel Penelitian ..................................... .... 51

4.1

Data Sampel Penelitian ................................................... ..... 55

4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian .................................. ......55

4.3

Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ............ ..... 56

4.4

Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Usia ............................ ..... 57

4.5

Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir ........... ..... 58

4.6

Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pendidikan Terkahir ........ 59

4.7

Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pengalaman Kerja ...... ..... 60

4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... ..... 61

4.9

Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor ........ ..... 62

4.10

Hasil Uji Validitas Etika Audit ....................................... ..... 63

4.11

Hasil Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit … 64

4.12

Hasil Uji Reabilitas ......................................................... ..... 64

4.13

Hasil Uji Multikolonieritas ............................................. ..... 65

4.14

Hasil Uji Normalitas ....................................................... ..... 66

4.15

Hasil Uji Heterokedasitas ................................................ ..... 67

4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................. ..... 69

4.17

Hasil Uji Statistik F ......................................................... ..... 70

4.18

Hasil Uji Statistik t .......................................................... ..... 71

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar
2.1

Keterangan

Halaman

Kerangka Pemikiran ........................................................ ..... 41

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp.

Keterangan

Halaman

1

Surat Izin Penelitian ....................................................... ... 82

2

Surat Penelitian ............................................................. 88

3

Surat Keterangan dari KAP …………………………………91

4

Kuesioner Penelitian ........................................................ ... 95

5

Daftar Jawaban Responden ............................................ ... 101

6

Output Hasil Pengujian Data .......................................... ... 114

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui apakah
laporan telah disusun dengan wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Namun, ada kalanya opini audit kurang mendapat respon yang positif dikarenakan
adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor
dalam proses audit (Donelly, Quirin & O’Bryan 2003). Mereka mengemukakan
penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain
melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu
yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original
audit procedur). Mereka juga mengemukakan penyebab para auditor melakukan
penyimpangan tersebut adalah karateristik personal yang berupa lokus kendali
eksternal (external locs of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover
mention) dan tingkat pribadi karyawan (self rate employee performance) yang
dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian mereka menyatukan bahwa terdapat
hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti

1

bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta
adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to
ambition) dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan penyimpangan
perilaku. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi
yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk
mencapainya sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan perilaku
dalam audit.
Pendapat Donnelly, Quirin & O’brian diatas diperkuat dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh enam besar audit senior yang terdapat dalam laporan Public
Oversight Board (2000) yang menyatakan 85% bentuk penyimpangan yang
terjadi adalah penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa
melengkapi keseluruhan prosedur dan kira-kira 12.2% bentuk penyimpangan
yang terjadi adalah melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek
daripada waktu yang sebenarnya. Selebihnya bentuk penyimpangan yang terjadi
adalah bukti-bukti yang dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur
audit yang telah ditetapkan pada waktu pemeriksaan di lapangan.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Akibatnya, berdampak
pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan
auditor.
2

Penyimpangan perilaku dalam audit pertama kali diteliti di Amerika pada
tahun 1978 oleh John G. Rhode. Sejak saat itu kemudian penyimpangan perilaku
dalam audit menjadi isu yang menarik sampai dengan dekade terakhir. Beberapa
penelitian penyimpangan perilaku audit pada tahun 1980-an tercatat Alderman
dan Deitrick, 1982; Kelley and Seiler, 1982; Cook and Kelley, 1988. Pada tahun
1990-an tercatat Kelley and Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone and
Robert, 1996; Otley and Pierce 1996. Pada tahun 2000-an tercatat Coram, Ng and
Woodliff, 2003; Donnelly, Quirin, O’Bryan, 2003; Weningtyas, Setiawan dan
Triatmoko, 2006. Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu Mengenai Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Tipe Perilaku
Penyimpangan
dalam Audit

No.

Peneliti

Tempat

Hasil Penelitian

1.

Rhode, 1978

Amerika

58% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit

Premature Sign off

2.

Kelley and
Seiler, 1982

Amerika

13% partner, 13%
manager, 33% senior, dan
32% staff auditor
13% manager, 10% senior
dan 32% staff auditor

Underreporting of
time
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit

Bersambung ke halaman selanjutnya

3

Tabel 1.1 (lanjutan)

No.

Peneliti

Tempat

Hasil Penelitian

3.

Alderman and
Deitrick, 1982

Amerika

4.

Cook and
Kelley, 1988

Amerika

31% auditor
mempersipkan adanya
perilaku penyimpangan
dalam audit
22% partner dan manager,
38% senior dan staff
21% partner dan manager,
22% senior dan staff

5.

Kelley and
Margheim,
1990

Amerika

54% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit

6.

Rhagunathan,
1991

Amerika

7.

Otley and
Pierce, 1996

Irlandia

8.

Malone and
Robert, 1996

Amerika

55% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit
60% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit
49,5% auditor pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit

9.

Coram, Ng,
andWoodliff,
2003

Australia

10.

Weningtyas,
Setiawan dan
Triatmoko,
2006

62,5% auditor
menyatakan pernah
melakukan penyimpangan
perilaku audit
Indonesia 13% auditor menyatakan
pernah melakukan
penyimpangan perilaku
audit

Tipe Perilaku
Penyimpangan
dalam Audit
Premature Sign Off

Underreporting of
time
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
Premature Sign Off

Premature Sign Off

Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
Tindakan yang
secara langsung
dapat mengurangi
kualitas audit
Premature Sign Off

Sumber: Edy Sujana (2006)
4

Tabel di atas menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit terus terjadi
dari waktu ke waktu hampir selama 35 tahun dan terjadi di berbagai negara.
Penelitian-penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penyimpangan perilaku
audit yang terjadi relatif tinggi dan konstan dari tahun ke tahun, yang diawali oleh
Rhode, 1978 yang mensurvey anggota AICPA yang memiliki pengalaman kerja
minimal dua tahun, menemukan bahwa 58% auditor melakukan premature sign
off pada prosedur audit.
Kelley and Seiler, 1982 menemukan bahwa 13% partner, 13% manager, 33%
senior, dan 32% staff auditor melakukan underreporting of time. Selanjutnya,
13% manager, 10% senior, dan 32% staff auditor melakukan tindakan yang dapat
mengurangi kualitas audit karena ketatnya anggaran waktu yang tersedia.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit lebih
banyak dilakukan oleh senior dan staff auditor. Pada tahun yang sama, dengan
menggunakan sample semua level auditor dari 16 kantor akuntan Big Eight di
Texas, Alderman and Deitric, 1982 menemukan bahwa 31% responden
mempersepsikan adanya indikasi auditor melakukan premature sign off.
Perbandingan hasil penelitian tentang perilaku penyimpangan audit yang
terjadi tahun 1982 dan 1988 menunjukkan terjadi peningkatan perilaku audit yang
dilakukan oleh auditor yaitu dari 13% partner dan manager yang melakukan
underreporting of time menjadi 22%, sedangkan senior dan staff dari 32%
menjadi 38%. Sedangkan untuk perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit
dari 7% partner dan manager dan 21% senior dan staff menjadi 21% untuk partner
5

dan manager, dan 22% untuk senior dan staff. Penelitian ini juga menemukan
bahwa 78% partner dan manager serta 60% senior dan staff auditor percaya
bahwa tekanan anggaran waktu merupakan masalah besar dalam profesi karena
dapat menimbulkan perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit. Persepsi
partner dan manager serta senior dan staff auditor terhadap tekanan anggaran
waktu sebagai masalah besar bagi profesi meningkat dari 30% dan 42% pada
penelitian tahun 1982 menjadi 78% dan 60% pada penelitian tahun 1988 (Cook
and Kelley, 1988).
Pada tahun 90-an, Kelley and Margheim (1990) meneliti tentang perilaku
penyimpangan audit menemukan bahwa 54% staff auditor pernah melakukan
tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit. Rhagunathan (1991) menemukan
bahwa 55% responden pernah melakukannya dan Malone and Roberts, 1996
menemukan 49,5%.
Penelitian di luar Amerika yang tercatat antara lain dilakukan oleh Otley and
Pierce (1996) meneliti di Irlandia, melaporkan 60% auditor menyatakan pernah
melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit (premature sign off).
Penelitian perilaku penyimpangan audit di Australia oleh Coram, Ng dan
Woodliff (2003) menemukan bahwa 62,8% auditor di Australia terkadang
melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit.
Penelitian perilaku penyimpangan audit (premature sign off) di Indonesia
menemukan bahwa lebih dari 50% respondennya telah melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit, dan prosedur yang paling sering dihentikan
6

prematur adalah memperoleh jumlah sampel yang memadai dan prosedur yang
paling jarang ditinggalkan adalah konfirmasi pada pihak ketiga. (Herningsih,
2001 dalam Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006).
Penelitian oleh Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko (2006) dengan
mengambil sampel auditor pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah menemukan 13% auditor cenderung melakukan
penghentian prematur atas prosedur audit.
Melihat begitu banyaknya perilaku penyimpangan terjadi di kalangan auditor,
dan telah terjadi dari tahun ke tahun serta terjadi di berbagai negara, tidak
memandang di negara maju maupun negara berkembang, menujukkan fakta
bahwa perilaku penyimpangan audit merupakan masalah yang serius bagi profesi
auditor dan terkesan sangat sulit dihentikan.
Perilaku audit yang menyimpang dapat mengakibatkan kesalahan pada proses
audit lainnya. Ketika kinerja auditor tidak lagi mengikuti standar kantor akuntan
publik maka kualitas pekerjaan akan menjadi korban meskipun mungkin tidak
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pekerjaan. Malone dan Roberts
(1996) berpendapat perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya
sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu mendorong seseorang untuk
mengambil keputusan.
Beberapa dampak besar dari skandal korporasi terhadap kerugian masyarakat
yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan keahlian dalam membuat informasi
akuntansi yang menyesatkan dan tidak benar. Kerakusan manusia terhadap
7

kekayaan dan kekayaan dan keuntungan material lainnya membuat manusia lupa
kepada etika dan kepentingan umum yang pada akhirnya juga merugikan dirinya
sendiri.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus
memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang
mengatur tentang perilaku professional (Agoes 2004). Tanpa etika, profesi
akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi
untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi
merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan
profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya
(Murtanto dan Marini 2003).
Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main
dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai
kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan
bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang
diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas.
Agoes (2004) menunjukkan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen
Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar
pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing.
8

Prinsip- prinsip etika yang dirumuskan IAPI dan dianggap menjadi kode etik
perilaku akuntan Indonesia adalah (1) tanggung jawab, (2) kepentingan
masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan independen, (5) kompetensi dan
ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku profesional. Semakin tinggi
akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat
materialitas.
Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman
seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam
tugas-tugas yang semakin kompleks (Koroy, 2005). Melihat tujuan manajemen
yang semakin kompleks, maka sebagai perantara yang independen, akuntan
publik harus mampu menempatkan dirinya sebagai penasehat manajemen dan
sebagai pihak yang dianggap mampu memperoleh amanat sebagai pelaksana
fungsi-fungsi akuntansi yang independen.
Dalam literatur psikologi dan auditing menujukkan bahwa efek dilusi dalam
auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur
pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka
mengabaikan informasi yang tidak relevan (Sandra, 1999 dalam Herliansyah dan
Ilyas, 2006). Dengan kata lain, kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya
oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya.
Adbulmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006)
menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat

9

kesalahan

yang

lebih

signifikan

dibandingkan

dengan

auditor

yang

berpengalaman.
Pengalaman seorang auditor menjadi sorotan tersendiri dalam kegiatan audit,
khusunya dalam menunjukkan kualitas dari seorang auditor. Sebagaimana yang
diatur dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) paragraf ketiga SA
(Standar Audit) seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian auditor independen
disebutkan bahwa untuk melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan
pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
pendidikan

formalnya

yang

diperluas

melalui

pengalaman-pengalaman

selanjutnya dalam praktek audit (SPAP, 2001). Dalam hal pengalaman penelitian
dibidang psikologi yang dikutip oleh Jeffrey (1992) memperlihatkan bahwa
seseorang yang lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Butt
J.L (1988) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan
membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional
dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.
Dengan mengetahui faktor – faktor penyebab penyimpangan perilaku audit
tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kualitas opini audit sehingga
respon yang kurang positif dari para pemakai laporan keuangan dapat
diminimalisasi. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan

10

Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap
Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yang
dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005) yang meneliti mengenai: Hubungan
Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan
Perilaku dalam Audit. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu, yaitu.
1. Ada dua penambahan dua variabel indepeden yaitu variabel etika audit dan
pengalaman auditor. Alasan peneliti menambah variabel baru adalah karena
peneliti menganggap bahwa disamping karakteristik personal auditor, etika
dan pengalaman juga mempunya pengaruh terhadap tingkat penyimpanga
perilaku dalam audit.
2. Penelitian yang dilakukan Irawati dan Natalia (2005) dilakukan tahun 2005,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013.

B. Batasan dan Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa dengan mengetahui faktorfaktor penyebab penyimpangan perilaku audit, dapat membantu meningkatkan
kualitas opini audit. Dari uraian di atas, peneliti mengemukakan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apakah karateristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan
perilaku audit?
2. Apakah etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit?
11

3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan periaku
audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang diteliti maka tujuan dan manfaat yang dicapai
oleh peneliti adalah:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisa pengaruh karateristik personal auditor terhadap
penyimpangan perilaku audit.
b. Untuk menganalisa pengaruh etika audit terhadap penyimpangan perilaku
audit.
c. Untuk menganalisa pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku
audit.
d. Untuk menganalisa pengaruh variable independen (karateristik personal
auditor, etika audit dan pengalaman auditor) terhadap penyimpangan
perilaku audit (variable dependen).
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut:
a. Bagi akademisi
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh
karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap
12

penyimpangan perilaku dalam audit.selain itu, penelitian ini dapat
memperkaya bahan kajian atau referensi untuk penelitian di masa yang
akan datang.
b. Bagi Kantor Akuntan Publik
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pengetahuan
mengenai pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit dan
pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
2) Sebagai masukan untuk Kantor Akuntan Publik dalam melihat
perilaku auditor agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang
menjadi motivasi seorang auditor agar auditor dapat menghasilkan
kinerja yang optimal.

13

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Auditing
Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) audiing adalah
sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence between
the information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
Menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit yang berasal dari
The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users”
Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat

14

kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”.
Sukrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses
sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai dan kejadian ekonomi (informasi) dengan tujuan untuk
menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara

asersi-asersi

(informasi) tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Menurut Arens dan Loebbecke (2004), terdapat tiga jenis audit, yaitu
audit laporan keuangan, audit operasional dan audit ketaatan.
a. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan
secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
b. Audit operasional
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektifitas. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor akan
15

memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan.
c. Audit ketaatan
Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang
memiliki orientasi lebih tinggi.

2. Pengertian Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus mengikuti standar audit
yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan serta kode etik akuntan. Dalam kenyataan di lapangan, auditor
banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap standar audit dan
kode etik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal
yang kurang bagus yang dimiliki oleh seorang auditor. Dampak negatif dari
perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit secara negatif dari segi
akurasi dan reabilitas. Pelanggaran yang dilakukan auditor dalam audit dapat
dikategorikan sebagai penyimpangan perilaku dalam audit (Irawati, 2005).
Dysfunctional audit behavior merupakan suatu bentuk reaksi terhadap
lingkungan atau semisal sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995;
Lightner et. al.,983; Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donnely et.
al.,2003). Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional.

16

Boynton et. Al., (2003: 61-64) menjelaskan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) mengenai standar audit yang harus diikuti pleh setiap auditor
dalam melaksanakan tugasnya. Standar audit tersebut terdiri dari tiga bagian,
yakni: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.
Pada kenyataannya, auditor banyak melakukan tindakan penyimpangan
terhadap standar audit yang mengarah pada penyimpangan perilaku dalam
audit. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat auditor yang kurang baik.
Penyimpangan perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas audit baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Donnelly et. al., (2003):
“ dysfunctional audit behavior are means for to manipulate the audit
process in order to achieve the individual’s performance objective.”
Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan
kualitas audit menurut Donelly et. al., (2003):
a.

Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada
waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time).
Perilaku ini dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai
kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga proses perencanaan untuk
audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak akurat, dan
juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu
berkaitan dengan rencana penugasan personel yang kurang baik,
menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan meghasilkan time pressure
untuk audit di masa yang akan datang (Smith, 1995; Kelley &
Margheim, 1990 dalam Irawati dan Natalia, 2005).

17

b.

Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di
lapangan (replacing and altering original audit procedures).
Perilaku ini dapat merubah rencana dan arah dari pekerjaan audit,
sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal

yang material

sebelumnya telah diperkirakan.
c.

Penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi
keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without
completion of the procedure).
Graham (1985) dalam Kartika dan Wijayanti (2007) menyimpulkan

bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit
yang penting daripada melakukan prosedur audit yang memadai untuk
beberapa item. Pada standar pekerjaan lapangan bagian pertama yang dimuat
dalam standar audit, bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan
apabila digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Bekerja
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan membuat pekerjaan yang
diakukan terarah, dan jika terjadi suatu kesalahan yang dilakukan auditor di
lapangan dapat diketahui oleh supervisor, dan bila auditor di lapangan
menemukan hal-hal yang material (temuan) pada laporan keuangan klien,
temuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh auditor. Sebaliknya, jika
prosedur tidak diikuti secara lengkap, kemungkinan terjadi kesalahan terutama
yang

material

menjadi

lebih

besar

dan

auditor

tidak

dapat

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dengan memberikan bukti yang

18

kuat bahwa ia telah melaksanakan keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan
jika terjadi suatu kesalahan dalam pelaksanaan audit.

3. Karateristik Personal Auditor
Personal auditor adalah sekumpulan karateristik dan pandangan
seseorang yang menetukan cara hidup dan perbedaan diantara orang lain.
Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan
sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya
sendiri untuk melakukan kegiatan audit (Septiani, 2009).
Karateristik personal auditor dilihat dari empat dimensi, yakni lokus
kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri kaitannya
dengan ambisi dan komitmen pada organisasi.
a. Lokus Kendali Eksternal
Lokus kendali adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa
apakah dia dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi
padanya, yaitu tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab
personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (Rotter, 1996 dalam
Dwi, 2009).
Lokus kendali dibagi menjadi dua, yaitu lokus kendali internal dan
eksternal. Lokus kendali internal mengatur kepada persepsi bahwa
kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari
tindakan atas perbuatan diri. Sedangkan lokus kendali eksternal mengacu

19

pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada di luar kontrol dirinya
seperti nasib, keberentungan (Schermerhon et. al, 1991).
Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal merasa
tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya
untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk
mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan
pertahanan mereka (Solar dan Bruehl 1971). Lebih jauh, perilaku ini lebih
jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur
atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello 1994).
Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidak jujuran pada
akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku audit. Hasil dari
perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal
yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan
kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus
kendali eksternal

individu, semakin mungkin mereka menerima

penyimpangan perilaku audit .

b. Keinginan Untuk Berhenti Bekerja
Memiliki keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang
menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di salam
organisasinya. Sikap ini dapat mengakibatkan kinerja yang buruk bagi
karyawan sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan perilaku
audit.
20

Malone dan Roberts (1996) mengatakan auditor yang memiliki
keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam
penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan
jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Selain itu, individu
yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak begitu peduli
dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian
kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk
berhenti dari perusahaan lebih menerima penyimpangan perilaku audit.

c. Harga Diri Dalam Kaitannya Dengan Ambisi
Harga diri (self-esteem) adalah suatu keyakinan diri sendiri
berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan (Kneitker dan Kinicki,
2003). Perasaan-perasaan self-esteem pada kenyatannya terbentuk oleh
keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Individu
dengan self-esteem tinggi melihat dirinya berharga, mampu dan dapat
diterima.
Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi
yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara
untuk mencapainya. Dalam bidang audit, individu yang menggunakan
segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dapat
menimbulkan penyimpangan perilaku dalam menjalankan tugasnya
sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang memiliki harga diri

21

tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih dapat menerima
dan melakukan perilaku penyimpangan audit (Irawati, 2005).

d. Komitmen Pada Organisasi
Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik
untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai,
kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk
melakukan pekerjaan ekstra yaitu, melakukan pekerjaan melebihi apa
yang seharusnya dikerjakan (Irawati, 2005).
Menurut Mowday et. al. (1979) mendefinisikan komitmen organisasi
sebagai kekuatan identifikasi dan keterlibatan individual dalam organisasi
tertentu. Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan
dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan
organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan
organisasi,

dan

keinginan

yang

kuat

untuk

mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi.
Definisi komitmen organisasi menurut Feris dan Aranya (1983)
dalam Trisnaningsih (2003) adalah suatu perpaduan antara sikap dan
perilaku. Komitmen Organisasional menyangkut tiga sikap, yaitu rasa
mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tujuan
organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi.
Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat menyebabkan
seseorang akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan akan
22

mengutamakan kepentingan organisasi, seorang yang yang berkomitmen
tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi
organisasinya (Novrialdi, 2009).
Aranya et. al. (1981) dalam Novrialdi (2009) mendefinisikan
komitmen organisasi sebagai:
1)

Sebuah kepercayaan pada dan penerima terhadap tujuan-tujuan dan
nilai-nilai organisasi.

2)

Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
guna kepentingan organisasi.

3)

Sebuah keinginan untuk memelihara keaggotaan dalam organisasi.
Steers (1977) dalam Idris (2008) mengembangkan sebuah model

hubungan sebab akibat terjadinya komitmen terhadap organisasi, yaitu:
1)

Karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan, dan
lain-lain).

2)

Karakteristik pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan
untuk berinteraksi, dan lain-lain.)

3)

Pengalaman kerja.
Sedangkan Amstrong (1992) dalam Idris (2008) berpendapat bahwa

tiga hal yang dapat mempengaruhi komitmen, yaitu:
1)

Rasa memiliki terhadap organisasi

2)

Rasa senang terhadap pekerjaan

3)

Kepercayaan pada organisasi.

23

4. Etika Audit
Pengertian etika dalam Bahasa Latin, “Ethica”, berarti falsafah moral
yang merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang
budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1998), etika secara
harfiah berasal dari Yunani “ethos” yang sama persis dengan moralitas, yaitu
adat kebiasaan baik.
Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan , karena sila berarti
dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar, dan bagus.
Selanjutnya selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut
dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi
yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan consensus, maka etika tersebut
dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai „kode
etik‟. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau
disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Desriani,
1993 dalam Sihwahjoeni dan M. Gudono, 2000).
Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008),
memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau
norma yang mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau profesi.
Maryani dan Ludigdo (2001) mendifinisikan etika sebagai seperangkat
aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang
24

harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip
atau nilai-nilai moral (Arens, 2003). Setiap orang memiliki rangkaian nilai
tersebut, walaupun kita memperhatikan atau tidak memperhatikan secara
eksplisit. Rasa terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai lebih dari
kepentingan diri sendiri dan untuk mengakui maupun menghormati
kepentingan orang lain. Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu
sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman
kepada akunta

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh karakteristik personal audittor komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit dengan kinerja auditor sebagai variabel intervening :studi pada beberapa perusahaan di jakarta

3 13 156

Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, independensi dan karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit

0 3 152

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor,Pengalaman Audit,Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 7 106

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Independen Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit

4 55 54

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT

0 5 50

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR DAN RISIKO AUDIT TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT

0 2 75

Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalam Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan

3 13 95

KSIAA-10. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT

0 0 12

Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalam Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan

0 1 10

Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalam Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan

0 0 2