commit to user
C. Sikap Ratih Tv sebagai Lembaga Penyiaran
Prasyarat bagi terwujudnya proses demokratisasi adalah kebebasan ekspresi dan informasi, oleh karena itu diperlukan subsistem berupa media
massa yang independen. Dimulai dengan memberikan informasi yang benar, relevan, dan objektif bagi masyarakat sampai pada fungsi pengawas
kekuasaan terhadap kebijakan-kebijakan daerah. Bagi setiap calon yang maju dalam pemilihan kepala daerah, tentu
saja sangat memperhitungkan keberadaan media. Bagaimana tidak, media saat ini sudah sangat efektif untuk dijadikan mesin politik atau tim sukses
bagi seorang calon kepala daerah. Media adalah instrumen yang bakal dimaksimalkan untuk membangun komunikasi politik yang tidak saja
menyosialisasikan keberadaannya namun sekaligus menjadi mesin pembujuk yang luar biasa sistematis dan berpengaruh. Hal ini lah yang
membuat Ratih Tv berada di posisi yang strategis. Strategis sebagai media sosialisasi juga sebagai motor politik peserta pemilukada.
Mengenai aturan main tentang kenetralan media juga sudah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran, Komisi
Penyiaran Indonesia, pada bab v siaran pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah Pasal 63 ayat 3 “lembaga penyiaran wajib bersikap adil dan
proporsional terhadap para peserta pemilu dan pilkada”. Serta ayat 2 “lembaga penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu peserta
pemilu dan pilkada”.
commit to user
Independensi media juga bisa dimaknai sebagai sikap untuk tidak mengikutsertakan kecenderungan pribadi wartawan atau pengelola media
dalam proses memotret serta mengekspose sebuah pemberitaan pilkada. Sikap ini sebenarnya amat pribadi dan pasti hadir pada setiap benak
manusia termasuk wartawan. Cuma sikap ini butuh konsistensi untuk terwujud dalam tindakan netral alias tidak mewujudkan kecenderungan
pilihan pribadi ke dalam pemberitaan yang dikhawatirkan akan
mempengaruhi sikap dan pilihan khalayak. Besarnya penggunaan media di dalam ajang Pemilu Kada tentu saja
sangat rentan terhadap penyalahgunaan media sebagai sarana “main mata” antara pemilik media dan elit politik daerah. Mulai dari kesepakatan
transaksioal untuk menyediakan space iklan politik, meliput pelantikan pejabat daerah, hingga publikasi yang mem-blow up aktivitas kampanye
pemilu. Kondisi ini lebih parah jika kebetulan pemilik media atau orang kuat di struktur organisasi media adalah salah satu kandidat peserta pilkada. Yang
terjadi tidak lain pers menjadi aparatus kepentingan sesaat guna menggalang konstituen di daerah komunitasnya.
Dalam menjalankan perannya sebagai media sosialisasi, Ratih Tv juga melakukan koordinasi dengan Bawaslu dan KPI. Daryanto menegaskan,
“iya, kita selalu melakukan koordinasi dan evaluasi, yak karena kita kan juga ndak mau kalo nanti kita dapat teguran. Tapi untungnya
selama musim pilkada kemarin, kita tidak pernah dapat teguran” wawancara 29 Agustus 2010
Hal ini dilakukan untuk menjaga kenetralan siaran program. Bawaslu sebagai pemonitor siaran pemilu kada, dan KPI sebagai pemonitor format
commit to user
siarannya. Muchriyanto juga mengemukakan bahwa dengan adanya kerjasama dari beberapa lembaga diatas menyebabkan program-program yang
disiarkan oleh Ratih Tv Kebumen menjadi lebih baik dan terjaga netralitasnya.
Obyektifitas atau kenetralan Ratih Tv untuk tidak menjadi partisipan dari calon tertentu merupakan kata kunci yang harus dipertahankan sampai
kapanpun. Walaupun hal tersebut sangatlah sulit untuk dilakukan, tetapi sikap netral dan keinginan untuk selalu bersikap obyektif harus menjadi amunisi
yang tidak pernah padam dalam diri insan pers, hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Muchriyanto, S.AP
“wah iya, untuk bersifat netral itu sangat sulit. Diawal siaran, sudah banyak anggapan bahwa kami akan berpihak pada salah satu
pasangan, karena Ratih Tv masih sebagai media milik pemerintah dan terdapat pasangan incumbent yang maju lagi dalam bursa
pemilihan bupati” wawancara 21 Agustus 2010 Hal senada juga di jelaskan oleh Daryanto,
“oiya, kemaren pas pak Nasirudin maju, itu kita juga sangat sulit, kita mesti hati-hati dalam membuat progam, membuat brita. Pak
nasirudin sebagai calon bupati, juga sebagai pengisi acara utama di selamat pagi bupati, jadi kita mesti jeli dan hati-hati saja”
wawancara 29 Agustus 2010
Dari hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa Ratih Tv sudah berkomitmen dari awal bahwa akan selalu menjaga netralitas sebagai media
publik milik masyarakat kabupaten Kebumen. Namun tekad yang disampaikan oleh Muchriyanto dan Daryanto, mendapatkan ujian yang cukup
berat. Bupati yang saat itu menjabat, juga mencalonkan diri kembali untuk maju dalam pemilihan calon bupati kebumen periode berikutnya. Tentu saja
commit to user
hal ini menjadikan posisi Ratih Tv sebagai media lokal milik PemKab semakin sulit. Tekanan untuk bisa lepas dan menjadi media netral semakin
deras mengalir. Berbagai masalah pun dihadapi oleh Ratih Tv Kebumen, seperti saat
progam Pesona Kandidat baru muncul. Pesona kandidat adalah progam yang mengupas lebih dalam tentang bakal calon bupati kabupaten Kebumen.
Setelah tayangan perdana itu, Ratih Tv banyak mendapatkan protes dari berbagai kalangan, seperti dari tim sukses calon yang lain dan kalangan
umum. Mereka menilai pembawa acara tayangan pesona kandidat terlalu melebih-lebihkan dan terlalu mengunggulkan salah satu pasangan calon
bupati. Namun dengan cepat Ratih Tv merespon masalah itu. Pihak Ratih Tv kemudian mengkonfirmasi dengan pihak yang bersangkutan. Dan memang
benar, pihak tersebut ternyata masuk dalam tim sukses di salah satu pasangan calon bupati. Kemudian dalam siarannya, pihak Ratih Tv menyatakan tidak
terlibat lagi dengan orang atau pihak yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan oleh Muchriyanto.
“di penanyangan awal pesona kandidat, kami menerima protes dari banyak pihak, banyak yang menyatakan acara itu terlalu melebih-
lebihkan, setelah kami evaluasi dan mengkonfirmasi dengan pihak terkait, ternyata benar, ada indikasi keberpihakan terhadap salah satu
pasang calon. Dengan kata lain, orang tersebut menjadi tim sukses dari salah satu pasangan. Dan kami akhirnya, memutuskan untuk
tidak lagi bekerja sama dengan pihak tersebut, karena kami ingin menjadi media yang menjaga netralitasnya”. wawancara 21 Agustus
2010
Hal senada juga disampaikan oleh Daryanto, “iya, waktu acara pesona kandidat, kita memang sedikit kecolongan,
ternyata ada tim kita yang menjadi tim sukses salah satu pasangan,
commit to user
tapi setelah itu, kami mengevaluasi dan lebih hati-hati-hati lagi” wawancara 29 Agustus 2010
Dari wawancara di atas, terlihat bahwa sangat rentannya suatu media lokal terhadap tindakan kecurangan sebagai media Pemilu Kada. Tapi disini
Ratih Tv telah berusaha untuk bersikap netral dan tidak partisan kepada salah satu pasang calon.
D. Progam acara Ratih Tv sebagai media sosialisasi Pemilu Kada