No Dimensi Akses Penetrasi
Dimensi Ketersediaan Layanan Dimensi
Penggunaan Dimensi
Infrastruktu KabupatenKota
DA PA
in
Kabupate nKota
BBA P in
100,000
Kabupaten Kota
AM AP in
100,000
Kabupaten Kota
TC+T D
PD
Kabupaten Kota
Unbanked Adult 0.647 x
Adult Population
Target Nasabah
0.2xUnbanke
Jumlah Agen
Opti
1 Labuhan Batu Selatan 0.03 Nias Selatan 0.6
8 Simalungu
n 1.47 Labuhan Batu
Selatan 0.00 Medan
605,685 121,137
404
2 Serdang Bedagai 88.96 Labuhan Batu
Selatan 0.8
4 Serdang
Bedagai 1.82 Simalungu
n 0.03 Deli
Serdang 516,851
103,370 345
3 Nias Selatan 94.95 Serdang
Bedagai 1.8
2 Deli Serdang 2.88 Serdang
Bedagai 0.04 Langkat
293,088 58,618
195 4 Simalungun
95.78 Simalungu n
2.4 6
Mandailing Natal
2.90 Deli Serdang 0.07 Simalung un
263,218 52,644
175
5 Mandailing Natal 201.97 Langkat
2.8 7
Labuhan Batu Selatan
4.19 Nias Selatan 0.11 Asahan 186,474
37,295 124
Sumber : Laporan Identifikasi Daerah dalam Rangka Implementasi Layanan Keuangan Digital LKD
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, didapat 3 KabupatenKota yang selalu muncul dalam hasil perhitungan, yaitu Kab. Labuhan Batu Selatan, Kab.
Serdang Bedagai dan Kab. Simalungun. Namun demikian untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan dapat diperbandingkan, maka dilakukan pengukuran
indeks keuangan inklusif.
d Pengukuran Indeks Finansial Inklusif IFI
Pada kantor perwakilan Bank Indonesia Sumut sendiri menggunakan Indeks Sarma dalam pengukuran Indeks Finansial Inklusif IFI. Madira Sarma
2008, peneliti dari Jawaharlal Nehru University, membangun sebuah Indeks yang dapat mengukur akses keuangan Inklusif. Indeks yang dibangun memiliki
kriteria sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Mencakup sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai aspek dimensi
dari akses keuangan inklusif 2.
Mudah dihitung 3.
Dapat dibandingksn dengan negara lain Sarma menyebutkan bahwa terdapat berbagai indicator yang menunjukan
keuangan Inklusif dari sisi makro maupun mikro. Dari sisi makro misalnya jumlah rekening per 1000 penduduk, jumlah kantor cabang per 100.000 penduduk,
jumlah kredit domestic per GDP, dan jumlah deposit domestic per GDP. Dari sisi mikro misalnya jumlah penduduk dewasa yang memiliki rekening pada institusi
formal, jumlah penduduk dewasa yang menggunakan rekening formal untuk menabung, jumlah penduduk dewasa yang menggunakan rekening formal untuk
kredit, dan jumlah penduduk dewasa yang menggunakan sumber non-formal untuk kredit.
Sebelum dilakukannya pengukuran IFI dengan menggunakan indeks Sarma, dibuatlah indeks keuangan inklusif yang tujuan utama dari pembentukan
indeks tersebut adalah untuk membuat suatu pengukuran yang dapat melihat pencapaian inklusivitas sistem keuangan pada sebuah unit administratif antar
waktu dan juga dengan unit administratif dengan berkelanjutan. Untuk itu dilakukanlah studi literatur terhadap beberapa metode pembentukan IKI yang
sudah pernah ada yaitu Crisil Indeks, Sarma Indeks, dan Chi-Wins Indeks
Tabel 3.5 Perbandingan Antara Metodelogi Pembentuk IKI
Indeks Sarma Indeks Crisil
Indeks Chi-Win
Universitas Sumatera Utara
Dimensi
Banking Penetration Banking Penetration
Availability of Banking Availability of
Deposit Penetration Usage of Banking Service
Usage of Banking Credit Penetration
Credit Penetration
Indikator
Jumlah rekening deposit per 100.000
Jumlah kantor cabang bank Jumlah kantor cabang bank
komersil per Jumlah kantor cabang bank per
100.000 Jumlah rekening kredit
Jumlah nominal deposit per PDB Jumlah ATM per 100.000
Jumlah rekening kredit Jumlah nominal kredit per PDB
Jumlah kredit dan deposit per PDRB
Jumlah rekening kredit agrikultur
Jumlah ATM per 1000 km
2 Jumlah rekening deposit
Jumlah rekening kredit per 100.000 penduduk
Bobot
Bobot ditentukan sesuai dengan preferensi peneliti
Bobot telah ditentukan=1untuk
setiapdimensi Bobot merupakan presentasi
seluruh indikator yang berada di pederaan terhadap total
Rentang Indeks
0 – 1 0 – 100
Tidak memiliki rentang nilai Nilai Minimum = 0
Nilai Minimum = Nilai terkecil pada sampel data
Tidak ada nilai maksimum maupun minimum
Nilai Minimum
dan M k i
Nilai Maksimum = persentil 90 dari data FAS-IMF tahun
2004- Nilai Maksimum = Nilai
tertinggi pada sampel data
Sampel data yang digunakan untuk
penentuan nilai maks dan min adalah pada rentang
periode yang ingin diobservasi.
Perhitungan Indeks
Komposit
Jumlah jarak Euclidean Distance posisi aktual dari
posisi minimum dengan invers jarak dari posisi ideal
terhadap nilai actual Jarak Euclidean Distance
dari posisi ideal dengan posisi aktual.
Penjumlahan nilai aktual dimensi dikalikan dengan bobot.
Sumber : Laporan Identifikasi Daerah dalam Rangka Implementasi Layanan Keuangan Digital LKD
Universitas Sumatera Utara
Dari studi literatur yang telah dilakukan, Bank Indonesia memilih metode perhitungan Indeks Sarma. Adapun pertimbangan Bank Indonesia dalam memilih
indeks Sarma adalah sebagai berikut: 1.
Indeks yang dibutuhkan adalah indeks yang dapat digunakan dari waktu ke waktu. Dalam Sarma Indeks, nilai maksimum yang dipergunakan
bukanlah nilai terbesar pada sampel yang akan diobservasi, melainkan sebuah batas maksimal untuk setiap dimensi dari tahun 2004 sampai 2010
untuk berbagai negara. Dari data yang tersedia tersebut, dapat ditentukan batas maksimal setiap indikator. Dengan penentuan batas maksimum yang
tetap, maka indeks untuk setiap negara dan setiap waktu dapat diperbandingkan satu sama lain.
2. Penyusunan nilai maksimum yang didapat dari rata-rata batas maksimal
global. Oleh karena itu, maka indeks ini dapat diperbandingkan dengan negara lain.
Ketersediaan data menjadi kunci dari pembentukan indeks keuangan inklusif. Data yang dibutuhkan untuk membangun indeks ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6 Metadata Indikator
Sumber : Laporan Identifikasi Daerah dalam Rangka Implementasi Layanan Keuangan Digital LKD
Untuk membentuk sebuah indeks yang representatif maka dibutuhkan data yang konsisten dan lengkap. Mengingat data PDRB Sumut yang terdesia adalah
tahun 2012, maka seluruh data yang digunakan menggunakan data periode 2012. Sementara data jumlah rekening simpanan, nominal kredit, nominal simpanan,
serta jumlah kantor cabang terbatas pada Bank Umum dan BPR, tidak termasuk Bank Umum Syariah dan BPR Syariah.
Data jumlah kantor cabang Bank yang digunakan adalah seluruh fasilitas perbankan yang dapat memberikan pelayanan simpanan dan penarikan dana, juga
pembukaan rekening bau. Definisi kantor cabang Bank ini termasuk pada kas mobil yang memberikan seluruh fasilitas yang disebutkan. Sedangkan data jumlah
Data Sumber
Keterangan Data Periode
Jumlah Rekening Simpanan Deposit Account LBU, Bank Indonesia Bank Umum dan BPR
2012 Tahunan Jumlah Kantor Cabang Bank Branches
- LBU, BankIndonesia
- Website BankIndonesia
Bank Umum dan BPR 2012 Tahunan
Jumlah ATM LBU, Bank Indonesia
Bank Umum 2012 Tahunan
Jumlah Nominal Kredit Total Credit LBU, Bank Indonesia
Bank Umum dan BPR 2012 Tahunan
Jumlah Nominal Simpanan Total Deposit LBU, Bank Indonesia
Bank Umum dan BPR 2012 Tahunan
Produk Domestik Regional Bruto Biro Pusat Statistik
Sumatera Utara
Dalam AngkaSUDA
2012 Tahunan Jumlah Penduduk Dewasa
Biro Pusat Statistik Sumatera
Utara Dalam
AngkaSUDA 2012 Tahunan
Jumlah Pengguna Telepon Genggam -
PT.Telkomsel -
PT.Excelcomindo -
PT.Telkomsel -
PT.Excelcomindo 2012 Tahunan
Universitas Sumatera Utara
ATM yang digunakan adalah jumlah ATM yang berada pada pengelolaan seluruh bank termasuk ATM Bersama yang berada pada pengelolaan bank bersangkutan.
e Analisa, pembahasan dan rekomendasi daerah implementasi program LKD
Analisa dilakukan per dimensi dilanjutkan dengan melakukan analisa menggunakan IFI untuk penentuan 3 daerah prioritas. Penentuan 3 daerah
prioritas tersebut ditentukan dari nilai IFI terendah, namun demikian hal ini dimungkinkan dapat berubah apabila didaerah terpilih dinilai sulit untuk dapat
diimplementasikan program karena : 1 keterjangkauan daerah baik dari segi ketersediaan transportasi dan waktu tempuh yang relatif jauh sehingga sulit
dipantau; 2 karakteristik masyarakat terhadap teknologi dan hal baru rendah; 3 banyaknya blank spot area; 4 sinyal yang kurang baik didaerah tersebut atas
dasar rekomendasi perusahaan telekomunikasi; 5 banyaknya pengguna telepon genggam di daerah tersebut.
Untuk menentukan 3 daerah prioritas implementasi LKD, dilakukanlah pertimbangan pengguna telepon genggam, waktu tempuh lokasi dari Medan,
infrastruktur pendukung serta survei lapangan. Selain itu juga lebih diutamakan wilayah kerja yang berada dibawah pengawasan BI Provinsi Sumut dan intensitas
program kerja daerah tersebut. Semakin sedikit insensitas pelaksanaan program kerja didaerah tersebut
seperti program klaster dan pemberian bantuan teknis, serta mempertimbangkan potensi pengembangan LKD dilihat dari ketersediaan infrastruktur di daerah
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa 3 daerah ini menjadi prioritas
Universitas Sumatera Utara
implementasi program kerja LKD di Kabupaten Langkat, Dairi dan Labuhan Batu sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Tabel Rekomendasi 3 Daerah Pelaksanaan Pilot Project LKD
Sumber : Laporan Identifikasi Daerah dalam Rangka Implementasi Layanan Keuangan Digital LKD
E. Survey Potensi Agen LKD