Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap pada Beberapa Limbah Waktu Ketertarikan Lalat Buah pada Beberapa Limbah

2. Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap pada Beberapa Limbah

Dihitung populasi imago jantan dan betina yang terperangkap pada beberapa limbah selama enam hari pengamatan. Parameter ini diamati pada pagi dan sore hari. Lalat buah termasuk salah satu jenis serangga yang banyak ditemukan pada pagi atau sore hari terbang di sela-sela tanaman buah-buahan maupun sayur-sayuran Dumalang dan Maxi, 2011.

3. Waktu Ketertarikan Lalat Buah pada Beberapa Limbah

Lalat buah jantan dan betina yang terperangkat pada beberapa limbah dihitung waktunya dengan menggunakan stopwatch setiap harinya. Satuan waktu ketertarikan menggunakan satuan menit. Waktu ketertarikan ini diamati pada pagi dan sore hari. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Presentase Ketertarikan Imago Lalat Buah pada Beberapa Limbah Dari hasil persentase ketertarikan imago betina pada setiap perlakuan menunjukkan A3 lebih tinggi dibandikan perlakuan A1 tahu, A2 tempe, dan A4 kulit jeruk yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase imago betina yang tertarik pada beberapa limbah selama 6 hari Perlakuan Ketertarikan Kelas Ketertarikan Tingkat Kriteria A1 Tahu 48.7 3 Cukup A2 Tempe 52.0 3 Cukup A3 Kakao 73.5 4 Tinggi A4 Kulit Jeruk 53.8 3 Cukup Persentase ketertarikan imago betina terbaik terdapat pada perlakuan A3 dengan tingkat 4 termasuk dalam kriteria tinggi dengan persentase sebesar 73.5 dan terendah pada A1 sebesar 48.7 termasuk dalam kriteria cukup dengan tingkat 3. Persentase ketertarikan ini dipengaruhi oleh kandungan senyawa volatil dari limbah kakao. Senyawa volatil mampu menarik lalat buah baik betina maupun jantan. Hal ini sesuai dengan literatur Pratama et al 2012 yang menyatakan bahwa limbah kakao mengandung senyawa berupa ammonia, etil-2- hidroksi propanoat, 7-dodesenil asetat, senyawa asetamida, 3,5 dihidroksi-2-metil- 5,6- dihidropiran, hidroksi metilfurfurol dan derivat-1-undekuna yang dapat menarik lalat buah. Pada pengamatan di atas dapat dilihat bahwa perlakuan kulit jeruk memiliki kriteria yang sama dengan limbah tempe dan limbah tahu, hanya persentase yang berbeda. Hal ini karena kulit jeruk, tahu dan tempe memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Universitas Sumatera Utara Indriyanti 2011 yang menyatakan bahwa limbah tahu dan tempe memiliki 40- 60 kandungan protein dan kulit jeruk 40. Dari hasil persentase ketertarikan imago jantan pada setiap perlakuan menunjukkan A2 tempe lebih tinggi dibandingkan perlakuan A1 tahu, A3 kakao dan A4 kulit jeruk yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase imago jantan yang tertarik pada beberapa limbah selama 6 hari Perlakuan Ketertarikan Kelas Ketertarikan Tingkat Kriteria A1 Tahu 58.2 3 Cukup A2 Tempe 82.5 5 Sangat Tinggi A3 Kakao 81.3 5 Sangat Tinggi A4 Kulit Jeruk 29.2 2 Sedang Dari pengamatan yang dilakukan, perlakuan terbaik ada pada A2 dengan tingkat kelas 5 yang termasuk dalam kriteria tinggi dan pesentase sebesar 82.5 dan persentase terendah adalah A4 dengan tingkat kelas 2 yang termasuk dalam kriteria sedang dan presentase sebesar 29.2. Pada lalat jantan tingkat kelas ketertarikan antara perlakuan A2 dan A3 sama-sama sangat tinggi, hanya presentase yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh prilaku lalat buah, lalat buah tertarik pada kedua atraktan kakao dan kulit tempe dikarenakan komposisi protein sebagai sumber makanan untuk mempertahankan hidup dan melakukan perkawinan. Hal ini sesuai dengan literatur Sookar et al 2006 menyatakan bahwa berbagai macam protein hidrolisat sudah digunakan untuk menangkap lalat buah baik jantan maupun betinanya. Protein hidrolisat dapat dibuat dari berbagai macam sumber protein dari putih telur, ragi tape, dan kedelai. Protein hidrolisat ini digunakan untuk sumber makanan lalat buah. Persentase dan kelas ketertarikan imago jantan yang tertinggi pada A2 sedangkan pada imago betina tertinggi pada A3. Imago jantan memiliki persentase Universitas Sumatera Utara paling rendah pada perlakuan A4 dan imago betina memiliki persentase paling rendah pada perlakuan A1. Pada perlakuan A4 terlihat bahwa A4 lebih tinggi pada lalat betina dibandingkan pada lalat jantan. Hal ini karena imago betina pada umumnya lebih respon pada aroma jeruk dan warna jeruk dibanding dengan imago jantan. Lalat betina lebih respon terhadap aroma dan warna dapat dilihat pada akitivitas lalat betina dalam meletakkan telur. Hal ini sesuai dengan Kalie 2009 yang menyatakan bahwa aktivitas lalat buah dalam menemukan tanaman inang ditentukan oleh warna dan aroma dari buah. Lalat buah mendekati jeruk untuk meletakkan telur pada permukaan jeruk. Berikut gambar imago yang tertarik pada setiap perlakuan secara berturut- turut yaitu perlakuan air Gambar 6a, perlakuan tahu Gambar 6b, perlakuan tempe Gambar 6c, perlakuan kakao Gambar 6d, dan perlakuan kulit jeruk Gambar 6e. Gambar a. Imago yang terperangkap pada perlakuan air Gambar b. Imago yang terperangkap pada perlakuan tahu Gambar c. Imago yang terperangkap pada perlakuan tempe Gambar d. Imago yang terperangkap pada perlakuan kakao Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Imago lalat buah yang tertarik pada beberapa limbah

2. Jumlah Imago Lalat Buah yang Terperangkap pada Beberapa Limbah

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

25 211 56

Survei Pengendalian Hama Terpadu Hama Lalat Buah Bactrocera SPP. Pada Tanaman Jeruk Di Tiga Kecamatan Kabupaten Karo

3 74 93

Inventarisasi Predator Lalat Buah Bactrocera Sp (Diptera : Tephritidae) Pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

0 43 88

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 12

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 2

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 3

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 7

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 3

Uji Preferensi Beberapa Limbah Sebagai Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah ( Bactrocera sp. ) (Diptera: Tephtritidae) Pada Tanaman Jeruk di Laboratorium

0 0 32

Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

0 0 18