Kesimpulan Peranan Container Dalam Perjanjian Kerja Pada Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pada PT. Samudera Indonesia Cabang Belawan)

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Prosedur pelaksanaan perjanjian kerja dalam pengangkutan barang dengan menggunakan kapal container, Perjanjian pengangkutan terjadi karena adanya kesepakatan antara pengirim shipper dengan pengangkut carrier, dimana pengangkut mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutanya ketempat tujuan tertentu dan pihak pengirim mengikatkan dirinya untuk membayar ongkosnya. PT. Samudera Indonesia Tbk.Cabang Medan maka bentuk perjanjian pengangkutan laut dengan container yang dilaksanakan adalah berdasarkan kebiasaan yang dipakai dalam perjanjian pengangkutan laut pada umumnya. Hal ini juga berarti bahwa tidak ada penuangan perjanjian pengangkutan laut dengan container di laut yang dilakukan PT. Samudera Indonesia Tbk.Cabang Medan dalam bentuk suatu perjanjian hitam di atas putih, atau tidak ada klausula-klausula yang secara teratur terdiri dari apa Pasal yang secara jelas mengatur hubungan antara para pihak dalam perjanjian pengangkutan laut dengan container di laut. Bahwa pada dasarnya bentuk perjanjian pengangkutan laut dengan Container di laut ini pada dasarnya dilakukan berdasarkan suatu kebiasaan. 2. Peranan container dalam perjanjian kerja penyelenggaraan pengangkutan barang dengan menggunakan kapal container antara lain Risiko 76 kehilangan serta kerusakan sangat kecil, bongkar muat sangat cepat, biaya lebih murah: Biaya pengapalan, Biaya penumpukan, Biaya penyediaan pengepakan kemasan seperti peti-peti, mata ranrtai antara Shipper dan Consignee dengan sendirinya dikurangi terutama door to door service, risiko bercampurnya barang-barang yang dapat merusak tidak akan terjadi, apabila terjadi hanyalah keselahan Stuffing bagi LCL Cargo dan bagi pemilik barang, sangat mudah mengawasinya. 3. Tanggung jawab para pihak dalam perjanjian kerja pengangkutan dengan kapal container, Di dalam perjanjian pengangkutan laut, ada dua pihak yang terkait yaitu pengirim barang shipper dan pengangkut carrier dimana keduanya mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab itu sendiri pada hakekatnya terdiri dari dua aspek yaitu yang bersifat kewajiban responsibility dan tanggung jawab ganti rugi liability. PT. Samudera Indonesia sebagai pengangkut berkewajiban menyelenggarakan pengangkutan dan menjaga keselamatan barang yang diangkut hingga diserahkan pada penerima barang di pelabuhan tujuan. Sedangkan tanggung jawab pengirim adalah memberikan informasi yang sebenar- benarnya mengenai sifat, jenis dan jumlah barang yang akan diangkut tersebut serta membayar biaya pengapalanya. Menyangkut tanggung jawabnya, PT. Samudera Indonesia karena alasan kelangsungan bisnis pernah membayar suatu tuntutan ganti rugi yang disebabkan karena keterlambatan barang, meskipun keterlambatan itu bukan merupakan 77 kesalahanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan bisnis dan kelangsungan bisnis semata.

B. Saran