2. Surat berharga berupa, obligasi, saham atau sejenisnya baik yang
diperdagangkan maupun yang tidak diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada
penanggung pajak dan tembusannya diisampaikan kepada pihak terkait yang sekaliggus berfungsi sabagai pembatalan Berita Acara Pengalihan Hak atas
Surat Berharga tersebut. 3.
Piutang dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pencabutan Sita kepada Penanggung Pajak dan tembusannya disampaikan kepda pihak yang berutang
sekaligus berfungsi sebagai pembatalan Berita Acara Persetujuan Pengalihan hak atas Menagih Piutang.
4. Penyertaan modal pada perusahaan lain dilaksanakan dengan menyampaikan
surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak terkait serta membuat Akte Pembatalan Penagihan
Hak.
c. Pelaksanaan Penyanderaan
Dalam hal peyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak sealain dari pada barang-barang milik penanggung pajak yang tidak
melunasai utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak. Penyanderaan
hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang :
1. Mempunyai utang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,- seratus
juta rupiah, yang meliputi selurih jenis pajak. Jumlah tersebut merupakan syarat kuantitatif dan sekaligus menunjukkan bahwa penyanderaan tidak
ditujukan kepada penanggung pajak yang berpenghasilan kecil. 2.
Diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Selain syarat kuantitatif seperti diatur, juga ditentukan syarat kuantitatif yaitu
penanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi utang pajaknya, misalnya penanggung pajak diduga menyembunyikan harta
kekayaan-kekayaan sehingga tidak ada atau tidak cukup barang yang disita untuk jaminan pelunasan utang pajak, atau terdapat dugaan yang
kuat bahwa penanggung pajak akan melarikan diri. Penyanderaan terhadap penanggung pajak sebagaimana dimaksud dalam
uraian diatas dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh Pejabat setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri Keuangan
untuk penagihan pajak pusat atau dari Gubernur untuk penagihan pajak Daerah. Permohonan izin penyanderaan dilakukan oleh Pejabat atau atasan Pejabat kepala
Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat atau kepala Gubernur untuk penagihan pajak Daerah. Namun dalam hal Pejabat berhalangan dan pengganti
Pejabat tersebut belum ditunjukkan maka atasan Pejabat dapat mengajukan permohonan izin penyanderaan.
Permohonan izin penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak yang akan disandera, jumlah utang pajak yang belum dilunasi, tindakan
penagihan pajak yang telah dilaksanakan dan diuraikan tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baik dalam pelunasan utang pajak.
Surat penyanderaan diterbitkan oleh Pejabat seketika setelah diterima izin tertulis dari Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat atau dari Gubernur untuk
penagihan pajak Daerah. Surat Perintah Penyanderaan memuat sekurang-sekurangnya identitas penanggung pajak, alasan penyanderaan, izin penyanderaan, lama
penyanderaan dan tempat penyanderaan.
Penanggung pajak yang disendera ditempatkan tertentu sebagai tempat penyanderaan, jika melakukan penyanderaan terhadap penangung pajak dengan
syarat-syarat sebagai berikut : Tertutup dan tersaing dari masyarakat, mempunyai fasilitas terbatas dan mempunyai sistem pengamatan dan pengawasan yang memadai.
Sebelum penyanderaan sebagaimana dimaksud dibentuk, penangung pajak yang disendera dititipkan dirumah tahanan lain, kemudian lebih lanjut penyanderaan
penanggung pajak sebagaimana yang dimaksud ditetapkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia HAM. Ketentuan yang akan ditetapkan dalam kepusan
bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kehakiman Dan HAM, antara lain :
1. Prosedur penitipan penanggung pajak disendera dirumah tahanan Negara.
2. Tanggungjawab atas penanggung pajak yang disendera selama dalam
penyanderaan. 3.
Izin kunjungan dari keluarga, pengeceran dan sahabat. 4.
Kriteria pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. 5.
Tata tertib yang dilakukian terhadap penanggung pajak yang disendera. Jangka waktu penyanderaan selambat-lambatnya 6 bulan terhitung sejak
penanggung pajak ditempat dalam tempat penyanderaan dapat sekaligus diberikan oleh yang berwenang pada waktu memberikan izin penyanderaan. Dalam izin
perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan maka tidak diperlukan surat izin baru.
Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak berlaku dalam hal penyanderaan melarikan diri penentuan lamanya penyanderaan didasarkan pada
perhitungan besarnya utang pajak, besarnya jumlah harta yang disembunyikan dan dihubungkan dengan itikad tidak baik dengan penaggung pajak untuk melunasi utang
pajaknya.
Juru sita pajak harus penyampaian surat sita penyanderaan langsung kepada penaggung pajak dan salinannya disampaikan kepada Kepala setempat penyanderaan.
Dalam hal penanggung pajak yang akan disendera tidak dapat meminta bantuan kepada Kepolisian atau Kejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tudak
dapat ditemui tersebut, termasuk dalam pengertian menghadirkan penanggung pajak
untuk mencari, menangkap dan membawa penanggung pajak ketempat Pejabat untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala tempat penyanderaan.
Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat Surat Perintah Penyanderaan diterima penanggung pajak yang bersangkutan. Penyanderan tidak boleh
dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang beribat, sedang mengiti sidang resmi atau sedang mengikuti Pemilihan Umum. Penyanderaan dilaksanakan oleh juru
sita pajak yang disaksikan oleh 2 dua orang oleh penduduk Indonesia yang telah dewasa, dikenal oleh juru sita pajak dapat meminta Kepolisian atau kepada
Kejaksaan. Dalam hal juru sita menemui kesulitan atau pun karena alasan keamanan dan keselamatan juru sita pajak dan saksi-saksi maka juru sita pajak dapat meminta
kepada Kepolisian untuk melaksanakan penyanderaan. Juru sita pajak ditempatkan ditempat penyanderaan, Berita Acara Penyanderaan ditandatangani oleh juru sita
pajak, Kepala tempat penyanderaan dan saksi-saksi. Berita Acara Penyanderaan merupakan syarat utama syahnya penyanderaan yang berfungsi sebagai Berita Acara
Penyanderaan paling sedikit memuat Nomor dan Tanggal Surat Perintah Penyanderaan. Izin tertulis Menteri Keuangan atau Kepala daerah Provinsi
Gubernur identitas juru sita pajak yang akan disendera, salinan Berita Acara Penyanderaan disampaikan kepada Kepala tempat penyanderaan. Penanggung pajak
dan Kepala Daerah.
Biaya penyanderaan dibebankan kepada penanggung pajak yang disandera dan diperhitungkan sebagai biaya penanggung pajak. Termasuk dalam biaya
penyanderaan antara lain, biaya hidup selama dalam penyanderaan dirumah tahanan Negara. Biaya penyanderaan merupakan salah satu biaya penagihan yang harus
ditanggung pajak berhak untuk melakukan ibadah ditempat penyanderaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Memperoleh palayanan kesehatan
yang layak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mendapat makanan yang layak, termasuk kiriman dari keluarga. Menyampaikan keluhan tentang perlakuan petugas,
memperoleh bahan bacaan dan informasi lainnya atas biaya penanggung pajak yang disendera, serta menerima kunjungan dari keluarga, Pengacara, sahabat, dokter
pribadi atas biaya sendiri, dan rohaniawan.
d. Pencabutan Penyanderaan