modal dari kampung halaman mereka. Sebagian dari mereka menjual tanah atau kebun, kelapa, kopi dan karet.
Segera setelah kemerdekaan dalam 1950 dan runtuhnya kesultanan –
kesultanan Melayu, orang Mandailing mencoba mengambil alih peran sebagai kelompok dominan di Sumatera Utara. Ketika tentara Nasional Indonesia
diorganisir dalam 1955, kelompok etnik Mandailing merupakan jumlah perwira militer ketiga terbesar setelah Batak Toba, dan Karo.
Seperti halnya para perantau migrasi ke Kisaran banyak dikarenakan tugas mereka didalam kemiliteran. Termasuk karena pemindahan tugas
kemiliteran mereka ke Kisaran yang dengan terpaksa harus bermigrasi dan menetap di Kisaran. Faktor
– faktor lain yang menyebabkan perantau Mandailing bermigrasi ke Kisaran dikarenakan 1 untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, 2 karena terjadi konflik dalam keluarga dan sosial, 3 pengembangan karir atau profesionalisme, 4 karena perkawinan dan 5 karena pengembangan agama
Islam. Keadaan daerah Kisaran pada saat ini yang banyak didiami oleh
masyarakat etnik Mandailing. Saat ini banyak terdapat marga – marga Mandailing
di Kisaran antara lain adalah Nasution, Lubis, Batubara, Matondang, Rangkuti, Hasibuan, Rambe, Harahap. Dari marga
– marga tersebut yang mayoritas mendiami daerah Kisaran adalah Marga Nasution dan Lubis.
Masyarakat etnik Mandailing yang bermigrasi ke daerah Kisaran ini dilakukan hanya dengan berjalan kaki. Banyak masyarakat etnik Mandailing
setelah bermigrasi ke Kisaran hidupnya menjadi makmur. Profesi yang dilakukan masyarakat etnik Mandailing untuk memperbaiki prekonomian di daerah
perantauan adalah dengan cara berdagang. Karena prekonomian masyarakat etnik Mandailing ini lebih baik dari sewaktu mereka tinggal di daerah asal maka mereka
pun membantu pembangunan – pembangunan di daerah Kisaran.
Setelah bermigrasi biasanya seseorang akan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang terjadi dengan Etnik Mandailing
menurut pengamatan peneliti rasa kekerabatan mereka sangat kuat, hal ini dibuktikan dengan rasa kepedulian diantara mereka yang sangat tinggi. Mereka
juga mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan etnik lain. Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik dan mengangkat
“ Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran Kabupaten Asahan 1930
– 2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian – uraian dan latar belakang masalah diatas, maka
yang akan menjadi identifikasi masalah adalah : 1.
Sejarah kedatangan Etnik Mandailing ke Kisaran. 2.
Proses migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran. 3.
Perubahan dalam bidang ekonomi perantau etnik Mandailing setelah di Kisaran.
4. Komunitas dan budaya Etnik Mandailing di Kisaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah penelitian ini tentang
“Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran Kabupaten Asahan 1830
– 2013”.
D. Perumusan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah kedatangan Etnik Mandailing ke Kisaran?
2. Bagaimana proses migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran?
3. Bagaimana perubahan etnik Mandailing dalam bidang ekonomi dan budaya
setelah bermigrasi di Kisaran?
E. Tujuan Penelitan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah kedatangan Etnik Mandailing ke Kisaran.
2. Untuk mengetahui proses migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran.
3. Untuk perubahan etnik Mandailing dalam bidang ekonomi dan budaya setelah
bermigrasi di Kisaran.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca
mengenai proses migrasi Etnik Mandailing ke Kisaran Kabupaten Asahan. 2.
Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya ilmiah.
3. Sebagai penambah informasi kepada peneliti selanjutnya.
4. Untuk menambah khasanah kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya
Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Sejarah. 5.
Menambah informasi kepada masyarakat Kabupaten Asahan tentang Etnik Mandailing.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan meneliti tentang sejarah migarsi etnik Mandailing ke Kisaran Kabupaten Asahan, melalui literatur, wawancara dan
observasi, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini, yaitu Proses masuknya migrasi etnis Mandailing ke Kisaran karena
terjadinya perang Padri yang mengakibatkan masyarakat Mandailing meminta bantuan kepada Belanda untk mengusir
pasukan Padri. Namun Tuanku Tambusai yang berperang melawan Belanda melintasi pegunungan Bukit Barisan Mandailing-
Angkola-Padang Lawas-Kota Pinang kemudian telah dipandang sebagai bagian penting dari sejarah migrasi orang Mandailing.
Jalur perjalanan itu kemudian dipakai oleh orang Mandailing sebagai jalur perantauan ke Sumatera Timur.
Faktor pendorong yang paling mandasar terjadinya migrasi etnik Mandailing ke Kisaran adalah dari daerah asal yaitu faktor
geografis kemiskinan di daerah Tapanuli. Faktor sosial dan demografi, faktor budaya, faktor ekonomi dan pembukaan jaringan
jalan mendorong etnik Mandailing untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sebagai faktor penarik yang menyebabkan daerah
Kisaran menjadi pilihan migran etnik Mandailing adalah kesempatan dalam bidang ekonomi sangat luas, terutama dalam