KESIMPULAN DAN SARAN 64 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS DI KELAS XI SMA NEGERI 2 MODEL BINJAI T.P. 2013/2014.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tegangan Tarik 24 Gambar 2.2 tegangan Tekan 24 Gambar 2.3 Grafik Tegangan terhadap Regangan 25 Gambar 2.4 Pertumbahan Panjang pada Pegas 26 Gambar 2.5 Grafik Gaya Tarik terhadap Pertambahan Panjang Pegas 27 Gambar 2.6 Susunan Seri Pegas 27 Gambar 2.7 Susunan Paralel Pegas 28 Gambar 2.8 Gerak Harmonik pada Pegas 29 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 39 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 Gambar 4.3 Grafik Distribusi Hasil Pretes dan Postes Kelas Ekperimen 58 Gambar 4.4 Grafik Distribusi Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol 59 Gambar 4.5 Rata-rata Persentase Keaktifan Siswa Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 61 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share 19 Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Langsung 22 Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu 33 Tabel 3.1 Two Group Pretes-postes Design 37 Tabel 3.2 Spesifikasi Hasil Belajar 40 Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Aktivitas Kelompok 41 Tabel 3.4 Klasifikasi Uji Reliabilitas 44 Tabel 3.5 Kriteria Uji Daya Pemebeda 44 Tabel 3.6 Kriteria Aktivitas Siswa 46 Tabel 4.1 Kategori Validitas Tes 50 Tabel 4.2 Kategori Taraf Kesukaran Tes 51 Tabel 4.3 Kategori Daya Pembeda Tes 52 Tabel 4.4 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 55 Tabel 4.8 Perhitungan Uji t Pretes 56 Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Postes 57 Tabel 4.11 Perhitungan Uji t Postes 57 Tabel 4.12 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 60 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68 Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 107 Lampiran 3 Tes Hasil Belajar 112 Lampiran 4 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 116 Lampiran 5 Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa 125 Lampiran 6 Lembar Penilaian Aktivitas siswa 126 Lampiran 7 Tabel Persiapan Validitas Tes 127 Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes 128 Lampiran 9 Tabel Persiapan Reliabilitas Tes 130 Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Tes 131 Lampiran 11 Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran Tes 132 Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 133 Lampiran 13 Tabel Persiapan Daya Pembeda Tes 134 Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes 135 Lampiran 15 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 137 Lampiran 16 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 139 Lampiran 17 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 141 Lampiran 18 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 143 Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 145 Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas 148 Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas 151 Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis 154 Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 159 Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 165 Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 171 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 172 Lampiran 27 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 173 Lampiran 28 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 175 Lampiran 29 Daftar Nilai r Product Moment 176 Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 177

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sains dan teknologi saat ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat dan negara di masa kini dan mendatang. Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan sumber daya manusia ini dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi Diknas, 2006. Kondisi pendidikan saat ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang di uraikan di atas. Dimana dari hasil pengamatan awal yang dilakukan berupa observasi proses dan hasil belajar di SMA Negeri 2 Binjai. Dari observasi yang dilakukan di dapat bahwa hasil belajar siswa masih belum memuaskan yaitu 53 masih dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM dan 47 yang sudah memenuhi KKM, sedangkan KKM mata pelajaran fisika kelas XI adalah 76. Kondisi ini dibenarkan dengan tanggapan siswa yaitu, 56 siswa yang mengatakan pelajaran fisika sulit untuk dimengerti dan hanya 6 siswa yang mengatakan mudah dimengerti. Hal ini sejalan dengan proses pembelajaran, dimana 79 siswa mengatakan pembelajaran jarang melakukan praktikum ke laboratorium. Kemudian pengamatan awal juga dilakukan dengan wawancara kepada Ibu Nuria Gurning sebagai salah seorang guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Binjai, dimana proses pembelajaran masih sering menggunakan model pembelajaran langsung. Pengamatan awal yang dilakukan di SMA Negeri 2 Binjai juga mengobservasi minat belajar dari siswa terhadap pelajaran fisika. Data yang diperoleh adalah 60 siswa menyukai fisika, sesuai dengan tanggapan guru ketika ditanya tentang minat dan motivasi belajar siswa bahwa minat dan motivasi siswa tinggi. Kondisi ini seharusnya dapat mendukung peningkatan hasil belajar dan menyelesaikan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran fisika. Untuk itu, diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran dengan cara menerapkan suatu model yang sesuai dengan kondisi siswa. Dimana pembelajaran yang baik itu adalah pembelajaran yang tidak lagi berpusat kepada guru teacher centered tetapi berpusat kepada siswa student centered dan guru berperan sebagai fasilitator dan pengontrol dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang dipandang sesuai dan dapat membantu siswa dalam pembelajaran fisika adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Lasmiyatun dan Saptaningrum 2012:11 mengungkapkan bahwa model think pair share adalah suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik untuk meningkatkan hasil belajar, dimana siswa dapat bekerja sama dengan teman temannya, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan berani mengemukakan pendapat. Dan dari penelitian ini diperoleh bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang dipadukan dengan media ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa peran media dalam keberhasilan proses belajar mengajar juga sangat menentukan.