Tempat dan Waktu penelitian 2.

I. Metode Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasi atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian eksplanasi bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain Bungin, 2005: 38. Dalam penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh antara pemberitaan kasus penyerangan Lapas Cebongan Sleman yang dilakukan oleh anggota Kopassus dengan citra Kopassus dalam persepsi masyarakat.

1. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Dk. Tanggul. Desa Pucangan. Kecamatan Kartasura yang akan dilakukan pada tanggal 1 - 3 Oktober

2014. 2.

Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono. 2010:80. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah masyarakat Kelurahan Pucangan, Kecamatan Kartasura. Berdasarkan data yang diperoleh saat riset sebelum penelitian, yang didapatkan dari data kelurahan pucangan jumlah populasi penduduk diketahui berjumlah 13.017 penduduk. Sedangkan yang akan dijadikan sampel populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang ada di Dukuh Tanggul, kelurahan pucangan, kecamatan kartasura yang berjumlah 317 penduduk. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif mewakili sugiyono. 2010:81. Untuk menentukan jumlah sampel dari jumlah populasi tersebut, maka peneliti menggunakan rumus Solvin, yaitu: Bungin, 2005:105 = 76 responden Keterangan n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi d = Nilai presisi Derajat kesalahan penarikan sampel 10 dan tingkat kepercayaan 90. Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan karena ketidak telitian atau kesalahan pengambilan sampel populasi. Untuk sosial, ekonomi dan pendidikan lazimnya antara 0,01 sampai 0,10 Umar, 2002:142. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan d = 10, dengan asumsi untuk memperoleh jumlah sampel minimal dan lebih mempermudahkan dalam perhitungan sampel. Sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel yang representatif Bungin, 2005:105. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik acak berkelompok cluster random sampling, teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel daftar nama seluruh anggota populasi, namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok. Dalam teknik acak berkelompok terdapat dua jenis teknik penarikan sampel acak berkelompok, yaitu teknik penarikan sampel kelompok satu tahap dan banyak tahap. Disini peneliti menggunakan teknik sampel kelompok satu tahap, yang dengan cara populasi Kelurahan Pucangan dikelompokan menjadi populasi yang lebih kecil, sehingga terbentuk menjadi beberapa kelompok dan tahap akhir dilakukan pemilihan secara acak untuk menentukan kelompok populasi yang menjadi sampel dalam penelitian.

3. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA (STUDI KASUS PENYERANGAN LAPAS CEBONGAN)

0 2 122

PEMBERITAAN SIDANG PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN DI LAPAS CEBONGAN PEMBERITAAN SIDANG PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN DI LAPAS CEBONGAN (Analisis Framing Pemberitaan Sidang Putusan Kasus Pembunuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Sleman (Lapas Cebongan) pada S

0 3 16

PENDAHULUAN Analisis Framing Pemberitaan Insiden Penembakan Di Lapas Cebongan Sleman (Joglosemar Edisi Maret 2013).

0 3 23

PENDAHULUAN Pemberitaan Kasus Penyerangan Di Lapas Cebongan Oleh Oknum Kopassus (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret - 30 April 2013.

0 2 26

PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN OLEH OKNUM KOPASSUS Pemberitaan Kasus Penyerangan Di Lapas Cebongan Oleh Oknum Kopassus (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret - 30 April 2013.

0 2 12

PENGARUH PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN LAPAS CEBONGAN SLEMAN DI MEDIA MASSA TERHADAP PERSEPSI Pengaruh Pemberitaan Kasus Penyerangan Lapas Cebongan Sleman Di Media Massa Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Kopassus.

0 5 17

PENGARUH PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN LAPAS CEBONGAN SLEMAN DI MEDIA MASSA TERHADAP PERSEPSI Pengaruh Pemberitaan Kasus Penyerangan Lapas Cebongan Sleman Di Media Massa Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Kopassus.

0 4 15

REPRESENTASI PENYERANGAN KOPASSUS DALAM BINGKAI MEDIA Representasi Penyerangan Kopassus Dalam Bingkai Media ( Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Kedaulatan Rakyat Tentang Kasus Penembakan Yang Terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Slem

0 1 16

PENDAHULUAN Representasi Penyerangan Kopassus Dalam Bingkai Media ( Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Kedaulatan Rakyat Tentang Kasus Penembakan Yang Terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta Edisi 1 April 2013 Sampai d

0 2 43

Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013. Representasi Penyerangan Kopassus Dalam Bingkai Media ( Analisis Framing Pemberitaan Harian Solopos dan Kedaulatan Rakyat Tentang Kasus Penembakan Yang Terjadi di

0 0 17