92 SALINAN LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 101 TAHUN 2013
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DANA
BOS TAHUN ANGGARAN 2014
PETUNJUK TEKNIS UNTUK SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian BOS
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar. BOS untuk sekolah Indonesia di luar negeri, selanjutnya disingkat dengan BOS-LN, adalah bantuan yang diberikan kepada
satuan pendidikan dasar di luar negeri.
Menurut PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll. Namun
demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
B. Tujuan BOS-LN
Program BOS-LN bertujuan memberikan bantuan operasional bagi satuan pendidikan Indonesia pada jenjang pendidikan dasar yang didirikan dan
diselenggarakan untuk anak masyarakat Warga Negara Indonesia di tempat yang ada Perwakilan Republik Indonesia.
C. Besar Bantuan BOS-LN
Besar biaya satuan BOS-LN yang diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah siswa Warga Negara Indonesia WNI dengan ketentuan:
1. SDsetara SD : Rp 750.000,-siswatahun
2. SMPSetaraSMP : Rp 1.000.000,-siswatahun
D. Waktu Penyaluran Dana
Dana BOS-LN disalurkan 1 satu kali dalam 1 satu tahun anggaran berjalan pada awal tahun pelajaran baru oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
kepada pihak Perwakilan Republik Indonesia setempat yang bertindak untuk dan atas nama masing-masing kepala satuan pendidikan dasar Indonesia di
wilayahnya.
93
BAB II IMPLEMENTASI BOS-LN
A. Sekolah Penerima BOS-LN
1. Sekolah SDsetara SD dan SMPsetara SMP penerima dana BOS-LN didasarkan rekomendasiusulan dari perwakilan Indonesia di luar negeri.
2. Semua sekolah yang menerima BOS-LN harus mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
3. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan orang tuawali siswa yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah.
Sumbangan dapat berupa uang danatau barangjasa yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka
waktu pemberiannya.
4. Perwakilan Republik Indonesia harus ikut mengendalikan dan mengawasi pungutan yang dilakukan oleh sekolah dan sumbangan yang diterima dari
masyarakatorang tuawali siswa tersebut mengikuti prinsip nirlaba dan dikelola dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
B. Program BOS-LN dan Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu