penggilingan yang lama dan dengan partikel yang sudah sangat halus maka coupling forces menjadi lebih besar serta adanya ikatan kimia atau gaya Van Der
Waals dengan kekuatan ikatan 40-400 kJmol dapat membuat partikel menyatu atau ber-aglomerasi. Atau apabila ada partikel-partikel yang terperangkap lalu
diberi gaya impak, partikel-partikel tersebut dapat juga teraglomerasi. Dengan semakin halusnya partikel karena waktu penggilingan yang lama, maka jarak
antara partikel akan semakin kecil serta kontak antar partikel semakin banyak yang memungkinkan aglomerasi dapat terjadi. Dengan demikian maka pada
partikel yang permukaannya berpori, terjadinyanya aglomerasi memungkinkan untuk
terbentuknya diameter
pori yang
membesar karena
adanya ‘penggabunganpenyatuan’ pori karena aglomerasi antar partikel.
Gambar 2.7 Skematis gaya tekan pada partikel-partikel yang terperangkap
diantaranya menyebabkan paryikel teraglomerasi
2.8 Karakterisasi Material Magnet
Untuk mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu material maka perlu dilakukan pengujian dan analisis. Beberapa jenis pengujian dan analisis yang
dibahas untuk keperluan penelitian ini antara lain : pengujian sifat fisis densitas
true density
, dan analisa struktur kristal dengan menggunakan alat uji XRD X-Ray Diffraction.
2.8.1 Sifat Fisis
Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material atau sering didefinisikan sebagai perbandingan antara massa m dengan volume v dalam
hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut M. Ristic, 1979 ρ =
2.4
Universitas Sumatera Utara
dengan : ρ = Densitas gramcm
3
m = Massa sampel gram v = Volume sampel cm
3
Ada dua macam densitas yaitu : true density dan bulk densitymetode archemedes. True density adalah kerapatan dari serbuk yang diukur dengan
alat piknometer. Densitasnya dapat dihitung dengan rumus: � =
� �
2.5
dengan: m
1
= massa picnometer dalam keadaan kosong gram m
2
= massa picnometer diisi dengan air gram m
3
= massa picnometer kering diisi dengan serbuk gram m
4
= massa picnometer diisi dengan serbuk dan air gram �
= massa jenis air 1 gramcm
3
2.8.2 XRD X-Ray Diffraction
Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur Kristal dan fasa suatu material.Bila sinar x dengan
panjang gelombang λ diarahkan kesuatu permukaan Kristal dengan sudut datang
sebesar ,maka sebagian sinar dihamburkan oleh bidang atom dcalam
Kristal.Berkas sinar x yang dihamburkan dalam arah-arah tertentu akan menghasilkan puncak-puncak difraksi yang dapat diamati dengan peralatan X-Ray
Diffraction.Cullity,1978 Fenomena interaksi dan difraksi sudah dikenal pada ilmu optik. Standart
pengujian laboratorium fisika adalah untuk menentukan jarak antara dua gelombang dengan mengetahui panjang gelombang sinar, dengan mengukur sudut
berkas sinar yang terdifraksi. Pengujian ini merupakan aplikasi langsung dari pemakaian sinar-X untuk menentukan jarak antar atom adalam kristal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Difraksi Bidang Atom Cullity,1978 Gambar 2.8
menunjukkan suatu berkas sinar X dengan panjang gelombang λ, jatuh pada sudut θ pada sekumpulan bidang atom berjarak d. Sinar yang
dipantulkan dengan sudut θ hanya dapat terlihat jika berkas dari setiap bidang
yang berdekatan, dan menempuhkan jarak sesuai dengan perbedaan kisi yaitu sama dengan panjang gelombang n λ.
Menurut syarat terjadinya difraksi, beda lintasan merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang, sehingga hal tersebut dirumuskan W.L.Brag
nλ=βdsin 2.6 dengan :
n = orde difraksi n = bilangan bulat 1,β,γ… λ = panjang gelombang sinar-X mm
d = jarak antar bidang mm = sudut difraksi
o
Untuk mengetahui fasa dan struktur material yang diamati dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan cara membandingkan nilai d yang terukur
dengan nilai d pada data standart. Data d standart dapat diperoleh melalui Joint Commitee On Powder Difraction Standart JCPDS atau dengan metode
Hanawalt file.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.1.1 Tempat penelitian
Pusat Penelitian Pengembangan Fisika P2F Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia LIPI PUSPIPTEK,Serpong. 3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini di mulai pada bulan 2 Februari 2015 sampai dengan 31Mei 2015
3.2 Bahan dan Alat: 3.2.1 Bahan
Bahan – bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
serbuk BaFe
12
O
19
b.
serbuk Al
2
O
3
3.2.2 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Neraca Analisis Excellent D-J Series,Mitutuyo
Untuk menimbang bahan yang akan di gunakan. b.
Alat GilingPenghalus
Planetary Ball Mill
Untuk Menghaluskan dan Mencampur serbuk c.
Jarmill Untuk tempat
milling
bahan baku magnet dalam serbuk d.
Bola – bola keramik Untuk penghalus bahan pada saat proses
milling
agar menghasilkan diameter kecil
e. Spatula
Untuk mengambil sampel yang berbentuk serbuk. f.
Picnometer 10 mL Untuk mengukur densitas bahan Al
2
O
3
,Bafe
12
O
19
ditambah Al
2
O
3
Universitas Sumatera Utara