Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan

(1)

S K R I P S I

Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level

Pada PT.Bank Tabungan Negara ( Persero) Cabang Medan

Oleh

IRA WATI Br PINEM 090522071

Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : Ira Wati Br Pinem

NIM : 090522071

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

cabang Medan

TANGGAL... KETUA DEPARTEMEN

(Drs. Firman Syarif , M.Si, AK)

TANGGAL... DEKAN


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : Ira Wati Br Pinem

NIM : 090522071

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

cabang Medan

MEDAN, 2011 Menyetujui

Pembimbing


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 08 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.

Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.

Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 08 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.

Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.

Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.


(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level

Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 01 Agustus 2011

Ira Wati Br Pinem Nim : 090522071


(7)

ABSTRAK

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).

Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.


(8)

ABSTRACT

The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.

One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).

By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan” sebagai

salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Peneliti telah belajar dan berusaha semampunya untuk membuat skripsi ini memiliki kualitas ilmu yang baik dan bermanfaat. Namun sebagai seorang manusia biasa peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan . Dengan hati dan pikiran yang terbuka, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan di masa mendatang.

Peneliti menyadari sepenuhnya telah memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak secara moral, materil dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:


(10)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Bapak Sambas Ade Kesuma SE, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini,

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Abidillah Arif SE,M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding II yang telah banyak memberikan masukan kepada peneliti untuk lebih menyempurnakan skripsi ini,

6. Seluruh karyawan dan staf PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang

Medan yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner, memberikan bimbingan dan semangat pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kedua orangtuaku terkasih ayahanda Alm. Ramli Pinem dan ibunda Sudar

Lina Br Tarigan, serta kakak dan adikku tersayang Kak Nerlin, Kak Suri, Jepri, Toni dan Sasalina terimakasih buat doa, dukungan baik materil dan moral. Semuanya sungguh berarti dalam hidupku


(11)

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 01 Agustus 2011 Peneliti

(Ira Wati Br Pinem) NIM. 090522071


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Sistematika Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 10

2.1 CobIT for IT Governance... 10

2.2 Framework CobIT Versi 4.1... 13

2.3 Maturity Model... 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21


(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Teknik Penentuan Sampel... 25

B. Prosedur Pengumpulan Data... 29

C. Definisi Operasional Variabel... 29

D. Analisis Data... 30

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 31

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BTN (Persero)... 31

4.2 Visi dan Misi PT. BTN (Persero)... 34

4.3 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)... 35

4.4 Kegiatan Usaha PT. BTN (Persero)... 45

B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56

B. Keterbatasan Penelitian... 57

C. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA... 58 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Kerja CobIT... 11

Tabel 2.2 Domain & High Controls CobIT... 14

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 23

Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian... 25


(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 7 Gambar 2.3 Konsep CobIT Framework... 18 Gambar 4.2 Maturity Level... 50


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Perhitungan Data Mean Responden

Maturity Level...

ii Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)... iii Surat Izin Reserch... iv Contoh Kuesioner...


(17)

ABSTRAK

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).

Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.


(18)

ABSTRACT

The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.

One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).

By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Memasuki tahun 2011 persaingan bisnis di berbagai industri, termasuk di industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak perusahaan di Industri perbankan melakukan cara-cara yang tepat dalam menjaring nasabah, baik dengan cara pertumbuhan organik maupun anorganik, diantaranya melakukan merger-akuisisi (merger-aquisition), yang artinya mendapatkan nasabah sekaligus memperoleh sistem dan tenaga kerja yang mapan di bidangnya. Kendati di lain pihak, perusahaan-perusahaan yang melakukan merger-akuisisi itu mesti melakukan konsolidasi internal agar tetap bisa efektif dan efisien serta tetap memenuhi norma-norma complience and risk management yang baik dan benar.

Saat ini semua tahu bahwa dunia keuangan khususnya perbankan tidak bisa lepas dari Teknologi Informasi (TI) sebagai bagian utama penunjang kinerja dan proses di belakangnya. Dimana nasabah ingin melakukan transaksi keuangan biasanya tidak nyaman lagi apabila transaksinya lebih dari hitungan detik atau menit, apalagi dalam hitungan jam atau bahkan hari. Sehingga pelayanan perbankan terus ditingkatkan melalui media elektronik atau selanjutnya di sebut Electronic Banking yang memungkinkan nasabah bertransaksi dan melakukan


(20)

transfer, internet banking dan mobile phone sehingga tidak perlu lagi mengantre

di depan teller atau kasir.

Peran TI di dunia perbankan sangat utama, kendati bisa dikatakan apabila tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan kurang efisiennya proses internal dan eksternal serta sangat memengaruhi kinerja dan performa perusahaan itu sendiri. Sehingga diperlukan tim yang kuat untuk menciptakan TI dalam proses operasi dan sistem informasi. Menurut John Ward dan Joe Pepard (2002) TI atau information technology (IT) “...refers specially to technology, essentially

hardware, software and telecommunication networks. Its both tangible and

intangible” hardware mencakup seluruh phsical equipment, sedang software

mencakup program komputer, prosedur, instruksi maupun aturan-aturan.

Bank Indonesia sebagai regulator, telah mengeluarkan peraturan NO. 9/15/PB1/2007, tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan TI oleh bank umum, pada pasal 12 ayat 1; Bank wajib mengidentifikasikan dan memantau serta mengendalikan risiko yang terdapat pada aktivitas operasional TI, pada jaringan komunikasi serta pada end user computing untuk memastikan efektifitas, efisiensi dalam keamanan aktivitas tersebut antara lain dengan :

a) Menerapkan pengendalian fisik dan lingkungan terhadap fasilitas pusat data (data center) dan disaster recovery center.

b) Menerapkan pengendalian hak akses secara memadai sesuai dengan

kewenangan yang ditetapkan .

c) Menerapkan pengendalian pada saat input, proses dan output dari

informasi.

d) Mempehatikan risiko yang mungkin timbul dari ketergantungan bank

terhadap pengguna jaringan komunikasi.

e) Memastikan aspek desain dan pengoperasian dalam implementasi

jaringan komunikasi sesuai dengaan kebutuhan.

f) Melakukan pemantauan kegiatan operasional teknologi informasi


(21)

g) Melakukan pemantauan penggunaan aplikasi yang di kembangkan atau diadakan oleh satuan kerja teknologi informasi.

Control Objectives for Information and related Technology (CobIT)

adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajeman TI yang dibuat oleh Information System Audit and Control Association (ISACA), dan Information Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. CobIT

memberi manajer, auditor, dan pengguna TI, serangkaian langkah yang diterima secara umum, indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan pengembangan tatakelola TI yang sesuai dan pengendalian perusahaan.

CobIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk meneliti, mengembangkan , mempublikasikan dan mempromosikan kewenangan, pembaruan, dan seperangkat pedoman umum yang diterima secara internasional untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam penggunaan sehari-hari oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang diperoleh manajer, auditor, dan pengguna dari pengembangan CobIT adalah membantu mereka memahami sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan dan kendali yang diperlukan untuk melindungi aset perusahaan mereka melalui pengembangan model tatakelola TI.

CobIT memiliki 34 proses tingkat tinggi, yang dikategorikan dalam empat domain: Perencanaan dan Organisasi, Perolehan dan Implementasi, Penyerahan dan Pendukung, dan Monitor dan Evaluasi. Bagi manajer, manfaat CobIT adalah menyediakan fondasi keputusan dan investasi yang terkait TI. Pengambilan keputusan lebih efektif karena CobIT membantu manajemen dalam mendefinisikan rencana TI strategis, men-definisikan informasi arsitektur,


(22)

mendapatkan peranti keras dan peranti lunak TI yang diperlukan untuk menjalankan strategi TI, menjamin pelayanan yang berkesinambungan, dan pemantauan kinerja sistem TI. Bagi pengguna TI, manfaat dari CobIT adalah adanya jaminan kendali, keamanan, dan proses tatakelola. Bagi auditor, manfaat CobIT adalah membantu dalam mengiden-tifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit.

Sebagai salah satu Bank Nasional di Medan yang fokus bisnisnya pada pembiayaan perumahan, bank ini menorehkan pencapaian bisnis yang mengagumkan pada tahun 2010. Seperti diketahui, menjelang akhir 2010, PT. Bank Tabungan Negara ini menerbitkan beberapa produk baru. Produk tersebut antara lain Kartu debit, kartu kredit, Tabungan Junior, Tabungan Haji, dan Tabungan Juara serta Tabungan Prioritas.

Peluncuran produk-produk baru itu tidak terlepas dari dukungan aplikasi TI yang handal. Dengan dukungan TI yang memadai itu, proses bisnis yang terjadi menjadi lebih mudah dan efisien. Pihak Manajemen PT. Bank Tabungan Negara menilai bahwa aplikasi TI dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga pihak manajemennya akan selalu mengoptimalisasi penggunaan TI kedepannya. Oleh sebab itu, maka peneliti tertarik untuk mengukur kinerja TI pada PT. Bank Tabungan Negara ini dengan menggunakan CobIT Versi 4.1 dengan judul “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank


(23)

1.2PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan antara lain :

1. Apakah aplikasi TI yang telah meningkatkan kinerja perusahaan pada

PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah memiliki sebuah pedoman dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang ada dalam perusahaan?

2. Apakah tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas, efisiensi

dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah sesuai dengan standar yang disusun oleh The IT Governance Institute (ITGI) yaitu CobIT ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pedoman apa yang digunakan oleh PT. Bank Tabungan

Negara Tbk. di Medan dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang ada di dalam perusahaan.

2. Untuk mengetahui tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas, efisiensi dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan telah sesuai dengan standar yang disusun oleh ITGI yaitu CobIT.


(24)

1.4Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang

teknologi informasi menggunakan framework CobIT versi 4.1.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam pertumbuhan perusahaan.

3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan


(25)

1.5Sistematika Penelitian

Untuk pembahasan ini peneliti membagi menjadi lima bab, yaitu disusun secara sistematis dan memberikan gambaran umum tentang apa yang menjadi sasaran skripsi ini.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan penghantar dari tulisan skripsi ini. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual dan sistematika penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini peneliti menguraikan pemahaman tentang CobIT for IT governance, framework CobIT versi 4.1, maturity model dan tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini peneliti menguraikan metode penelitian secara rinci memuat hal-hal berikut ini baik secara keseluruhan atau sebagian sesuai dengan masalah dan tujuan dari penelitian yaitu jadwal dan lokasi penelitian, teknik penentuan sampel, prosedur pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan analisis data.

BAB IV : Analisis Hasil penelitian

Dalam bab ini peneliti telah menganalisis hasil penelitian dengan menganalisis data penelitian, mengunakan statistik deskriptif,


(26)

melakukan pengujian dengan model maturity level dan memaparkan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan dan kemudian peneliti akan mencoba memberikan saran yang dapat diterapkan dalam perusahaan.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritis

2.1 IT Governance menggunakan CobIT

ITGI didirikan pada 1998 untuk meningkatkan pemikiran dan standar internasional dalam mengarahkan dan mengontrol TI sebuah perusahaan. Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis, mengoptimalkan investasi dalam TI, dan dengan tepat mengatur risiko dan peluang yang terkait dengan TI.

Salah satu yang dikeluarkan oleh ITGI adalah CobIT yang merupakan set of best practices (framework) bagi pengelolaan teknologi informasi (IT

management). CobIT dapat dipakai sebagai alat yang komperhensif untuk

menciptakan IT Governance pada suatu perusahaan. CobIT

mempertemukan dan menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI,

serta menyediakan referensi best business practices yang mencakup keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta di kendalikan secara efektif.

CobIT mendukung manajemen dalam mengoptimumkan investasi TI-nya melalui ukuran-ukuran dan pengukuran yang akan memberikan siTI-nyal


(28)

bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi. Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas kontrol individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta efeknya terhadap sumber daya TI perusahaan. Sumber daya TI merupakan suatu elemen yang sangat disoroti CobIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan keandalan informasi (effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,

compliance, dan reliability).

Tabel 2.1. Kriteria kerja CobIT

Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan

berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten, dapat dipercaya dan tepat waktu.

Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui

penggunaan sumber daya yang optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting

dari orang yang tidak memiliki hak otorisasi.

Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan


(29)

dan nilai bisnis.

Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang akan datang

Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian

untuk proses bisnis. Keakuratan

informasi

Berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi untuk manajeman mengoperasikan entitas dan mengatur pelatihan keuangan dan kelengkapan laporan pertanggung jawaban.

Sumber : CobIT Framework, 2003

Dalam kerangka corporate governance, IT governance menjadi semakin utama dan merupakan bagian tidak terpisahkan terhadap kesuksesan penerapan corporate governance secara menyeluruh. IT governance memadukan dan melembagakan best practices dari proses

perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pendukung, serta pengawasan kinerja TI, untuk memastikan informasi perusahaan dan teknologi yang terkait lainnya benar-benar menjadi pendukung bagi pencapaian sasaran perusahaan. Dengan keterpaduan tersebut, diharapkan perusahaan mampu mendayagunakan informasi yang dimilikinya sehingga dapat mengoptimumkan segala sumberdaya dan proses bisnis mereka untuk menjadi lebih kompetitif.


(30)

2.2Framework CobIT Versi 4.1

CobIT Framework terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, Yaitu:

a. Perencanaan & Organisasi (Planning and Organization)

Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya (dari berbagai perspektif).

b. Perolehan & Implementasi (Acquisition and Implementation)

Yaitu untuk merealisasi strategi TI, perlu diatur kebutuhan TI, diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan.

c. Penyerahan & Pendukung (Delivery and Support)

Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI terhadap kegiatan operasional bisnis (proses pelayanan) dan dukungan teknisnya.


(31)

d. Monitor & Evaluasi (Monitoring and Evaluation)

Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat control yang baik.

4 domains pada CobIT framework tersebut selanjutnya dirinci menjadi 34 high-level control objectives , sebagai berikut :

Tabel 2.2.

Domain & High Controls CobIT

CobIT Domain High Level Objectives

1 Planing and Organisation

1. Difine a strategic IT Plan and Direction

2. Difine the information architecture

3. Determine technological direction

4. Difine IT processes, organization and relationship

5. Manage the IT investment

6. Communicate management aim and direction

7. Manage IT human resources

8. Manage Quality

9. Assess and managed it risk

10. Manage projects

2 Acquisition and Implementation

1. Identify automated solutions

2. Acquire and maintain application software

3. Acquire and maintain technology infrastructure


(32)

5. Procure IT recources

6. Manage Changes

7. Install and accredit solutions and changes

3 Deliver and Support

1. Define and manage service levels

2. Managed thrid-party services

3. Manage performance and capacity

4. Ensure continuous service

5. Ensure systems security

6. Identify and allocate costs

7. Educate and train users

8. Manage services desk and incidents

9. Manage the configuration

10. Manage problems

11. Manage data

12. Manage the physycal environment

13. Manage operations

4 Monitor and Evaluate

1. Monitor and evaluate IT processes

2. Monitor and evaluate internal control

3. Ensure regulatory compliance

4. Provide IT Governance


(33)

The CobIT Framework mengukur kinerja TI dengan hal-hal berikut ini : Maturity Models

Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0-5) , yaitu 0 – Non Existent , 1 - Initial , 2 - Repetable , 3 - Defined, 4 - Managed dan 5- Optimized.

Critical Success Factors (CSFs)

Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas proses TI.

Key Goal Indicators (KGIs)

Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan business requirements. Key Perfomance Indicators (KPIs)

Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan process goals.

CobIT dikembangkan sebagai generally applicable and acepted

standard for good IT security and control practices. Istilah “...generally

applicable and accepted” digunakan secara eksplisit dalam makna yang

sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). CobIT’s “good practices” dapat digunakan sebagai IT governance tools, dan

membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka, dijadikan acuan atau referensi jika terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan TI.


(34)

CobIT diharapkan dapat membantu menemukan berbagai kebutuhan manajemen berkaitan dengan TI, membantu pengoptimalan investasi TI, dan menyediakan ukuran/kriteria ketika terjadi penyelewengan/ penyimpangan, serta dapat diterapkan dan diterima sebagai standard keamanan TI dan praktek kendali untuk mendukung kebutuhan manajemen dalam menentukan dan monitoring tingkatan yang sesuai dengan keamanan dan kendali organisasi mereka. CobIT adalah standard terbuka untuk pengendalian internal TI. Kunci untuk menjaga profitabilitas pada lingkungan perubahan teknologi bergantung kepada

seberapa baik pengaturan kontrol yang dilakukan. Control objective CobIT memberikan pengertian yang diperlukan untuk menggambarkan kebijakan kendali TI secara jelas, bersih dan praktek yang baik.

Ruang lingkup CobIT mendekati informasi dalam arti luas, bukan hanya sebatas financial information (data keuangan). Di samping itu Committee of Sponsoring Organizatio (COSO ) hanya menitikberatkan pada aspek-aspek

effectiveness, efficiency of operations, reliable of financial reporting, compliance

with laws and regulations. Sedangkan CobIT lebih luas dengan menambahkan

aspek-aspek quality, dan security, menjadi : effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability, complience, dan reliability of information.

Perbedaan yang lain ialah bahwa COSO untuk manajemen secara luas, sedangkan CobIT lebih ke IT controls untuk manajemen, users, maupun auditor. Karena perbedaan-perbedaan itu maka kita tidak perlu menyandingkan (perbandingankan) antara keduanya secara one-to-one relationship.


(35)

Dibawah ini adalah ilustrasi dari konsep COBIT Framework

Gambar 2.3. Konsep CobIT Framework (Sumber : IT Governance Instituts )


(36)

2.3Maturity Model

Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang

merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri dari non-existence ke optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini dikembangkan dari maturity model yang digunakan oleh Software Engineering Institute untuk menilai kemapanan pengembangan software.

Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu dari 34 proses TI, manajemen dapat memetakan :

• Status organisasi saat ini-dimana organisasi saat ini,

Status best-in-class di industri sekarang – sebagai perbandingan,

• Strategi organisasi untuk peningkatan – posisi yang ingin dicapai

organisasi.

Dalam Information Systems Audit and Control Association (ISACA) Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan proses-proses

teknologi informasi dalam skala 0 – 5 . Penjelasan lebih rinci mengenai skala 0 – 5 sebagai berikut :

a. Skala 0 : Non – Existent

Sama sekali tidak ada proses TI yang diidentifikasikan. Perusahaan belum menyadari adanya isu yang harus dibahas.


(37)

b. Skala 1 : Initial

Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi informasi di perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku, sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cendrung diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara keseluruhan masih belum terorganisasi.

c. Skala 2 : Repeatable but Intutive

Perusahaan sudah mulai memiliki prosedur dalam proses teknologi informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur standar tersebut. Tangggung jawab terhadap proses tersebut masih di bebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi kesalahan.

d. Skala 3 : difined Process

Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi, terdokumentasi, dan dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan formalisasi kegiatan yang sudah ada.


(38)

e. Skala 4 : Managed and Measurable

Perusahaan dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Perangkat TI yang digunakan terbatas.

f. Skala 5 : Optimized

Proses yang sudah ada mencapai best practice melalui proses perbaikan yang terus menerus. TI sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektivitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. M. Iqbal Saryuddin (2006)

Penelitaian ini dilakukan oleh M. Iqbal Saryuddin berjudul “ Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi dengan Menggunakan CobIT 4.0: studi kasus pada Perum Pegadaian” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan CobIT versi 4.0 sebagai framework dalam tata kelola TI akan lebih baik dalam penyelarasan, berdasarkan fokus bisnis, mudah dipahami TI itu untuk apa , diterima secara umum oleh pihak ketiga dan menyedikan ukuran-ukuran kinerja yang diselaraskan dengan proses TI. Keberadaan TI sangat penting bagi Perum Pegadaian dan mereka memisahkan Pusat


(39)

Teknologi Informasi menjadi sebuah satuan tugas yang berdiri sendiri yang secara struktur langsung di bawah direksi. Proses TI di Perum Pegadaian memiliki tahap pengukuran kinerja teknologi informasi menggunakan COBIT 4.0 dengan identifikasi tujuan bisnis perusahaan, identifikasi tujuan teknologi informasi, identifikasi proses teknologi informasi, Pemilihan indikator dan penentuan target dan acuan scoring.

2. Nanang Sasongko (2009)

Penelitian ini dilakukan oleh Nanang Sasongko berjudul “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT Versi 4.1, Ping Test dan CAAT pada PT.Bank X Tbk. di Bandung”. Metode yang digunakan untuk memperoleh kinerja manajemen Teknologi Informasi,

terutama aspek keamanan adalah dengan tahapan sebagai berikut :

1) Memahami Peraturan Bank Indonesia, 2) Pengujian melalui kuesioner dari tingkat pengendalian IT yang tinggi ( High level control objectivies) berdasarkan CobIT framework, survey dan observasi kemudian diolah dan di bandingkan dengan tingkat Maturity, 3) Pengujian jaringan menggunakan Ping test dengan jumlah kecepatan proses data 250 byte dan 500 byte, 4) Pengujian analisis data akuntansi perbankan menggunakan teknik audit berbantuan komputer (CAAT) dengan teknik uji data, Simulasi parallel dan pengujian fasilitas terpadu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank X di Bandung telah menerapkan CobIT versi 4.1 untuk Manajemen IT dengan nilai standar yaitu baik (dengan catatan), Jaringan ATM dengan pengujian ping test dan hasilnya < 500 ms


(40)

yaitu baik, dan Data akuntansi bank dengan teknik pengujian TABK/CAAT baik. PT.Bank X di Bandung memiliki Blue print keamanan sistem informasi seperti yang telah ditentukan oleh peraturan Bank Indonesia, telah dikelola dengan efektifitas dan efisiensi.

3. Rahmadini Darwas (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadini Darwas berjudul “ Evaluasi Peran Sistem Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja Cobit Pada Domain Plan And Organise”. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa Koperasi Swadharma saat penelitian dilakukan berada pada angka 2,86 yaitu pada level defined process dimana prosedur di koperasi Swadharma sudah di standarisasi ,

terdokumentasi, dan dikomunikasikan tetapi untuk implementasi masih tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau tidak.

Tabel 2.4.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti/ Tahun Judul Variabel Hasil

M.Iqbal Saryuddin A./ 2006 Pengukuran kinerja Teknologi Informasi dengan menggunakan COBIT 4.0 : studi kasus pada perum

Pegadaian

•COBIT 4.0

•IT

measurment •IT goals •IT processes •IT activities •Key

Performance Indicators Key Goal Indicators

Proses TI di Perum Pegadaian belum memiliki tahap pengukuran kinerja teknologi informasi seperti menggunakan COBIT 4.0


(41)

Nanang Sasangko / 2009

Rahmadini Darwas / 2010

Pengukuran

kinerja TI menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1, ping test dan CAAT pada PT. Bank. X di Bandung Evaluasi Peran Sistem Informasi Manajemen Koperasi Swadharma dengan Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja COBIT pada

Domain Plan

And Organise

•Framework

CobIT Versi 4.1

•Ping test

•CAAT Maturity Level, Cobit, Pengelolaan TI,Plan and Organise Hasil penelitian menunjukkan

bahwa PT. Bank X di Bandung telah menerapkan CobIT versi 4.1 untuk Manajemen IT dengan nilai standar yaitu baik (dengan catatan) Berdasarkan domain plan and organize dengan metode maturity level, koperasi swadharma ini berada pada angka 2.89 yaitu pada level defined process.


(42)

C. Kerangka Konseptual

Untuk menyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis akan menguraikan alur berfikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Keterangan :

Dengan melakukan pengujian dimana peneliti akan menggunakan pedoman yaitu Framework CobIT dengan Model Maturity Level untuk mengukur kinerja Teknologi Informasi pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan. Dimana variabel X adalah Framework CobIT Versi 4.1 dengan menggunakan Maturity Model dan Y adalah Kinerja Teknologi Informasi.

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model

Maturity Level

Kinerja Teknologi Informasi


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sekaran (2003) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Peneliti harus menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis agar diperoleh sampel yang representatif. Prosedur pemilihan sampel memerlukan beberapa tahap sebagai berikut (Indriantoro & Supomo, 1999: 119) :

1. Mengidentifikasi Populasi Target

Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan.

2. Memilih Kerangka Pemilihan Sampel

Kerangka sampel adalah daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk mengambil sampel. Kerangka sampel sering berbeda dengan populasi target. Suatu kerangka sampel adalah daftar semua unsur-unsur yang ada dalam populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan, maka kriteria yang harus dipenuhi dalam menulis kerangka sampel adalah :


(44)

a. Bekerja di bagian Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan

b. Merupakan pegawai tetap, bukan calon pegawai atau pegawai

outsourching

c. Pegawai yang telah bekerja minimal satu tahun di bidangnya.

3. Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling (Sampling Bertujuan), dimana dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah Judgment Sampling, berdasarkan suatu pertimbangan yang telah ditetapkan didalam pemilihan sampel.

4. Merencanakan Pemilihan Unit Sampel

Unit sampel adalah suatu elemen atau kelompok elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sebagai sampel. Yang menjadi unit sampel dalam penelitian ini adalah bagian TI, bagian Audit Internal, dan Bagian Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan.

5. Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Erlina (2008) “ Pengambilan sampel hanya sekedar untuk perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan


(45)

selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka diambil 20-25% atau lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip Sekaran (2003) “bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Pegawai yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan berjumlah 163 orang, setelah melakukan pemilihan sampel maka peneliti mengacu kepada pendapat Roscoe, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden.

6. Menentukan Unit Sampel

Setelah merencanakan pemilihan unit sampel, maka peneliti harus menentukan unit sampel yang akan diberikan kuesioner yaitu bagian TI, Bagian audit internal dan bagian Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan.

Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan

Negara di Medan.

Menurut Erlina (2008) “Pengambilan sampel hanya sekedar untuk perkiraan, maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka sampel diambil 20-25% atau lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip Sekaran (2003) “bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500


(46)

telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Mengacu pendapat Roscoe, jumlah sampel ini sebanyak 30 responden.

B. Prosedur Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang akan dikumpulkan terdiri atas dua bentuk yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data utama yang diperoleh dengan melakukan survei yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dimana akan diajukan 34 pertanyaan sesuai dengan proses Framework CobIT Versi 4.1.

Data skunder yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai pengukuran kinerja TI menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level. Selain itu untuk menunjang kelengkapan dan

ketajaman analisis, diperlukan sumber referensi seperti : teksbook, perpustakaan, internet, majalah, dan media cetak lainnya.

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka menghindari luasnya tinjauan atas variabel-variabel penelitian, maka perlu diberikan defenisi operasional atas variabel-variabel yang akan digunakan lebih lanjut. Untuk variabel X yaitu Framework CobIT Versi 4.1 dimana untuk ukuran indikator setiap variabelnya yaitu


(47)

mulai dari Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi), Aquisition and Implementation (Perolehan dan Implementasi), Delivery and

Support (Penyerahan dan Pendukung) dan Monitoring and Evaluation

(Monitor dan Evaluasi) menggunakan skala likert (skala Nominal) dengan metode maturity level (0-5). Mengukur Kinerja Teknologi Informasi

menggunakan framework CobIT versi 4.1.

D. Analisis Data

Data yang masuk dianalisis dengan menggunakan teknik statistic deskriptif dimana data-data akan ditransformasikan sebelumnya kedalam

bentuk tabulasi (memasukkan data-data kedalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori) untuk menghasilkan suatu penilaian dan kemudian diinterprestasikan. Penilaian yang dilakukan akan menganalisa proses dalam Domain Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi), Aquisition and Implementation

(Perolehan dan Implementasi), Delivery and Support (Penyerahan dan Pendukung) dan Monitoring and Evaluation (Monitor dan Evaluasi). Hasil perhitungan dari masing-masing proses secara keseluruhan akan dimasukkan kedalam maturity level.


(48)

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Adapun tempat penelitian di lakukan di Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Jl. Pemuda No. 10 A Medan 20151 dan waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2011.

Tabel 3.1

Rencana Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei s/d juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul Tentative

Pengajuan Proposal Skripsi

Bimbingan Proposal Skripsi

Persiapan dan Seminar Proposal Skripsi Bimbingan dan penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A.DATA PENELITIAN

4.1Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara ( Persero)

Dengan maksud mendidik masyarakat agar menabung, pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklikij Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1987 mendirikian Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat peyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan Postspaarbank pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui

tabungan. usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyouku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke RI dan terjadilah penggantian nama

manjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor


(50)

Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank In Indonesia” berdasarkan staatblat no.295 tahun 1941 menjadi BTN dan

memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan POS, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BTN. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BTN sebagai bank milik negara ditetapkan dengan No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak Tahun 1964) BTN menjadi BI unit V . Jika tugas utama saat pendirian Postspaarbank (1987) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun


(51)

1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN

berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name bank BTN.

Berdasarkan kajian konsultan independent, price waterhouse Cooper, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat S-544/M/2000 memutuskan bank BTN sebagai bank umum fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

4.2Visi dan Misi PT. BTN (Persero) Visi

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Misi

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan


(52)

c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value

e. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

4.3Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Setiap organisasi memiliki struktur organisasi yang efisien , tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit. Yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah suatu bagan Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam sebuah organisasi, karena berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di dalam struktur organisasi terlihat jelas pembagiaan wewenang, tugas dan tanggung jawab personil dalam perusahaan. Adapun pengertian organisasi menurut Siagian (2000 : hal 20) ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Dalam suatu organisasi yang sehat, tiap bagian haruslah menjalani fungsinya dengan disiplin dan teratur. Efisiensi yang tercipta karena hubungan yang timbal balik ini akan memberikan perbandingan yang baik antara kerja


(53)

yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Pengertian struktur organisasi menurut Handoko (2001 : hal 54) adalah organisasi dengan segala aktivitasnya, terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin komplek pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itu perlulah dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan bagan organisasi atau struktur organisasi.

Jadi struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan faktor yang menentukan kegiatan perusahaan terutama dalam melaksanakan tugas yang dibebankan, pendelegasiaan kekuasaan di dalam perusahaan dan pengaturan-pengaturan hubungan antara anggota yang terlibat dalam organisasi atau perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya struktur organisasi perusahaan ditentukan perusahaan dengan kata lain semakin besar perusahaan maka akan semakin komplek, begitu pula sebaliknya.

Untuk mengetahui batas dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing - masing anggota organisasi tersebut, menurut Flippo (2001 : hal 107) dapat dilihat dari tipe-tipe organisasi yang dianut oleh perusahaan tersebut :


(54)

4.3.1 Organisasi Garis

Disini setiap bawahan hanya mendapat perintah atau pengawasan dari seorang atasan, sehingga yang dikerjakan oleh bawahan menjadi jelas. Dalam hal ini masing-masing orang mempertanggungjawabkan pekerjaannya hanya pada satu orang atasan.

Kebaikan dari organisasi garis adalah :

1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah.

2. Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan sebab tidak

perlu membicarakan dengan orang lain.

3. Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab

perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan. Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan oleh seorang saja.

Keburukan dari organisasi garis adalah :

1. Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.

2. Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi

petugas sehingga kurang efisien.

3. Kurangnya kerjasama di antara masing-masing bagian .


(55)

Dalam sistem organisasi fungsional ini, masalah pembagiaan pekerjaan sangat diperhatikan dan bawahan menjadi pedoman yang dipertahankan dengan segala tanggung jawab, sebab itu atasan dispesialisasikan untuk melakukan suatu tugas tertentu dari sekian banyak tugas dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini atasan hanya dapat memberikan perintah pada bawahannya sesuai dengan fungsinya, namun setiap atasan dapat memerintahkan setiap pegawai yang berkedudukan lebih rendah darinya.

Kebaikan dari organisasi fungsional adalah :

1. Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam

bidangnya, sehingga terdapat keserasiaan antara tugas dan keahliannya.

2. Tugas dari para manager menjadi lebih ringan dengan adanya

pembagiaan tugas.

Keburukan dari organisasi fungsional adalah :

1. Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam

pimpinan dan perintah.

2. Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan. 3. Kesulitan-kesulitan tidak dapat secara cepat diatasi.

4. Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan di antara


(56)

4.3.3 Organisasi Garis dan Staf

Dalam sistem organisasi garis dan staf, yang memberikan perintah hanyalah pimpinan saja sedangkan staf hanya sebagai pembantu pimpinan dalam hal tugas perencanaan. Tipe organisasi ini umumnya terdapat pada perusahaan besar dan punya karyawan banyak serta adanya spesialisasi yang beraneka ragam. Pada tipe ini, pimpinan mengadakan pendelegasiaan wewenang kepada staf menurut bidangnya masing-masing. Para staf tidak diharuskan menyampaikan usul perintah kepada bawahan, sehingga terjaminlah suatu disiplin kerja karena terhindarnya kesimpangsiuran perintah yang diterima bawahan.

Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah :

1. Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap

tugas khusus di luar bagiannya.

2. Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan

sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.

3. Staf dapat mendidik para petugas.

4. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan


(57)

Keburukan dari organisasi garis dan staf :

1. Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tapi perintah, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada bagian yang bersangkutan.

2. Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih

percaya kepada staf daripada atasannya.

3. Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak memperoleh hasil.

Dengan memperhatikan struktur organisasi diatas maka dapat dikatakan bahwa bentuk yang dipakai PT. BTN Cabang Medan adalah struktur organisasi garis karena tugas dan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan berada pada satu tangan dan garis berwenang langsung dari pimpinan kepada bawahan.

Dari Gambar Struktur organisasi Bank BTN Cabang Medan tersebut dapat dilihat tugas dan wewenang masing-masing antara lain :

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : Dono Iskandar Djojosubroto

Komisaris Anggota : Daryono Rahardjo


(58)

Direksi

Direktur Utama : Iqbal Latanro

Wakil Direktur Utama : Evi Firmansya

Operation : Evi Firmansyah

1) Direktur Utama

Direktur Utama mempunyai tugas sebagai berikut : a) Membuat rencana kerja PT. BTN ( Persero )

b) Membuat dan menyampaikan laporan neraca bulanan dan daftar

laba/rugi kepada Dewan Pengawas.

c) Menyetujui atau menolak permohonan kredit yang telah diproses bagian

pemberian kredit.

d) Melakukan pendekatan dengan instansi pemerintah, tokoh masyarakat,

para perantau, dan lain-lain.

e) Mengikuti rapat-rapat yang diadakan di kecamatan maupun kabupaten.

f) Mengadakan rapat dengan dewan pengawas dua bulan sekali.

2) Direktur

Direktur mempunyai tugas sebagai berikut : a) Memeriksa transaksi pada unit kerja.

b) Mengatasi dan mengontrol kegiatan operasional setiap kali kegiatan. c) Mengatur pengeluaran kas untuk keperluaan kantor.


(59)

d) Memeriksa laporan kerja, seperti : neraca laporan laba/rugi, dan transaksi-transaksi setiap hari.

e) Dua kali seminggu mengadakan pemeriksaan tentang keadaan kas yang

di lakukan bersama-sama dengan teller.

f) Mencek tunggakan kredit di bagian administrasi.

3) Satuan Pengawas Intern

Tugas Satuan Pengawas Intern :

a) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja anggran

belanja dan anggaran pendapatan bank.

b) Memeriksa serta mencocokan kebenaran transaksi yang terjadi pada

setiap unit kerja.

c) Memberikan laporan hasil pemeriksaan yang diperoleh kepada direktur.

4) Bagian Operasional

Bagian Operasional bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito serta melakukan kegiatan administrasinya. Didalam melaksanakan tugasnya, Bagian Operasional , Bagian Teknologi Komunikasi dibantu dan membawahi Bagian Umum, Customer Sevice, Kasir, Pembukuan, Bagian Umum.


(60)

5) Bagian Teknologi Komunikasi

Bagian Teknologi Komunikasi bertugas merancang teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai sisem pembayaran serta melakukan penagihan dan pengawasan teknologi informasi yang telah digunakan oleh karyawan PT.BTN dalam mendukung pekerjaannya.

6) Bagian Logistik dan Network

a) Melakukan pendekatan dan pembinaan hubungan dengan masyarakat

luas, lembaga/instansi, pemerintah/swasta dan sekolah-sekolah dalam rangka promosi, pemasaran produk-produk bank.

b) Melakukan penarikan dan kegiatan antar jemput dari bank ke

deposan/penabung serta memotivasi calon dan atau deposan/penabung untuk menempatkan, mempertahankan dan meningkatkan nominal dananya di bank.

c) Membuat dan memberikan laporan secara periodik menyangkut mutasi

tabungan dan deposito hasil penarikan dilapangan.

7) Operation and Business Support Customer Service :

a) Memberikan pelayanan informasi kepada nasabah, berkaitan dengan

permohonan pembukaan rekening tabungan, deposito dan kredit serta memberi pelayanan kepada relasi bank lainnya.


(61)

b) Membuat daftar mutasi harian tabungan, deposito, dan cicilan pinjaman yang diberikan dan pendapatan bunga.

c) Memberikan pelayanan untuk pembukaan rekening tabungan, deposito

dan registrasinya dalam buku tabungan serta memberikan pelayan untuk penukaran /penggantian buku tabungan yang telah penuh, hilang/rusak dan penutupan rekening sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Melakukan pendebetan atas rekening tabungan deposito untuk keperluan

angsuran/pelunasan kewajiban debitur dan hal lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

e) Menerima dan atau meneruskan surat/dokumen masuk dan atau keluar

dari bank ke alamat yang dituju, termasuk surat-surat/dokumen intern perusahaan.

f) Membuat laporan secara berkala : (1) Deposito yang akan jatuh tempo.

(2) Laporan penerimaan tabungan, deposito, realisasi penerimaan

angsuran kredit berikut penerimaan bunganya.

g) Menata berkas-berkas/ dokumen yang berkaitan dengan bidang jasa


(62)

Teller :

a) Membuka / menutup Vault (Khasanah) dan brankas

b) Melayani, mencatat/membukukan setiap transaksi kas dan meneruskan

bukti transaksi tersebut kepada bidang accounting secara bertahap untuk setiap hari kerja bersangkutan.

c) Mengajukan permohonan penambahan /pengurangan kas kepada

Direktur Utama bila terjadi kekurangan/kelebihan kas sesuai dengan batas wewenang yang diberikan.

d) Memberikan informasi kas menjelang jam tutup kas kepada Direktur

Utama serta membuat mutasi kas pada hari bersangkutan.

e) Mensortir dan mengklasifikasikan pecahan mata uang tersebut dan

mencocokannya dengan daftar posisi kas yang dibuat pada hari yang bersangkutan.

f) Membuat berita acara apabila terjadi terjadi selisih kas sesuai dengan batas yang ditentukan dan melaporkannya kepada Direktur Utama.

g) Mengembalikan sisa kas ke dalam brankas setelah jam tutup kas pada

hari bersangkutan .

4.4 Kegiatan Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) meliputi produk dana, kredit dan jasa. Berikut beberapa jenis produk dana, kredit dan jasa yang ada pada Bank BTN, yaitu :


(63)

a. Produk Dana

Produk simpanan yang disediakan oleh PT. BTN yaitu : 1) Tabungan Batara

2) Tabungan e-Batara Prima

3) Tabungan Batara Prima

4) Tabungan Haji Nawaitu

5) Sertifikat Deposito 6) Giro

7) Deposito Berjangka

b. Usaha Jasa Bank

Produk jasa yang disediakan adalah :

1) ATM Batara

2) Kiriman Uang

3) Inkaso

4) Money Changer

5) Safe Deposit Box

6) Bank Garansi

7) Real Time Gross Settlement (RTGS)

8) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji

9) SMS Banking


(64)

c. Usaha Pinjaman/Kredit

Usaha pinjaman kredit kepada PT. Bank Tabungan Negara, dalam bentuk : 1) Kredit Griya Utama

2) KPR Platinum

3) Kredit Griya Multi 4) Kredit Swa Griya

5) Kredit Swadana

6) Kredit Perumahan Perusahaan

7) Kredit Ringan Batara

8) Kredit Usaha Mikro dan Kecil 9) Kredit Yasa Griya

10) Kredit Pendukung Perumahan

11) Kredit Modal Kerja Kontraktor 12) Kredit Investasi

Beberapa produk baru yang telah diterbitkan oleh PT. BTN yaitu :

1) Kartu Debit BTN

2) Kartu Kredit BTN

3) Tabungan BTN Junior

4) Tabungan BTN Haji

5) Tabungan BTN Juara


(65)

B.Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models

Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan oleh peneliti guna mengukur Kinerja TI menggunakan framework Cobit Versi 4.1 dengan keempat proses Cobit. Hasil perhitungan dari masing-masing proses secara keseluruhan akan dimasukkan kedalam maturity level. Dari hasil pengolahan data akan menunjukkan tingkat maturity level pada PT. Bank Tabungan Negara berada pada posisi mana, apakah sudah berada pada posisi standar internasional yang telah ditetapkan yaitu pada angka 2,5 dan selebihnya merupakan target perusahaan.

Tabel 4.1

DATA MEAN RESPONDEN

MATURITY LEVEL

RESPONDEN PO AI DS ME

1 3,9 3,2 4,6 4

2 3 3 3 3

3 3 2,1 4,7 4,2

4 4,6 3 3,8 4

5 3,8 4 4 4

6 3,4 4,2 3,4 4,7

7 4,5 3,7 4,6 5

8 3,4 5 3,5 5


(66)

10 5 5 5 5

11 3,1 3,5 3,8 4

12 3,6 3,7 3,3 4

13 2,8 3,5 4,3 5

14 3,2 3,2 4,1 1

15 4,1 3,5 4,3 4

16 4,6 4,5 3,6 4

17 3,7 2,8 3,5 4,5

18 4,6 3,4 4,1 4,7

19 3,2 4 4,3 3

20 3,6 3 4 2,5

21 3,4 3,4 3,6 4

22 4,5 4,7 4,6 4,7

23 3,3 3,5 3,6 3,5

24 5 5 5 5

25 5 5 5 5

26 4,6 2,8 3,4 3

27 3,5 3,7 4,4 3,2

28 4,4 3,1 4,3 3

29 3,4 3,1 3,2 5

30 5 5 5 5


(67)

MEAN 3,89333 3,71333 4,06667 3,96667

Gambar 4.1 Grafik Mean Responden

Maturity Level

1. Planning and Organization (PO)

Dari hasil pengolahan data diatas , rata-rata maturity level yang telah dicapai PT. BTN dari segi PO adalah 3,89. Angka ini dibulatkan menjadi level 4 yang menunjukkan maturity lavel pada PT. BTN telah berada pada posisi yang baik yaitu Managed atau dikelola, artinya perusahaan ini dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses TI yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan, tetapi perangkat TI yang digunakan masih terbatas.

0 1 2 3 4 5 6


(68)

Pengolahan data penelitian dalam PO, yang dimulai dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan secara langsung yaitu melalui kuesioner, dimana didalam pertanyaan tersebut peneliti bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan TI didalam menetapkan rencana strategis, menetapkan arsitektur sistem informasi, menetapkan arah teknologi, menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya, mengatur investasi TI, mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen, mengelola sumber daya manusia, mengatur kualitas, menilai dan mengatur resiko TI serta mengatur proyek melalui kuesioner yang disebarkan kepada pengguna TI antara lain customer services, teller, back in office dan audit internal pada PT. BTN yang

ada di Medan kantor cabang jl. Pemuda No. 10 A.

Sampel terdiri dari 30 responden dengan mengajukan 10 pertanyaan mengenai PO untuk masing –masing responden. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ITGI. Dari 30 responden rata-rata maturity level paling rendah berada pada level 2 yaitu Repeatable but intuitive, dimana perusahaan sudah mulai memiliki prosedur dalam proses

teknologi informasi tetrapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur standar tersebut. Tanggung jawab terhadap proses tersebut masih dibebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi kesalahan.

Dilihat dari grafik mean responden pada gambar 4.1 jelas bahwa responden secara keseluruhan memiliki pendapat yang sama mengenai proses PO yang mereka gunakan. Dari sumbu Y ke X dimana tidak terjadi lekukan


(69)

yang begitu tinggi dan rendah artinya kinerja TI yang digunakan karyawan PT. BTN dalam proses PO dapat digunakan dengan baik sehingga mereka memiliki rata-rata pendapat yang sama.

2. Aquesition and implementation (AI)

Pengolahan data pada kolom 3 di tabel 4,1 yaitu proses AI rata-rata maturity level berada pada level 3,71 dan dibulatkan menjadi 4 yang artinya

managed ataupun dikelola dengan baik dimana dalam level 4, PT. BTN

dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan . proses yang sudah ada berjalan dengan baik dan konstan tetapi otomasi dan prangkat teknologi informasi yang digunakan terbatas.

Dari tabel 4.1 kolom 3 yang terdiri dari 30 responden tersebut rata-rata maturity level yang paling rendah berada pada level 2 sebanyak 3 responden,

level 3 sebanyak 17 responden, level 4 sebanyak 5 responden dan level 5 sebanyak 5 responden. Apabila rata-rata maturity level berada pada level 2, maka perusahaan sudah mulai memiliki prosedur dalam proses teknolgi informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang prosedur tersebut masih di bebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi keslahan. Jika rata-rata maturity level berada paling banyak pada level 3 atau Defined Process, maka

prosedur diperusahaan sudah distandarisasi, terdokumntasi dan dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau tidak. Dan


(70)

prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan formalisasi kegiatan yang sudah ada. Dan jika rata-rata maturity modelnya berada pada level 5 yaitu optimized maka proses yang ada diperusahaan tersebut sudah mencapai best practice melalui proses perbaikan yang terus menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan , meningkatkan kualitas, efektivitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.

Pengolahan data yaitu dengan memberikan pertanyaan secara langsung melalui kuesioner dalam proses AI ini terdiri dari 7 pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur apakah proses AI itu sudah terlaksana dengan baik atau tidak yang terdiri dari identifikasi solusi-solusi otomatis, mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi, mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi, menjalankan operasi dan mengurangkannya, pengadaan sumber daya TI, mengelola perubahan, Instalasi dan akreditas solusi serta perubahan.

3. Delivery and Support (DS)

Hasil pengolahan data DS dapat dilihat dari kolom 4 pada tabel 4.1 dimana rata-rata maturity level berada pada 4,06 yang dibulatkan menjadi 4 yaitu Managed atau dikelola dan pada proses ini PT. BTN dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Tetapi otomasi dan perangkat teknologi informasi yang digunakan terbatas.


(71)

Proses DS terdiri dari 13 proses yaitu menetapkan dan mengatur tingkat layanan, pengatur layanan dengan pihak ketiga, mengatur kinerja dan kapasitas, memastikan ketersediaan layanan, memastikan keamanan sistem, identifikasi dan biaya tambahan, mendidik dan melatih user, mengelola masalah, mengelola data, mengelola fasilitas, dan mengelola operasi. Maka pertanyaan langsung yang diajukan melalui kuesioner ada 13 pertanyaan kepada 30 responden.

Rata-rata maturity level yang paling rendah pada proses DS adalah 3 dan yang paling tinggi adalah level 5. Level 3 sebanyak 12 responden, level 4 sebanyak 14 responden dan level 5 sebanyak 4 responden.

4. Monitor and Evaluate (ME)

Dari hasil pengolahan data yang ada dikolom 5 pada tabel 4.1 dimana rata-rata maturity level dalam proses ME berada pada level 3,96 dan dibulatkan menjadi 4 yang artinya Managed atau dikelola dimana PT. BTN dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan dan proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat teknologi informasi yang digunakan terbatas.

Data diperoleh dengan melakukan pertanyaan secara langsung melalui kuesioner dimana pertanyaan mengenai ME ada 4 pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui di level manakah proses ME kinerja TI, ME pengendalian intrenal , mendapatkan jaminan independent dan penyediaan untuk tatakelola TI berada ? apakah sudah dapat direalisasikan olseh karyawan PT.BTN.


(72)

Rata-rata maturity level yang paling rendah berada pada level yang artinya initial, dimana perusahaan sudah mulai mengenali proses TI di perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual dan tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku, sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cendrung diterapkan per kasus. Dan pendekatan manajemen secara keseluruhan masih belum terorganisasi.

Secara keseluruhan, pengukuran kinerja TI yang dilakukan peneliti dengan menggunakan framework CobIT Versi 4.1 yaitu melalui keempat proses antara lain planing and organization, Acquire and Implement, Delivery and Support, Monitor and Evaluate dengan Model Maturity level pada PT.

Bank Tabungan Negara berada pada level 4,0 yaitu TI yang ada telah di managed atau dikelola dengan baik. Secara nyata peneliti bisa melihat dari

prestasi-prestasi yang telah diukir oleh PT. BTN pada tahun 2010 yang ditandai dengan tumbuhnya beberapa indikator seperti kredit, aset dan laba perusahaan. Dimana kredit tumbuh sekitar 20% - 30% , aset diperkirakan naik sekitar 20% sampai 25% dan perolehan laba telah melampaui target.

Selain itu PT. BTN dengan gencarnya menerbitkan produk-produk baru antara lain, Kartu Debit BTN, Kartu Kredit BTN, Tabungan BTN Junior, Tabungan BTN Haji dan Tabungan BTN Juara seperti BTN prioritas.

Prestasi – prestasi yang telah diukir oleh PT. BTN dan peluncuran produk-produk baru ini tidak lepas dari TI yang handal. Dan itu dapat dibuktikan oleh


(73)

peneliti melalui penelitian yang telah dilakukan. Dimana hasil yang telah diteliti menunjukkan bahwa TI pada PT. BTN (Persero) telah di managed atau dikelola dengan baik.


(74)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A.Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis dan pembahasan :

1. Teknologi informasi yang ada di PT. BTN saat ini sudah dimanfaatkan

secara optimal. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen yang sadar akan pentingnya TI untuk mendukung kinerja karyawan agar lebih efektif dan efisien.

2. Berdasarkan dari hasil analisis data evaluasi peran sistem informasi

manajemen berdasarkan domain PO dengan maturity level PT. BTN saat ini berada pada angka 3,8 dan kemudian dibulatkan menjadi 4,0 yaitu managed, artinya PT. BTN ini dapat mengukur dan memonitor prosedur

yang sudah ada sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan dan proses TI yang ada sudah berjalan dengan baik dan konstan, tetapi perangkat TI yang digunakan masih terbatas. Begitu juga dengan domain AI, DS dan ME yang berada di level 4 yaitu pada level managed.

3. Berdasarkan kedua butir diatas, secara keseluruhan kinerja TI yang ada pada PT. BTN telah dikelola dengan baik tetapi belum memiliki suatu standarisasi yang baku terhadap prosedur-prosedur yang ada di PT. BTN (Persero).


(75)

B.Keterbatasan Penelitian

Agar tidak terjadi kesimpang-siuran di dalam penelitian yang dilakukan, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi oleh pengukuran kinerja TI menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 yang dikeluarkan oleh ITGI. Penelitian ini tidak melakukan perancangan dan implementasi aplikasi yang digunakan dalam pengukuran kinerja TI pada PT. BTN (Persero) cabang Medan.

C.Saran

1. Untuk melakukan suatu perencanaan dan pengorganisasian yang baik,

sebaiknya pihak manajemen menetapkan suatu standarisasi yang baku untuk seluruh bagian pada PT. BTN sehingga aktivitas operasional berjalan dengan lancar dan terorganisasi dengan baik.

2. Pengontrolan TI perlu dilakukan dan harus ada dokumnetasi pada setiap proses TI yang sedang berjalan. Pihak manajemen sebaiknya meminta dokumentasi kegiatan TI untuk memudahkan personil TI yang baru dalam menyesuaikan pekerjaan dengan bantuan dokumntasi tersebut.

3. Membuat pemisahan tugas antara karyawan yang lain dengan personil

TI sehingga dapat mempercepat kinerja.

4. Memberikan pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas sumber daya


(76)

5. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadikan bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian sejenis.


(1)

DATA MEAN RESPONDEN MATURITY LEVEL

RESPONDEN PO AI DS ME

1 3,9 3,2 4,6 4

2 3 3 3 3

3 3 2,1 4,7 4,2

4 4,6 3 3,8 4

5 3,8 4 4 4

6 3,4 4,2 3,4 4,7

7 4,5 3,7 4,6 5

8 3,4 5 3,5 5

9 3,6 3,8 4 2

10 5 5 5 5

11 3,1 3,5 3,8 4

12 3,6 3,7 3,3 4

13 2,8 3,5 4,3 5

14 3,2 3,2 4,1 1

15 4,1 3,5 4,3 4

16 4,6 4,5 3,6 4

17 3,7 2,8 3,5 4,5

18 4,6 3,4 4,1 4,7

19 3,2 4 4,3 3

20 3,6 3 4 2,5

21 3,4 3,4 3,6 4

22 4,5 4,7 4,6 4,7

23 3,3 3,5 3,6 3,5

24 5 5 5 5

25 5 5 5 5

26 4,6 2,8 3,4 3

27 3,5 3,7 4,4 3,2

28 4,4 3,1 4,3 3

29 3,4 3,1 3,2 5

30 5 5 5 5

JUMLAH 116,8 111,4 122 119

MEAN 3,89333 3,71333 4,06667 3,96667


(2)

Kuesioner di isi oleh Staf TI, Auditor Internal dan Manajemen. Maturity Models :

0 : No-Existen 3 : Difined

1 : Initial 4 : Managed

2 : Repetable 5 : Optimized

NO. Pernyataan 0 1 2 3 4 5

1. Planing and Organization

1) Pengembangan TI perusahaan telah direncanakan dengan menyelaraskan tujuan pengembangan TI dengan tujuan perusahaan.

2) Arsitektur sistem informasi telah didasarkan sampai dengan level struktur data dan sistem keamananya.

3) Arah penggunaan dan pengadaan teknologi yang digunakan telah direncanakan dengan memperkirakan trend perkembangan teknologi tersebut dengan aspek–aspek regulasi yang menyertainya 4) Penerapan TI di perusahaan telah disertai perencanaan sumberdaya manusia (SDM) yang matang, mencakup struktur organisasi

pengelolaannya dan tingkat layanan yang diberikan oleh TI. 5) Penerapan TI di perusahaan

telah disertai dengan

evaluasi/penelitian pembiayaan dan keuntungan yang

menyertainya.

6) Telah didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan dan manajemen harus berperan aktif dalam menjadikan kebijakan terkait TI menjadi kebijakan perusahaan secara umum. 7) Penerapan TI di perusahaan

telah disertai pengelolaan SDM seperti pelatihan dan penilaian


(3)

kinerja personil.

8) Penerapan TI diperusahaan telah disertai dengan perencanaan pemenuhan kebutuhan pihak, seperti pemenuhan standar keamanan dan ergonomi privasi dan kekeyaan intelektual dan e-commerace.

9) Penerapan TI di perusahaan telah disertai perencanaan pengukuran, risiko-risiko umum dan resiko terkait penerapan TI dan pendekatan penanganan risiko tersebut.

10)Penerapan TI di perusahaan telah disertai perencanaan proses implementasi, seperti keikutsertaan departemen-departemen dalam menentukan kebudayaan TI, pendefenisian proyek,evaluasi, testing dan pelatihannya.

2. Aquisition & Implementation

1) Proses desain dan implementasi selalu di pantau dengan

berpijak kepada metodologi pengembangan TI yang umum digunakan

2) Penerapan TI dilakukan dengan menggunakan bundel teknologi siap pakai yang ada dipasaran. 3) Software yang digunakan oleh

perusahaan telah diketahui dengan pasti arsitektur dan spesifikasinya, seperti antar muka, standar

output,controllability, pengumpulan data.

4) Infrastruktur teknologi yang digunakan telah dapat dipastikan kemampuannya dalam hal keamanan, kemudahaan instalasi,


(4)

5) Penerapan TI di perusahaan telah disertai dengan

pendefenisian kebutuhan operasional dan tingkat layanan, manual prosedur, penggunaan dan materi pelatihannya.

6) Penerapan TI di perusahaan telah disertai dengan

pengukuran akibat penerapan TI tersebut kepada karyawan dan fungsi kerja perusahaan, perencanaan, penerapan perubahan dan mengantisipasi akibat perusahaan tersebut. 7) Penerapan TI di perusahaan

telah diseratai dengan perencanaan implementasi, penentuan strategi testing, evaluasi pemenuhan kebutuhan pengguna dan review

manajemen perusahaan.

3. Delivery & Support

1) Setiap tingkatan layanan TI yang dibutuhkan pengguna/unit kerja telah ditetapkan dan didefinisikan secara jelas mencakup tanggung jawab defenisi, tanggung jawab dari fungsi TI,availlability,kinerja layanan TI.

2) Kewajiban dan kesepakatan kontrak dari pihak

pengelola/eksternal telah dinyatakan dengan jelas, mencakup spesifikasi layanan yang harus dipenuhi, biaya layanan dan kinerja layanan yang disepakati.

3) Ketersediaan layanan TI harus tetap terjaga dan berjalan sesuai dengan kinerja yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.


(5)

terganggunya layanan TI yang dibutuhkan dalam memenuhi kegiatan bisnis perusahaan, harus dapat ditekan ketingkat yang paling minimum/dapat diterima.

5) Keamanan sistem harus tetap terjaga dari berbagai ancaman baik ancaman fisik (bencana alam, keamanan ruang server, kebakaran) dan ancaman logik (gangguan virus, pengaksesan data, program aplikasi dan jaringan komputer oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 6) Identifikasi dan alokasi

anggaran Ti untuk menjaga ketersediaan sumber daya TI yang di butuhkan dan

memastikan sumberdaya tersebut digunakan secara optimal.

7) Pelatihan dan pendidikan bagi para pengguna (user) agar merata dapat menggunakan teknologi secara efektif dan mengetahui risiko serta tanggung jawabnya dalam menggunakan teknologi tersebut.

8) Memberikan fasilitas yang dapat membantu dan

memberikan saran atau solusi bagi pengguna dalam

menghadapi masalah penggunaan TI.

9) Pengelolaan konfigurasi TI, mencakup pendataan, penghitungan dan verifikasi keberadaan fisik komponen TI yang dimiliki organisasi untuk mengantisipasi

tindakan-tindakan yang tidak diharapkan. 10)Pengelolaan

permasalahaan-permasalahaan dan insiden menyangkut penerapan dan


(6)

pengoperasian TI di perusahaan untuk memastikan

permasalahan tersebut telah ditangani dan di tindak lanjuti secara benar.

11)Pengelolaan data (proses input, pemerosesan dan output)untuk menjamin Integritas, keakuratan dan validasi data.

12)Pengelolaan fasilitas,

menyediakan fasilitas yang baik dapat melindungi seluruh peralatan TI dan manusia dari ancaman kerusakan yang disebabkan oleh alam atau manusia.

13)Pengelolaan operasional, memastikan fungsi-fungsi dukungan TI (seperti

preventive maintence, network service management) dilakukan secara reguler.

4. Monitoring and Evaluate

1) Memastikan tercapainya kinerja yang diharapkan dari setiap proses TI yang diterpkan. 2) Kesesuaian kendali-kendali

intern harus dievaluasi dan dinilai secara reguler, hal ini ditujukan agar setiap kendali yang diterapkan benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Meningkatkan kepercayaan diantara organisasi, pengguna dan penyediaan jasa layanan TI eksternal.

4) Menyelenggarakan Audit TI yang dilakukan oleh pihak independent untuk

meningkatkan kesesuaian penerapan dan pengelolaan TI dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.