b. pemotonganpemungutan pajak,
c. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia,
d. mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong
atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak,disertai dengan alasan-alasan yang jelas,
e. diajukan paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal surat ketetapan pajak atau
tanggal pemotongan atau pemungutan pajak, kecuali karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak force majeur yang harus disertai bukti pendukung
adanya keadaan luar biasa tersebut, dilampiri dengan surat kuasa khusus dalamhal surat keberatan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak sebagaimana
diaturdalam Pasal 32 Undang-Undang KUP.
3. Pengambilan Keputusan.
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan. Apabila jangka tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima.
Surat Keputusan Keberatan tersebut harus diterbitkan paling lambat tiga bulan sejak Keputusan Keberatan dibuat. Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat
berupa : a
Menerima seluruhnya atau sebagian, b
Menolak, atau
c Menambah besarnya jumlah pajak yang terutang.
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 3 atau ayat 3a UU KUP atas jumlah
pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1satu bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.
4. Penyelesaian Keberatan a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak
dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. 3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9PMK.032013 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297PJ.2002 tentang
Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jederal Pajak Nomor KEP-11PJ2013.
b.Prosedur 1. Penanganan Pengajuan Keberatan
.Prosedur penanganan pengajuan keberatan di Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini
a. Penanganan Pengajuan Keberatan yang Memenuhi Persyaratan 1. KPP Pratama mengelompokkan berkas Keberatan berdasarkan kewenangan
untuk melaksanakan penelitian: a. berkas Keberatan yang kewenangan penelitiannya ada pada KPP
Pratama; b. berkas Keberatan yang kewenangan penelitiannya ada pada Kanwil
DJP; c. berkas Keberatan yang kewenangan penelitiannya ada pada Kantor
Pusat DJP. 2. KPP Pratama mengirimkan berkas Keberatan yang telah memenuhi
persyaratan kepada Kepala Kanwil DJP atau Direktur Jenderal Pajak u.p. Direktur Keberatan dan Banding menggunakan surat penerusan berkas
keberatan dengan ketentuan:
a. dilampiri Lembar Penelitian Persyaratan Pengajuan Keberatan PBB; b. Pengiriman dilakukan dalam jangka waktu paling lama :
1 10 sepuluh hari kerja sejak tanggal penerimaan surat Keberatan dalam hal :
a kewenangan melakukan penelitian dan menerbitkan keputusan atas pengajuan Keberatan ada apada Kanwil DJP;
b kewenangan melakukan penelitian dan menerbitkan keputusan atas pengajuan Keberatan ada pada Kantor Pusat DJP.
2 2 dua bulan sejak tanggal penerimaan surat Keberatan dalam hal kewenangan melakukan penelitian ada pada KPP Pratama, disertai
laporan hasil penelitian Keberatan. 3. Terhadap pengajuan Keberatan yang telah memenuhi persyaratan, Kepala
KPP PratamaKepala Kanwil DJPDirektur Keberatan dan Banding berdasarkan kewenangan untuk melaksanakan penelitian, menugaskan
kepada petugas peneliti untuk melakukan penelitian dengan menerbitkan Surat Tugas.
4. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan ketentuan : a. petugas peneliti melakukan penelitian di kantor terhadap berkas
pengajuan Keberatan dan apabila diperlukan, petugas peneliti dapat melanjutkan penelitian di lapangan;
b. dalam hal dilakukan penelitian di lapangan, Kepala KPP PratamaKepala Kanwil DJPDirektur Keberatan dan Banding terlebih
dahulu memberitahukan secara tertulis tanggal pelaksanaan penelitian di lapangan kepada Wajib Pajak;
c. hasil penelitian dituangkan dalam laporan hasil penelitian Keberatan. 5. Penerbitan dan pengiriman Keputusan Keberatan PBB dilakukan dengan
ketentuan : a. Keputusan Keberatan PBB diterbitkan berdasarkan laporan hasil
penelitian Keberatan: b. Salinan Keputusan Keberatan PBB diberikan kepada :
1 Wajib Pajak atau Kepala DesaLurah dalam hal Keberatan diajukan secara kolektif;
2 Kepala KPP Pratama; 3 Kepala Dinas Pendapatan Daerah KabupatenKota atau instansi
yang sejenis. 6. Jangka waktu pelaksanaan penelitian dan penerbitan Surat Keputusan
Keberatan PBB disesuaikan dengan jangka waktu penyelesaian pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-25PJ2009. Namun demikian, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, penyelesaian Keberatan agar
tidak menunggu batas akhir waktu pelayanan.
2. Penerimaan dan Penelitian Berkas Keberatan
Prosedur penerimaan dan penelitian berkas keberatan di unit kantor Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang untuk menerbitkan keputusan atas keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai danatau Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
a. Penerimaan Pengajuan Keberatan dan Penelitian Persyaratan 1. Keberatan diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak dan disampaikan ke KPP
Pratama, atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP dalam wilayah KPP Pratama yang bersangkutan, baik secara
langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman surat. 2. Dalam hal diajukan melalui KP2KP, berkas Keberatan harus diteruskan ke
KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas Keberatan.
3. Tanggal penerimaan surat Keberatan yang dijadikan dasar untuk memproses surat Keberatan adalah :
a. tanggal terima surat Keberatan, dalam hal disampaikan secara langsung oleh Wajib Pajak atau kuasanya kepada petugas Tempat Pelayanan
Terpadu TPT atau petugas yang ditunjuk; atau
b. tanggal tanda pengiriman surat Keberatan, dalam hal disampaikan melalui pos dengan bukti pengiriman surat.
4. KPP Pratama melaksanakan penelitian persyaratan terhadap pengajuan Keberatan dimaksud dengan menggunakan Lembar Penelitian Persyaratan
Pengajuan Keberatan PBB. 5. Pengajuan Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, dianggap bukan
sebagai Keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan. Dalam hal Keberatan diajukan secara kolektif dan terdapat sebagian pengajuan
Keberatan tidak memenuhi persyaratan, maka atas sebagian pengajuan Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan dimaksud tidak dapat
dipertimbangkan. 6. Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana
dimaksud pada angka 5, Kepala KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 10 sepuluh hari kerja sejak tanggal penerimaan surat Keberatan
sebagaimana dimaksud pada angka 3, harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari kepada :
a. Wajib Pajak atau kuasanya dalam hal pengajuan Keberatan secara perseorangan;atau
b. Kepala DesaLurah setempat dalam hal pengajuan Keberatan secara kolektif.
3. Penyelesaian Keberatan