Hasil Perhitungan Coefficient Of Performance COP Pompa Kalor

 Titik 1 : P 1gage = 450 kPa ; P 1absolut = 550 kPa = 0,55 Mpa  Titik 2 : P 2gage = 3000 kPa ; P 2absolut = 3100 kPa = 3,1 MPa  Tititk 3 : P 3gage = 2900 kPa ; P 3absolut = 3000 kPa = 3 Mpa c. Percobaan III  Titik 1 : P 1gage = 450 kPa ; P 1absolut = 550 kPa = 0,55 MPa  Titik 2 : P 2gage = 3000 kPa ; P 2absolut = 3100 kPa = 3,1 MPa  Tititk 3 : P 3gage = 2950 kPa ; P 3absolut = 3050 kPa = 3,05 MPa

4.2.2 Hasil Perhitungan Coefficient Of Performance COP Pompa Kalor

Coefficient of Performance didefenisikan sebagai perbandingan kalor yang dilepaskan oleh kondensor dengan kerja energi yang dikonsumsi dalam siklus. Energi yang dikonsumsi pada siklus ini adalah : 1. Energi menggerakkan compressor ; ̇ 2. Energi menggerakkan kipas fan dan blower ; ̇ COP pompa kalor dihitung dari persamaan berikut, ̇ ̇ ̇ Besar kalor yang dilepaskan oleh kondensor dihitung melalui persamaan berikut : ̇ ̇ Dengan laju aliran massa udara : ̇ Dimana : adalah density berat jenis udara, ρ = 1,22 kgm 3 . A adalah luas penampang saluran udara, dimana: Universitas Sumatera Utara Ppanjang = 0,97 m dan Llebar, L= 0,35 m A = 0,97 x 0,35 = 0,3395 m 2 Kecepatan udara v yang mengalir dalam saluran masuk ke kondensor adalah 0,12 ms sehingga diperoleh laju aliran massa udara adalah ̇ ⁄ Panas jenis spesifik udara: Suhu rata-rata udara keluar kondensor: = 321,18 K Suhu rata-rata udara masuk kondensor: = 310,96 K Kalor yang dilepaskan oleh kondensor adalah: ̇ Besarnya energi yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor dihitung dengan persamaan; ̇ ̇ Mendapatkan laju aliran refrigeran dihitung dengan menggunakan persamaan; ̇ ̇ Dari hasil pengukuran tekanan refrigern, dengan menggunakan tabel dan diagram refrigeran R22 lampiran 1 dan 2, diperoleh data termodinamik refrigeran R22 seperti terlihat pada tabel 4.4: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Data termodinamik refrigeran R22 Titik p, Mpa h, kJkg 1 0,6 406,99 2 3,15 424,89 3 3,05 294,45 4 0,6 207,1 Laju aliran refrigeran diperoleh: ̇ ̇ Sehingga energi daya kompresor diperoleh: ̇ ̇ Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator adalah: Daya menggerakkan kipas fan diperoleh sebesar 0,04 kW. Maka COP dari pompa kalor dengan kecepatan udara mengalir melalui kondensor sebesar 0,12 ms diperoleh: Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama maka diperoleh COP untuk masing-masing kecepatan udara seperti terlihat pada tabel 4.5: Tabel 4.5 Data hasil perhitungan untuk kecepatan udara yang bervariasi No. v, ms ̇ ⁄ Q c, kW ̇ kgs W c, kW Q e, kW COP HP 1 0,12 2 0,15 3 0,10 Rata-rata 0316 Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil rancang bangun dan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah dirancang bangun pompa kalor dengan daya 950 W dan arus 6.8 A menggunakan refrigerant R22 dengan jumlah biaya Rp 10.728.000,00 rincian dana terlampir 2. Dari analisis ,hasil yang diperoleh kinerja pompa kalor Coefficient of Performance rata- rata adalah 5,70. 3. Pompa kalor berfungsi dengan baik sebagai teknologi pengolahan pengering pada kakao maupun bahan lain yang perlu dikeringkan yang bermutu tinggi.

5.2 Saran

Dari hasil rancang bangun dan analisis maka beberapa hal yang perlu disarankan antara lain: 1. Diperlukan modifikasi lebih lanjut untuk letak evaporator dan kondensor pada modifikasi Air Conditioner menjadi pompa kalor. 2. Diperlukan dikajinya siklus udara yang mengalir dalam sistem pengering dengan menggunakan siklus terbuka, dimana udara yang akan dipanaskan berasal dari udara sekitarlingkungan. 3. Diperlukan melengkapi alat ukur pada saat pengujian untuk memperoleh hasil pengujian yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara