Imunisasi Pasif Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi

Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah : - BCG, untuk mencegah penyakit TBC. - DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus. - Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis. - Campak, untuk mencegah penyakit campak measles. - Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.

2.2.2 Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus Satgas IDAI, 2008. Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer melalui plasenta adalah immunoglobulin G LgG. Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi melalui kolostrum ASI, jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A LgA. Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk menunjang kekebalan tubuhnya. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif diperoleh karena pemberian dari luar Universitas Sumatera Utara tubuh. Salah satu contoh imunisasi pasif adalah Inmunoglobulin yang dapat mencegah anak dari penyakit campak measles. AH, Markum, 2002

2.2.3 Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi

a. Vaksin BCG Bacillius Calmette Guerine Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan. b. Hepatitis B Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya. c. DPT Dhifteri Pertusis Tetanus Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu dengan interval 4-8 minggu. d. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi PPI sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi. e. Campak Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Vaksin Kombinasi Kombo