Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT BAYI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2010

LYTHA AMEILIA NIM. 095102013

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Lytha Ameilia

Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2010

ix + 41 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 lampiran Abstrak

Pemijatan sangat baik untuk memperlancar peredaran darah, meningkatkan rasa percaya diri orang tua, mengurangi depresi dan ketegangan, menstimulasi pertumbuhan dan yang terpenting mempererat ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 96 orang dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Maret 2010 sampai 10 April 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi dari segi karakteristik berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 58 orang (60,4%), berdasarkan pendidikan tinggi sebanyak 51 orang (53,1%), berdasarkan paritas yaitu multipara sebanyak 45 orang (46,9%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 85 orang (88,5%). Dari segi segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 54 orang (56,2%), dan segi sikap seluruh responden bersikap 96 orang (100%). Diharapkan kepada petugas kesehatan agar aktif untuk memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan khususnya tentang kecemasan saat menjelang persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pijat Bayi Daftar pustaka 22 (1999-2010)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata,MKes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK. selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, MKep. selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuknya.

4. Farida Linda Sari Siregar, SKep, Ns, MKep. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Fidel Ganis Siregar, SpOG. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

7. Kepala Ruangan BKIA Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan


(4)

8. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya penulis.

Medan, Juni 2010

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . vii

DAFTAR SKEMA ... . viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat penelitian ... 3

BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengetahuan ... 5

1. Definisi Pengetahuan... ... 5

2. Tingkatan Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 6

1. Definisi Sikap ... 6

2. Tingkatan Sikap ... 6

C. Pijat Bayi ... 7

1. Definisi Pijat Bayi... 7

2. Manfaat Pijat Bayi ... 8

3. Frekuensi Pijat Bayi ... 9 iv


(6)

4. Tindakan yang dianjurkan selama pemijatan ... 10

5. Tindakan yang tidak dianjurkan selama pemijatan ... 10

6. Suasana saat pemijatan ... 11

7. Ruangan yang nyaman saat pemijatan ... 11

8. Efek samping pemijatan ... 11

9. Tahap Pelaksanaan Pijat Bayi ... 11

BAB III Kerangka Penelitian A. Kerangka Konsep ... 21

B. Definisi Operasional ... 12

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

1. Lokasi penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

D. Pertimbangan Etika Penelitian ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 26

1. Kuesioner Penelitian ... 26

2. Validitas dan Reliabilitas ... 28

F. Pengumpulan Data ... 28

G. Analisis Data ... 29


(7)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 30

1. Karakteristik Responden ... 30

2. Pengetahuan Responden ... 30

3. Sikap Responden ... 33

B. Pembahasan ... 36

1. Karakteristik Responden ... 36

2. Pengetahuan Responden ... 37

3. Sikap Responden ... 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Menjawab Tujuan Penelitian ... 41

B. Saran Menjawab Manfaat Penelitian ... 42

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional... ... 22 Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik ibu tentang pijat bayi

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 ... 31 Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan pengetahuan ibu tentang

pijat bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang pijat bayi

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 ... 33 Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pernyataan sikap ibu tentang pijat

bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 ... 34 Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu tentang pijat bayi di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 ... 35


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema.1. Kerangka konsep ... 21


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengantar kuesioner penelitian

2. Pernyataan persetujuan menjadi responden penelitian 3. Kuesioner Penelitian

4. Uji Validitas : Content Validity Index 5. Master Data

6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

7. Surat Balasan Penelitian dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 8. Anggaran biaya penelitian

9. Jadwal kegiatan (time table) penyusunan KTI 10. Daftar Konsultasi


(11)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010 Yang Menyatakan,

(LYTHA AMEILIA)


(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Lytha Ameilia

Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2010

ix + 41 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 lampiran Abstrak

Pemijatan sangat baik untuk memperlancar peredaran darah, meningkatkan rasa percaya diri orang tua, mengurangi depresi dan ketegangan, menstimulasi pertumbuhan dan yang terpenting mempererat ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 96 orang dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Maret 2010 sampai 10 April 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi dari segi karakteristik berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 58 orang (60,4%), berdasarkan pendidikan tinggi sebanyak 51 orang (53,1%), berdasarkan paritas yaitu multipara sebanyak 45 orang (46,9%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 85 orang (88,5%). Dari segi segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 54 orang (56,2%), dan segi sikap seluruh responden bersikap 96 orang (100%). Diharapkan kepada petugas kesehatan agar aktif untuk memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan khususnya tentang kecemasan saat menjelang persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pijat Bayi Daftar pustaka 22 (1999-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah pijat bayi. Penelitian Dasuko (2003) (dalam buku Prasetyono, 2009), tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%.

Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Dengan kata lain pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Manfaat pijat bayi, yaitu meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan pertumbuhan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap, meningkatkan ikatan kasih sayang orangtua dan anak (bonding), meningkatkan produksi ASI (Roesli, 2007, hlm 2).

Pijat bayi menjadi penyelesaian masalah dari setiap ibu yang mempunyai bayi. Dengan memijat bayi-bayi mereka, rasa percaya diri orang tua bertambah. Mereka belajar untuk memperhatikan dan memahami reaksi bayi-bayi pada saat disentuh, mengetahui perkembangan naluri alamianya, apa-apa yang disukai dan tidak disukainya, sehingga membuat para orang tua lebih mudah mengerti dan terkadang menjadi sabar


(14)

disaat mereka tidak sanggup menenangkannya. Saat para orang tua memperhatikan dan mengenali reaksi anak-anaknya dan memberikan responnya, para bayi memberikan reaksinya kembali dan terbangunlah sebuah hubungan yang positif di antara mereka (Heath, 2007, hlm 1).

Penelitian Field & Scafidi (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat akan terjadi peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak). Peningkatan aktivitas nervus vagus akan meyebabkan peningkatan produksi enzim penyerapan seperti gastrin dan insulin sehingga penyerapan makanan menjadi lebih baik. Kondisi inilah yang dapat menjelaskan berat badan bayi yang dipijat lebih meningkat (Roesli, 2001, hlm 18).

Pijat bayi di Indonesia pelaksanaan di masyarakat desa masih dipegang oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004, dalam Prasetyono, 2009, hlm 10).

Peneliti telah meneliti sepuluh ibu di Kecamatan Medan Johor pada 19 Oktober 2009. Dari sepuluh ibu tidak pernah membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk memijat bayinya, tetapi ke dukun bayi. Tujuh ibu mengetahui tentang pijat bayi, sedangkan tiga ibu sama sekali tidak mengetahui tentang pijat bayi. Empat ibu yang mengetahui pijat bayi sudah pernah melakukan pijat bayi dan tiga ibu yang mengetahui pijat bayi tidak pernah melakukan pijat bayi. Empat ibu yang sudah melakukan pijat bayi mempelajarinya dari CD (Compact Disc) yang terjual di toko buku.


(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden.

b. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang pijat bayi. c. Mengidentifikasi sikap responden terhadap pijat bayi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktik Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu kebidanan yang efektif untuk perawatan bayi.

2. Bagi penelitian

Untuk mempromosikan tentang pentingnya dilakukan pijat bayi. Dan saran yang membangun untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi petugas kesehatan

Memberikan informasi kepada petugas tentang pengukuran pengetahuan ibu dan sikap ibu yang bayinya dipijat oleh petugas RS. St. Elisabeth Medan. Petugas


(16)

dapat menjadi promotor kesehatan untuk memperkenalkan pijat bayi kepada ibu yang baru melahirkan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (Knowledge)

1. Definisi Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkatan Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. (a) Tahu (know). Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan; (b) Memahami (comprehension). Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan; (c) Aplikasi/ penerapan (application). Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).


(18)

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata; (d) Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dlihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan; (e) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada; (f) Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

B. Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan (Winardi, 2004, Hlm 87). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Sarwono (dalam buku Maulana, 2009), sikap merupakan


(19)

kecenderungan merespon (secara positif atau negative) orang, situasi atau objek tertentu.

2. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi, yakni menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. (a) Menerima (receiving), menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/ objek (misalnya, sikap terhadap pijat bayi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap pijat bayi yang dilakukan); (b) Merespon (responding), memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap. Terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut; (c) Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah; (d) Bertanggung jawab (responsible) merupakan sikap yang paling tinggi dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung (langsung ditanya) dan tidak langsung (Maulana, 2009).

C. Pijat Bayi

1. Definisi Pijat Bayi

Pijat bayi adalah sentuhan pijat pada bayi dan balita dapat memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan (Roesli, 2001). Menurut Prasetyono (2009) menjelaskan bahwa sentuhan adalah indra pertama dimana bayi dapat memberikan reaksi, sentuhan yang juga merupakan cara anda menyampaikan rasa kasih sayang kepadanya.


(20)

Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping.

2. Manfaat pijat bayi

Manfaat pijat bayi begitu banyak, yaitu membuat bayi semakin tenang atau rileks, meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, meningkatkan produksi ASI, membantu proses tumbuh kembang dan kecerdasan anak, kemudian meningkatkan kenaikan berat badan, membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan emosi, memacu perkembangan otak dan sistem saraf, selanjutnya meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan, menstimulasi aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernapasan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, meringankan gejala masuk angin, mengajari bayi sedini tentang bagian tubuh, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel. Meningkatkan kepercayaan diri ibu, lebih lanjut memudahkan orangtua “mengenali” bayinya, hiburan menyenangkan keluarga, membina ikatan yang kuat antara orangtua dengan anak yang terbentuk atas dasar cinta dan keterbukaan komunikasi, dan menurunkan hiperaktivitas serta meningkatkan kelembutan sifat anak (Roesli, 2008).

Pijat bayi memudahkan pembelajaran terhadap kesiagapan, perkembangan fisik yang optimal, dan peningkatan koordinasi otot untuk meningkatkan kepercayaan diri serta keberanian. Bagi orangtua dan kakaknya, pemijatan meningkatkan kesadaran akan manajemen pengelolaan mental dan teknik meredakan stress. Memudahkan acara pelenturan setiap hari, baik bagi orangtua maupun anak. Mengurangi komplikasi pada bayi dari ibu pecandu obat-obatan, memperbaiki perasaan positif


(21)

bayi yang dilahirkan secara sesar (caesar), meringankan asma dan mengobati depresi atau syok (shock) (Roesli, 2008).

Pemijatan menawarkan keuntungan kepada orangtua akan pemahaman mengenai sifat anak dan menemukan keuntungan tersendiri dalam meningkatkan komunikasi verbal, serta menciptakan suasana pemahaman akan pentingnya kreativitas dalam merawat anak, dan mengajarkan anak mengenai perbedaan sentuhan baik maupun buruk, selanjutnya mengenalkan kepada bayi mengenai kontrol badan mereka, anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan orangtuanya cenderung memiliki hubungan lebih baik dengan teman seusianya dan orang yang lebih dewasa. Manfaat lain akan diteruskan oleh anak ketika ia besar dan menjadi orangtua (Roesli, 2008). 3. Frekuensi Pijat Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. dengan lebih cepat mengawali pemijatan bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar, terlebih jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 5-7 bulan (Subakti, 2008).

Pemijatan dilakukan pagi hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tentunya, bayi juga perlu relaksasi agar otot-otot menjadi kendur kembali, sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak dan tenang. Pijat bayi dapat dilakukan 1-2 jam setelah makan/minum susu. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Prasetyono, 2009).


(22)

Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku. Namun, berdasarkan pengalaman, paling lama pemijatan secara lengkap dapat dilakukan sekitar 15 menit. Setelah selesai, segeralah bayi dimandikan agar tubuhnya merasa segar dan bersih dari lumuran baby oil (Subakti, 2008).

4. Tindakan yang Dianjurkan Selama Pemijatan

Hal-hal yang dianjurkan selama pemijatan berlangsung, adalah : (a) Pancinglah mata bayi disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan

berlangsung; (b) Ciptakan suasana yang tenang/ lembut selama pemijatan; (c) Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara

bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan; (d) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi anda. Bila bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Bila bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan. Karena mungkin bayi minta digendong, disusui atau sudah mengantuk dan ingin tidur; (e) Mandikanlah bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak atau baby oil/ lotion; (f) Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil/ lotion (Roesli, 2008).

5. Tindakan yang Tidak Dianjurkan Dilakukan Pemijatan

Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan berlangsung, yaitu : (a) Memijat bayi langsung setelah makan; (b) Membangunkan bayi khusus


(23)

(d) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat; (e) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi (Subakti, 2008).

6. Suasana Saat Pemijatan:

Ketika akan dipijat, si kecil dan si pemijat harus dalam keadaan yang tenang dan nyaman. kondisi yang dikatakan tenang dan nyaman sebagai berikut : (a) Suasana bayi, yaitu saat bayi ceria dan saat kondisi perut yang sudah terisi makanan; (b) Suasana pemijat, yaitu suasana hati pemijat tenang, menampilkan mimik wajah tersenyum, nebar kasih sayang, dan putar musik klasik (bila perlu) (Praseyono, 2009).

7. Ruangan yang Nyaman Saat Melakukan Pemijatan

Ruangan yang nyaman untuk melakukan pemijatan pada si kecil adalah: (a) Ruangan yang hangat tetapi tidak panas; (b) Ruangan yang kering dan

tidak pengap; (c) Ruangan yang tidak berisik; (d) Ruangan yang penerangannya cukup; dan (e) Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu (Gichara, 2006).

8. Efek Samping Pemijatan

Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping. Namun bila pemijatan dilakukan terlalu dalam, dapat menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya pembentukan penumpukan darah (Subakti, 2008).


(24)

9. Tahap Pelaksanaan Pijat Bayi

Persiapan yang diperlukan sebelum melakukan pijat bayi, adalah :

a. Persiapan alat, yaitu: (1) Alat yang empuk, lembut, rata dan bersih (kasur, busa yang dilapisi kain lembut). Luas alas minimal sebesar ukuran bayi; (2) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi; (3) Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat; (4) Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan; (5) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion atau minyak zaitun); dan (6) Air dan waslap (kain untuk mengelap) ( Kurnia, 2009).

b. Persiapan bayi, yaitu : (1) Saat bayi ceria; dan (2) Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan (Heath, 2007).

c. Persiapan pemijat, yaitu: (1) Tentukan siapa yang akan memijat bayi; (2) Pemijatan dalam keadaan bersih; (3) Kuku dipotong, untuk menghindari goresan atau luka pada kulit bayi; dan (4) Cuci tangan dengan sabun di air mengalir (Chopra, 2006).

d. Urutan pijat bayi

Catatan : setiap gerakan pada tahap pemijatan ini dapat diulang sebanyak enam kali.

Kaki

1) Perahan cara India, yaitu : (a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball; (b) Gerakan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.

2) Peras dan putar, yaitu: (a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan; (b) Peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki.


(25)

3) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.

4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih sayang yang lembut pada tiap ujung jari.

5) Getakan peregangan (stretch), yaitu: (a) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit; (b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.

6) Titik tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian. 8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle cicles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.

9) Perahan cara swedia, yaitu: (a) Peganglah pergelangan kaki bayi; (b) Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.


(26)

10) Gerakan menggulung, yaitu: (a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda; (b) Buatlah gerakkan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

11) Gerakan akhir, yaitu: (a) Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi; (b) Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha; (c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki (Roesli, 2008).

Perut

Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk 1) Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu: (a) Angkat kedua kaki dengan salah satu tangan; (b) Dengan kata yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.

3) Ibu jari ke samping, yaitu : (a) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut; (b) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.

4) Bulan-matahari, yaitu : (a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk


(27)

gambar matahari {M}) beberapa kali; (b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B}); (c) Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

5) Gerakan I Love You

“I” Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”

“LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. “YOU” Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari

kanan bawah ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

6) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers), yaitu : (a) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan; (b) Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara (Turner, 2010).

Dada

1) Jantung besar, yaitu : (a) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ ulu hati; (b) Buat gerakan ke atas samoai di bawah leher,


(28)

kemudian ke samping di atas tulang selangk, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

2) Kupu-kupu, yaitu : (a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada. Ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati; (b) Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati (Roesli, 2008).

Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

2) Perahan cara India. Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot, yaitu (a) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi; (b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan; (c) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.


(29)

3) Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan

4) Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari

5) Putar jari-jari, yaitu: (a) Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar; (b) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

6) Punggung tangan, yaitu: (a) Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan anda; (b) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kea rah jari-jari dengan lembut.

7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist cicle)

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. 8) Perahan cara swedia. Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan

tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru, yaitu: (a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak; (b) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kaki bayi ke arah pundak.

9) Gerakan menggulung, yaitu: (a) Peganglah lengan bayi bagian atas/ bahu dengan kedua telapak tangan; (b) Bentuklah gerakan menggulung dari


(30)

pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan/ jari-jari (Roesli, 2008).

Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka

1) Dahi : menyetrika dahi (open book), yaitu: (a) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi; (b) Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku; (c) Gerakkan ke bawah ke depan pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

2) Alis : menyetrika alis, yaitu: (a) Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata; (b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

3) Hidung : senyum I, yaitu: (a) Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis; (b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakkan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

4) Mulut bagian atas : senyum II, yaitu: (a) Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat hidung; (b) Gerakkan kedua jari anda dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.


(31)

5) Mulut bagian bawah : senyum III, yaitu: (a) Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu; (b) Tekankan dua jari pada dagu dengan gerakkan dari tengah ke samping, kemudian ke atas pipi seolah memuat bayi tersenyum.

6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi (Subakti, 2008).

Punggung

1) Gerakkan maju mundur (kursi goyang), yaitu: (a) Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda; (b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

2) Gerakan menyetrika, yaitu: (a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan; (b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

3) Gerakkan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. 4) Gerakkan melingkar, yaitu: (a) Dengan jari-jari kedua tangan anda,

buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke


(32)

pantat; (b) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5) Gerakan menggaruk, yaitu: (a) Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi; (b) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi ( Prasetyono, 2009).


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variabel yang terdiri dari : pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi meliputi (definisi, manfaat, frekuensi, tindakan yang dianjurkan, tindakan yang tidak dianjurkan, suasana bayi dan pemijat, ruangan, efek samping dan tahap pelaksanaan) sebagai berikut :

Skema. 1. Skema kerangka konsep - Pengetahuan ibu

- Sikap ibu

Pijat bayi mencakup: 1. Definsi

2. Manfaat 3. Frekuensi

4. Tindakan yang dianjurkan 5. Tindakan yang tidak dianjurkan 6. Suasana bayi dan pemijat 7. Ruangan

8. Efek samping 9. Tahap pelaksanaan


(34)

B. Definisi Operasional

No Variabel penelitian

Definisi operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui ibu yang bayinya dipijat di RS St. Elisabeth Medan tentang pijat bayi. Kuesioner yang berisi tentang pijat bayi sebanyak 20 pertanyaan

wawancara 1. Kurang : bila responden

menjawab benar pertanyaan 0-6 dari 20 pertanyaan

2. Cukup : bila responden

menjawab benar pertanyaan 7-13 dari 20 pertanyaan

3. Baik : bila responden

menjawab benar pertanyaan 14-20 dari 20 pertanyaan

Ordinal

2. Sikap Pandangan atau perasaan, penilaian positif atau penolakan terhadap upaya-upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan ibu yang bayinya dipijat di RS St. Elisabeth Medan tentang pijat bayi. Kuesioner yang berisi tentang pijat bayi sebanyak 20 pernyataan

Wawancara 1. Negatif : bila responden memiliki jumlah skor < 20

2. Positif : bila responden memiliki jumlah skor > 20

Ordinal

3. Umur Usia ibu yang bayinya di pijat di RS. St. Elisabeth Medan yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dilakukannya penelitian ini.

Kuesioner Wawancara 1. 21-25 tahun 2. 26-30 tahun 3. 31-35 tahun 4. 36-40 tahun

Interval

4. Pendidikan Jenjang

pendidikan yang telah dilalui oleh ibu yang bayinya dipijat di RS. St. Elisabeth Medan

Kuesioner Wawancara 1. Pendidikan dasar: TK dan SD/ sederajat 2. Pendidikan

menengah: SMP dan SMA/ sederajat 3. Pendidikan tinggi:

I, II, III, D-IV, S-I, S-II, S-III dan S-IV.


(35)

5. Paritas Jumlah anak yang dilahirkan ibu yang bayinya dipijat di RS. St. Elisabeth Medan baik lahir mati maupun lahir hidup

Kuesioner Wawancara 1. Primipara: 1 kali 2. Multipara: >1 kali

sampai 5 kali 3. Grandemultipara: 6

kali atau > 6 kali

Nominal

6. Sumber Informasi

Media yang digunakan ibu yang bayinya dipijat di RS. St. Elisabeth Medan untuk

mendapatkan informasi tentang pijat bayi

Kuesioner Wawancara 1. Langsung: keluarga, teman dan tenaga kesehatan 2. Tidak langsung:

media cetak, media elektronik dan media papan


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap ibu di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 terhadap pijat bayi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bayinya di pijat di Ruang BKIA Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sebanyak 126 bayi selama periode Agustus-Oktober 2009.

2. Sampel

Sampel yang diambil mewakili populasi yang ada . Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yaitu dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau ibu yang bayinya dipijat di RS. St Elisabeth Medan sebanyak 96 ibu, dengan menggunakan rumus di bawah ini:

2

) ( 1 N d

N n

+ =


(37)

Keterangan: n = Besar Sampel N = Besar Populasi

d = Standar deviasi ( 0,05 ) Jadi sampel yang diteliti, adalah :

n = 2

) 05 , 0 ( 126 1

126

+ n = 95,817

Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 96 ibu yang bayinya dipijat di RS. Santa Elisabeth Medan.

Peneliti menyusun kriteria responden sebgai subjek penelitian antara lain : a) Ibu yang mempunyai bayi 0-1 tahun; b) Dapat membaca, menulis dan berbahasa Indonesia dengan baik; c) Bersedia menjadi responden penelitian

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Karena di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sudah mempunyai program pijat bayi sehat tetapi masih sedikit ibu yang membawa bayinya untuk dipijat. Pijat bayi dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sejak 24 Juli 2002.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari-Juni 2010.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan, yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Bapak Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan sehingga dalam penelitian ini


(38)

terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. untuk mendapatkan mengetahui pengetahuan dan sikap responden di RS St. Elisabeth Medan setelah mengisi kuesioner.

E. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti mengonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian pengetahuan dan bagian sikap.

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap pijat bayi. Bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan ibu, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).


(39)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 20. Skor terkecil : 0; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20-0 = 20; c) Menentukan nilai panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

=

3 20

= 6,6; d) Menentukan skor kategori: i) Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan); ii) Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan); iii) Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan)

Bagian ketiga instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui sikap ibu terhadap pijat bayi. Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk menilai sikap ibu dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan tiga kategori untuk setiap pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 3 (tiga), setuju (S) skornya 2 (dua), tidak setuju (TS) skornya 1 (satu).

Untuk mandapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 60. Skor terkecil : 20; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar–skor terkecil = 60-20 = 40; c) Menentukan nilai panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

=

2 40

= 20; d) Menentukan skor kategori: i) Positif : jika responden memiliki skor > 20; ii) Negatif : jika responden memiliki skor < 20.


(40)

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji validitas

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Content validity index sudah dilakukan dengan ibu Farida Linda Sari Siregar, SKep, Ns, MKep. didapatkan nilai validitas 0,84 berarti kuesioner sudah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Uji validitas dilakukan pada 20 ibu yang mempunyai kriteria sama dengan responden di baby shop jalan S. Parman Medan dilakukan pada bulan Febuari 2010. Lalu data diolah menggunakan komputerisasi dengan cara analyze kemudian scale setelah itu reliability statistic untuk mencari nilai koefisien alpha

cronbach sebesar 0,7.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Bapak Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, setelah mendapat izin maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk


(41)

menandatangani lembar persetujuan (informed consent), menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing ibu yang mempunyai bayi (0-12 bulan) dengan waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Dalam pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 9 Maret 2010 sampai 10 April 2010. Pengumpulan data dilakukan di RS. St. Elisabeth Medan khususnya di ruang BKIA setiap hari selasa didapatkan 74 responden (pada tanggal 9 Maret 2010 sebanyak 23 responden, tanggal 16 Maret 2010 sebanyak 15 responden, tanggal 23 Maret 2010 sebanyak 19 responden tanggal 30 Maret 2010 sebanyak 6 maret 17 responden). Karena sampel masih kurang, maka peneliti melakukan penelitian ke 22 rumah responden selama satu bulan. Setelah itu peneliti mendatangi rumah responden satu hari satu rumah reponden.

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi, dengan cara : (1) data dimasukkan ke variabel data memasukkan no responden, umur, pendidikan, paritas, sumber informasi, skor pengetahuan, skor sikap, kategori pengetahuan, dan kategori sikap; (2) setelah itu masukkan hasil data ke data view sesuai dengan variabel masing-masing; (3) setelah itu klik analyze; (4) klik descriptif statistic; (5) serta hasil data yang sudah diolah dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yaitu dalam karakteristik (umur, pendidikan, paritas dan sumber informasi), skor pengetahuan, skor


(42)

sikap, kategori pengetahuan dan kategori sikap. Kemudian data dimasukkan ke dalam bab lima dan dikonsulkan ke pembimbing.


(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diuraikan pada bab ini serta pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Febuari sampai dengan Maret 2010 di RS. St. Elisabeth Medan dengan jumlah responden sebanyak 96 orang.

Pengidentifikasian pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 20 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut, yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2010.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini mencakup umur, pendidikan, paritas dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:


(44)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang pijat bayi di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2010 (n = 96)

No Karakteristik F %

A. 1. 2. 3. 4. Umur 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 11 58 19 8 11,5 60,4 19,8 8,3

Total 96 100.0

B. 1. 2. 3. Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi - 45 51 - 46,9 53,1

Total 96 100.0

C. 1. 2. 3. Paritas Primipara Multipara Grandemultipara 41 45 10 42,7 46,9 10,4

Total 96 100.0

D. 1. 2. Sumber Informasi Langsung Tidak langsung 11 85 11,5 88,5

Total 96 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 58 orang (60,4 %), pendidikan terbanyak pendidikan tertinggi yaitu 51 orang (53,1 %), paritas terbanyak multipara yaitu 45 orang (46,9 %), sumber informasi yang didapat ibu mengenai pijat bayi terbanyak berasal dari tidak langsung


(45)

seperti media cetak, media elektronik dan media papan (billboard di jalan yang memuat gambar pijat bayi) yaitu sebanyak 85 orang (88,5 %).

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan terhadap Pijat Bayi di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2010 (n = 96)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Definisi pijat bayi 64 66,7 32 33,3

2 Manfaat pijat bayi 87 90,6 9 9,4

3 Waktu memijat bayi 44 45,8 52 54,2

4 Manfaat pijat bayi 74 77,1 22 22,9

5 Waktu memijat bayi 83 86,5 13 13,5

6 Manfaat pijat bayi 68 70,8 28 29,2

7 Siapa saja yang dapat memijat bayi 81 83,4 15 15,6 8 Bagian tubuh bayi yang tidak boleh dipijat 82 85,4 14 14,6

9 Tindakan yang tidak dianjurkan 75 78,1 21 21,9

10 Alat yang digunakan saat pemijatan 84 87,5 12 12,5

11 Bagian yang dipijat 60 62,5 36 37,5

12 Selain bayi normal, dapat dilakukan pada bayi yang sedang sakit

74 77,1 22 22,9

13 Suasana bayi saat dipijat 55 57,3 41 42,7

14 Ruangan saat pemijatan 42 43,7 54 56,3

15 Suasana hati pemijat 71 74 25 26

16 Manfaat pijat bayi 58 60,4 38 39,6

17 Langkah-langkah pemijatan 59 61,5 37 38,5

18 Usia bayi yang dapat dipijat 47 49 49 51

19 Keadaan bayi saat pemijatan 76 79,2 20 20,8


(46)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 2 yaitu manfaat pijat bayi ada 87 orang (90,6 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 14 yaitu ruangan saat pemijatan ada 42 orang (43,7%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 14 yaitu ruangan saat pemijatan ada 54 orang (56,3 %), didapat bahwa ibu yang sediit menjawab salah pertanyaan nomor 2 yaitu manfaat pijat bayi ada 9 orang (9,4%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pijat Bayi di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2010 (n = 96)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang 2 2,1

Cukup 40 41,7

Baik 54 56,2

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan berpengetahuan baik tentang pijat bayi yaitu sebanyak 54 orang (56,2 %).


(47)

3. Sikap Responden

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap terhadap Pijat Bayi di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2010 (n = 96)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

F % F % F %

1. Baju bayi terlebih dahulu dibuka sebelum melakukan pemijatan

88 91,7 8 8,3 - - 2. Waktu memijat bayi pada sore hari 70 72,9 22 22,9 4 4,2 3. Tidak boleh membangunkan bayi

khusus untuk pemijatan

84 87,5 8 8,3 4 4,2 4. Pijat bayi dapat menambah kesegaran

pada bayi

89 92,7 7 7,3 - - 5. Bapak boleh memijat bayi 54 56,3 30 31,2 12 12,5 6. Setelah selesai dipijat bayi langsung

dimandikan

35 36,5 47 49 13 13,5 7. Bila bayi menangis saat pemijatan,

harus ditenangi dahulu sebelum melakukan pemijatan

56 58,3 33 34,4 7 7,3

8. Hanya baby oil yang boleh digunakan untuk pemijatan

50 52,1 35 36,5 11 11,4 9. Nafsu makan dapat diatasi dengan pijat

bayi

56 58,3 37 38,5 3 3,2 10. Pijat bayi dapat meningkatkan kasih

sayang bayi dengan sang pemijatan

89 92,7 7 7,3 - - 11. Kuku pemijat tidak boleh panjang untuk

melakukan pemijatan

64 66,7 28 29,2 4 4,1 12. Bayi adalah anak yang berumur 0-12

bulan

64 66,7 27 28,1 5 5,2 13. Ruangan yang hangat dapat digunakan

untuk melakukan pemijatan

79 82,3 15 15,6 2 2,1 14. Mencuci tangan sebelum melakukan

pijat bayi

67 69,8 12 12,5 17 17,7 15. Memijat bayi dengan lembut dan pelan 91 94,8 3 3,1 2 2,1 16. Bayi yang sakit kembung boleh dipijat 74 77,1 2 2,1 20 20,8 17. Bayi kurang bulan dapat dipijat 71 73,9 15 15,7 10 10,4 18. Lama waktu memijat bayi 15 menit 67 69,8 16 16,7 13 13,5 19. Bagian tulang rusuk bayi tidak boleh

dipijat

86 89,6 10 10,4 - - 20. Bagian wajah bayi tidak perlu dipakai

baby oil


(48)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap ibu, didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pernyatan sangat setuju pada nomor 15 yaitu memijat bayi dengan lembut dan pelan ada 91 orang (94,8 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pernyataan sangat setuju pada nomor 6 yaitu setelah selesai dipijat bayi langsung dimandikan ada 35 orang (36,5%). Didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pernyataan setuju pada nomor 6 yaitu setelah selesai dipijat bayi langsung dimandikan ada 49 orang (13 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pernyataan setuju pada nomor 16 yaitu bayi bayi yang sakit kembung boleh dipijat ada 2 orang (2,1%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab pernyataan tidak setuju pada nomor 16 yaitu bayi yang sakit kembung boleh dipijat ada 20 orang (20,8 %), didapat bahwa ibu yang menjawab pernyataan tidak setuju pada nomor 18 yaitu lama waktu memijat bayi 15 menit ada 13 orang (13,5%).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2010 (n = 96)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Positif 96 100

Negatif - -

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.5 menyatakan sikap responden sebagian besar bersikap positif tentang pijat bayi sebanyak 96 orang (100%).


(49)

B. Pembahasan

1. Karakteristik Ibu tentang Pijat Bayi

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang diteliti, ditemukan mayoritas responden berumur 26-30 tahun sebanyak 58 orang (60,4%) dan minoritas responden yang berumur 36-40 tahun sebanyak 8 orang (8,3%). Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41-60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tudak produktif lagi.

Kemudian tingkat pendidikan juga ditemukan responden mayoritas berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 51 orang (53,1 %), dan minoritas responden berpendidikan menengah sebanyak 45 orang (46,9 %). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang pijat bayi.

Paritas juga, ditemukan responden mayoritas responden yang multipara sebanyak 45 orang (46,9 %), dan minoritas responden yang grandemultipara sebanyak 10 orang (10,4 %). tidak sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) dikatakan bahwa, terdapat kecenderungan pengetahuan ibu yang berparitas tinggi lebih baik dari pengetahuan ibu yang berparitas lebih rendah.


(50)

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat responden tentang pijat bayi bahwa mayoritas responden mendapat secara tidak langsung seperti media cetak (koran, majalah), media elektronik (televisi, radio, CD) dan media papan (billbord) sebanyak 85 orang (88,5 %), dan minoritas responden mendapatkan sumber informasi secara langsung (keluarga, tenaga kesehatan, seperti: bidan, perawat, dan dokter) sebanyak 11 orang (11,5 %). Sesuai BKKBN (2000) bahwa penggunaan media elektronik (radio/ televisi) sebagai media promosi menjadi salah satu faktor penyebab. Media televisi atau radio merupakan media yang paling mudah diakses masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan informasi tentang pijat bayi banyak diketahui oleh responden diantaranya karena adanya komunikasi dan informasi.

Petugas kesehatan perlu meningkatkan informasi kepada responden dalam pelaksanaan serta banyaknya manfaat pijat bayi. Petugas kesehatan lebih meningkatkan informasi salah satunya mengikuti seminar-seminar, baik yang dilakukan oleh organisasi maupun yang oleh pemerintah.

2. Pengetahuan Ibu tentang Pijat bayi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 96 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan baik tentang pijat bayi sebanyak 54 orang (56,2 %) dan minoritas responden berpengetahuan kurang tentang pijat bayi sebanyak 2 orang (2,1%). Hal ini dikarenakan responden mengetahui manfaat pijat bayi, salah satunya yang dirasakan responden adalah konsentrasi tidur bayinya lebih lama.


(51)

Kebanyakan responden mengerti tentang pijat bayi tetapi responden masih belum mengerti pentingnya dilakukan pijat bayi dan masih jarang melakukan pemijatan pada bayinya dengan alasan tidak memiliki waktu.

Menurut Bainbridge & Heath (2007) pijat bayi adalah hal yang mudah dipelajari dan dilakukan. Hanya perlu sedikit perlengkapan ekstra dan biaya, kecuali waktu. Manfaat jangka pendek maupun jangka panjangnya kepada bayi sangat luar, dan memijat bayi juga memberikan dampak positif kepada orang tuanya.

2. Sikap Responden tentang Pijat Bayi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh ibu mempunyai sikap positif tentang pijat bayi yaitu sebanyak 96 orang (100%), dikarenakan: (a) Pada soal nomor 15 sebanyak 91 orang (94,8%) dengan pernyataan memijat bayi secara lembut dan pelan, ibu menyatakan sangat setuju mengenai pernyataan tersebut dengan alasan bahwa memijat bayi seharusnya dengan lembut dan pelan karena kulit dan tulangnya masih lunak. Sesuai pendapat Prasetyono (2009) bahwa pengaruh positif sensasi sentuh/ raba pada permukaan kulit akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh bayi.

Pada pertanyaan pengetahuan responden mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 54 orang tetapi dalam hasil sikap seluruh responden memiliki sikap positif. Ini bisa dikarenakan responden melakukan pemijatan di RS St. Elisabeth Medan hanya ikut-ikutan dan gengsi terhadap teman. Dan salah satu kendala responden memiliki sikap positif karena responden hanya memilih variabel jawaban


(52)

yang sangat setuju, padahal responden tidak mengetahui tentang isi kuesioner tersebut.

Kemudian soal nomor 6 sebanyak 47 orang (49%) dengan pernyataan sebaiknya bayi langsung dimandikan setelah selesai pemijatan, ibu menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut dengan alasan bahwa memijat bayi memang dapat meningkatkan kasih sayang bayi dengan sang pemijat. Sesuai pendapat Roesli (2007) bahwa sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Hal ini lebih menjurus ke orang tua khususnya ibu, karena ibu yang lebih sering dan lebih dekat kepada bayinya, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan

memupuk cinta kasih secara timbal balik. Selanjutnya soal 16 sebanyak 20 orang (20,8%) dengan penyataan bayi yang

sakit kembung boleh dipijat, ibu menyatakan tidak setuju mengenai pernyataan tersebut bahwa bayi akan semakin rewel jika bayi dipijat saat ia sakit. Bertolak belakang dengan pendapat Bainbridge & Heath (2007) bahwa pijat bayi dapat mengurangi kembung jika dilakukan secara teratur.


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan menjawab tujuan penelitian

Hasil penelitian pengetahuan dan sikap ibu terhadap pijat bayi di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2010. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik tentang pijat bayi bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden 58 orang (60,4%) pada rentang usia 26-30 tahun. Sedangkan berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden 51 orang (53,1%) responden berpendidikan tinggi. Sedangkan sebagian besar responden multipara sebanyak 45 orang (46,9%), dan sebagian besar mendapatkan informasi secara tidak langsung sebanyak 85 orang (88,5%).

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang pijat bayi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 54 orang (56,2 %).

3. Mayoritas responden dari segi sikap tentang pijat bayi menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif sebanyak 96 orang (100%).

B. Saran Menjawab Manfaat Penelitian

Adapun saran pada penelitian ini yaitu: 1. Praktik Kebidanan

Kepada mahasiswa kebidanan maupun kesehatan lainnya agar lebih dipromosikan lagi tentang pijat bayi serta manfaatnya. Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai pijat bayi


(54)

melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh Rumah Sakit sehingga ibu yang mempunyai bayi (0-12 bulan) memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pijat bayi serta mau segera melakukan pemujatan.

2. Peneliti Lanjut

Peneliti lainnya dapat melanjutkan secara lebih spesifik dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap pijat bayi.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Budiarto, E. (2002). Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Carminers, E. G., Zeller, R. A. Series: Quantitative Applications in the Social Sciences.

Reliability and Validity Assessment. A sage University Paper

Chopra, D. (2006). Magical Beginnings Panduan Holistik Kehamilan & Kelahiran. Bandung: Kaifa

Fatimah, Rajab, W., Faujiah. (2009). Langkah Mudah Membuat Usulan Proposal KTI

dan Laporan Hasil KTI. Jakarta: Trans Info Media

Gichara, J. (2006). Manfaat Pijat untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Hurlock, B., E. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup. Jakarta : ERLANGGA

Heath, A., Bainbridge, N. Baby Massage Kekuatan Menenagkan dari Sentuhan. Jakarta: Dian Rakyat

Kurnia, N. (2009). Menghindari Gangguan saat Melahirkan & Panduan Lengkap

Mengurut Bayi. Yogyakarta: Panji Pustaka

Mochtar, R. (1999). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC


(56)

Nanayakkara, S., Turner, R (2010). Pedoman Praktis Pemijatan Bayi. Tangerang: KARISMA Publishing Group

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Medologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Prasetyono, D., S., (2009). Teknik-teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Jogjakarta: Diva Press

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya

(2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya

Samin, A. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan: USU Press

Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto

Subakti, Y. (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta: PT Wahyu Media

Winardi, J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta Timur : PRENADA MEDIA


(57)

Pengantar Kuesioner Penelitian

Sehubungan dengan Karya Tulis Ilmiah yang saya lakukan dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010”, dan merupakan syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sain Terapan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk membimbing dan memberi informasi ibu tentang pijat bayi. Saya mengharapkan kesediaan anda menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani persetujuan menjadi responden dan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan sukarela, senang hati dan jujur menjawab seluruh pertanyaan. Informasi yang anda berikan dan smeua data yang ada dikuiesioner ini akan dijaga kerahasiaannya.

Atas kerjasama dan kepercayaan yang anda berikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya, Peneliti

LYTHA AMEILIA


(58)

Penyataan Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Saya mengucapkan terima kasih atas tawaran berpartisipasi dalam penelitian Lytha Ameiliara yang berjudul ”Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010”. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini dengan sukarela dengan syarat hasil penelitian ini tidak menimbulkan akibat bagi saya.

Hormat saya, Responden


(59)

Anggaran Biaya Penelitian

No. Uraian Quantity Satuan Biaya Satuan Jumlah Biaya

1. Biaya personal - Peneliti utama - Surveyor

(pencari sumber data) 1 1 Orang Orang

@ Rp. 300.000 @ Rp. 250.000

Rp. 300.000 Rp. 250.000 2. Biaya non formal

- Kertas HVS 80 gram

- Collection data: • Buku • Flash disk • CD RW • Foto kopi • Leaflet • Foto kopi

kuesioner - Penjilidan

proposal - Penjilidan KTI

2 22 1 1 10 4 96 6 4 Rim Buah Buah Buah Rangkap @ 46 lembar Rangkap Rangkap @7 lembar Buah Buah

@ RP. 33.000 @ Rp. 50.000 @ Rp. 95.000 @ Rp. 3.500 @ Rp. 5.520 @ Rp. 10.000 @ Rp. 840

@ Rp. 2.500 @ Rp. 15.000

Rp. 66.000 Rp. 1.100.000 Rp. 95.000 Rp. 3.500 Rp. 55.200 Rp. 40.000 Rp. 80.640 Rp. 15.000 Rp. 60.000

3. Administrasi Rp. 300.000

4. Transportasi Rp. 350.000

5. Akomodasi Rp. 100.000

Total Rp. 2.815.400

Terbilang : Dua juta delapan ratus lima belas ribu empat ratus rupiah

` Peneliti,


(60)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pijat Bayi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010

Nama Mahasiswa : LYTHA AMEILIA

NIM : 095102013

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji I

(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep) (Farida L. S. Siregar, SKep, Ns, MKep) Penguji II

(dr. Fidel Ganis Siregar, SpOG)

Penguji III

(Nur Asnah Sitohang, Skep,Ns,MKep)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagian dari persyaratan kelulusan untu Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) NIP. 19740505 200212 2001 NIP.19530719 198003 2 001 Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana Program D-IV


(61)

Bidan Pendidik FKep USU

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : LYTHA AMEILIA

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 17 Mei 1987

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Taman Johor Indah Permai I Blok XI/ 46 Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1995-1996 : TK Rabiyatul Islamiyah Medan Tahun 1996-1999 : SD Taman Harapan-2 Medan Tahun 1999-2002 : SLTP Negeri 2 Medan Tahun 2002-2005 : SMU Negeri 13 Medan

Tahun 2005-2008 : D-III Akademi Kebidanan Harapan Mama Deli Serdang

Data Orang Tua

Nama Ayah : Syafrianto

Nama Ibu : Nurnawang Wulan Sari

Agama : Islam


(62)

(63)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : LYTHA AMEILIA NIM : 095102013

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT BAYI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI

Medan, 7 Juni 2010 Pembimbing

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep) NIP. 19740505 200212 2001


(64)

LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : LYTHA AMEILIA NIM : 095102013

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT BAYI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing


(65)

LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : KRISTIN NATALIA NAPITUPULU NIM : 095102072

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR

TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing


(66)

LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : ERNORA

NIM : 095102005

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM

MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 1 MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing


(1)

60 Bidan Pendidik FKep USU RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : LYTHA AMEILIA

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 17 Mei 1987

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Taman Johor Indah Permai I Blok XI/ 46 Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1995-1996 : TK Rabiyatul Islamiyah Medan Tahun 1996-1999 : SD Taman Harapan-2 Medan Tahun 1999-2002 : SLTP Negeri 2 Medan Tahun 2002-2005 : SMU Negeri 13 Medan

Tahun 2005-2008 : D-III Akademi Kebidanan Harapan Mama Deli Serdang

Data Orang Tua

Nama Ayah : Syafrianto

Nama Ibu : Nurnawang Wulan Sari

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Taman Johor Indah Permai I blok XI no.46 Medan


(2)

(3)

62 PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : LYTHA AMEILIA NIM : 095102013

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT BAYI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI

Medan, 7 Juni 2010 Pembimbing

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep) NIP. 19740505 200212 2001


(4)

LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : LYTHA AMEILIA NIM : 095102013

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PIJAT BAYI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing


(5)

64 LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : KRISTIN NATALIA NAPITUPULU NIM : 095102072

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing

( )


(6)

LEMBAR EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : ERNORA NIM : 095102005

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 1 MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas sudah melakukan editor Bahasa Indonesia terhadap Karya Tulis Ilmiah dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing