2.5.2 Transmitter Listrik
Sama halnya dengan transmitter pneumatik, transmitter listrik juga terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :
-. Bagian Perasa -. Bagian Pengirim
Transmitter listrik ini dapat kita lihat pada gambar di bawah 2.10 ini.
Gambar 2.12 Transmitter Listrik
Keterangan gambar : 1.
Pengimbang utama 2.
Pegas peninggi dan pegas titik nol 3.
Peredam 4.
penyetelan batasan 5.
Pengimbang Kedua 6.
Pembatas Langkah
Universitas Sumatera Utara
7. Kesatuan Magnet
8. Pegas Bias
9. Detektor
10. Kesatuan O.P.D
11. Menunjukkan Out-put
Transmitter ini juga termasuk gaya seimbang, detektor pada transmitter ini dapat berupa meterbodi, sel beda tekanan, bola berisi cairan, dan penggeser.
Prinsip kerja dari transmitter listrik ini adalah : 1.
Batang pemuntir dari detektor Bagian Perasa disambungkan dengan pengimbang utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari
batang pemuntir menghasilkan pergerakan dari pengimbang utama. 2.
Pergerakan dari pembanding utama mengubah jarak antara kedua ferrite dari detektor bagian pengirim.
3. Berubahnya jarak antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada
induktansi pick-up coil 4.
Perubahan induktansi dari pick-up coil menghasilkan perubahan pada out-put osilator
5. Perubahan pada out-put osilator menghasilkan perubahan pada nilai
arus listrik yang keluar dari transmitter. Dengan demikian, perubahan pada variabel proses yang dirasakan oleh detektor pada bagian perasa
dapat menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar pada bagian pengirim
Universitas Sumatera Utara
6. Perhatikan bahwa sebagian dari out-put osilator dikirim ke kesatuan
magnet sehingga akan terjadi gaya tolak – menolak pada kesatuan magnet. Gaya tolak – menolak pada kesatuan magnet akhirnya akan
menghasilkan pergerakan pada penghubung kedua. 7.
Pergerakan atau gaya pada penghubung kedua diteruskan ke pengimbang utama melalui penyetelan batasan. Gaya pengimbang
kedua adalah melawan gaya pada pengimbang utama. Dengan demikian akan dihasilkan kedudukan dimana perubahan jarak antara
ferrite akan sebanding dengan perubahan variabel proses yang dirasakan oleh detektor.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TEORI UMUM CONTROL VALVE
Control Valve memainkan peranan penting dalam proses pengontrolan pada pabrik – pabrik modren, pada umumnya alat ini digunakan untuk mengontrol
laju aliran cairan dan gas. Kontrol yang demikian biasanya digunakan untuk beberapa proses misalnya :
pertukaran energi, pengurangan tekanan, dan yang paling sederhana untuk mengisi tangki.
Berikut ini akan di bahas lebih dalam mengenai Control Valve.
3.1 Jenis-Jenis Control
Valve
Control Valve pada umumnya yang sering digunakan pada industri modren pada saat ini dapat dikategorikan atas beberapa jenis control valve,dan
yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, jenis – jenisnya adalah :
3.1.1 Globe Valve
Control valve jenis Globe merupakan salah satu jenis kontrol yang paling sering digunakan, terdiri dari dua jenis yaitu single seated dan double seatad .
Dan biasa digunakan untuk mengontrol fluida dengan kapasitas kecil,dengan ukuran pipa berukuran satu inci atau bahkan lebih kecil. Control Valve jenis
Globe ini dapat kita lihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara